NovelToon NovelToon

Menikahi Kakek Tampan

Menjemput Si Kembar.

Ian berusia 38 tahun sedang mencari keberadaan Lampard di area ballroom. Ian sangat kesal dan ingin melahap orang pada pagi ini. Bagaimana tidak hari ini adalah hari ulang tahun si kembar. Seluruh orang sedang sibuk mempersiapkan acara tersebut dengan susah payah. Malah Lampard menghilang tanpa jejak. Ian meminta seluruh pengawalnya mencari keberadaan Lampard tersebut hingga ketemu.

Tak lama kemudian datang seorang pengawal dan mengatakan kalau Lampard sedang berada di apartemennya. Pengawal itu menjelaskan kalau Lampard tidur terlelap di apartemennya. Ian terkejut dengan mata membola. Bagaimana bisa Lampard yang membuat acara malah masih tidur. Mau tidak mau Ian pergi meninggalkan ballroom hotel untuk membangunkan Lampard.

"Dasar Lampard sialan! Kamu yang membuat acara si kembar malah tidur terlelap!" maki Ian yang masih fokus pada kendaraannya.

Sejam berlalu Ian bergegas menuju ke apartemen Lampard dengan penuh amarah. Ian memasukkan kode hingga pintu itu terbuka. Matanya mulai menyalang dan mencari keberadaan Lampard. Lalu Ian masuk ke dalam kamar dan melihat Lampard yang masih tidur terlelap dengan damai.

"Wake up! Man! Sudah saatnya kamu bangun dari tidurmu! Hari ini ada ulang tahun si kembar! Apakah kamu lupa itu!" geram Ian.

Sementara Lampard tidak terusik keberadaan Ian meskipun sedang berteriak. Lampard malah asyik dengan tidurnya. Dengan terpaksa Ian menunggu Lampard bangun dari tidurnya.

Sejam dua jam sampai tiga jam Ian merasakan ponselnya berdering. Ian segera mengangkat ponselnya dan berbicara. Seketika Ian terhenyak mendengar Scarlett sedang marah. Ian lupa kalau pagi ini Lampard ada janji dengan Scarlett. Ian masuk ke dalam dan mengijinkan Scarlett memarahinya. Ian sengaja membesarkan volumenya dan menaruh ponselnya di samping telinga Lampard. Akhirnya Ian meninggalkan Lampard di kamar sendirian.

"Kakek... Kakek Lampard! Kakek jahat! Katanya mau jemput Scar, Ed dan Kak Sean! Huahaha!" tangis Scarlett hungga membuat Lampard terbangun dari tidurnya.

Lampard membuka matanya dan meraih ponsel itu sambil berkata, "Maaf... Kakek lupa. Kakek akan bangun dan mandi dulu. Setelah itu kakek akan pergi ke mansion."

Lampard beranjak dari tidurnya dan membersihkan tubuhnya. Tak lama Lampard keluar dan memakai celana bahan dan memakai t-shirt. Lampard melihat Ian sedang asyik bermain game. Lalu Lampard mengajaknya pergi sebelum mendapatkan amukan dari Scarlett, "Ayo kita pergi!"

"Kamu tahu kalau hari ini adalah hari ulang tahun si kembar?" tanya Ian.

"I know," jawab Lampard tanpa berdosa.

"Lalu kenapa kamu telat bangun!" geram Ian.

"Aku tidur hanya sebentar. Kamu tahu semalam aku pergi ke pelabuhan untuk mengecek barang datang. Setelah itu aku pulang ke sini dan memutuskan untuk tidur hanya sebentar," jawab Lampard tanpa berdosa.

"Kamu kira hanya sebentar! Kamu lihat ini sudah jam sepuluh siang! Lima jam lagi cucumu akan berulang tahun!" geram Ian.

"Maaf Ian... Aku tidak sengaja bangun sesiang itu," jawab Lampard dengan wajah tengilnya. "Ayo kita berangkat sebelum Scar menangis lagi."

