3. Dinikahkan

Begitu Mika keluar dari area kasir, pemuda itu langsung menyeretnya keluar. Mika segera di bawa masuk ke dalam salah satu mobil hitam yang terparkir tepat di depan pintu cafe. Dia dipaksa masuk kemudian pemuda yang tadi menyeretnya ikut masuk dan duduk di sebelahnya.

"Bereskan semuanya," kata pemuda itu.

"Baik, tuan."

Mika semakin yakin jika dia saat ini menjadi korban penculikan. Namun gadis pemberani bernama Mika ini tidak begitu saja tinggal diam. Dia berusaha membuka pintu mobil di sebelahnya namun gagal.

"Percuma, kau tidak akan bisa lari," kata pemuda itu dengan nada yang sedikit lebih tenang.

Mobil mulai melaju kencang dan Mika tidak akan mungkin berani mengambil resiko untuk keluar dari mobil yang berjalan dengan kecepatan tinggi semacam ini. Mika akhirnya hanya bisa pasrah, duduk diam dan berusaha sejauh mungkin dari pemuda di sebelahnya yang terlihat sibuk dengan telepon genggamnya dan membicarakan banyak hal yang tidak Mika ketahui.

"Aku benar-benar diculik? Akan dibawa kemana aku?" tanya Mika.

"Nona, kami tidak sedang menculik anda. Kami hanya akan membawa anda kembali ke kediaman tuan kami. beliau yang duduk di sebelah anda, tuan Pramudya," kata yang duduk di sebelah pengemudi.

Mika kembali terdiam ketika pemuda bernama Pramudya itu menoleh ke arahnya. Dia hanya diam, melirik, dan kembali fokus dengan dunianya sendiri, kembali mengabaikan Mika yang duduk dengan kikuk di kursinya. Mika hanya menatap ke luar jendela berharap dia bisa mengingat jalanan yang dia lalui sehingga dia akan mampu menelinap keluar dan kembali ke rumah kedua orang tuanya.

Mika sekali lagi dibuat kaget ketika dia memasuki sebuah rumah yang bak istana. Dari gerbang menuju ke pintu depan saja mereka masih harus berjalan melewati halaman yang begitu luas juga sebuah air mancur berukuran sedang. Yang membuat Mika semakin terheran-heran adalah kedua orang tuanya yang kini berdiri di pintu depan di temani dua orang laki-laki yang berpakaian senada seperti yang dipakai oleh orang-orang yang mengawal pemuda di sebelahnya ini.

Bahkan salah satunya kini berjalan mendekat dan dengan senang hati membukakan pintu untuk Mika. Mika langsung turun dari mobil dan mendekap Mamanya yang mulai menangis.

"Mama, ini ada apa?" tanya Mika.

"Nak, maafin Mama. Maafin Papa. Kami gagal jadi orang tuamu," kata Mama dalam sela tangisannya.

"Papa...," tuntut Mika pada Papanya kali ini.

"Mika anak kesayangan Papa, maafin Papa ya sudah memperlakukanmu dengan begini tidak adilnya," kata Papa yang ikut menangis.

Pemuda yang tadi membawanya kemari hanya berjalan acuh melewati Mika dan kedua orang tuanya. Mika yang tidak tahu menahu geram melihat pemuda itu seperti tidak melihat apapun di hadapannya.

"Heh cowok kurang ajar! Lo apain Papa Mama gue ha?!" bentak Mika membuat pengawal yang sejak tadi berdiri tenang hampir memarahinya andai bukan pemuda itu yang menahan mereka hanya dengan mengangkat tangannya.

"Bi, bawa Mika ke kamar," perintahnya tidak mengindahkan bentakan Mika.

Bibi yang dia maksud kemudian mendekati Mika dan mulai menggandeng Mika bersama kedua orang tua Mika ke sebuah kamar. Mika tentu saja memberontak, namun dia tidak berdaya karena yang menariknya bukan hanya bibi itu tetapi juga Mama dan Papanya sendiri.

Sesampainya di kamar, Mika kembali menuntut penjelasan. Apalagi saat ini dia melihat kamar yang dia masuki ini dihias bak menyambut pengantin baru. Mika juga bisa melihat sebuah gaun yang indah berwarna putih tepat di sebelah lemari berkaca besar. Di atas meja rias juga sudah tertata rapi banyak sekali peralatan make up dan tidak jauh darinya berjejer aksesoris dan sepatu.

"Ma, Mama jelasin sama aku ini ada apa?"

"Mika..., dengerin Mama nak, kamu boleh benci sama Mama sebanyak yang kamu mau. Tapi Mama mohon dimanapun dan kapanpun kamu berada kamu harus menjaga dirimu. Jaga kesehatan dan keselamatanmu sendiri. Kamu harus bisa menjadi gadis yang mandiri dan dewasa ya sayang," kata Mama kembali menangis.

