Penyesalan Zaidan
Bab 1
"Penyesalan Zaidan"
Seorang laki-laki bertubuh atletis dengan wajah yang begitu rupawan, tampak sedang berlari di koridor rumah sakit.
Napas nya begitu memburu, terlihat rasa cemas di wajah nya karena rasa takut di hati nya, jantung nya berdegup begitu kencang, tapi tiba-tiba lari nya terhenti saat berada di lorong ICU.
Tungkai kaki nya terasa lemas, napas nya seakan tercekat di tenggorokan, saat melihat isak tangis di depan ruang ICU.
Dia pun berjalan dengan langkah gontai mendekati orang-orang yang sangat di kenal nya, yang kini sedang menangis.
"Apa yang terjadi pada kakek.-??"Tanya lelaki itu saat sampai di dekat mereka.
Entah lah, mungkin karena terlalu sibuk menangis, mereka sampai tidak menyadari kehadiran Zaidan.
"Zaidan..."Ucap semua orang yang berada di sana dengan wajah terkejut, sambil mengusap air mata mereka.
"Zaidan sayang, kapan kamu sampai ke Indonesia nak..?-"Tanya seorang wanita yang terlihat masih cantik dan berpenampilan modis, walau pun sudah berumur.
Dan wanita itu mendekati lelaki rupawan yang bernama Zaidan, saat tangan nya ingin menyentuh wajah Zaidan, tapi Zaidan langsung menepis nya dengan kasar.
"Zaidan..!!!"Hardik lelaki setengah baya, yang terlihat masih gagah, dengan wajah terlihat penuh amarah, dan lelaki itu pun mendekati Zaidan.
"Jangan perlakukan kasar istri ku Zaidan, bagaimana pun dia itu mamah mu..."Ucap lelaki itu emosi.
Zaidan tidak menjawab, dia hanya menatap tajam ke arah sepasang suami istri itu, tentu saja dengan senyum smirk nya.
"Sudah, kalian jangan bertengkar ini rumah sakit.."Ucap seorang lelaki muda yang usia nya hampir sama dengan Zaidan.
Dia menatap sinis ke arah Zaidan.
"Selalu membuat keributan..."Ucap lelaki itu, masih dengan tatapan sinis nya.
Zaidan menanggapi perkataan lelaki itu, hanya dengan sebuah senyuman yang penuh arti.
"Maling teriak maling.."Gumam Zaidan, sambil menggelengkan kepala nya..
Tentu saja gumaman itu terdengar jelas di telinga mereka.
Lelaki itu pun langsung mengepal kencang telapak tangan nya, tampak wajah nya memerah menahan emosi, sedang kan Zaidan sudah bisa menguasai diri nya dari emosi, sehingga dia terlihat lebih tenang.
Tak berapa lama pintu ruangan ICU pun terbuka, dan terlihat seorang perawat berdiri di depan pintu.
"Ada yang bernama tuan Radthya Zaidan...???"Tanya perawat itu.
"Saya yang bernama Zaidan suster..."Zaidan berkata, sambil mendekat kan diri nya kepada suster.
Suster pun langsung melihat ke arah Zaidan, dia tidak percaya dengan pemandangan di depan nya.
"Apa ini yang di nama kan makhluk Tuhan yang paling sempurna..??"Tanya suster itu pada diri nya sendiri.
"Suster.."Panggil Zaidan dengan suara bariton nya.
Suster itu pun langsung terperanjat kaget, dan langsung mengerjap kan mata nya, menormalkan detak jantung nya, yang kini berdetak sangat kencang di batas rata-rata.
"T..Tuan Zaidan silah kan masuk ke dalam, tuan Radthya Purnama ingin bertemu dengan anda.."Ucap suster, mata nya hampir tak berkedip menatap wajah sempurna Zaidan.
Zaidan pun mengangguk, walaupun dada nya kembali berdegup sangat kencang, perasaan nya kembali tak karuan, tapi sekeras mungkin Zaidan tetap berusaha tenang.
Sementara ke tiga orang yang tadi berdebat dengan Zaidan, hanya diam terpaku, tidak percaya jika kakek yang sedang terbaring lemah di ruang ICU itu tahu kedatangan seorang Zaidan yang merupakan cucu kesayangan nya..
Sebelum masuk ke ruang ICU, Zaidan pun tersenyum penuh kemenangan ke arah mereka.
