Kehilangan

"BAGAIMANA? Mereka jadi kesini?" Tanya Dhany pagi ini saat ia buru-buru memastikan keadaan seusai mendapat kabar dari Ayu.

Ayu mengangguk, ia juga sudah memberitahu Arshaka tentang ini. Kini, mereka berada di teras rumah menanti kedatangan petugas polisi serta keluarga Arshaka yang akan menjemputnya. Ibu juga ikut senang mendengar beritanya, Maya juga diminta untuk ikut menyapa keluarga Arshaka nantinya meskipun pada awalnya ia bersikeras sangat menolak, "emangnya dia siapa? Artis?" ucapnya beberapa menit yang lalu saat Ibu memintanya untuk keluar.

"Kamu sudah siap, Arshaka?" Tanya Ayu kini memanggilnya dengan nama aslinya. Ia melihat sedikit keraguan di raut wajah Arshaka, sedikit berat untuk meninggalkan tempat ini, meninggalkan Ayu, namun ia memang harus pergi karena tempatnya bukanlah disini.

Arshaka tersenyum malu, "aneh sekali rasanya kamu memanggilku begitu, aku lebih suka kamu memanggilku Ars, seperti biasanya."

"Aku hanya ingin kamu mengingat siapa dirimu jika aku memanggil nama lengkapmu..." Lalu keduanya tertawa kecil bersama, Ibu ikut tersenyum sedikit melirik keduanya. Lalu ia pergi ke dalam rumah seperti mengambil sesuatu, tak lama Ibu kembali lagi membawa sebuah kotak kubus yang sangat Ayu kenal, kotak itu, adalah cincin pernikahan milik Arshaka. Ayu seketika mengingat kembali dirinya, bahwa ia bukanlah siapa-siapa.

"Bukankah ini milikmu?" Tanya Ibu memberikan kotak itu pada genggaman tangan Arshaka.

Pria itu menerimanya dengan pasrah, "terima kasih, walaupun sebenarnya aku tidak tau kenapa membawa cincin pernikahan ini..." lalu ia tertawa lagi, ini bukan hal yang lucu memang tetapi aneh untuk Arshaka sendiri.

"Semoga kamu bisa menemukan dirimu nanti di tempatmu yang seharusnya," ucap Ayu sedikit pedih, ia menahan perasaan bimbangnya, perasaan yang seharusnya tak ia rasakan.

Arshaka mengangguk setuju, "kamu juga, jangan lupakan aku ya?"

Jantung Ayu serasa ingin lepas saat Arshaka mengatakannya, ia tak sanggup membalasnya jadi hanya tersenyum dan memalingkan muka kembali. Tak lama setelah itu, sebuah mobil polisi dan mobil mewah berwarna hitam mengkilap mengikutinya dari belakang. Mereka semua bersiap dan mobil-mobil itu kemudian berhenti.

Pak Andi yang keluar dari sana, ia menyalami keluarga Ayu dan mengucapkan terima kasih terutama kepada Dhany yang mau merawatnya tanpa dibayar sepeserpun, serta Ayu dan Ibunya.

"Halo, Arshaka? Apa kamu sudah siap?" Sapa Pak Andi.

Arshaka hanya menghela napas, sebenarnya enggan untuk pergi dari sini. Kemudian seorang wanita paruh baya muncul dari mobil mewah di belakangnya, ia seusia dengan Andini, Ibu Ayu, namun penampilannya lebih rapi, anggun dan tentu saja glamor. Wanita itu mengenakan dress berwarna hitam selutut dihiasi dengan mutiara yang menyilaukan, mengenakan sapatu high heels dan tas branded serta rambut yang di gulung rapi. Sejenak Ayu mengira apa wanita itu akan pergi ke pesta atau ada acara penting lainnya?

Lamunannya buyar, wanita itu berjalan kesusahan menghampiri Arshaka dikarenakan jalanan yang memang sedikit berbatu. Saat tiba di depan Arshaka, wanita itu memeluknya, ia terlihat sangat senang bisa menemukan pria di hadapannya itu.

Arshaka sendiri sedikit terkejut karena memang tidak tahu siapa wanita di hadapannya itu, ia hanya berdiri mematung.

"Kamu ingat ini Mami?" Tanyanya kemudian membuat beberapa mata terbelalak, Ayu tidak menyangka jika Arshaka memiliki seorang Ibu yang sangat sosialita seperti ini.

Arshaka menggeleng jujur.

