Bab 5
"Penyesalan Zaidan"
Zaidan merasakan sentuhan lembut di pundak nya.
"Zay..."Panggilan lembut dan khas terdengar jelas di telinga Zaidan yang sedang bersimpuh di pusara kakek tercinta nya.
Sebelum menoleh, Zaidan menyeka air mata nya, berusaha menetral kan detak jantung nya.
"Vina.."Panggil Zaidan saat membalikkan tubuh nya, dia tidak percaya, seperti mimpi wanita yang sangat di rindukan nya Devina Deswira, yang selalu Zaidan panggil Vina, karena itu adalah nama panggilan kesayangan nya, kini sedang berdiri di hadapan nya.
Zaidan yang sedang bersimpuh pun, langsung berdiri.
"Zay, apa kabar mu..??"Tanya Devina, dengan tatapan nya yang teduh, dan senyum manis yang selalu hadir di bibir nya yang berwarna pink.
Bertahun-tahun mereka berpisah, tidak ada yang beubah pada diri Devina, hanya terlihat lebih dewasa dari terakhir mereka bertemu, bahkan kedewasaan itu lebih memancarkan aura kecantikan pada diri nya.
Walaupun Zaidan sering melihat Devina di akun sosial nya, dan mereka juga sering Video Call, ternyata melihat langsung Devina jauh lebih cantik.
"Aku baik Vin, kamu apa kabar sayang..???Tanya Zaidan tak berkedip, menatap wanita yang selalu membuat nya jatuh cinta.
"Aku sangat merindukan mu Zay, aku ingin sekali menyusul mu ke London, tapi aku takut.."Devina berkata sambil memeluk erat Zaidan, terdengar suara nya yang bergetar.
Zaidan sedikit mengerut kan kening nya, seperti ada beban yang di sembunyikan dari kekasih hati nya ini.
"Aku juga sangat merindukan mu Vin.."Ucap Zaidan lembut, sambil membalas pelukan Devina.
"Lebih baik kita cari tempat yang enak untuk mengobrol Vin.."Zaidan berkata, dengan pelan melepaskan pelukan Devina.
Devina mengangguk dan tersenyum.
"Kita kirim kan do'a dulu untuk almarhum kakek ya.."Zaidan berkata lagi, sambil membelai lembut rambut Devina.
"Iya sayang.."Jawab Devina lembut, menatap hangat bola mata yang selalu di rindukan nya.
Zaidan tersenyum, kemudian membimbing tangan Devina untuk bersimpuh di samping makam kakek nya.
Dengan khusyuk, Zaidan mengirim do'a untuk kakek nya, sesekali Devina melirik ke arah Zaidan yang benar-benar khusyuk berdo'a dengan kedua mata terpejam, dan mengangkat kedua tangan nya.
"Maaf kan aku Zaidan, aku sangat mencintai mu.."Devina berkata dalam hati, dan langsung menyeka buliran bening yang ingin keluar dari sudut mata nya.
Selesai berdo'a, Zaidan menoleh ke arah Devina yang berada di samping.
"Kita ke resto XX ya sayang.."Ucap Zaidan begitu lembut, dengan tatapan hangat penuh cinta.
Lagi-lagi Devina mengangguk, kehangatan di hati nya kini hadir kembali. setelah beberapa tahun hampa, karena jarak dia dan Zaidan terasa jauh.
Zaidan bangkit, dan mengulurkan tangan nya untuk Devina.
Devina pun meraih uluran tangan Zaidan dengan senyum manis, tentu saja senyum yang membuat hati Zaidan bergetar.
Sambil bergandengan tangan mereka pun meninggalkan area pemakaman.
"Seandainya waktu dapat berhenti, aku ingin terus bersama mu Zaidan, maaf kan aku.."Ucap Devina dalam hati, sambil mata nya menatap Zaidan yang sedang berjalan di samping nya, dengan tangan yang sedang menggenggam erat tangan nya.
Zaidan yang sadar sedang di tatap kekasih nya, dia pun membalas tatapan yang selalu membuat nya jatuh cinta.
