"Panggil aku Stella," jawab Stella.
"Ok... Setelah makan es krim bantu kak Stella keluar!" titah Sean yang mirip sekali dengan Martin.
Mereka menganggukan kepalanya. Mereka akhirnya makan es krim dengan cepat dalam waktu lima menit. Kemudian mereka mulai keluar dapur untuk mengajak Stella keluar dari hotel ini. Sedangkan Lampard yang selesai mengobrol sama Leon terkejut melihat ketiga cucunya menghilang.
Leon baru menyadari kalau ketiga anak Alexa pergi bersama dengan gadis yang mondar-mandir di depan mereka. Tak lama kemudian Leon memegang pundak Lampard sambil mencari keberadaan gadis itu.
"Sepertinya gadis yang mondar-mandir tadi mengajak mereka," ucap Leon yang yakin.
"Apa!" teriak Lampard.
"Apakah kakak enggak merasa kalau gadis yang mondar-mandir itu menghilang?" tanya Leon lagi.
Mata elang Lampard mencari keberadaan gadis itu. Memang benar apa yang dikatakan oleh Leon, gadis tadi menghilang tanpa jejak bersama ketiga cucunya. Leon segera mengambil ponselnya dan membuka aplikasi untuk memberitahukan seluruh pengawal agar segera menghadap.
Tak selang beberapa lama seluruh pengawal itu berkumpul dan melihat wajah Lampard berubah menjadi iblis. Mereka menunduk ketakutan dan tidak berani menatapnya. Lalu Lampard memandang wajah seluruh pengawalnya yang ketakutan, "Apakah kalian tidak lihat di mana ketiga cucuku?"
"Maaf tuan. Kami tidak melihat tuan muda Sean, tuan muda Edward dan nona muda Scarlett," jawab salah satu pengawal.
"Kalau begitu kalian bubar dan cari ketiga cucuku sekarang!" perintah Lampard dengan tegas.
"Baik Tuan," balas mereka serempak yang membubarkan diri.
Melihat kepergian mereka Lampard menatap Leon dengan dingin. Kemudian Lampard meminta Leon untuk menurunkan pengawal Black Horizon dengan nada meninggi, "Leon! Sebar anggota khususmu untuk mencari keberadaan ketiga cucuku! Dan jika perempuan itu bersama mereka! Aku pastikan besok tidak bisa menghirup udara bebas!"
Leon menganggukan kepalanya sambil memberi perintah kepada mereka. Lampard mengambil earphone dan memasangnya di telinga. Ketika melangkah keluar Lampard berpapasan dengan Alexa. Lampard mengatakan kalau anak-anaknya hilang. Mata Alexa membulat sempurna dan tubuhnya melemas. Lampard meminta maaf dan segera pergi meninggalkan Alexa untuk menyisiri pintu keluar.
Ketika sampai lobi hotel, Lampard mendapatkan telepon dari Rinto. Rinto mengatakan kalau pengawal khususnya menemukan gadis itu. Rinto segera mengarahkan Lampard ke arah di mana gadis itu berada. Dengan wajah iblisnya Lampard melangkahkan kakinya ke sebuah taman.
Saat sampai di sana, Lampard melihat Rinto yang sedang mencari keberadaan mereka. Namun Rinto tidak menemukannya sama sekali. Rinto bergegas menghadap ke Lampard dan mengatakan di sini tidak ada anak Alexa. Dengan cepat Lampard berspekulasi bahwa perempuan itu memakai cara yang biasa dilakukan oleh mafia di Roma.
Sebelum mendekati perempuan itu, langkah Lampard berhenti dan melihat kedatangan beberapa orang memakai baju serba hitam. Salah satu dari mereka membawa pisau lipat dan mengarahkan ke arah perempuan itu. Spekulasi Lampard menjadi menguap hilang entah ke mana. Lampard memberi kode kepada mereka agar mundur.
Lampard memperhatikan beberapa orang yang memakai baju serba hitam. Lampard curiga kalau mereka adalah pasukan mafia. Lampard bertanya-tanya siapa mereka? Bukannya Asia dipegang oleh Blue Diamond dan Black Horizon termasuk negara ini. Jika mereka masuk ke dalam kawasan Blue Diamond bisa dipastikan mereka akan ditangkap oleh Derek.
Sebelum terjadi penusukan para pria itu mengancam gadis itu. Mereka meminta gadis ikut dengannya. Namun gadis itu tidak mau dan berteriak. Lampard yang mendengar tangisan dari kaum hawa sangat membenci hal itu. Lampard segera mendekatinya sambil bertanya, "Ada apa ini?"