Ian terpaksa mengalah untuk berdebat dengan Lampard. Sebelum berangkat Ian mengambil ponselnya dan keluar dari apartemen. Sebelum sampai ke basemant Lampard menghubungi supirnya untuk membawa mobil Limosin yang sudah didesain untuk ketiga cucunya itu.

Sedangkan di mansion Scarlett nama gadis kecil itu tersenyum lebar. Gadis itu memang tidak kesal sama sang kakek melainkan untuk mengerjainya. Sering sekali Scarlett membuat drama agar semua orang di sekitarnya tergopoh-gopoh. Bahkan Scarlett lebih suka mengerjai kakek angkatnya itu. Lalu bagaimana dengan kedua kakek lainnya? Scarlett tidak berani melakukannya. Walau kedua kakek itu ingin sekali direpotkan oleh Scarlett. Entah kenapa ini bisa terjadi.

Selesai berdandan Alexa mendekati Scarlett yang sedang tersenyum bahagia. Alexa mengerutkan keningnya dan menatap wajah Scarlett yang penuh tanda tanya. Kemudian datang Edward dan Sean dengan senyum manisnya. Mereka akhirnya menghampiri Alexa sang mama.

"Mama," sapa Sean.

"Ayo ke sini kita berkumpul!" titah Alexa yang berlutut untuk menyamakan tinggi badannya dengan ketiga anaknya tersebut.

"Ada apa ma?" tanya Sean.

"Hari ini adalah hari ulang tahun Scar dan Ed. Kita di sana untuk merayakannya. Tapi kalian ingat jangan terlalu over. Kalian tidak boleh makan coklat dan es krim!" perintah Alexa.

Mata Scarlett membulat sempurna. Scarlett bingung dengan perintah sang mama. Pasalnya sang mama tidak mengijinkannya makan es krim dan coklat. Bagi Scarlett ini perintah yang sangat menyeramkan. Sepertinya Scarlett harus mencari cara agar bisa menikmati kedua makanan itu.

Kemudian Lampard datang bersama Ian dengan senyum merekah. Mereka segera mendekati Scarlett, Edward dan Sean. Alexa segera bangun dan melihat Lampard, "Apakah senjata yang aku pesan sudah datang pa?"

"Iya. Tapi aku belum mencobanya. Aku harap kualitasnya sangat bagus," jawab Lampard.

"Maaf aku tidak datang ke sana. Harusnya aku yang ke sana. Aku sedang disandera oleh mereka," jawab Alexa sambil menunjuk ketiga anaknya.

Lampard terkekeh melihat Alexa yang sudah menjadi seorang ibu. Lampard tahu kalau pekerjaan seorang ibu itu sangat berat. Beberapa saat kemudian Lampard meminta izin kepada Alexa untuk membawa mereka. Alexa menyetujuinya dan percaya dengan Lampard. Mereka akhirnya melangkahkan kakinya keluar dari mansion. Sebelum keluar Alexa mengingatkan kembali kepada anak-anaknya itu agar tidak memakan coklat dan es krim. Mereka mengangguk paham dan kesal terutama Scarlett.

Sepanjang perjalanan menuju ke Snowden Hotel's, Scarlett memajukan mulutnya sepanjang sepuluh senti. Tak sengaja Lampard melihat Scarlett dan mengerutkan keningnya sambil bertanya, "Scar... Kamu kenapa?"

"Aduh kakek. Ini masalah sangat besar sekali buat kami," jawab Scarlett yang ngambek itu.

"Masalah besar apa? Apakah kamu bertengkar dengan Rara?" tanya Lampard lagi.

"Tidak. Rara adalah sepupuku yang menyenangkan. Kakek tahu tidak mama tidak mengizinkan kami makan es krim dan coklat," jawab Scarlett sambil cemberut.

Ian dan Lampard menahan tawa karena melihat Scarlett yang sangat menggemaskan itu. Lalu Lampard segera meraih tubuh mungil Scarlett lalu memangkunya, "Kenapa kamu cemberut seperti itu? Bukannya anak gadis itu akan cantik jika tidak cemberut atau ngambek seperti itu?" tanya Lampard sambil mencium pipi Scarlett.

