Hati Untuk Aisyah

Hati Untuk Aisyah

Sakitnya hati Aisyah

Aisyah tengah mematut diri di depan cermin untuk memastikan tidak ada yang kurang pada dirinya. Aisyah merapikan tatanan rambutnya yang sebenarnya sudah sangat rapi.

Malam ini, Aisyah akan di lamar oleh pujaan hatinya yang selama ini Aisyah cintai. Dia adalah anak sahabat dari ayahnya, namanya Dafansya Saputra.

Aisyah tersenyum melihat wajahnya di cermin. Aisyah yakin kalau Dafa kan terpesona dengan kecantikannya, karena Aisyah sudah mati-matian berdandan secantik mungkin untuknya.

"Sempurna...." Aisyah tersenyum puas, melihat pantulan dirinya di cermin.

Tok tok tok

"Ais...." Hana masuk dan tersenyum menatap wajah putrinya itu. "Cantik sekali anak ibu," puji Hana.

"Terima kasih, ibu."

"Ais sudah siap bertemu dengan calon pujaan hati?"

Aisyah mengangguk senang. Ini hari yang sangat di tunggu-tunggunya. Aisyah dan Hana keluar beriringan dan segera menemui orang yang sangat spesial malam ini.

Senyum Aisyah bertambah lebar, saat melihat sang pujaan hatinya tengah duduk diampit oleh kedua orang tuanya. Bahkan Aisyah tak jemu-jemu memandang wajah Dafa.

"Nah, ini dia orang yang kita tunggu-tunggu dari tadi," seloroh Aditya, yang menatapnya hangat.

Aisyah duduk di tengah-tengah antara Hana dan Aries. Aisyah melirik Dafa yang malam ini terlihat sangat tampan. Sungguh hati Aisyah bertambah meleleh menatap wajah tampan Dafa.

Marshall juga tersenyum bahagia melihat adik kesayangannya yang terlihat sangat cantik. Kini Aisyah sudah mendapatkan tambatan hatinya dan berharap Aisyah selalu diberikan kebahagiaan dan pastinya kesehatan juga.

"Selamat malam semuanya. Saya selaku orang tua dari Dafansya Saputra, Mau menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan kami kesini yaitu ingin melamar putri Bapak Aries yang bernama Aisyah. Semoga lamaran putra saya di terima oleh Bapak Aries, terutama Nak Aisyah," ucap Aditya.

"Bagaimana, Ais? Apa Ais menerima lamaran dari Dafa?" Tanya Aries dan Aisyah pun menjawab. "Iya, Ais terima lamaran dari Dafa."

Semua yang mendengarnya tersenyum senang. Lain halnya dengan Dafa yang merasa tidak senang dengan pertunangan ini. Dafa terpaksa menuruti perkataan papanya, walau sebenarnya Dafa tidak menyetujuinya.

Aisyah dan Dafa langsung tukar cincin. Aisyah terus menyunggingkan senyumnya. Hatinya saat ini benar-benar sangat bahagia. Setelah sekian lama memendam rasa cintanya terhadap Dafa, kini Aisyah ingin terus bersamanya sampai maut memisahkan.

Setelah saling tukar cincin, Aries dan Aditya membicarakan soal hari dan tanggal pernikahannya. Dafa yang ikut mendengarkan pembicaraan papanya dan Aries, langsung ikut menimpali pembicaraan kedua lelaki itu.

"Aku boleh mengajukan syarat," Ucap Dafa.

"Syarat apa?" Tanya Aditya.

"Aku mau nikah siri aja," ungkap Dafa.

"Kenapa harus nikah siri?" Tanya Aries.

"Ada berbagai alasan. Salah satunya aku masih ingin mengejar cita-citaku dan lagian aku sama Ais masih muda."

"Alasan apaan itu! Pernikahan ini tidak akan menghalangi cita-citamu dan kamu masih muda atau tidak, itu bukan persoalan yang berat," ucap Aditya.

"Pa, aku kan sudah bilang. Beberapa bulan lagi aku mau lanjut kuliah di luar neger dan papa tahu kan kalau aku tidak pernah mencintai Ais."

"Dafa!" Bentak Aditya.

