2. Panen Mangga

Mahadri hari itu datang ke rumah Mika. Mumpung hari minggu dan calon mertuanya itu tengah panen mangga yang beberapa waktu lalu mereka bicarakan. Sekalian Mika dan Mamanya akan membuat puding mangga, salah satu makanan kesukaan Mahadri sejak pacaran dengan Mika. Bahkan dia tahu Mika pernah diberi pujian oleh pemilik cafe tempatnya bekerja karena puding mangga buatannya hingga saat ini puding mangga itu menjadi salah satu menu andalan cafe itu.

"Hai Dri, bagaimana kabarmu?" tanya Papa pada Mahadri.

"Sehat Pak, maaf ya baru sempat main. Kemarin ada kegiatan," jawab Mahadri.

"Nggak papa, selamat ya katanya bukumu dikontrak," kali ini Mama yang bicara.

"Iya Ma, makasih. Lumayan buat modal nikah," kata Mahadri begitu saja.

"Nikah sama siapa kak?" Bukannya malu-malu, Mika malah bertanya dengan polosnya.

"Ha?"

"Mika..., Mahadri itu pacarmu. Kalau dia sudah bilang begitu berarti sebentar lagi anak kesayangan Mama ini akan dipinang, kapan Dri?" goda Mama.

"Apaan sih Ma, jangan gitu ah malu," akhirnya Mika menyadarinya juga apalagi Mahadri bukannya mengelak malah hanya senyum-senyum dengan rona di pipi.

Ketika hari sudah mulai malam, Mahadri bersiap undur diri. Dia baru saja mandi dan mengganti pakaiannya dengan yang bersih. Saking seringnya dia kemari, Mahadri sampai punya beberapa potong baju bersih yang kemudian disimpan dalam salah satu rak lemari Mika.

"Mika..., aku pulang dulu ya," pamit Mahadri pada Mika yang mengantarnya sampai ke pagar rumahnya.

"Iya kak, hati-hati," jawab Mika.

Sebelum meninggalkan rumah kekasihnya, Mahadri menyempatkan mengacak rambut Mika dengan gemasnya sembari tersenyum, "sampai ketemu besok di cafe, sayang...," kata Mahadri langsung melajukan sepedanya meninggalkan Mika yang tersenyum dengan wajah memerah karena malu.

Belum pernah sebelumnya Mahadri memanggilnya "sayang" seperti tadi. Itulah kenapa Mika bisa begitu malu-malu. Habis sudah dirinya dibuat melayang-layang di atas awan seharian ini. Selain Mahadri semakin memperlihatkan niat seriusnya pada keluarga Mika, Mahadri juga memperlihatkan bagaimana dia begitu menyayangi Mika dan kasih sayang itu tidak pernah Mika rasakan berkurang apalagi meluntur.

"Kuharap kakak akan menepati janji. Datanglah kak, sampai kapanpun akan kutunggu," gumam Mika sembari menatap punggung Mahadri yang semakin menjauh dari rumahnya.

...***...

"Terus kapan anda mau membayar?!" teriak dept collector itu ketika datang ke rumah pagi-pagi sekali.

Mika mendengarnya dari dalam kamar. Sudah biasa dia mendapati Papanya diteror untuk segera melunasi hutang-hutangnya. Tapi mau bagaimana lagi, mereka belum memiliki cukup uang untuk membayarnya. Mika bahkan tidak sempat mengganti baju tidurnya langsung keluar dan membantu Papa dan Mama yang tengah diancam.

"Pak tenang dulu, ini saya bayar 30 juta, sisanya akan saya lunasi nanti. Tapi saya mohon jangan sampai main fisik pada kedua orang tua saya. Apalagi Bapak berani menyentuh Mama saya," kata Mika memberikan sebuah amplop coklat berisi uang yang cukup tebal.

Papa jelas kaget ketika melihat anak gadisnya mengeluarkan uang tabungannya selama ini guna membayar hutang kedua orang tuanya. Papa tahu uang tabungan itu akan Mika pakai untuknya mendaftar ke perguruan tinggi namun karena kondisi keluarganya saat ini memaksa Mika menggunakan uang itu untuk membantu kedua orang tuanya.

"Halah cuma segini bisa buat apa?! Lunasi sekarang atau kalian akan saya seret ke hadapan bos saya," kata seorang yang berdiri di belakang.

"Pak tolong lah, saya akan lunasi lagi minggu depan. Tapi tolong jangan sakiti kedua orang tua saya," jawab Mika kali ini dengan memohon dan berlutut di hadapan kedua laki-laki berbadan kekar berjas hitam itu.