"Scar kesal sama mama. Kami tidak boleh makan es krim dan coklat. Kakek tahukan kalau makanan itu adalah makanan favorit kami," rengek Scarlett.

"No Scar. Yang dikatakan oleh mamamu benar. Bagaimana jika gigi kalian sakit?" tanya Lampard yang membetulkan nasihat Alexa.

"Jika kami sakit gigi, apakah gigi Scar akan dicabut semuanya?" tanya Scarlett yang tubuhnya bergetar karena membayangkan giginya hilang semua.

"So pasti," jawab Sean dengan jujur. "Nanti kamu mirip nenek-nenek yang tidak memiliki gigi."

"Berarti aku," ucap Scarlett.

Edward sangat kesal terhadap sang kakak. Bagaimana bisa Sean menjelaskan kalau Scarlett bisa ompong? Sedangkan dirinya sangat menginginkan coklat dan es krim itu? Rasanya Edward ingin memukul sang kakak saat ini juga. Kemudian Edward menjelaskan gigi Scarlett tidak ompong asalkan dirinya rajin menyikat gigi. Scarlett paham dan tersenyum sumringah.

Kelicikan Si Kembar.

Melihat Scarlett tersenyum sumringah, Sean menatap tajam Edwat. Sean tidak menyangka kalau Edward pandai memprovokasi keadaan. Sean sangat bingung sekali dengan nasihat Alexa. Sean harus menjaga Edward dan Scarlett agar tidak berbuat onar. Beberapa saat kemudian mobil yang ditumpanginya telah sampai di lobi hotel. Lampard menyuruh mereka turun dan mengajaknya ke ballroom hotel. Namun ketika berjalan ada seorang gadis yang berlawanan arah berjalan cepat. Hingga akhirnya...

Bugh....

Gadis itu hampir saja terpental jika Lampard tidak menangkapnya. Lampard memandang gadis itu dengan dingin dan menegurnya, "Berhati-hatilah nona! Jika tidak kamu akan menanggung akibatnya!"

Gadis itu melihat wajah Lampard seperti pembunuh. Gadis itu merasakan tubuhnya bergetar dan meminta maaf. Lampard menganggukan kepalanya dan mengusir gadis itu dari hadapannya. Untung saja jiwa iblis Lampard tidak muncul pada gadis yang menabraknya. Karena siang ini Lampard memiliki mood yang baik dan bahagia. Jika sudah muncul, gadis itu akan merasakan akibatnya. Bisa jadi gadis itu lenyap dari bumi ini. Sementara ketiga cucu angkatnya malah memberikan senyuman yang merekah. Sebab Scarlett tidak sengaja melihat wajah gadis itu yang sangat cantik sekali bahkan meneduhkan jiwa. Lalu Lampard mengajak mereka masuk ke dalam ballroom.

Sebelum mereka melangkah Scarlett mengulurkan tangannya untuk meminta gendong. Kemudian Lampard mengabulkan permintaannya dan meraih tubuh mungil Scarlett. Lalu Lampard menggendong Scarlett dengan senang hati. Sementara Edward dan Sean hanya menggelengkan kepalanya sambil menghembuskan nafasnya. Mereka akhirnya digandeng oleh kedua pengawal Black Horizon.

Sepanjang perjalanan mata Scarlett mencari keberadaan gadis itu. Matanya sangat awas namun tidak menemukannya. Scarlett tersenyum dan memegang pipi Lampard sambil memuji gadis tadi, "Kakek... Kakak tadi sangat cantik sekali ya."

Lampard hanya terdiam dan bingung mengatakan apa? Lampard sungguh tidak menyukai gadis itu karena menabraknya. Bahkan Lampard bersikap dingin bagaikan macan ingin menerkam mangsa. Kemudian Lampard mencoba mengalihkan perhatian Scarlett untuk tidak mencari keberadaan gadis itu.