"Sudah-sudah. Om terima syarat dari kamu, walau sebenarnya Om tidak setuju, tapi demi kebahagiaan Ais, Om menyetujuinya." Aries mencoba berlapang dada dengan keputusan Dafa.

"Ries, kamu yakin?" Ucap Aditya, yang tak percaya.

Aries mengangguk lemah. Aries hanya bisa berharap, semoga setelah menikah Dafa bisa mencintai Aisyah dan membangkitkan kembali semangat Aisyah untuk terus menjalani hidup. Selama ini, Aries sering melihat Aisyah tidak memiliki semangat hidup semenjak di vonis menderita pengerasan hati dan saat Aries mengetahui kalau putrinya itu mencintai anak sahabatnya, Aries langsung meminta Aditya untuk menikahkan Dafa dan Aisyah. Aries lakukan semua ini demi kebahagiaan Aisyah.

***

Setelah bertunangan beberapa Minggu lalu. Kini hari pernikahan pun tiba. Semua tamu undangan sudah pada hadir dan bapak penghulu sudah duduk di tempatnya.

Dafa menatap dingin kepada Aisyah yang saat ini tengah berjalan ke arahnya. Aisyah berjalan di dampingi oleh Zee, dengan bibirnya terus tersungging kepada semuanya terutama kepada Dafa.

Aisyah dan Dafa sudah duduk berdampingan dan acara ijab qobul pun di mulai. Di depan Aries dan Bapak penghulu, Dafa mengikrarkan janji suci pernikahan dengan hanya satu tarikan nafas.

Kini Aisyah dan Dafa sah menjadi sepasang suami istri. Senyum bahagia terpancar dari bibirnya Aisyah. Betapa membuncahnya hatinya saat ini, orang yang selama ini di cintainya kini sudah sah menjadi suaminya.

Setelah acar ijab qobul dan resepsi, Aisyah dan Dafa kini sudah berada di kamarnya.

"Ais, aku mau bicara serius sama kamu," ucap Dafa. Aisyah menghentikan gerakan tangannya yang sedang menyisir rambutnya.

"Aku mau bilang, setelah sebulan kita menikah aku mau kita pisah," sambung Dafa.

"Maksudnya pisah gimana?"

"Cerai." Dafa mempertegas ucapnya.

Deg... Jantung Aisyah mendadak berhenti. Aisyah terkejut mendengar perkataan Dafa. Baru hitungan jam Aisyah dan Dafa menikah, tapi kini Dafa sudah membicarakan soal cerai.

"Cerai? Kenapa harus cerai." Bingung Aisyah.

"Asal kamu tahu, aku tuh terpaksa menikahi kamu. Kalau bukan karena permintaan papa, aku nggak bakal mau menikah sama kamu. Satu yang harus kamu tahu, aku tuh sudah memiliki kekasih dan aku akan segera menyusul pacarku ke luar negeri. Maka dari itu, aku nggak mau pernikahan konyol ini jadi penghalang untukku."

Seketika kebahagiaan yang baru saja di genggamannya, hancur berkeping-keping. Hatinya benar-benar sangat sakit, bahkan sakitnya melebihi penyakit yang di deritanya.

Aisyah tak mampu lagi membendung air matanya. Suami yang baru saja menikahinya, tega mengucapkan kata pisah di malam pertamanya sebagai sepasang suami istri.

"Tapi kamu tenang saja, selama sebulan penuh aku akan memenuhi kebutuhan lahir batin kamu. Setelah itu aku akan langsung menceraikan kamu. Lagian pernikahan kita ini hanya pernikahan siri, agar aku mempermudah menceraikan kamu."

"Kenapa kamu menuruti kemauan papamu, kalau pernikahan ini akan menyakiti hatiku. Asal kamu tahu, dari dulu aku sudah mencintai kamu. Apa tidak ada sedikitpun rasa cinta untukku?"

"Tidak. Sama sekali aku nggak mencintai kamu. Aku harap kamu mengerti perasaanku."

Aisyah memegangi dadanya yang terasa sesak. Aisyah benar-benar tak menyangka, lelaki yang sangat di cintainya tak membalas cintanya. Seandainya Aisyah tahu dari awal, maka pernikahan ini tidak akan pernah terjadi.