"Mama apa-apaan sih, Mama kaya mau melepas Mika buat dikorbankan tahu nggak. Mama bikin Mika takut," kata Mika.

"Mika, setelah ini kamu akan menikah. Jadi kamu harus bisa belajar menjadi istri yang baik buat suamimu, ya?" minta Papa membuat Mika sangat-sangat tercengang.

"Menikah?! Menikah sama siapa Papa jangan mengada-ada," kata Mika yang masih belum percaya dengan apa yang dikatakan oleh Papanya.

"Dengan tuan muda Pramudya. Orang yang membawamu kemari tadi," kata Mama.

"Tapi kenapa Pa? Ma?"

"Maafkan Papa nak, sore tadi dept collector itu datang kembali ke rumah membawa sebuah pistol. Tuan Pramudya datang setelahnya dan menyelamatkan Papa dan Mama. Tuan muda Pramudya melunasi semua hutang-hutang Papa dengan syarat Papa harus mau menikahkanmu dengannya. Maafkan Papa nak, kamu sudah Papa perlakukan begini," kata Papa.

"Itukah alasan dibalik luka di sudut bibir Papa dan lebam di lengan Mama? Karena Papa dan Mama berontak kemudian orang bernama Pramudya ini tiba-tiba datang melunasi hutang-hutang Papa dan Mama? Tapi dia siapa Ma? Pa? Apakah dia bukan orang jahat juga?" tanya Mika.

"Terserah kau akan berkata apa. Tapi bisakah kau lebih cepat sedikit? Kau membuang-buang waktuku yang berharga," kata Pramudya yang baru saja masuk ke dalam kamar.

Mika semakin geram. Dia marah dan kecewa tapi tidak tahu harus dia lampiaskan kepada siapa emosi yang dia rasakan ini. Kepada kedua orang tuanya juga tidak akan mungkin karena Mika tahu situasi yang dialami oleh kedua orang tuanya. Mereka juga pasti tidak sengaja melakukan ini. Tapi dia juga tidak bisa menerima pernikahan ini begitu saja sedangkan dia tengah menunggu kekasih hatinya, Mahadri untuk datang melamarnya. Dia sudah berjanji akan menunggu pemuda itu hingga kapanpun.

"Pa..., Ma..., aku akan menikah jika memang ini jalan satu-satunya untuk menyelamatkan keluarga kita. Papa dan Mama tidak perlu khawatir, akan kucari cara untuk bisa kembali dan membalas budi pada pemuda sombong itu Tunggu aku pulang Pa, Ma," kata Mika pada akhirnya.

"Drama...," katanya kemudian meninggalkan kamar Mika.

Mika langsung didandani, sapuan make up yang halus ditambah gaun dan aksesoris yang sederhana mampu membuat Mika terlihat begitu berbeda dengan dia yang biasanya. Mika terlihat begitu anggun dan manis walau hanya memakai gaun tanpa hiasan. Hanya ada mahkota kecil di atas kepalanya menghias gulungan rambutnya.

Setelah siap Mika langsung digiring untuk keluar menuju ke ruang tengah. Di sana sudah ada Pramudya yang menunggu dengan tenang, duduk di depan penghulu dan beberapa saksi. Pandangan Mika dia layangkan pada seorang wanita paruh baya cantik yang berdiri menyambut kedatangannya. Wanita itu bahkan tidak segan berjalan ke arahnya dan ikut menggandeng Mika untuk duduk di samping Pramudya.

Pernikahannya selesai begitu saja. Setelah menyematkan cincin di jari manis Mika yang terus saja bergetar sejak tadi, laki-laki itu pergi begitu saja diikuti oleh beberapa orang yang lainnya sedangkan para saksi ikut membubarkan diri setelahnya. Hanya tersisa Mika, bibi, dan wanita cantik yang ternyata adalah ibunya Pramudya di ruangan ini sedangkan kedua orang tuanya sudah diminta kembali ke rumah dengan diantar oleh seorang supir.

"Nak..., kau tidak perlu takut. Kenalkan, nama Bunda adalah Nana, panggil saja Buna. Jangan sungkan untuk menceritakan semuanya pada Buna ya, Buna ini ibunya Pram tapi Buna janji Buna akan menjaga rahasiamu dengan baik," kata wanita yang memperkenalkan dirinya sebagai "buna" ini.

Buna sekali lagi tersenyum, kemudian tangannya mengangkat dagu Mika yang sejak tadi tertunduk mencoba menutupi kemalangannya. Begitu mata Mika dan Buna bertemu, Buna langsung menggeleng dan menyeka air mata Mika, "jangan menangis. Menantu Buna dilarang menangis," kata Buna sembari tersenyum dengan begitu lembutnya.