"Scarlett... Kamu tahu siapa yang paling cantik di sini?" tanya Lampard.

"Mama Alexa. Mama Alexa adalah wanita tercantik di dunia," jawab Scarlett sambil memuji kecantikan Alexa dengan tulus.

"Ok... Kalau begitu jangan bicarakan kakek tadi ya," pinta Lampard.

"Kenapa kakek? Apakah kakek tidak menyukainya?" tanya Scarlett yang bingung.

"Ya... Kakek memang tidak menyukainya," jawab Lampard. "Apakah Scar mengerti?"

"Ya kek... Scar mengerti," jawab Scarlett.

Lampard tidak akan memarahi Scarlett. Karena Lampard sendiri bukan tipe pemarah kepada anak kecil. Lampard sangat menyayangi mereka. Sesampainya di ballroom Lampard menurunkan Scarlett dengan hati-hati. Scarlett memandang wajah sang kedua kakak tersebut dengan senyum liciknya.

"Bukannya mama dan papa belum sampai ke sini ya kak?" tanya Scarlett.

"Belum. Kemungkinan mama dan papa terjebak macet," jawab Sean yang pandai membaca situasi.

"Kamu mau ngapain?" tanya Edward.

"Hmmp... Begini ya kak... Apakah kakak enggak mau es krim rasa coklat?" tanya Scarlett balik.

Lampard menghembuskan nafasnya lalu berlutut untuk menyamai tinggi ketiga anak tersebut. Lalu Lampard memandang Scarlett, "Apakah kamu sedang merencanakan sesuatu?"

"Kakek kok tahu ya?" tanya Scarlett.

"Apa yang ada dalam otakmu kakek tahu. Apa yang kamu rencanakan juga tahu. Jangan melanggar perintah dari mamamu. Jika uang jajanmu enggak mau dipotong," titah Lampard.

Mendengar uang jajan dipotong Scarlett tidak bisa berbuat apa-apa. Scarlett hanya bisa menelan salivanya dengan susah payah. Scarlett harus membuat rencana agar bisa makan es krim. Tak lama Scarlett melihat gadis yang menabrak Lampard dengan mata membulat sempurna. Sesekali gadis itu melihat jam di tangannya sambil menggigit jempolnya.

"Kakek... Hanya satu mangkuk saja ya," pinta Scarlett yang memelas.

"Tidak boleh sayang," jawab Lampard yang melarang Scarlett.

Sementara gadis itu masih mondar-mandir dan merasakan hatinya yang gelisah. Gadis itu memegang tangannya yang berkeringat dingin. Tak lama sang gadis itu mendapat telepon dari kekasihnya. Gadis itu segera mengangkat ponselnya dan berkata, "Hallo."

"..."

"Aku enggak bisa Harlem. Aku masih ada di pesta. Kamu tahu kan kalau aku sedang sibuk sekarang," jawab perempuan itu.

"..."

"Please... Mengertilah. Kemungkinan besar aku bisa menemui nanti malam," jawab perempuan itu.

"..."

"Jangan kamu lakukan! Biar aku yang ke sana," pinta perempuan itu.

Lampard tidak sengaja melihat Leon yang sedang mengecek kondisi area itu. Lampard berpesan kepada mereka jangan ke mana-mana. Kemudian Lampard segera mendekati Leon dan bertanya tentang keamanan area hotel.

Gadis itu semakin gelisah karena ada seseorang yang akan menghancurkan pesta ini. Wajah gadis itu sangat pucat sekali dan bingung harus berbuat apa. Gadis itu tidak pernah menyangka bahwa pekerjaaan kali ini sangat berat. Bukan berat tetapi ada yang ingin menghancurkan pesta itu.

Sedari tadi Scarlett masih memandangi gadis itu. Lalu Scarlett melihat kedua kakaknya dan tersenyum licik, "Kak... Apakah kakak ingin makan es krim?"

"Sebenarnya kakak ingin makan es krim. Tapi," jawab Sean yang menggantung.

