Melihat Scarlett tersenyum sumringah, Sean menatap tajam Edwat. Sean tidak menyangka kalau Edward pandai memprovokasi keadaan. Sean sangat bingung sekali dengan nasihat Alexa. Sean harus menjaga Edward dan Scarlett agar tidak berbuat onar. Beberapa saat kemudian mobil yang ditumpanginya telah sampai di lobi hotel. Lampard menyuruh mereka turun dan mengajaknya ke ballroom hotel. Namun ketika berjalan ada seorang gadis yang berlawanan arah berjalan cepat. Hingga akhirnya...
Bugh....
Gadis itu hampir saja terpental jika Lampard tidak menangkapnya. Lampard memandang gadis itu dengan dingin dan menegurnya, "Berhati-hatilah nona! Jika tidak kamu akan menanggung akibatnya!"
Gadis itu melihat wajah Lampard seperti pembunuh. Gadis itu merasakan tubuhnya bergetar dan meminta maaf. Lampard menganggukan kepalanya dan mengusir gadis itu dari hadapannya. Untung saja jiwa iblis Lampard tidak muncul pada gadis yang menabraknya. Karena siang ini Lampard memiliki mood yang baik dan bahagia. Jika sudah muncul, gadis itu akan merasakan akibatnya. Bisa jadi gadis itu lenyap dari bumi ini. Sementara ketiga cucu angkatnya malah memberikan senyuman yang merekah. Sebab Scarlett tidak sengaja melihat wajah gadis itu yang sangat cantik sekali bahkan meneduhkan jiwa. Lalu Lampard mengajak mereka masuk ke dalam ballroom.
Sebelum mereka melangkah Scarlett mengulurkan tangannya untuk meminta gendong. Kemudian Lampard mengabulkan permintaannya dan meraih tubuh mungil Scarlett. Lalu Lampard menggendong Scarlett dengan senang hati. Sementara Edward dan Sean hanya menggelengkan kepalanya sambil menghembuskan nafasnya. Mereka akhirnya digandeng oleh kedua pengawal Black Horizon.
Sepanjang perjalanan mata Scarlett mencari keberadaan gadis itu. Matanya sangat awas namun tidak menemukannya. Scarlett tersenyum dan memegang pipi Lampard sambil memuji gadis tadi, "Kakek... Kakak tadi sangat cantik sekali ya."
Lampard hanya terdiam dan bingung mengatakan apa? Lampard sungguh tidak menyukai gadis itu karena menabraknya. Bahkan Lampard bersikap dingin bagaikan macan ingin menerkam mangsa. Kemudian Lampard mencoba mengalihkan perhatian Scarlett untuk tidak mencari keberadaan gadis itu.
"Scarlett... Kamu tahu siapa yang paling cantik di sini?" tanya Lampard.
"Mama Alexa. Mama Alexa adalah wanita tercantik di dunia," jawab Scarlett sambil memuji kecantikan Alexa dengan tulus.
"Ok... Kalau begitu jangan bicarakan kakek tadi ya," pinta Lampard.
"Kenapa kakek? Apakah kakek tidak menyukainya?" tanya Scarlett yang bingung.
"Ya... Kakek memang tidak menyukainya," jawab Lampard. "Apakah Scar mengerti?"
"Ya kek... Scar mengerti," jawab Scarlett.
Lampard tidak akan memarahi Scarlett. Karena Lampard sendiri bukan tipe pemarah kepada anak kecil. Lampard sangat menyayangi mereka. Sesampainya di ballroom Lampard menurunkan Scarlett dengan hati-hati. Scarlett memandang wajah sang kedua kakak tersebut dengan senyum liciknya.
"Bukannya mama dan papa belum sampai ke sini ya kak?" tanya Scarlett.
"Belum. Kemungkinan mama dan papa terjebak macet," jawab Sean yang pandai membaca situasi.
"Kamu mau ngapain?" tanya Edward.
"Hmmp... Begini ya kak... Apakah kakak enggak mau es krim rasa coklat?" tanya Scarlett balik.
Lampard menghembuskan nafasnya lalu berlutut untuk menyamai tinggi ketiga anak tersebut. Lalu Lampard memandang Scarlett, "Apakah kamu sedang merencanakan sesuatu?"
"Kakek kok tahu ya?" tanya Scarlett.
"Apa yang ada dalam otakmu kakek tahu. Apa yang kamu rencanakan juga tahu. Jangan melanggar perintah dari mamamu. Jika uang jajanmu enggak mau dipotong," titah Lampard.
Mendengar uang jajan dipotong Scarlett tidak bisa berbuat apa-apa. Scarlett hanya bisa menelan salivanya dengan susah payah. Scarlett harus membuat rencana agar bisa makan es krim. Tak lama Scarlett melihat gadis yang menabrak Lampard dengan mata membulat sempurna. Sesekali gadis itu melihat jam di tangannya sambil menggigit jempolnya.