Keduanya saling pandang sebelum memutuskan untuk melepaskan kedua orang tua Mika, "Ok, minggu depan. Kalian harus siapkan uang 200 juta untuk melunasi semua hutang-hutang kalian," katanya sebelum pergi begitu saja dari rumah Mika.

Kali ini bukan hanya Mamanya yang menangis, tapi juga Papanya Mika ikut menangis. Mau dapat uang dari mana 200 juta? Mereka bahkan sudah tidak punya aset karena terjual habis untuk menyicil hutang yang semakin bengkak setiap harinya. Bahkan rumah yang mereka tempati saat ini saja sudah digadaikan oleh Papa demi melunasi bunga pinjamannya.

"Mika, kamu akan dapat uang dari mana nak? Dalam waktu seminggu bisa dapat sebegitu banyak dari mana?" tanya Mama.

"Mika juga tidak tahu Ma, tapi Mika nggak sanggup lihat Papa sama Mama disakiti kayak gini," kata Mika yang menangis tidak kalah kerasnya.

...***...

Yang membuat Mika lebih terpuruk lagi adalah kepergian Mahadri yang tiba-tiba. Sudah 3 malam terlewat tanpa kehadirannya di cafe. Ketika dia mencoba menghubunginya pun laki-laki itu tidak menyahut sama sekali. Malam ini pun demikian, Jam di dinding sudah melewati angka 9. 2 jam lagi Mika akan menutup cafe namun tidak peduli selama apa Mika menunggu laki-laki itu tidak juga datang.

"Sepertinya aku harus berhenti menunggu. Hhhh..., padahal aku lagi butuh banget kehadiranmu kak. Kak Adri kemana sih?" gumam Mika.

Yang bisa dia lakukan hanya bicara saja pada sebuah foto kecil yang sengaja dia cetak. Foto pertamanya dengan sang kekasih yang dia ambil beberapa bulan lalu di cafe ini. Hujan di luar semakin deras dan gemuruh petir semakin kerap ia dengar. Mika semakin ketakutan karena cafe juga sudah tidak berpengunjung sejak setengah jam yang lalu.

Mika memutuskan untuk mulai membersihkan area dapur dan coffe machine untuk membantunya membunuh rasa takut yang tiba-tiba datang menyerang. Dia beberapa kali menilik ke arah jam yang bertengger di dinding. Mika mulai bertanya-tanya kenapa pula waktunya berjalan dengan begitu lambat. Tidak seperti biasanya, malam ini terasa begitu mencekam dan menakutkan.

Hampir saja Mika kembali melamun, jika bukan karena beberapa mobil berwarna hitam terparkir rapi di depan cafe dan sukses membuat Mika kembali ketakutan. Beberapa laki-laki kekar berjas hitam keluar dari dalam mobil dan langsung masuk ke dalam cafe. Terakhir seorang laki-laki yang terlihat masih cukup muda berjalan masuk.

"Mika Paramita?" tanyanya.

"Ya?" jawabnya ragu.

"Keluar dari sana sekarang," katanya lagi.

"Kenapa? Anda siapa? Kalau anda datang untuk menagih hutang saya kan sudah bilang akan membayarnya lusa. Kenapa anda harus datang sekarang?" tanya Mika yang mulai ketakutan.

Laki-laki itu mendengus kemudian sekali lagi meminta Mika untuk keluar dari area kasir, "keluar kubilang," katanya.

Mika merasakan sorot dingin dari beberapa laki-laki berjas itu. Apalagi melihat ada alat komunikasi yang menempel di telinga mereka membuat Mika semakin yakin dia tidak akan baik-baik saja. Dia bingung, haruskah dia mengikuti perintah pemuda ini atau dia harus berdiam diri saja membela diri.

"Mika Paramita keluar cepat!" bentak pemuda itu membuat Mika mulai menangis.

Mika memutuskan untuk keluar dengan perlahan, dia juga takut akan diapa-apakan itulah kenapa dia memilih untuk mengikuti permintaannya sembari memikirkan bagaimana cara untuk bisa kabur dan pergi dari jeratnya.

Terpopuler

Comments

Yeonso

Yeonso

semangatt thorr!!

