Kelabu

Kelabu

1. Bahagia Bersamamu

"Nak, ayo bangun," kata Mama.

Mama Ria adalah Mama yang terbaik untuk Mika. Beliau Mika ketahui menikah dengan Papanya setelah Papa bercerai dengan istri terdahulunya. Ketika itu Mika masih berusia 2 tahun. Walaupun hanya ibu sambung, tapi buat Mika Mama Ria jauh lebih baik dibandingkan ibu kandungnya yang menceraikan Papa dengan alasan ekonomi.

Kehidupan ketiganya tidak pernah dirundung kemalangan walaupun untuk memenuhi kehidupan sehari-hari mereka harus bekerja keras. Papa Marlan adalah seorang guru musik sedangkan Mama bekerja sebagai seorang tukang jahit. Walaupun penghasilannya tidak banyak tapi sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup ketiganya bahkan mampu menyekolahkan Mika hingga lulus SMA.

Sayangnya, Mika yang terkenal begitu cerdas harus mengurungkan niatnya untuk bisa melanjutkan sekolah ke bangku kuliah akibat keterbatasan keuangan kedua orang tuanya. Papa Marlan belum lama ini dibohongi oleh sahabatnya sendiri dan membuat toko alat musik yang keduanya bangun harus gulung tikar. Papa terlilit hutang dan untuk menutupi bunganya yang terus membengkak, Mika terpaksa ikut bekerja.

Mika bekerja di sebuah cafe yang merangkap sebagai toko roti. Dia sengaja meminta shift malam karena setiap pagi dan siang dia ikut membantu ibunya menjahit pesanan ibu-ibu sekitar rumah. Apalagi ini mendekati semester baru. Banyak anak-anak yang datang untuk menjahitkan seragam barunya.

Di saat-saat seperti ini Mama akan mendapatkan penghasilan yang lumayan tapi jika untuk hidup sampai akhir tahun tetap saja mereka harus berhemat karena sejak bangkrut penghasilan Papa jadi tidak menentu. Ya kalau ada pekerjaan, kalau tidak ya Papa akan menganggur. Belum lagi mereka harus membayar hutang yang jumlahnya tidak sedikit.

Demikian sulit hidupnya tidak membuat Mika mengeluh. Dia masih mampu bersyukur karena selain memiliki keluarga yang utuh dan harmonis dia juga memiliki seorang kekasih yang baik hati. Mahadri Raka Yaksa adalah seorang mahasiswa jurusan sastra. Awalnya hubungan Mika dan Adri hanya sebatas karyawan cafe dan pelanggannya saja namun karena Adri terlalu sering datang lama kelamaan keduanya jadi saling mengenal dan bertukar nomor handphone.

Seperti biasa, Adri selalu datang di jam yang sama dan duduk di kursi yang sama. Malam ini ketika Adri datang, Mika tengah mencuci gelas bekas pelanggan barusan di wastafel. Dengan sabarnya Adri menunggu. Dia diam di depan kasir hingga Mika menyadari kehadirannya.

"Astaga kak, maaf aku nggak lihat kakak datang," kata Mika yang menghentikan kegiatan mencuci gelasnya demi mendekati Adri yang terus berdiri sembari tersenyum memandanginya.

"Selesaikan dulu saja, setelah itu buatkan aku 1 moccacino dan 1 vanilla latte. Kau bisa bergabung denganku kan mumpung tidak ada pelanggan yang datang," kata Adri.

"Ok, kakak duluan saja nanti akan kususul," kata Mika membalas senyum dari Adri.

Sebelum pergi menuju bangku pojok dekat jendela tempat biasa dia duduk, Mahadri lebih dulu mengulurkan tangannya dan dengan penuh kasih sayang dia mengacak gemas rambut sebahu Mika yang terurai indah, "semangat cantik," katanya dengan senyum yang begitu teduh menenangkan.

Sembari menunggu Mika menyelesaikan pekerjaannya, Mahadri membuka laptop dan jari-jarinya mulai menari di atas keyboard. Pandangannya sesekali dia layangkan ke arah Mika yang sedang mencuci piring dan gelas yang menggunung di wastafel. Melihat punggung sempit Mika membuat Mahadri mendapatkan jutaan ide di benaknya.

~Mika Paramita Zetta.2020~

Dia menuliskan nama kekasih hatinya itu di akhir naskah. Segera dia menutup laptopnya agar Mika tidak membaca apa yang tengah ditulisnya. Dia menyambut Mika yang datang dengan dua gelas kopi di tangan. Satu dia berikan pada Adri dan satu lagi untuknya sendiri.

Mika tengah menyesap kopinya ketika dia melihat Adri mengernyit dan dua jarinya menyentuh pangkal hidungnya. Adri melepaskan kacamatanya kemudian meletakkannya di atas meja. Mika menghentikan kegiatannya dan mengamati kekasih hatinya itu.

