Wedding Disaster

Wedding Disaster

Pernikahan?

ARSHAKA menginjak pedal gas lebih kencang dari sebelumnya, ia sangat marah saat ini. Ponselnya sudah berdering entah ratusan kali namun pria yang masih mengenakan jas hitam itu enggan untuk menjawabnya. Namun akhirnya, kali ini ia memutuskan untuk mengangkatkan demi sedikit saja mendengar alasan bahwa apa yang dilihatnya barusan tidak benar.

"Arsha!" Teriak perempuan di ujung telpon sana dengan nada khawatir.

Arshaka diam masih sibuk dengan stir mobilnya yang melaju semakin cepat.

"Arshaka, kamu kemana?! Gimana pernikahan kita?" Tanya perempuan itu mulai menangis.

"Pernikahan?" Ucap Arshaka tersenyum getir membuka kata pertamanya.

"Pulang sekarang akan kujelaskan, please! Kamu tau kan kita udah siapin pernikahan kita jauh-jauh hari? Orang tua kita juga khawatir kamu kaya gini, Ka!"

"Dengar, Sabila! Aku lelah, sudah berapa kali kamu melakukan ini? Mungkin aku masih bisa memaafkan dulu, tapi bahkan di hari pernikahan?" Arshaka menghela napas panjang, "alasan apa lagi yang ingin kamu buat? Aku bahkan harus melihat calon istriku melakukan hal senonoh dengan pria lain?! Kamu pikir hal seperti itu bisa dimaafkan?"

"Maafkan aku Arshaka, tolong pulanglah..."

"Cukup, Sa!" Arshaka mengatakan kalimat tersebut bebarengan saat Sabila juga memanggil-manggil namanya, lalu ia menutup ponselnya dan melemparnya ke kursi belakang.

Emosi sudah menguasainya, Arshaka melonggarkan kerah dasinya sebelum ia benar-benar menambah kecepatan mobil. Ia hanya ingin pergi ke tempat yang jauh, namun juga tempat yang sudah ia rindukan selama ini. Arshaka akan mengunjungi Ibu kandungnya yang sudah diasingkan ke suatu desa terpencil, bahkan mungkin Ayahnya sendiri sudah lupa dimana tempat istri pertamanya itu tinggal.

...\~oOo\~...

Disisi lain, seorang gadis cantik sedang melihat dirinya di depan cermin mengenakan gaun pengantin putih yang sangat indah, namun ia tidak tersenyum sama sekali di hari pernikahannya. Ia bernama Syera Ayudisa namun lebih kerap dipanggil Ayu di desanya.

Lalu seorang perempuan lagi datang menghampirinya dengan senyuman, "kamu cantik Ayu..." dia mengelus rambut Ayu dengan lembut.

"Mbak, bukan ini yang aku inginkan," ucap Ayu kini matanya membendung banyak air mata.

"Iya, mbak tau kok," jawab perempuan yang dipanggil Mbak Maya tersebut, ia adalah kakak kandung dari Ayu, seorang anak pertama.

"Aku nggak bisa..." kata Ayu pada akhirnya, Maya terkejut mendengar kalimat itu, "mbak, bisa tolong katakan pada Ibu jika aku tidak bisa melanjutkan pernikahan ini? Kumohon mbak..."

"Ayu! Kamu jangan ngomong aneh-aneh dong, ini tinggal 1 jam lagi mas Bima udah siap!" Mbak Maya mulai naik pitam, watak aslinya memang seperti ini.

"Tapi aku nggak cinta sama mas Bima..."

"Cinta bisa belakangan, kamu tau sendiri kan kondisi keluarga kita kaya gimana? Kalau nggak ada mas Bisa bisa-bisa kita jadi gembel! Kamu mau jadi gembel?!" Maya menaikkan suaranya.

"Aku ngelakuin ini demi Ibu yang minta, mba. Tapi kenapa harus aku? Kenapa harus mas Bima? Aku bisa kerja apapun kalau Ibu mau..." Ayu kini tanpa sadar sudah meneteskan air matanya.

Sebelum Maya menjawab kalimat Ayu, tiba-tiba Ibu datang menggebrak pintu dengan keras. Ia tampak terkejut mendengar perkataan Ayu barusan, "Ayu kamu bilang apa barusan?"

"Ibu..." Maya gelisah saat Ibunya datang.

"Diam dulu Maya, Ibu mau mendengarkan penjelasan Ayu..."

"Apa maksud Ibu?" Tanya Ayu masih tidak mengerti.

"Kenapa kamu melakukan ini demi Ibu? Maya bilang kamu mencintai Bima dan akan menggantikan perjodohan ini..."

"Menggantikan perjodohan?" Tanya Ayu melihat Maya sekilas.

