Pelatihku

Pelatihku

Episode 1

Awal masuk sekolah adalah sebuah hari yang paling ditunggu tunggu oleh siswa baru untuk mengetahui bagaimana dan dimana kelas mereka nantinya dan siapa saja yanng menjadi teman sekelas mereka.

Begitu pun dengan Risda yang begitu bersemangat untuk berangkat kesekolah bersama dengan temannya panggil saja namanya Wulan.

Keduanya kini tengah berada dihalaman depan sebuah sekolahan yang cukup besar dan bertuliskan SMA Bakti Negara, sebuah sekolah swasta yang terkenal dikota Jakarta.

"Eh Ris, dia tampan banget, lihat kesana deh" Ucap Wulan ketika melihat seorang lelaki dengan memakai sebuah jas berada tidak jauh dari keduanya.

"Soal cowok aja langsung nyaut lo, buruan deketin deh, pepet Lan sebelum diambil orang lain nanti nangis" Seru Risda yang juga tengah memandang kearah yang sama.

"Ya kali gue bukan cewek murahan, seharunya dia yang ndeketin bukan gue" 

"Cuma memberi saran anjay, lo pikir gue ngangep lo cewek murahan apa? Ngak kan?"

Mendengar kebisingan kedua orang itu membuat lelaki yang dimaksud mereka segera menoleh kearahnya, tatapan antara Risda dan lelaki tersebut bertemu hingga membuat Risda menjadi salah tingkah.

"Ayo pergi Lan, merinding gue" Ajak Risda dan langsung menarik tangan Wulan.

"Apaan sih? Jangan ngada ngada deh" Ucap Wulan yang kesal tiba tiba ditarik oleh Risda.

"Ish, lo ngak tau aja tatapan dia kek gimana tadi, ngeri tau lihatnya"

"Emang dia menatap ke kita? Kayaknya sih ngak, salah lihat aja kali dirimu"

"Mana mungkin, mata gue masih normal woi, lo pikir mata gue udah karatan gitu ha?"

"Sudah ah, males berdebat dengan lo, ayo masuk kelas, bentar lagi ospek akan dimulai"

"Y"

Mendengar jawaban yang super singkat itu membuat Wulan mengepalkan tangannya dan ingin sekali menempeleng kepala sahabatnya itu, tapi dirinya hanya bisa menahan kekesalan saja emang sih sikap Risda sangat keras kepala dan suka membuat orang marah.

"Eh dia sekelas dengan kita, apa jangan jangan dia juga siswa baru disini" Ucap Wulan ketika melihat lelaki yang mereka lihat dihalaman sekolah sebelumnya kini tengah masuk dikelas yang sama.

"Kayaknya sih iya, bodoamat lah" Risda sepertinya tidak peduli dengan sosok lelaki itu karena dirinya langsung bergegas untuk mengeluarkan buku tulis sebagai syarat melakukan ospek.

"Selalu cuek dengan lelaki" Guman Wulan seraya memutar bola matanya malas.

Risda hanya melirik sahabatnya itu sekilas, Risda memang tidak terlalu tertarik dengan yang namanya laki laki, karena sikapnya yang agak tomboy hingga membuat Risda sama sekali tidak tertarik dengan sosok lelaki.

Setiap peserta memperkenalkan nama mereka masing masing dan maju kedepan kelas, ketika lelaki itu maju pandangan Risda seketika terarah kepadanya.

"Perkenalkan nama saya Afrenzo, saya masuk dijurusan IPA" Ucap lelaki itu yang memperkenalkan namanya sebagai Afrenzo.

"Yah kita beda Ris, dia di IPA sedangkan kita di Sastra Indonesia, kenapa dulu gue ngak pilih jurusan IPA aja sebelum mendaftar" Ucap Wulan sedikit kecewa disebelah Risda.

"Kan masih satu sekolah, masih bisa ketemu kan? Lagian kenapa lo ngikutin gue? Gue itu ingin belajar Sastra Indonesia" Ucap Risda dan langsung membuang muka dari Afrenzo.