"Kak, mending kakak pulang dan istirahat. Mata kakak pasti sudah lelah," kata Mika.

Dia tahu jika Adri memiliki minus yang tebal. Kemana-mana dia selalu menggunakan kacamata dan tidak pernah melepaskannya. Jika banyak orang bilang kaca mata itu membuat Mahadri terlihat tampan, tapi buat Mika melihat kaca mata itu bertengger di wajah kekasihnya membuat Mika bersedih.

"Kak, aku dengar ada sebuah operasi yang bisa menghilangkan mata minus. Kalau kakak mau aku bersedia membantu kakak menabung agar bisa menjalankan operasi itu. Aku tidak tega melihat mata kakak kelelahan begitu," kata Mika.

"Nggak perlu Mika, operasi itu terlalu mahal. Aku tidak papa, setidaknya aku masih bisa melihat dengan jelas walau harus dibantu kacamata."

"Tapi kan nggak nyaman kak."

"Nyaman-nyaman aja. Selama aku masih bisa jelas memandangimu aku tidak masalah," kata Mahadri kali ini sembari mencubit gemas hidung mungil Mika.

"Kakak bisa saja," jawab Mika malu-malu.

...***...

Seperti biasa, Mahadri pasti akan menemani Mika hingga jam shiftnya selesai. Malam inipun demikian, Mahadri masih setia duduk di tempatnya ketika Mika tengah mengepel ruangan serta membersihkan dapur dan sekitar coffe machine. Sesekali Mahadri akan tersenyum di hadapan layarnya ketika dia tengah menuliskan betapa cantiknya pemandangan malam ini.

Melihat Mika yang tengah sibuk dengan pekerjaannya, ditambah rambut yang sudah terikat asal tidak mengurangi kecantikan Mika sedikitpun. mahadri malam itu akhirnya memutuskan untuk segera melamar Mika. Dia langsung meraih handphonenya dan menghubungi seorang kenalannya yang bekerja di sebuah toko emas. Mahadri mendesign sendiri cincin pertunangannya. Dia sudah mulai menggambarnya sejak minggu lalu di buku sketsanya.

Diam-diam Mahadri mengeluarkan buku sketsanya dan memfoto hasil designnya itu kemudian dia kirimkan kepada kenalannya. Setelah menentukan bahan cincinnya, Mahadri tersenyum. Dia akhirnya mengambil keputusan yang jelas tidak akan dia sesali seumur hidup. Cita-citanya sebentar lagi akan terkabul. Dia akan memperistri Mika Paramita dan akan menjadi suami yang baik untuknya seumur hidup mereka.

"Apa itu kak?" tanya Mika yang tiba-tiba saja sudah berdiri di sebelahnya. Mahadri gelagapan. Dia dengan segera menutup room chatnya dan sang teman juga menutup asal buku sketsanya.

"Nggak kok, nggak ada."

Mika hanya mengangguk-angguk sebagai tanggapan dari jawaban Mahadri.

"Kalau sudah selesai kita pulang yuk. Kakak antar kamu sampai rumah," kata Mahadri.

Satu juga kebiasaannya selain menemani Mika hingga selesai berberes. Dia juga akan mengantarnya pulang hingga ke rumah. Walaupun hanya berboncengan dengan menggunakan sepeda, tapi Mika tidak pernah protes. Justru dia senang diajak seperti ini. Menurutnya sepeda adalah kendaraan paling praktis di dunia. Dia bisa pergi kemana saja dengan biaya yang murah, dan tidak akan terjebak kalau ada kemacetan.

Mahadri mengerem sepedanya begitu sampai di pelataran sebuah rumah berukuran kecil berwarna oranye. Halamannya cukup luas, berisi banyak tanaman buah, apotek hidup, dan ada sederet pohon cabai yang mulai berbuah di ujung dekat pintu masuknya.

"Waw, pohon cabemu sudah hampir panen," kata Mahadri.

"Iya kak, ternyata jadi banyak sekali. Mama bilang sebagian akan dijual ke pasar besok bersama mangga-mangga yang sudah mulai masak itu," kata Mika.

"Kalau mau panen jangan sungkan hubungi aku ya. Akan kubantu," katanya.

"Tentu saja," jawab Mika.

Mahadri hanya sebentar bertemu dengan Papa Mika yang menantikan putrinya kembali bekerja. Karena malam sudah semakin larut bahkan hampir pagi, Mahadri bergegas pamit dan kembali ke rumah agar Mika dan Ayahnya juga dapat beristirahat untuk melanjutkan aktivitas mereka esok hari.

"Tunggu aku Mika, aku akan melamarmu segera," batin Mahadri sebelum dia melajukan sepedanya masuk ke dalam gang dan pulang.