"Bagaimana kabarmu selama ini? Papamu sedang sibuk, jadi hanya Mami yang menjemputmu," jelasnya lagi, kini ia mulai memperhatikan sekitarnya. Ia melihat Andini yang mungkin seumuran dengannya, kemudian Maya dan Ayu yang berdiri disana dengan senyuman canggung. "Terima kasih sudah merawat anak saya dengan baik," ucapnya lagi.

"Tidak masalah, kami juga senang karena Arshaka banyak membantu kami juga," jawab Ibu seadaanya sedikit sungkan.

"Baiklah, ini waktunya kamu pulang. Sabila sudah menunggumu di rumah." Kata Mami membuat hati Ayu seketika bergetar saat mendengar nama "Sabila" bukankah itu nama yang tertera dibalik punggung cincin milik Arshaka, apakah perempuan itu kekasih Arshaka?

Sebelum mereka benar-benar pergi, ia memperkenalkan dirinya secara terbuka, namanya adalah Kinan dan ia memberikan sebuah amplop tebal yang sudah bisa diduga apa isinya kepada Ibu Ayu. Sudah berkali-kali Ibu menolaknya namun Kinan terus memaksanya.

"Tidak usah, kami dengan tulus merawat nak Arshaka tanpa mengharapkan apapun kok," ucap Ibu masih tidak mau menerima amplop berisi uang tersebut.

"Ini hanya sebagai tanda terima kasih saja sebelum kami pergi, pasti Arshaka banyak merepotkan kalian..." ucap Kinan sedih jika pemberiannya ditolak.

"Tidak, lebih baik ini Anda simpan saja." Sesaat Ibu mengatakannya dan beberapa menit pertikaian kecil ini, lalu Maya dengan percaya diri mendekat kepada Ibu dan mengambil uang itu dari tangannya.

"Saya anak pertama disini dan saya yang bertanggung jawab, Tante. Arshaka sangat baik disini, dia juga sering membantu kami. Saya sangat senang jika dia bisa bertemu keluarganya lagi, lalu uang ini akan saya terima sebagai tanda terima kasih jika Tante memaksa..." jelasnya panjang lebar membuat Ibu sedikit kecewa dengan tindakan yang dilakukan oleh Maya, tidak hanya itu, namun juga Ayu merasa marah serta malu saat melihat kelakuan kakaknya yang tidak sopan itu.

Kinan lalu tersenyum, "Ya, lebih baik seperti itu. Jadi, kita imbas dengan begini," jawabnya, "saya merasa tidak perlu kembali kesini lagi karena merasa berhutang budi, meskipun begitu saya sangat berterima kasih," lanjutnya kemudian berpamitan pergi membawa Arshaka.

Sekilas Arshaka melihat Ayu, untuk terakhir kalinya. Ayu juga melihat mobil mereka pergi ke ujung jalan, hingga menghilang dari pangkal matanya.

Saat sudah pergi, buru-buru Ayu menghampiri kakaknya dan menamparnya. "Apa sih yang mbak Maya lakukan?" Teriak Ayu sudah tidak bisa menahan emosinya lagi.

"Kamu berani sama mbak?!" Teriak Maya tidak mau kalah, "memangnya aku salah apa? Hah!"

"Berikan uang itu padaku! Aku akan mengembalikannya!" Ayu menantang Maya tidak ingin kakaknya bertindak bodoh.

"Orang tuanya memberikan uang ini pada kita, kalau kamu tidak mau ya uang ini buat mbak aja!" Maya masih bersikeras karena menurutnya itu memanglah haknya.

Tanpa bisa sabar lagi, Ayu menarik amplop itu dari tangan Maya, mereka saling berebut hingga Ibu dan Dhany harus datang untuk melerai keduanya. Maya menjambak rambut Ayu, sedangkan Ayu masih berusaha mengambil amplop dari tangannya sembari menarik kaos kakaknya. Mereka saling meneriaki ditambah suara Ibu yang memanggil keduanya bergantian, bahkan Dhany nyaris menyerah untuk memisahkan mereka.

Lalu dengan terpaksa, Dhany harus menggendong salah satunya menjauh, ia mengangkat tubuh Maya menjauhkannya dari Ayu, dan beruntungnya Ayu saat itu telah mendapatkan amplop digenggamannya.

"Kembalikan uangnya, Ayu!" Teriak Maya berusaha melepaskan tangan Dhany yang masih menahan pinggangnya.

Ayu kemudian berlari pergi ke kamarnya, "aku akan mengembalikan uang ini besok!" Teriaknya kemudian menggebrak pintu kamar, menutupnya rapat-rapat. Maksud Ayu hanyalah, bukan materi yang ia inginkan, tetapi Arshaka.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!