Episodes
1 1. Bahagia Bersamamu
2 2. Panen Mangga
3 3. Dinikahkan
4 4. Adaptasi
5 5. Terjebak Dalam Bosan
6 6. Rasa Sedih
7 7. Pramudya Hafsya
8 8. Tidak akan Terpisah
9 9. Makanan Kesukaan
10 10. Pertemuan Keluarga
11 11. Keluarga Pramudya
12 12. Ternyata Keluarga Itu...
13 13. Circle
14 14. Kembali Menangis
15 15. Permintaan Maaf
16 16. Manusia Biasa
17 17. Kau Kenal Dia?
18 18. Terpuruk
19 19. Sepakat
20 20. Keputusan Pram
21 21. Tawaran Untuk Kuliah
22 22. Menantimu
23 23. Mabuk
24 24. Kediaman Papa
25 25. Terpojok
26 26. Menyadari
27 27. Keputusan Mika
28 28. Perubahan
29 29. Hari Pertama
30 30. Menikmati Waktu Berdua
31 31. Beruntung Memilikimu
32 32. Memilihmu
33 33. Grand Opening
34 34. Hadiah Untuk Mika
35 35. Berkencan
36 36. Takut Kehilangan
37 37. Morning Kiss
38 38. Belanja Perlengkapan
39 39. Butik Mama Bian
40 40. Kau Anggap Apa?
41 41. Yang Kurasakan
42 42. Mika Tidak Sakit
43 44. Perasaan Bersalah
44 45. Rewel
45 43. Mulai Berani
46 46. Kebenaran yang dibawa Papa
47 48. Pernikahan Cakra
48 49. Kuliah Hari Pertama
49 47. Manja
50 50. Berkenalan
51 51. Teman Baru
52 52. Nikmati Saja Waktu Kita
53 53. Aku adalah....
54 54. Ngambek
55 55. Ada Apa Mika?
56 56. Overthinking
57 57. Kena Bully
58 58. Menangis
59 59. Kamu Mirip dengan Ayahmu
60 60. Pengakuan
61 61. Beban Pramudya
62 62. Pulang dan Berpisah
63 63. Puzzle yang Mulai Terbentuk
64 64. Tak Sanggup Berpisah
65 65. Kembali Bersama
66 66. Rencana Menikah
67 67. Detak Jantung Putriku
68 68. Harapan untuk Putriku
69 69. Ujian
70 70. Baby Bear
71 71. Kunjungan
Episodes

Updated 71 Episodes

1
1. Bahagia Bersamamu
2
2. Panen Mangga
3
3. Dinikahkan
4
4. Adaptasi
5
5. Terjebak Dalam Bosan
6
6. Rasa Sedih
7
7. Pramudya Hafsya
8
8. Tidak akan Terpisah
9
9. Makanan Kesukaan
10
10. Pertemuan Keluarga
11
11. Keluarga Pramudya
12
12. Ternyata Keluarga Itu...
13
13. Circle
14
14. Kembali Menangis
15
15. Permintaan Maaf
16
16. Manusia Biasa
17
17. Kau Kenal Dia?
18
18. Terpuruk
19
19. Sepakat
20
20. Keputusan Pram
21
21. Tawaran Untuk Kuliah
22
22. Menantimu
23
23. Mabuk
24
24. Kediaman Papa
25
25. Terpojok
26
26. Menyadari
27
27. Keputusan Mika
28
28. Perubahan
29
29. Hari Pertama
30
30. Menikmati Waktu Berdua
31
31. Beruntung Memilikimu
32
32. Memilihmu
33
33. Grand Opening
34
34. Hadiah Untuk Mika
35
35. Berkencan
36
36. Takut Kehilangan
37
37. Morning Kiss
38
38. Belanja Perlengkapan
39
39. Butik Mama Bian
40
40. Kau Anggap Apa?
41
41. Yang Kurasakan
42
42. Mika Tidak Sakit
43
44. Perasaan Bersalah
44
45. Rewel
45
43. Mulai Berani
46
46. Kebenaran yang dibawa Papa
47
48. Pernikahan Cakra
48
49. Kuliah Hari Pertama
49
47. Manja
50
50. Berkenalan
51
51. Teman Baru
52
52. Nikmati Saja Waktu Kita
53
53. Aku adalah....
54
54. Ngambek
55
55. Ada Apa Mika?
56
56. Overthinking
57
57. Kena Bully
58
58. Menangis
59
59. Kamu Mirip dengan Ayahmu
60
60. Pengakuan
61
61. Beban Pramudya
62
62. Pulang dan Berpisah
63
63. Puzzle yang Mulai Terbentuk
64
64. Tak Sanggup Berpisah
65
65. Kembali Bersama
66
66. Rencana Menikah
67
67. Detak Jantung Putriku
68
68. Harapan untuk Putriku
69
69. Ujian
70
70. Baby Bear
71
71. Kunjungan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!