"Jangan ikut campur! Enyah kau dari hadapanku!" bentak salah satu pengawal itu.
"Enyah," ucap Lampard dengan dingin tapi mematikan. "Kalian harus enyah dari bumi ini!"
Meskipun Lampard tidak memakai nada tinggi. Suaranya bisa membuat orang di sekitaran ketakutan. Namun kali ini mereka tidak takut dan menganggap remeh Lampard. Sebelum gadis itu dibawa pergi, Lampard berteriak, "Lepaskan gadis itu!"
"Melepaskannya! Ha! Enak saja kamu bilang!" bentaknya.
"Kalau ngomong bisa enggak sih sopan sedikit," ucap Lampard dengan santai yang berubah menjadi iblis. "Apakah kalian membawa ketiga cucuku!"
Para pengawal itu malah tertawa terbahak-bahak. Mana mungkin mereka membawa cucu Lampard. Pengawal itu mempunyai misi besar. Yang di mana mereka ingin menculik gadis tadi.
Tanpa banyak bicara pengawal itu segera menyerang Lampard dan mengatakan kalau gadis sudah dijual. Lampard semakin geram dan meladeni mereka. Mereka akhirnya mengajak Lampard bertarung. Tetapi Lampard teringat akan janji ketiga cucunya itu untuk hadir dalam acara ulang tahun tersebut.
Lampard menarik nafasnya dan mengepalkan tangannya. Lampard melakukan teknik sekali pukul. Lampard mendekati mereka dan memukul perutnya tepat berada di ulu hatinya. Seluruh pengawal itu merenggangkan nyawanya di tempat itu. Lampard memberi kode agar para pengawalnya datang untuk membersihkan para sampah itu. Namun tak lama terdengar sebuah letusan dari arah jam tiga yang mengarah ke arah gadis itu.
Dor!
Gadis itu jatuh tersungkur dan memegang perutnya. Lampard yang melihat gadis itu langsung mendekatinya. Lampard segera mengangkat gadis itu dan memerintahkan kepada pengawalnya agar menangkap sang penembak tadi. Bukannya Lampard peduli atas kejadian ini. Lampard tidak mau ada orang sipil terkena peluru nyasar. Lampard memanggil Rinto untuk berangkat ke rumah sakit. Namun di dalam perjalanan perempuan itu berteriak histeris. Hingga membuat Lampard mengerutkan keningnya.
"Jangan bawa aku! Kalian pergilah! Aku tidak mau ikut kalian!" teriak gadis itu.
Lampard yang mendengar teriakan gadis itu mengerutkan keningnya. Lampard bingung harus mengatakan apa? Jika gadis itu bukan penculik anak kecil, lalu di mana mereka? Lampard meraih ponselnya dan menghubungi Alexa.
Alexa yang sedang kebingungan mencari keberadaan ketiga anaknya mendengar ponselnya berdering. Alexa mengangkat ponselnya lalu menyapa seseorang yang berada di seberang sana, "Hallo."
"Apakah kamu sudah menemukan anak-anakmu?" tanya Lampard.
"Aku belum menemukan mereka," jawab Alexa sambil berjalan pelan dan berhenti di depan aula. "Lalu bagaimana dengan papa di luar sana?"
"Papa," jawab Lampard yang kebingungan.
Alexa merasakan jantungnya ingin copot saja. Bagaimana tidak Alexa kehilangan ketiga anak-anaknya sekaligus? Alexa menghembuskan nafasnya secara kasar. Namun dibalik kekhawatirannya, Alexa menemukan ketiga anaknya yang sedang melihat kontes kucing. Alexa mendekati mereka dan memasang wajah datar.
"Bagus ya... Kalian di sini?" tanya Alexa dingin.
Ketika melihat kucing ras jenis meine coone sedang berada di atas panggung, pandangan mereka beralih ke Alexa. Mereka melihat Alexa dengan melambaikan tangannya sambil tersenyum manis, "Mama."
Alexa menggelengkan kepalanya dan menghubungi Lampard. Alexa mengatakan kepada Lampard bahwa anak-anaknya sudah ditemukan. Lampard yang masih di dalam mobil menghembuskan nafasnya dengan lega. Lampard mengucapkan syukur dan menarik seluruh pasukannya untuk segera berjaga.
"Anak-anak sudah ditemukan," ucap Lampard yang membuka aplikasi dan memberitahukan kalau target sudah ditemukan.
"Hmmp... Kalau begitu syukurlah," sahut Rinto yang masih fokus membawa mobil. "Jika dia bukan penculik, lalu siapa dia?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 423 Episodes
Comments