Episodes
1 1. Bahagia Bersamamu
2 2. Panen Mangga
3 3. Dinikahkan
4 4. Adaptasi
5 5. Terjebak Dalam Bosan
6 6. Rasa Sedih
7 7. Pramudya Hafsya
8 8. Tidak akan Terpisah
9 9. Makanan Kesukaan
10 10. Pertemuan Keluarga
11 11. Keluarga Pramudya
12 12. Ternyata Keluarga Itu...
13 13. Circle
14 14. Kembali Menangis
15 15. Permintaan Maaf
16 16. Manusia Biasa
17 17. Kau Kenal Dia?
18 18. Terpuruk
19 19. Sepakat
20 20. Keputusan Pram
21 21. Tawaran Untuk Kuliah
22 22. Menantimu
23 23. Mabuk
24 24. Kediaman Papa
25 25. Terpojok
26 26. Menyadari
27 27. Keputusan Mika
28 28. Perubahan
29 29. Hari Pertama
30 30. Menikmati Waktu Berdua
31 31. Beruntung Memilikimu
32 32. Memilihmu
33 33. Grand Opening
34 34. Hadiah Untuk Mika
35 35. Berkencan
36 36. Takut Kehilangan
37 37. Morning Kiss
38 38. Belanja Perlengkapan
39 39. Butik Mama Bian
40 40. Kau Anggap Apa?
41 41. Yang Kurasakan
42 42. Mika Tidak Sakit
43 44. Perasaan Bersalah
44 45. Rewel
45 43. Mulai Berani
46 46. Kebenaran yang dibawa Papa
47 48. Pernikahan Cakra
48 49. Kuliah Hari Pertama
49 47. Manja
50 50. Berkenalan
51 51. Teman Baru
52 52. Nikmati Saja Waktu Kita
53 53. Aku adalah....
54 54. Ngambek
55 55. Ada Apa Mika?
56 56. Overthinking
57 57. Kena Bully
58 58. Menangis
59 59. Kamu Mirip dengan Ayahmu
60 60. Pengakuan
61 61. Beban Pramudya
62 62. Pulang dan Berpisah
63 63. Puzzle yang Mulai Terbentuk
64 64. Tak Sanggup Berpisah
65 65. Kembali Bersama
66 66. Rencana Menikah
67 67. Detak Jantung Putriku
68 68. Harapan untuk Putriku
69 69. Ujian
70 70. Baby Bear
71 71. Kunjungan
Episodes

Updated 71 Episodes

1
1. Bahagia Bersamamu
2
2. Panen Mangga
3
3. Dinikahkan
4
4. Adaptasi
5
5. Terjebak Dalam Bosan
6
6. Rasa Sedih
7
7. Pramudya Hafsya
8
8. Tidak akan Terpisah
9
9. Makanan Kesukaan
10
10. Pertemuan Keluarga
11
11. Keluarga Pramudya
12
12. Ternyata Keluarga Itu...
13
13. Circle
14
14. Kembali Menangis
15
15. Permintaan Maaf
16
16. Manusia Biasa
17
17. Kau Kenal Dia?
18
18. Terpuruk
19
19. Sepakat
20
20. Keputusan Pram
21
21. Tawaran Untuk Kuliah
22
22. Menantimu
23
23. Mabuk
24
24. Kediaman Papa
25
25. Terpojok
26
26. Menyadari
27
27. Keputusan Mika
28
28. Perubahan
29
29. Hari Pertama
30
30. Menikmati Waktu Berdua
31
31. Beruntung Memilikimu
32
32. Memilihmu
33
33. Grand Opening
34
34. Hadiah Untuk Mika
35
35. Berkencan
36
36. Takut Kehilangan
37
37. Morning Kiss
38
38. Belanja Perlengkapan
39
39. Butik Mama Bian
40
40. Kau Anggap Apa?
41
41. Yang Kurasakan
42
42. Mika Tidak Sakit
43
44. Perasaan Bersalah
44
45. Rewel
45
43. Mulai Berani
46
46. Kebenaran yang dibawa Papa
47
48. Pernikahan Cakra
48
49. Kuliah Hari Pertama
49
47. Manja
50
50. Berkenalan
51
51. Teman Baru
52
52. Nikmati Saja Waktu Kita
53
53. Aku adalah....
54
54. Ngambek
55
55. Ada Apa Mika?
56
56. Overthinking
57
57. Kena Bully
58
58. Menangis
59
59. Kamu Mirip dengan Ayahmu
60
60. Pengakuan
61
61. Beban Pramudya
62
62. Pulang dan Berpisah
63
63. Puzzle yang Mulai Terbentuk
64
64. Tak Sanggup Berpisah
65
65. Kembali Bersama
66
66. Rencana Menikah
67
67. Detak Jantung Putriku
68
68. Harapan untuk Putriku
69
69. Ujian
70
70. Baby Bear
71
71. Kunjungan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!