Andai Ayah Tak Begitu

Andai Ayah Tak Begitu

Prolog

Maria termenung menatap ponselnya. Panggilan telepon dan pesan singkat tak kunjung mendapat respon dari sang suami. Resah makin tak terkendali menghimpit aktivitas sehari-hari.

Senin ke Minggu hingga berputar kembali dan berakumulasi menjadi hitungan bulan, tak jua ada kabar dari Simon yang kini hidup di perantauan. Apakah dia baik-baik saja? Ataukah dia sedang berbagi hati dengan perempuan lain?

Tidak mungkin. Maria meyakini Simon tak akan mendua. Suaminya bekerja melintasi pulau untuk mencari nafkah, bukan hendak menambah persinggahan rasa yang baru. Ini hanya masalah komunikasi, kesibukan, dan kepercayaan.

Namun semakin dalam rindu terpahat, semakin tajam ketakutan menusuk keyakinan. Mengapa Simon tak berupaya mencari solusi untuk menjembatani komunikasi? Apa ini artinya ada sutera yang membalut Simon hingga ia lupa kepada keluarganya?

Sementara itu, Prada – buah cinta Maria dan Simon – masih mendekap erat janji sang ayah yang akan pulang di hari Minggu. Terlebih, Simon menjanjikan akan membawakan beragam oleh-oleh bertema Captain America yang merupakan superhero kegemaran Prada.

Hari Minggu terlewat beberapa kali, dan di depan pintu masih tak didapati Simon mengucapkan salam. Maria mulai cemas memikirkan Prada. Ia sangat takut angin surga yang Simon hembuskan kepada Prada memiliki dampak yang serius. Ia takut sang putra menyimpan amarah yang bisa menjadi bom waktu.

Ketika Maria merasa butuh teman bercerita, Nella hadir sebagai tetangga yang baik. Nella senantiasa menjadi teman yang setia mendengar dan memberi solusi konkret.

Sayangnya, aura positif yang Nella tampilkan tak seindah jalan cerita hidupnya. Dia ditalak oleh suami keduanya bernama Doni. Biduk rumah tangga yang awalnya bahagia, tercoreng akibat Doni bermain asmara dengan perempuan lain.

Maria yang miris dengan kisah hidup sahabatnya dihentakkan dengan kehidupan rumah tangganya sendiri. Sungguh tak terbayangkan jika ia mengalami nasib yang sama dengan Nella.

Perceraian bukan sekadar hilangnya rasa cinta antara dua sejoli yang dulu mengikat janji suci di atas altar. Ada anak yang tidak harus turut merasakan ketidakbahagiaan dalam bahtera keluarga.

Maria hanya seorang ibu rumah tangga yang merasa tidak memiliki banyak keahlian. Bagaimana nasib masa depan Prada jika Simon mengucap kata pisah kepadanya? Tiap malam ia pun berdoa agar segala ketakutan dalam pikirannya tak menjelma di kehidupan nyata.

Akan tetapi, perempuan bernama Vera Puspita Sari menyenandungkan elegi paling mencekam bagi Maria. Perempuan cantik dan kaya raya itu laksana rudal yang menghantam bangunan cita-cita dan harapan yang Maria rancang.

Perlahan, Prada mulai tak peduli tentang ayahya. Ia tak lagi bertanya kepada sang ibu apakah ayahnya sudah menelepon atau belum. Ia juga menegarkan hati dan menghapus hari Minggu dalam bingkai asa serta penantian.

Bulan bergulir menjadi satuan tahun. Melihat kondisi kesehatan sang ibu yang terus menurun, Prada berusaha menguatkan dengan segala cara. Ia meyakinkan ibunya jika hidup mereka akan baik-baik saja, meskipun sang ayah sudah tak ingat jalan pulang ke rumah.

Sesungguhnya Maria pun berusaha berlapang dada seandainya takdir menggariskan Simon tak akan kembali. Namun, ia ragu mampu membesarkan Prada tanpa mewariskan derita. Hidup yang semula tertata menjadi berantakan tak terduga.

“Mas, sekarang Prada sudah semakin dewasa. Dia mirip sekali denganmu!” ucap Maria sambil mengusap potret Simon. Haru, pilu, dan sendu mewarnai setiap usapan jari yang diayunkan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!