Setelah pembicaraan itu, keduanya sibuk dengan pemikirannya masing-masing.

Aisyah menoleh ke arah Dafa, yang saat tengah sibuk dengan handphonenya. Hati Aisyah bertambah sakit saat Dafa menelpon kekasihnya. Begitu mesranya Dafa berbicara dengan kekasihnya. Sungguh Aisyah tak mampu mendengar ucapan mesra Dafa terhadap kekasihnya.

"Aku sangat merindukan kamu sayang dan tunggu aku menyusul kamu ke sana."

" Iya, aku juga sangat mencintai kamu, bahkan pake banget."

Itulah pembicaraan Dafa terhadap kekasihnya, yang di tangkap oleh pendengaran Aisyah. Air matanya terus mengalir membasahi pipinya terutama hatinya yang perih dan terkoyak.

Terpopuler

Comments

Aisyahsarii

Aisyahsarii

Aisyah terlalu naif.mencinta sebelah tangan.kasihannya.menyimak cerita selanjutnyA.

2024-09-04

0

Oh Dewi

Oh Dewi

Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya Caraku Menemukanmu

2023-09-15

0

Puspa Herliyah

Puspa Herliyah

Hi... mampir nih

2022-11-11

1

lihat semua
Episodes
1 Sakitnya hati Aisyah
2 Berpura-pura mesra
3 Peringatan Byan
4 Terkoyak
5 Menuduh Aisyah pacaran
6 Kemarahan Aditya dan Bella.
7 Menjatuhkan talak
8 Menghajar Dafa
9 Tinggalkan Dafa!
10 Apa harus senang atau sedih
11 Tidak menginginkannya
12 Harus kembali tersenyum
13 Menemui Aisyah
14 Bertemu dengan orang tuanya Byan
15 Kembalinya Dafa
16 Siap menikahinya
17 Karena hatiku hanya untuk Ais
18 Mengucapkan janji suci
19 Putus hubungan ayah dan anak
20 Mencari pekerjaan
21 Mengajak Aisyah jalan-jalan
22 Menikahi Wulan.
23 Permintaan Akemi
24 Tanda merah di leher
25 Morning sickness
26 Mengajak pindah
27 Mencari pekerjaan
28 Syukuran rumah baru
29 Aisyah cemburu
30 Wulan hamil
31 Kedatangan tamu yang tak diinginkan.
32 Tugas kerja
33 Sampai di Jepang
34 Mendapatkan kejutan yang terduga
35 Sedih dan bahagia
36 Keguguran
37 Penyesalan Dafa
38 Kabar gembira
39 Bertemu di supermarket
40 Mengikutinya
41 Permintaan Hana.
42 Gara-gara Dhika
43 Pertemuan yang tak sengaja
44 Berangkat ke luar kota
45 Pergi ke Mal
46 Sweater couple
47 Tidak ada kabar dari Byan
48 Meminta maaf
49 Syukuran buat Adelio
50 Jepit rambut
51 Sebuah harapan
52 Ladang versi Byan
53 Keluhan hati Dafa
54 Ini bukan darah
55 Drop
56 Operasi Caesar
57 Bukalah matamu
58 Kejang-kejang
59 Bangunlah... Demi anak kita
60 Keputusan Byan.
61 Hati Untuk Aisyah
62 Hati Untuk Aisyah ( Flashback )
63 Hati Untuk Aisyah ( Flashback 2 )
64 Kesedihan seorang Ayah
65 Bagaimana caranya menebus pengorbanan Dafa?
66 Jangan ambil cucuku!
67 Perubahan Bella
68 Dear Aisyah
69 Kembali pulang ke rumah
70 Menginginkan Lebih dari ini
71 Saling memaafkan
72 Sudah mendapatkan restu papi
73 Jatuh miskin
74 Tiba-tiba berubah
75 Memilih mengabaikan Byan
76 Kejutan yang tak terduga
77 Izinkan aku menyentuhmu....
78 Mengajak terbang menuju nirwana
79 Kecanduan
80 Eneg lihat bakso
81 Bertambah parah
82 Ais hamil lagi?
83 Omelan Aisyah
84 Senja
85 Hari spesial Hana dan Aries