"Lo tau sendirikan, kalo gue ngak mau jauh jauh dari lo"

"Ngak punya pendirian sih lo itu"

****

Jam istirahat telah tiba, kini saatnya seluruh siswa beristirahat dan bergegas pergi kekantin sekolah, Wulan dan Risda kini tengah mengantri untuk beli beberapa makanan karena rasa lapar yang menghujani keduanya.

Risda dan Wulan kini tengah berada dibangku kantin sekolah untuk menikmati makan siang mereka, karena perut mereka yang saat ini sudah kelaparan.

"Lo bawa mukenah?" Tanya Risda ketika teringat bahwa dirinya lupa untuk membawa mukenah.

"Lupa, lo sih ngak ngingetin tadi sebelom berangkat sekolah" Gerutu Wulan.

"Kalo gue inget gitu, orang gue sendiri lupa ngak bawa, lo sih jarang sholat mangkanya bisa sampek lupa"

"Ngaca woi, lo sendiri aja sholat cuma dhuhur doang, itu pun kalo inget kalo ngak mah kagak pernah sholat"

"Jangan keras keras anjir, lo mau gue tendangan ha? Aib itu woi"

"Huft... Giliran gini aja lo bilang aib, lah lo sendiri malah buka aib gue"

Risda pun mendengus kesal kepada sahabatnya itu, tiba tiba sosok lelaki melewati bangku keduanya itu, ya lelaki itu adalah Afrenzo yang sedari tadi berada dikursi belakang Risda.

"Anjiiiir sejak kapan dia ada disini!" Umpat Wulan ketika menyadari adanya Afrenzo.

"Kayak hantu gentayangan" Ucap Risda pelan.

"Jangan jangan dia denger lagi ucapan lo Ris, bisa bisa dia ilfil sama gue, lo harus tanggung jawab Ris"

"Bodoamat"

Risda kembali memakan makanannya tanpa mempedulikan Wulan yang sedang menggerutu itu, Risda sama sekali tidak peduli entah lelaki itu akan ilfil ataupun yang lainnya dia tidak peduli.

"Lo aneh Ris, sangat sangat aneh"

"Aneh kenapa?"

"Lo itu sebenarnya cewek apa cowok sih? Masak tidak tertarik sama Afrenzo yang ngantengnya ngak adubilah itu"

"Cowok! Kalo lo mau sama dia, pepet sana, gue ngak tertarik sama sekali, lagian nih ya gue udah ngak percaya lagi sama yang namanya cowok, cowok hanya bisa menyakiti doang"

"Jangan gitu Ris, nanti jadi perawan tua baru tau rasa lo, cewek juga butuh sosok cowok"

"Bodoamat"

"Selalu dikit dikit bodoamat, bodoamat, bodoamat, ngak capek apa ngomong kek gitu terus? Gue yang denger aja capek"

"Capek istirahat jangan ngeluh"

Afrenzo adalah sosok pendiam yang hanya bicara disaat perlu saja, meskipun Afrenzo mendengar ucapan keduanya yang sejak tadi membicarakan dirinya akan tetapi Afrenzo memilih untuk diam tanpa mempedulikan ucapan keduanya itu.

Akan tetapi penampilan dari Risda seketika menarik perhatiannya, mungkin hanya Risda seorang saja yang tidak tertarik dengannya, sangat jarang ada orang seperti itu, karena wajah Afrenzo yang tampan membuat siapapun akan tertarik kepadanya kecuali Risda.

"Cewek aneh" Guman Afrenzo dari kejauhan.

Afrenzo hanya menggeleng gelengkan kepalanya lalu melenggang pergi dari tempat itu seorang diri karena dirinya sedikit tidak suka bergabung dengan teman temannya dan selalu memilih untuk sendiri.

*****

Risda dan Wulan kini tengah berada di toilet perempuan bersama dua orang temannya yang baru berkenalan dengan keduanya, keempat orang itu kini tengah berada di toilet yang sama.