"Tenanglah kak. Biar Scar yang bekerja," ucap Scarlett dengan lembut.

Edward dan Sean menganggukan kepalanya sambil tersenyum. Scarlett mencari keberadaan Lampard namun tidak menemukannya. Kemudian Scarlett mendekati perempuan itu dan memukul kakinya. Hingga perempuan itu memandang Scarlett dengan wajah menggemaskan, "Ada apa?" tanya gadis itu.

"Sepertinya kakak ada masalah," jawab Scarlett.

"Iya, aku memang ada masalah. Aku tidak bisa meninggalkan pesta. Jika bosku marah bagaimana?" tanya gadis itu.

"Kakak tahu kalau hari ini adalah pesta ulang tahun aku sama kak Ed?" tanya Scarlett.

"Ya aku tahu," jawab gadis itu dengan mata membelalak karena melihat Scarlett yang menggemaskan.

"Bisakah kakak membantu kami?" tanya Scarlett.

"Bantu apa?" tanya gadis itu balik sambil berlutut untuk menyamai tinggi Scarlett.

"Begini. Kakak sama aku tukaran misi ya. Sebenarnya aku dilarang makan es krim sama mama Alexa. Tapi aku ingin sekali makan es krim," jawab Scarlett.

"Terus?" tanya gadis itu.

"Jika kakak membantuku memberikan es krim itu. Kami akan membantu kakak keluar dari sini. Kami tahu kok jalan rahasianya. Karena hotel ini adalah milik papaku," jawab Scarlett yang memasang wajah licik. "Bagaimana tawaran aku kak?"

"Hmmp... Kalian yakin bisa membantuku?" tanya gadis itu dengan ragu. "Apakah kalian yakin itu?"

"Yakinlah kak. Masa kami memiliki tampang pembohong," jawab Scarlett yang berlagak seperti orang dewasa.

"Ayo!" ajak gadis itu.

***

Sesampainya di dapur gadis itu segera mengambil tiga mangkuk es krim itu dan memberikan ke mereka. Lalu Scarlett bertanya kepada Sean sambil menerima mangkuk es krim untuk memastikan keberadaan orang tuanya. Sean melihat jam dan mengingat rute di mana orang tuanya itu. Sean mengatakan kalau sekarang adalah jam macet. Kemungkinan besar mereka terjebak macet.

"Kalian kalau makan yang cepat ya? Aku tidak ingin orang tua kalian marah!" titah gadis itu.

"Ada benarnya juga kak. Jika kita makannya lambat kemungkinan besar kakek akan mencari kita. Sementara kakek sedang mengobrol sama Paman Leon," jawab Edward.

"Ya baiklah. Kita makan cepat," ajak Sean. "Setelah itu kita bantu kak... Kak namanya siapa?"

Hilangnya Si Kembar.

"Panggil aku Stella," jawab Stella.

"Ok... Setelah makan es krim bantu kak Stella keluar!" titah Sean yang mirip sekali dengan Martin.

Mereka menganggukan kepalanya. Mereka akhirnya makan es krim dengan cepat dalam waktu lima menit. Kemudian mereka mulai keluar dapur untuk mengajak Stella keluar dari hotel ini. Sedangkan Lampard yang selesai mengobrol sama Leon terkejut melihat ketiga cucunya menghilang.

Leon baru menyadari kalau ketiga anak Alexa pergi bersama dengan gadis yang mondar-mandir di depan mereka. Tak lama kemudian Leon memegang pundak Lampard sambil mencari keberadaan gadis itu.

"Sepertinya gadis yang mondar-mandir tadi mengajak mereka," ucap Leon yang yakin.

"Apa!" teriak Lampard.

"Apakah kakak enggak merasa kalau gadis yang mondar-mandir itu menghilang?" tanya Leon lagi.

Mata elang Lampard mencari keberadaan gadis itu. Memang benar apa yang dikatakan oleh Leon, gadis tadi menghilang tanpa jejak bersama ketiga cucunya. Leon segera mengambil ponselnya dan membuka aplikasi untuk memberitahukan seluruh pengawal agar segera menghadap.