"Seandai nya tidak ada surat wasiat itu, hari ini juga aku akan melamar mu Devina.."Ucap Zaidan juga dalam hati.
Mereka pun terus berjalan menuju parkiran dengan pikiran mereka masing-masing, sambil bergandengan tangan, sesekali mereka saling tatap.
Sampai akhir nya sampai lah mereka di sebuah mobil mewah, milik keluarga Radthya, lebih tepat nya mobil Zaidan sebagai hadiah dari Kakek nya, sebelum keberangkatan nya ke London.
Dengan penuh perhatian, Zaidan dengan sigap membuka kan pintu untuk Devina, tentu saja sikap manis Zaidan membuat Devina sangat bahagia.
"Sikap lembut dan perhatian mu tidak pernah berubah Zay, meskipun kita sudah bertahun-tahun tidak bertemu.."Ucap Devina dalam hati.
"Sayang, kenapa melamun.."Ucap Zaidan lembut, saat mereka sudah berada di dalam mobil, Zaidan kembali menggenggam tangan Devina.
"En...engga ko sayang, terimakasih kamu tidak berubah, selalu baik dan perhatian.."Ucap Devina, menatap manik mata Zaidan yang berwarna hitam pekat.
Mata hitam pekat, yang mampu membius dan membunuh orang-orang yang tidak di sukai nya, tapi pada orang yang spesial, mata itu mata yang penuh perhatian, kehangatan dan pasti nya sangat melindungi dan penuh tanggung jawab .
"Seandai nya malam itu aku tidak bodoh, pasti aku tidak ada ikatan apa pun pada lelaki kasar itu.."Devina berkata lagi dalam hati.
"Tuh khan melamun lagi.."Seru Zaidan, sambil mengeratkan genggaman tangan nya.
"M..maaf sayang, aku hanya tidak percaya, seperti mimpi kita bisa bertemu dan bersama lagi.."Devina berkata, mencoba menenangkan hati nya.
"Aku sangat merindukan mu sayang.."Bisik Zaidan di telinga Devina.
Mendengar bisikan Zaidan, ingin rasa nya Devina menangis dalam pelukan nya, apa lagi sudah dua kali Zaidan menyatakan rindu.
"Aku juga sangat merindukan mu Zay.."Ucap Devina dengan suara bergetar.
Dengan lembut, tangan nya mengelus wajah Zaidan.
Zaidan tersenyum dengan tatapan penuh cinta, dia pun mengecup kening Devina, dan kembali membawa Devina ke dalam pelukan nya.
Buliran bening pun tanpa permisi terjun bebas ke wajah Devina.
"Aku sangat mencintai mu Zay.."Ucap Devina di sela isak tangis nya, dan lebih mengeratkan pelukan nya di tubuh kekar Zaidan.
"Aku juga sangat mencintai Vin.."Ucap Zaidan juga, sambil mengelus lembut rambut Vina, dan mencium puncak kepala nya.
Mereka berpelukan beberapa saat, sambil menghilang kan sesak di hati mereka masing-masing.
"Aku sudah lapar sayang.."Zaidan berkata lirih di telinga Devina.
Devina pun melepaskan pelukan nya dan menatap lekat wajah Zaidan yang sedang menghapus air mata di wajah mulus nya, tapi tiba-tiba..
Krukuk..
Terdengar bunyi yang cukup nyaring, dari arah perut Zaidan.
Mereka pun saling tatap, kemudian mereka pun tertawa bersama.
Akhir nya Zaidan pun melajukan mobil nya, meninggalkan area pemakaman.
Suasana yang tadi haru, kini berubah menjadi tawa-tawa kecil di antara mereka.
Mereka bercerita tentang masa-masa mereka sekolah dulu, mengenang momen-momen indah dan lucu yang sudah mereka lalui selama bertahun-tahun.
Tanpa mereka sadari ada sebuah mobil yang mengikuti mereka.