"Yakin aman?" Tanya Devi, seorang gadis cantik dan tubuhnya agak pendek.

"Ngak yakin, kayaknya kita bakalan kena hukuman deh" Ucap Wulan.

"Lo ngajak gue sesat Lan" Risda berdecak kesal dengan ide Wulan.

"Lo sendiri sih kenapa ngak bawa mukenah anjir, ini sekolah swasta yang menjunjung tinggi ilmu agama, ngak ada cara lain kita harus sembunyi disini biar ngak kena hukuman para senior" Ucap Wulan kesal menanggapi ucapan Risda.

"Seharusnya kita ke masjid aja woi, kalo tau gini mending gue ngak ikut saranmu, pengap dan bau kencing, gue ngak suka disini"

"Kalo lo ngak nurut, keluar saja sana gue juga ngak nyegah lo untuk pergi"

"Sudah ah kenapa sih kalian malah berantem disini, emang ngak ada tempat lain apa?" Sela Putri yang memiliki tubuh sedikit tinggi dari ketiganya.

"Ngak!" Jawab Wulan dan Risda bersamaan.

"Jangan melotot gitu dong, ngeri tau lihatnya" Putri menjadi salah tingkah ketika ditatap tajam oleh kedua gadis itu.

"Mangkanya diam!" Seru Wulan dengan nada sedikit tinggi.

"Eh lo, untuk apa lo sembunyi kalo rame aja, yang ada hanya mempercepat hukuman! Udah disini bau kencing pake rame segala lagi, sesak nafas gue lama lama disini sama kalian" Gerutu Risda.

"Lo lupa bawa kaca ha? Lo sendiri juga rame" Wulan yang tidak terima dengan ucapan Risda itu.

"Apakah setiap hari kalian begini? Selalu saja bertengkar, ngak ada yang mau ngalah" Ucap Devi yang merasa lelah mendengarkan pertengkaran mereka itu.

"Ngalah? Ogah gue" Ucap Risda.

"Enak aja ngalah sama nih orang, gak bisa, gue ngak mau ngalah" Bantah Wulan.

Tok tok tok

Tiba tiba ada yang mengetuk pintu kamar mandi itu dari luar, hal itu sontak membuat keempat orang tersebut mendadak terdiam, ketukan itu semakin keras dan diiringi dengan suara seorang wanita.

"Cepat keluar! Atau saya dobrak pintunya"

Wulan lalu membuka pintu tersebut dengan perlahan lahan, dan nampaklah guru wanita yang terlihat begitu menyeramkan tengah berdiri didepan pintu sambil melipat kedua tangannya didepan dadanya.

"Ngapain kalian didalam? Ngak sholat?" Tanya guru wanita tersebut kepada keempatnya.

"Sholatnya dipending ya Bu" Ucap Risda.

"Apa kalian juga mau kalau masuk syurga-Nya juga dipending?" Tanya guru wanita itu dengan nada sedikit tinggi.

"Ngak juga sih Bu, konsepnya ngak gitu Bu" Risda masih membela dirinya.

"Lalu apa? Cepat ke lapangan sekarang dan berdiri dibawah bendera dengan satu kaki!"

"Kita kan punya dua kaki Bu, kenapa ngak pake dua duanya saja biar lebih mudah?"

"Dari tadi kamu ngelawan Ibu terus ya? Disini saya adalah guru, namamu siapa?"

"Nama saya Risda Bu, guru itu digugu dan ditiru, lah Ibu sendiri juga ngak sholat, kenapa hanya kita yang dihukum?" Tanya Risda dengan wajah polosnya.

"Kamu siswa baru sudah berani membantah Ibu, cepat ke lapangan sekarang!" Ucap guru wanita itu dengan marah

*****

Kini Risda dan ketiga temannya sudah berada dilapangan, bisa dibayangkan bertapa panasnya saat itu ketika waktu menunjukkan pukul 12 siang, ditengah lapangan ketiganya menghadap kearah tiang bendera.