86 Penderitaan Aries
87 Selamat ulang tahun untuk Dafa.
88 Bertemu dengan teman SMA
89 Pecah
90 Melahirkan
91 Baby Zero
92 Bergadang
93 Mencemaskan Byan
94 Bertemu dengan Mba Ijah
95 Acara Reuni Sekolah
96 Mendatangi acara reuni
97 Anniversary pernikahan yang kedua
98 Menghabiskan waktu bersama
99 Waktu cepat berlalu
100 Di sekolah
101 Membantunya
102 Akhir yang bahagia
103 Promo Novel baru
104 Promo Novel Baru ~ Aku dijual di malam pertama
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Sakitnya hati Aisyah
2
Berpura-pura mesra
3
Peringatan Byan
4
Terkoyak
5
Menuduh Aisyah pacaran
6
Kemarahan Aditya dan Bella.
7
Menjatuhkan talak
8
Menghajar Dafa
9
Tinggalkan Dafa!
10
Apa harus senang atau sedih
11
Tidak menginginkannya
12
Harus kembali tersenyum
13
Menemui Aisyah
14
Bertemu dengan orang tuanya Byan
15
Kembalinya Dafa
16
Siap menikahinya
17
Karena hatiku hanya untuk Ais
18
Mengucapkan janji suci
19
Putus hubungan ayah dan anak
20
Mencari pekerjaan
21
Mengajak Aisyah jalan-jalan
22
Menikahi Wulan.
23
Permintaan Akemi
24
Tanda merah di leher
25
Morning sickness
26
Mengajak pindah
27
Mencari pekerjaan
28
Syukuran rumah baru
29
Aisyah cemburu
30
Wulan hamil
31
Kedatangan tamu yang tak diinginkan.
32
Tugas kerja
33
Sampai di Jepang
34
Mendapatkan kejutan yang terduga
35
Sedih dan bahagia
36
Keguguran
37
Penyesalan Dafa
38
Kabar gembira
39
Bertemu di supermarket
40
Mengikutinya
41
Permintaan Hana.
42
Gara-gara Dhika
43
Pertemuan yang tak sengaja
44
Berangkat ke luar kota
45
Pergi ke Mal
46
Sweater couple
47
Tidak ada kabar dari Byan
48
Meminta maaf
49
Syukuran buat Adelio
50
Jepit rambut
51
Sebuah harapan
52
Ladang versi Byan
53
Keluhan hati Dafa
54
Ini bukan darah
55
Drop
56
Operasi Caesar
57
Bukalah matamu
58
Kejang-kejang
59
Bangunlah... Demi anak kita
60
Keputusan Byan.
61
Hati Untuk Aisyah
62
Hati Untuk Aisyah ( Flashback )
63
Hati Untuk Aisyah ( Flashback 2 )
64
Kesedihan seorang Ayah
65
Bagaimana caranya menebus pengorbanan Dafa?
66
Jangan ambil cucuku!
67
Perubahan Bella
68
Dear Aisyah
69
Kembali pulang ke rumah
70
Menginginkan Lebih dari ini
71
Saling memaafkan
72
Sudah mendapatkan restu papi
73
Jatuh miskin
74
Tiba-tiba berubah
75
Memilih mengabaikan Byan
76
Kejutan yang tak terduga
77
Izinkan aku menyentuhmu....
78
Mengajak terbang menuju nirwana
79
Kecanduan
80
Eneg lihat bakso
81
Bertambah parah
82
Ais hamil lagi?
83
Omelan Aisyah
84
Senja
85
Hari spesial Hana dan Aries
86
Penderitaan Aries
87
Selamat ulang tahun untuk Dafa.
88
Bertemu dengan teman SMA
89
Pecah
90
Melahirkan
91
Baby Zero
92
Bergadang
93
Mencemaskan Byan
94
Bertemu dengan Mba Ijah
95
Acara Reuni Sekolah
96
Mendatangi acara reuni
97
Anniversary pernikahan yang kedua
98
Menghabiskan waktu bersama
99
Waktu cepat berlalu
100
Di sekolah
101
Membantunya
102
Akhir yang bahagia
103
Promo Novel baru
104
Promo Novel Baru ~ Aku dijual di malam pertama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!