2022-10-27

2

lihat semua
Episodes
1 1. Bahagia Bersamamu
2 2. Panen Mangga
3 3. Dinikahkan
4 4. Adaptasi
5 5. Terjebak Dalam Bosan
6 6. Rasa Sedih
7 7. Pramudya Hafsya
8 8. Tidak akan Terpisah
9 9. Makanan Kesukaan
10 10. Pertemuan Keluarga
11 11. Keluarga Pramudya
12 12. Ternyata Keluarga Itu...
13 13. Circle
14 14. Kembali Menangis
15 15. Permintaan Maaf
16 16. Manusia Biasa
17 17. Kau Kenal Dia?
18 18. Terpuruk
19 19. Sepakat
20 20. Keputusan Pram
21 21. Tawaran Untuk Kuliah
22 22. Menantimu
23 23. Mabuk
24 24. Kediaman Papa
25 25. Terpojok
26 26. Menyadari
27 27. Keputusan Mika
28 28. Perubahan
29 29. Hari Pertama
30 30. Menikmati Waktu Berdua
31 31. Beruntung Memilikimu
32 32. Memilihmu
33 33. Grand Opening
34 34. Hadiah Untuk Mika
35 35. Berkencan
36 36. Takut Kehilangan
37 37. Morning Kiss
38 38. Belanja Perlengkapan
39 39. Butik Mama Bian
40 40. Kau Anggap Apa?
41 41. Yang Kurasakan
42 42. Mika Tidak Sakit
43 44. Perasaan Bersalah
44 45. Rewel
45 43. Mulai Berani
46 46. Kebenaran yang dibawa Papa
47 48. Pernikahan Cakra
48 49. Kuliah Hari Pertama
49 47. Manja
50 50. Berkenalan
51 51. Teman Baru
52 52. Nikmati Saja Waktu Kita
53 53. Aku adalah....
54 54. Ngambek
55 55. Ada Apa Mika?
56 56. Overthinking
57 57. Kena Bully
58 58. Menangis
59 59. Kamu Mirip dengan Ayahmu
60 60. Pengakuan
61 61. Beban Pramudya
62 62. Pulang dan Berpisah
63 63. Puzzle yang Mulai Terbentuk
64 64. Tak Sanggup Berpisah
65 65. Kembali Bersama
66 66. Rencana Menikah
67 67. Detak Jantung Putriku
68 68. Harapan untuk Putriku
69 69. Ujian
70 70. Baby Bear
71 71. Kunjungan
Episodes

Updated 71 Episodes

1
1. Bahagia Bersamamu
2
2. Panen Mangga
3
3. Dinikahkan
4
4. Adaptasi
5
5. Terjebak Dalam Bosan
6
6. Rasa Sedih
7
7. Pramudya Hafsya
8
8. Tidak akan Terpisah
9
9. Makanan Kesukaan
10
10. Pertemuan Keluarga
11
11. Keluarga Pramudya
12
12. Ternyata Keluarga Itu...
13
13. Circle
14
14. Kembali Menangis
15
15. Permintaan Maaf
16
16. Manusia Biasa
17
17. Kau Kenal Dia?
18
18. Terpuruk
19
19. Sepakat
20
20. Keputusan Pram
21
21. Tawaran Untuk Kuliah
22
22. Menantimu
23
23. Mabuk
24
24. Kediaman Papa
25
25. Terpojok
26
26. Menyadari
27
27. Keputusan Mika
28
28. Perubahan
29
29. Hari Pertama
30
30. Menikmati Waktu Berdua
31
31. Beruntung Memilikimu
32
32. Memilihmu
33
33. Grand Opening
34
34. Hadiah Untuk Mika
35
35. Berkencan
36
36. Takut Kehilangan
37
37. Morning Kiss
38
38. Belanja Perlengkapan
39
39. Butik Mama Bian
40
40. Kau Anggap Apa?
41
41. Yang Kurasakan
42
42. Mika Tidak Sakit
43
44. Perasaan Bersalah
44
45. Rewel
45
43. Mulai Berani
46
46. Kebenaran yang dibawa Papa
47
48. Pernikahan Cakra
48
49. Kuliah Hari Pertama
49
47. Manja
50
50. Berkenalan
51
51. Teman Baru
52
52. Nikmati Saja Waktu Kita
53
53. Aku adalah....
54
54. Ngambek
55
55. Ada Apa Mika?
56
56. Overthinking
57
57. Kena Bully
58
58. Menangis
59
59. Kamu Mirip dengan Ayahmu
60
60. Pengakuan
61
61. Beban Pramudya
62
62. Pulang dan Berpisah
63
63. Puzzle yang Mulai Terbentuk
64
64. Tak Sanggup Berpisah
65
65. Kembali Bersama
66
66. Rencana Menikah
67
67. Detak Jantung Putriku
68
68. Harapan untuk Putriku
69
69. Ujian
70
70. Baby Bear
71
71. Kunjungan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!