"Gara gara lo sih, gue jadi kena, panas nih, item gue lama lama kek gini terus, capek!" Gerutu Risda kepada Wulan.

"Emang lo doang yang panas, gue juga panas kali" Ucap Wulan dengan malasnya.

"Nge es enak deh keknya, apalagi es kelapa muda yang masih lumer"

"Beli sono, gue nitip"

"Kalian ini, sudah dihukum masih aja rame"  Devi tidak habis pikir dengan kedua teman barunya itu.

"Ngak asik kalo ngak rame" Jawab Wulan.

Risda dan yang lainnya berdiri disana cukup lama hingga akhinya pelajaran pun selesai dilaksanakan, sekarang sudah pukul 2 siang, sudah 2 jam mereka berdiri disana karena kena hukuman.

Para siswa pun membubarkan diri untuk bergegas pulang kerumah mereka masing masing akan tetapi keempat orang itu masih setia berdiri dibawah tiang bendera untuk menunggu guru tersebut mengizinkan mereka untuk pulang juga.

Siswa yang lainnya pun mengejek keempat orang itu karena mereka yang dihukum oleh seorang guru wanita, tiba saatnya Afrenzo berjalan melewati mereka berempat.

Melihat Afrenzo yang akan lewat tempat itu pun membuat Wulan salah tingkah, ia pun reflek menutupi wajahnya dengan kedua tangannya, sementara Risda masih terlihat santai dan sesekali mengipasi wajahnya dengan kedua tangannya itu.

"Kenapa mereka dihukum Bu?" Tanya salah satu siswa perempuan.

"Tidak sholat, malah sembunyi dikamar mandi" Jawan guru wanita itu yang sejak tadi memang mengawasi keempatnya.

"Memang pantas dihukum" Ucap Afrenzo ketika melewati Risda dan kawan kawannya.

"Sial, emang lo pikir gue ngak denger apa!" Teriak Risda kepada Afrenzo ketika mendengar ucapannya itu.

"Oh" Jawab Afrenzo singkat.

"Hih.. nih anak" Risda mengepalkan tangannya dengan erat mendengar jawaban dari lelaki tersebut.

Afrenzo berlalu pergi dari tempat itu meninggal Risda yang nampak begitu marah kepadanya itu, mendengar kebisingan yang diciptakan oleh Risda membuat guru wanita tersebut langsung bergegas mendatangi Risda dan kawan kawannya.

"Bu, sampai kapan kita dihukum kayak gini, udah panas suruh berdiri lagi, emang ngak ada perasaan" Protes Risda ketika melihat guru itu mendatangi mereka.

"Kalian boleh pulang, awas aja kalo besok diulang, akan Ibu tambahih hukuman kalian"

"Alhamdulillah" Ucap Wulan dengan kegirangan mendadak.

"Makasih Bu guru yang terhormat" Ucap Risda sambil membungkukkan badannya.

Risda dan yang lainnya langsung menjabat tangan guru tersebut seraya menciumnya, meskipun Risda anaknya kalo ngomong ngak bisa direm akan tetapi ia tidak melupakan akhlak seorang murid kepada guru.

Keempatnya langsung berbalik arah menuju kelasnya untuk mengambil tas mereka, setelahnya Risda dan Wulan langsung menuju kearah warung yang jualan es kelapa muda.

Mereka memesan 4 gelas sekaligus untuk berdua, setelah berpanas panasan minum es adalah salah satu hal yang sangat penting, dengan es tersebut tubuh dan pikiran mereka kembali merasa fresh.

*****

Keesokan harinya, tepat hari ini adalah hari terakhir pengenalan lingkungan sekolah yang diadakan oleh SMA Bakti Negara, sudah 4 hari mereka melakukan pengenalan lingkungan sekolah dan saat ini adalah saatnya untuk pembagian kelas mereka.

"Semoga saja ruang kelas kita bersebelahan dengan ruang kelas Afrenzo" Harapan Wulan yang penuh dengan keseriusan.