"Kakek... Hanya satu mangkuk saja ya," pinta Scarlett yang memelas.
"Tidak boleh sayang," jawab Lampard yang melarang Scarlett.
Sementara gadis itu masih mondar-mandir dan merasakan hatinya yang gelisah. Gadis itu memegang tangannya yang berkeringat dingin. Tak lama sang gadis itu mendapat telepon dari kekasihnya. Gadis itu segera mengangkat ponselnya dan berkata, "Hallo."
"..."
"Aku enggak bisa Harlem. Aku masih ada di pesta. Kamu tahu kan kalau aku sedang sibuk sekarang," jawab perempuan itu.
"..."
"Please... Mengertilah. Kemungkinan besar aku bisa menemui nanti malam," jawab perempuan itu.
"..."
"Jangan kamu lakukan! Biar aku yang ke sana," pinta perempuan itu.
Lampard tidak sengaja melihat Leon yang sedang mengecek kondisi area itu. Lampard berpesan kepada mereka jangan ke mana-mana. Kemudian Lampard segera mendekati Leon dan bertanya tentang keamanan area hotel.
Gadis itu semakin gelisah karena ada seseorang yang akan menghancurkan pesta ini. Wajah gadis itu sangat pucat sekali dan bingung harus berbuat apa. Gadis itu tidak pernah menyangka bahwa pekerjaaan kali ini sangat berat. Bukan berat tetapi ada yang ingin menghancurkan pesta itu.
Sedari tadi Scarlett masih memandangi gadis itu. Lalu Scarlett melihat kedua kakaknya dan tersenyum licik, "Kak... Apakah kakak ingin makan es krim?"
"Sebenarnya kakak ingin makan es krim. Tapi," jawab Sean yang menggantung.
"Tenanglah kak. Biar Scar yang bekerja," ucap Scarlett dengan lembut.
Edward dan Sean menganggukan kepalanya sambil tersenyum. Scarlett mencari keberadaan Lampard namun tidak menemukannya. Kemudian Scarlett mendekati perempuan itu dan memukul kakinya. Hingga perempuan itu memandang Scarlett dengan wajah menggemaskan, "Ada apa?" tanya gadis itu.
"Sepertinya kakak ada masalah," jawab Scarlett.
"Iya, aku memang ada masalah. Aku tidak bisa meninggalkan pesta. Jika bosku marah bagaimana?" tanya gadis itu.
"Kakak tahu kalau hari ini adalah pesta ulang tahun aku sama kak Ed?" tanya Scarlett.
"Ya aku tahu," jawab gadis itu dengan mata membelalak karena melihat Scarlett yang menggemaskan.
"Bisakah kakak membantu kami?" tanya Scarlett.
"Bantu apa?" tanya gadis itu balik sambil berlutut untuk menyamai tinggi Scarlett.
"Begini. Kakak sama aku tukaran misi ya. Sebenarnya aku dilarang makan es krim sama mama Alexa. Tapi aku ingin sekali makan es krim," jawab Scarlett.
"Terus?" tanya gadis itu.
"Jika kakak membantuku memberikan es krim itu. Kami akan membantu kakak keluar dari sini. Kami tahu kok jalan rahasianya. Karena hotel ini adalah milik papaku," jawab Scarlett yang memasang wajah licik. "Bagaimana tawaran aku kak?"
"Hmmp... Kalian yakin bisa membantuku?" tanya gadis itu dengan ragu. "Apakah kalian yakin itu?"
"Yakinlah kak. Masa kami memiliki tampang pembohong," jawab Scarlett yang berlagak seperti orang dewasa.
"Ayo!" ajak gadis itu.
***
Sesampainya di dapur gadis itu segera mengambil tiga mangkuk es krim itu dan memberikan ke mereka. Lalu Scarlett bertanya kepada Sean sambil menerima mangkuk es krim untuk memastikan keberadaan orang tuanya. Sean melihat jam dan mengingat rute di mana orang tuanya itu. Sean mengatakan kalau sekarang adalah jam macet. Kemungkinan besar mereka terjebak macet.
"Kalian kalau makan yang cepat ya? Aku tidak ingin orang tua kalian marah!" titah gadis itu.
"Ada benarnya juga kak. Jika kita makannya lambat kemungkinan besar kakek akan mencari kita. Sementara kakek sedang mengobrol sama Paman Leon," jawab Edward.
"Ya baiklah. Kita makan cepat," ajak Sean. "Setelah itu kita bantu kak... Kak namanya siapa?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 423 Episodes
Comments
OLivia CeciLia
sebernya dari bab awal baca samapai ini masih bingung sama ceritanya , masih belum bisa di mengerti sama alurnya
2022-11-25
1
Keyboard Harapan
aku mampir lagi ni kak
jangan lupa mampir di Alfatihah pembuka jodoh
2022-11-07
2