Tak selang beberapa lama seluruh pengawal itu berkumpul dan melihat wajah Lampard berubah menjadi iblis. Mereka menunduk ketakutan dan tidak berani menatapnya. Lalu Lampard memandang wajah seluruh pengawalnya yang ketakutan, "Apakah kalian tidak lihat di mana ketiga cucuku?"

"Maaf tuan. Kami tidak melihat tuan muda Sean, tuan muda Edward dan nona muda Scarlett," jawab salah satu pengawal.

"Kalau begitu kalian bubar dan cari ketiga cucuku sekarang!" perintah Lampard dengan tegas.

"Baik Tuan," balas mereka serempak yang membubarkan diri.

Melihat kepergian mereka Lampard menatap Leon dengan dingin. Kemudian Lampard meminta Leon untuk menurunkan pengawal Black Horizon dengan nada meninggi, "Leon! Sebar anggota khususmu untuk mencari keberadaan ketiga cucuku! Dan jika perempuan itu bersama mereka! Aku pastikan besok tidak bisa menghirup udara bebas!"

Leon menganggukan kepalanya sambil memberi perintah kepada mereka. Lampard mengambil earphone dan memasangnya di telinga. Ketika melangkah keluar Lampard berpapasan dengan Alexa. Lampard mengatakan kalau anak-anaknya hilang. Mata Alexa membulat sempurna dan tubuhnya melemas. Lampard meminta maaf dan segera pergi meninggalkan Alexa untuk menyisiri pintu keluar.

Ketika sampai lobi hotel, Lampard mendapatkan telepon dari Rinto. Rinto mengatakan kalau pengawal khususnya menemukan gadis itu. Rinto segera mengarahkan Lampard ke arah di mana gadis itu berada. Dengan wajah iblisnya Lampard melangkahkan kakinya ke sebuah taman.

Saat sampai di sana, Lampard melihat Rinto yang sedang mencari keberadaan mereka. Namun Rinto tidak menemukannya sama sekali. Rinto bergegas menghadap ke Lampard dan mengatakan di sini tidak ada anak Alexa. Dengan cepat Lampard berspekulasi bahwa perempuan itu memakai cara yang biasa dilakukan oleh mafia di Roma.

Sebelum mendekati perempuan itu, langkah Lampard berhenti dan melihat kedatangan beberapa orang memakai baju serba hitam. Salah satu dari mereka membawa pisau lipat dan mengarahkan ke arah perempuan itu. Spekulasi Lampard menjadi menguap hilang entah ke mana. Lampard memberi kode kepada mereka agar mundur.

Lampard memperhatikan beberapa orang yang memakai baju serba hitam. Lampard curiga kalau mereka adalah pasukan mafia. Lampard bertanya-tanya siapa mereka? Bukannya Asia dipegang oleh Blue Diamond dan Black Horizon termasuk negara ini. Jika mereka masuk ke dalam kawasan Blue Diamond bisa dipastikan mereka akan ditangkap oleh Derek.

Sebelum terjadi penusukan para pria itu mengancam gadis itu. Mereka meminta gadis ikut dengannya. Namun gadis itu tidak mau dan berteriak. Lampard yang mendengar tangisan dari kaum hawa sangat membenci hal itu. Lampard segera mendekatinya sambil bertanya, "Ada apa ini?"

"Jangan ikut campur! Enyah kau dari hadapanku!" bentak salah satu pengawal itu.

"Enyah," ucap Lampard dengan dingin tapi mematikan. "Kalian harus enyah dari bumi ini!"

Meskipun Lampard tidak memakai nada tinggi. Suaranya bisa membuat orang di sekitaran ketakutan. Namun kali ini mereka tidak takut dan menganggap remeh Lampard. Sebelum gadis itu dibawa pergi, Lampard berteriak, "Lepaskan gadis itu!"

"Melepaskannya! Ha! Enak saja kamu bilang!" bentaknya.