Dan setelah melakukan sterilisasi dan pakaian khusus ICU, Zaidan pun masuk ke dalam kamar di mana kakek nya di rawat.
Saat masuk ke dalam kamar perawatan, tampak sosok lelaki tua yang sedang berbaring di ranjang rumah sakit.
Zaidan pun melangkah mendekati seorang laki-laki yang sudah berumur yang sedang terbaring lemah tak berdaya, dan terlihat di tubuh tua nya banyak alat-alat medis.
Ingin rasa nya Zaidan, berteriak dan berlari memeluk tubuh renta itu.
"Kakek, ini Zaidan sudah pulang untuk kakek..."Bisik Zaidan di telinga kakek nya yang bernama Radthya Purnama.
Nama depan yang sama dengan Zaidan, karena nama Radthya Zaidan adalah nama pemberian dari kakek nya.
Mendengar suara cucu kesayangan nya, berlahan sang kakek pun membuka mata nya, dan Zaidan pun langsung tersenyum bahagia.
"Kakek.."Panggil Zaidan sambil menggenggam jari jemari sang kakek.
"Z..z.zai..zaidan..."Ucap si kakek terbata-bata.
"Iya kek, ini Zaidan.."Zaidan berkata, dengan mata berkaca-kaca.
( Bukan nya Zaidan laki-laki yang cengeng ya, karena sekuat apa pun seseorang melihat orang yang di kasihi nya sedang kritis, pasti tidak mampu menahan kesedihannya, termasuk air mata )
"H..ha..handoko.."Ucap si kakek.
Zaidan mengkerut kan kening nya.
"Setahu aku Handoko adalah nama pengacara kepercayaan sang kakek..."ucap Zaidan dalam hati.
.
"Apa kakek ada niat untuk membuat wasiat...??,"Spekulasi Zaidan dalam hati.
"Ada apa dengan om Handoko kek..??"Tanya Zaidan, menatap nanar sang kakek.
Kakek hanya tersenyum, terlihat dari gerak bibir nya, walaupun terhalang selang yang berada di hidung nya.
Dan berlahan si kakek pun memejamkan mata nya.
Zaidan pun tersentak kaget, apa lagi saat layar monitor jantung tiba-tiba berhenti, dan mengeluarkan bunyi kencang, seperti mesin pencabut nyawa bagi Zaidan.
"Kakek..."Zaidan berteriak, sambil mencoba mengguncang kan tubuh kakek nya.
Dokter pun segera memeriksa keadaan sang kakek, di bantu oleh beberapa perawat, dokter pun langsung memasang alat pacu jantung atau pacemaker, tapi tetap tidak ada perubahan pada layar monitor walaupun sudah di lakukan cukup lama.
Akhir nya dokter pun menyerah, Radhtya Purnama sudah tidak ber napas lagi.
"Mohon maaf tuan Zaidan, tuan Radithya Purnama sudah meninggal dunia."Ucap dokter,nmenatap nanar Zaidan dengan wajah menyesal.
"Tidak mungkin, kalian pasti bohong.."Teriak Zaidan, sambil menarik jas putih sang dokter.
"Maaf kan kami, kami sudah berusaha semampu mungkin.."Ucap sang dokter.
"Akhhh..."Zaidan berteriak, sambil melepaskan tangan nya dari jas putih dokter, dia pun mendekati tubuh sang kakek yg kini sudah tidak bernyawa lagi.
Zaidan benar-benar tidak percaya, selama lima tahun dia berada di london, untuk meneruskan sekolah nya sekaligus mengembangkan bisnis keluarga besar Radthya.
Karena kesibukan nya, dalam waktu lima tahun hanya beberapa kali dia bisa bertemu dengan sang kakek, kadang dalam waktu yang lama dia baru bisa menghubungi sang kakek, melalui saluran telepon, itu pun hanya sebentar.
Sampai dia mendengar kabar, dari asisten pribadi sang kakek, jika sang kakek dalam keadaan kritis. tak terasa seorang Zaidan pun meneteskan air mata nya, air mata kedua setelah kematian mamah nya.
********.
Novel baru author nie, untuk lomba di "You are Writer Season 8"
Berikan dukungan ya buat Author.
Jangan lupa untuk mampir di dua novel author.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
YouTube: hofi_03
🌹 untukmu thor 🥰
2023-10-19
1
titie soraida
Hadirrr
2023-03-31
1