*************
Tidak membutuhkan waktu yang lama mereka pun sampai di resto XX yang mempunyai banyak kenangan di antara mereka.
Tidak terlalu banyak perubahan di resto itu, hanya terlihat lebih mewah dan elegan.
Zaidan dan Devina pun menuju tempat duduk yang dulu menjadi tempat favorit mereka dulu.
Di sebuah saung, yang tepat di samping nya ada kolam ikan, dan di depan nya terdapat pemandangan berbagai macam jenis tanaman dan bunga yang indah-indah.
"Biar aku yang memesan makanan mu.."Zaidan berkata, saat salah satu pelayan menghampiri mereka menawarkan menu-menu yang berada di resto itu.
Devina hanya mengangguk dan tersenyum.
Setelah menulis pesanan mereka, pelayan resto itu dengan sopan meninggalkan saung mereka, untuk menyiapkan pesanan.
"Kamu masih ingat menu kesukaan ku Zay .??"Tanya Devina lembut, dengan binar kebahagiaan.
Dia tidak menyangka, jika Zaidan masih mengingat menu kesukaan nya.
"Kamu lupa, berapa tahun kita menjalin kasih, dan tempat ini saksi bisu di mana aku pertama kali menyatakan cinta kepada mu, dan tempat ini adalah tempat makan favorit kita, jadi aku hapal dong menu-menu kesukaan mu.."Jelas Zaidan, dengan senyum dan tatapan hangat nya.
Devina juga terus menatap Zaidan, kini mereka saling tatap, dan wajah mereka pun semakin dekat.
Saat bibir Zaidan yang akan menyentuh bibir Devina semakin dekat, tiba-tiba kerah kemeja nya seperti di tarik dengan kencang oleh seseorang.
Tubuh nya di tarik kasar untuk turun dari saung, tiba-tiba..
Bug...
Sebuah bogem mentah mengenai wajah Zaidan.
Zaidan yang kaget dengan serangan yang tiba-tiba pun tidak siap, tubuh nya langsung tersungkur ke tanah.
"Dave hentikan..!!"Teriak Devina, saat dia ingin memukul kembali Zaidan, yang masih mengumpulkan kesadaran nya.
"Dengar kan gw baik-baik anak sia*an, jangan pernah dekatin lagi calon istri gw.."Bentak Dave, sambil mencengkram kencang rahang Zaidan.
Zaidan yang tadi nya masih bingung, perkataan Dave bagai kan kekuatan untuk nya.
Dengan sigap dia pun menendang kencang perut Dave, sehingga membuat tubuh Dave terhuyung ke belakang.
Dengan kilatan amarah,. Zaidan pun menghajar Dave tanpa ampun, sampai pihak keamanan datang melerai mereka.
Kedua tangan Zaidan di pegang kuat oleh dua orang keamanan, tapi Zaidan berontak dengan kuat, dia masih ingin menghajar Dave lagi, karena berani sekali menyebut Devina sebagai calon istri nya.
Sedang kan Dave yang sudah babak belur, di bantu oleh beberapa orang untuk berdiri.
Sedang kan Devina terlihat sedang menangis tersedu-sedu, dan terlihat pundak nya yang naik turun.
Dengan langkah terseok-seok, Dave mendekati Devina dan merangkul pundak nya.
"Ayo kita pulang sayang.."Bisik Dave dengan penuh penekanan.
"Jangan sentuh dia bajing*n..!!"Teriak Zaidan yang kembali akan berontak, sehingga ada dua orang lagi yang membantu memegangi tangan Zaidan.
"M..maaf kan aku Zaidan.."
Deg....
************
Apa yang sebenar nya terjadi pada diri Devina, sehingga membuat nya tidak bisa menghindari seorang Dave..???
Ikuti terus kisah perjalanan Zaidan yang masih panjang.
Jangan lupa, untuk mampir ke novel lain nya yang sudah tamat dan masih up 👇👇
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Mei Shin Manalu
Aku mampir lagi Kak... Semangat 💪🏻
2023-01-18
1