"Kalau ngomong bisa enggak sih sopan sedikit," ucap Lampard dengan santai yang berubah menjadi iblis. "Apakah kalian membawa ketiga cucuku!"

Para pengawal itu malah tertawa terbahak-bahak. Mana mungkin mereka membawa cucu Lampard. Pengawal itu mempunyai misi besar. Yang di mana mereka ingin menculik gadis tadi.

Tanpa banyak bicara pengawal itu segera menyerang Lampard dan mengatakan kalau gadis sudah dijual. Lampard semakin geram dan meladeni mereka. Mereka akhirnya mengajak Lampard bertarung. Tetapi Lampard teringat akan janji ketiga cucunya itu untuk hadir dalam acara ulang tahun tersebut.

Lampard menarik nafasnya dan mengepalkan tangannya. Lampard melakukan teknik sekali pukul. Lampard mendekati mereka dan memukul perutnya tepat berada di ulu hatinya. Seluruh pengawal itu merenggangkan nyawanya di tempat itu. Lampard memberi kode agar para pengawalnya datang untuk membersihkan para sampah itu. Namun tak lama terdengar sebuah letusan dari arah jam tiga yang mengarah ke arah gadis itu.

Dor!

Gadis itu jatuh tersungkur dan memegang perutnya. Lampard yang melihat gadis itu langsung mendekatinya. Lampard segera mengangkat gadis itu dan memerintahkan kepada pengawalnya agar menangkap sang penembak tadi. Bukannya Lampard peduli atas kejadian ini. Lampard tidak mau ada orang sipil terkena peluru nyasar. Lampard memanggil Rinto untuk berangkat ke rumah sakit. Namun di dalam perjalanan perempuan itu berteriak histeris. Hingga membuat Lampard mengerutkan keningnya.

"Jangan bawa aku! Kalian pergilah! Aku tidak mau ikut kalian!" teriak gadis itu.

Lampard yang mendengar teriakan gadis itu mengerutkan keningnya. Lampard bingung harus mengatakan apa? Jika gadis itu bukan penculik anak kecil, lalu di mana mereka? Lampard meraih ponselnya dan menghubungi Alexa.

Alexa yang sedang kebingungan mencari keberadaan ketiga anaknya mendengar ponselnya berdering. Alexa mengangkat ponselnya lalu menyapa seseorang yang berada di seberang sana, "Hallo."

"Apakah kamu sudah menemukan anak-anakmu?" tanya Lampard.

"Aku belum menemukan mereka," jawab Alexa sambil berjalan pelan dan berhenti di depan aula. "Lalu bagaimana dengan papa di luar sana?"

"Papa," jawab Lampard yang kebingungan.

Alexa merasakan jantungnya ingin copot saja. Bagaimana tidak Alexa kehilangan ketiga anak-anaknya sekaligus? Alexa menghembuskan nafasnya secara kasar. Namun dibalik kekhawatirannya, Alexa menemukan ketiga anaknya yang sedang melihat kontes kucing. Alexa mendekati mereka dan memasang wajah datar.

"Bagus ya... Kalian di sini?" tanya Alexa dingin.

Ketika melihat kucing ras jenis meine coone sedang berada di atas panggung, pandangan mereka beralih ke Alexa. Mereka melihat Alexa dengan melambaikan tangannya sambil tersenyum manis, "Mama."

Alexa menggelengkan kepalanya dan menghubungi Lampard. Alexa mengatakan kepada Lampard bahwa anak-anaknya sudah ditemukan. Lampard yang masih di dalam mobil menghembuskan nafasnya dengan lega. Lampard mengucapkan syukur dan menarik seluruh pasukannya untuk segera berjaga.

"Anak-anak sudah ditemukan," ucap Lampard yang membuka aplikasi dan memberitahukan kalau target sudah ditemukan.

"Hmmp... Kalau begitu syukurlah," sahut Rinto yang masih fokus membawa mobil. "Jika dia bukan penculik, lalu siapa dia?"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!