Maya menghela napas kemudian memutuskan untuk menjelaskan, "baik, aku salah Ayu, oke! Sebenarnya ini adalah perjodohan antara aku dan mas Bima, Ibu menjodohkanku dengannya karena alasan ekonomi dan memang aku bilang setuju karna aku memang menyukai dia awalnya. Tapi Ibu, aku sekarang punya pacar, bukan mas Bima..."

"Lalu apa maksudmu berkata bahwa Ayu bersedia menggantikanmu?" Tanya Ibu sangat kesal.

"Aku menjelaskan keadaan keluarga kita pada Ayu, Bu, dan aku yakin dia mengerti."

"Tapi, mbak, kamu tidak pernah berkata tentang perjodohanmu, kamu bilang ini permintaan Ibu..."

"Apa yang ada di kepala kamu, Maya! Padahal Ayu tidak harus berkorban seperti ini. Entah itu Ayu atau Kamu, jika ingin menolak pernikahan ini tidak masalah, Ibu tetap akan mencarikan calon lain hingga kalian sendiri yang memutuskan!"

"Tapi kita butuh uang Bu saat ini, bagaimana dengan pengobatan Ayah? Salah satu dari kita harus berkorban!"

"Lalu mbak Maya menjadikanku korban?!" Ayu kini menumpahkan air matanya, tidak percaya dengan kelakuan Maya. Ia memang tahu Maya sangat meterialistis namun ia juga tidak menyangka jika kakaknya bisa berbuat demikian demi memenuhi egonya.

"Kamu belum punya tanggung jawab, Ayu! Lagipula mbak sekarang punya pacar!"

Ayu tidak tahan lagi, ia kemudian berlari pergi meninggalkan Maya dan Ibu. Ia menangis sejadi-jadinya, maskaranya sudah luntur beberapa menit yang lalu. Gadis itu terus berlari meninggalkan tempat acara, ia melewati pintu belakang dan lari tanpa tujuan.

Ia tinggal di kota kecil, di sebuah desa yang masih dipenuhi dengan hutan rimbun. Ayu melarikan diri kesana, ia masih mengenakan gaun pengantinnya, namun dandanannya sudah tidak karuan.

...\~oOo\~...

Di jalanan lain tampak mobil melaju dengan kencang dengan kecepatan penuh, sudah lama Arshaka tidak merasakan adrenalin seperti ini. Namun sesaat konsentrasinya teralihkan saat ponselnya kembali berdering di kursi belakang. Bersamaan dengan itu, di kejauhan terlihat mobil truk seketika berhenti, entah kehabisan bensin atau ada mesin yang rusak, namun itu benar-benar mengejutkan Arshaka.

Ia menginjak pedal rem tiba-tiba dan beberapa detik terasa blong hingga ia harus membanting stir dan melewati pembatas jalan. Tidak tahu apa yang sedang dipikirkannya, namun mobilnya semakin melaju tidak karuan hingga terguling jatuh.

Kemungkinan kejadian tersebut tidak ada saksi mata, karna jalanan terlalu sepi kecuali mobil truk dihadapannya tadi. Arshaka dan mobilnya jatuh ke dalam hutan di dekat jurang. Ia mengerang kesakitan saat berusaha untuk membuka pintu mobil yang terhimpit. Kepalanya sangat sakit, saat ia melihat telapak tangannya, sudah ada darah berceceran disana.

Ia berhasil keluar, jalan terhuyung hendak mencari bantuan namun kakinya tak bisa bergerak lagi, Arshaka jatuh kesakitan.

Di ujung sana, nampak seorang perempuan dengan gaun putih pengantin lari ke dalam hutan, mengampiri Arshaka. Apa dia Salina? Atau malaikat? Tanya Arshaka dalam hati? Matanya sudah buram, ia tak bisa melihat apapun dengan jelas, kepalanya sakit, kakinya serasa remuk, tangannya lemas.

"Astaga!" Pekik gadis itu panik melihat Arshaka terbujur lemas di hadapannya, "aku akan mencari bantuan, sabar ya!" Ucapnya lagi namun sebelum itu ia terduduk dan menyobek ujung kain gaunnya lalu membalutnya di sekitar kepala sang pria itu demi menghentikan pendarahan. "Tunggu disini..."

Arshaka sudah tidak tahu apa lagi yang terjadi di dirinya, dia kenapa dan kenapa gadis cantik di depannya berlumuran darah.

"Sayang, kenapa kamu berselingkuh?" Lirik Arshaka kemudian ia terpejam tidak sadarkan diri.

Terpopuler

Comments

Meiliani Pelangi

Meiliani Pelangi

aku mampir thor!

2022-11-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!