"Lo suka dengan cowok dingin itu? Ngomong aja jarang, amit amit dah sampe sebelahan dengan tuh orang" Risda nampak mengusap usap dadanya.

"Hei biasanya yang pendiam itu lebih menggoda Ris, jarang loh ada cewek yang bisa menaklukkan orang seperti itu"

"Gue mah ogah, mending nyari bakso, udah enak bikin kenyang lagi"

"Dipikiranmu keknya hanya ada makanan doang deh, tapi sayang ngak bisa gendut gendut, udah kurus kering lagi benar benar memperihatinkan untuk dipandang"

"Daripada lo hanya ada harapan doang, kenyataan kagak, diabaikan iya"

"Ngenes, mulutmu memang pedas Ris, pantas saja ngak laku laku dari dulu"

"Gue ngak butuh untuk laku atau tidak, asal lo tau, pacaran itu haram"

"Siapa bilang haram? Buktinya mereka pada suka dan bahagia bahagia aja tuh"

"Itu mereka bukan gue, menurut lo alkohol haram atau ngak?"

"Iya haram lah pe'ak masih ditanya aja, orang itu benda haram"

"Sama kayak pacaran, udah tau haram masih aja diminum, masih aja dilakukan, emang sih benda haram itu mengenakkan karena ada campur tangan dari jin atau setan didalamnya"

"Emang tau dari mana lo? Ngelihat jin aja ngak pernah, sok tau lagi"

"Ada ayatnya didalam al qur'an loh, yang bunyinya gini *Demi Allah, sungguh Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat sebelum engkau (Muhammad), tetapi setan menjadikan terasa indah bagi mereka perbuatan mereka (yang buruk), sehingga dia (setan) menjadi pemimpin mereka pada hari ini dan mereka akan mendapat azab yang sangat pedih* nah kurang jelas apa lagi tuh?"

"Emang itu surat apa?"

"Bisa dibaca surat an nahl, ayat ke 63"

"Lalu yang pacaran?"

"Gini nih ada ayat lagi *Dan janganlah kamu mendekati zina sesungguhnya zina itu perbuatan yang keji sekaligus jalan yang buruk*, nahkan kurang jelas apa lagi coba? Bisa dibaca didalam surat al isra' ayat ke 32"

Wulan memanggut manggut mengerti dengan ucapan Risda, tak beberapa lama pembagian kelas pun dimulai, tanpa siapa sangka bahwa kelas Sastra Indonesia terletak berhadapan dengan kelas IPA.

"Asik Ris, doa gue terkabulkan" Ucap Wulan dengan girangnya.

"Gue harap lo ngak bikin resek Lan" 

"Akhirnya impian gue jadi kenyataan Ris, seneng banget tau ngak sih"

"Serah lo aja deh, biar lo seneng"

Risda pun meninggalkan Wulan dari tempat itu dan memilih untuk masuk kedalam kelas barunya itu, ia sudah tidak tahan lagi dengan teriakan teriakan Wulan karena kesenangannya itu, dan dia lebih memilih untuk masuk kedalam kelasnya.

Terpopuler

Comments

rizky nandala

rizky nandala

aku suka dengan orang yang dingin karena gak panas 🙂🙂🙂🙂🙃🙃🙃🙃🙃

2024-01-12

1

Andalas 476

Andalas 476

kyak lagi bales WA aja nih..😂

2023-11-12

0

Kirana Pramudya

Kirana Pramudya

Lucu sih karakter Risda ini.

2023-02-14

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Episode 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Episode 112
113 Episode 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 Episode 118
119 Episode 119
120 Episode 120
121 Episode 121
122 Episode 122
123 Episode 123
124 Episode 124
125 Episode 125
126 Episode 126
127 Episode 127
128 Episode 128
129 Episode. 129
130 Episode 130
131 Episode 131
132 Episode 132
133 Episode 133
134 Episode 134
135 Episode 135
136 Episode 136
137 Episode 137
138 Episode 138
139 Episode 139
140 Episode 140
141 Episode 141
142 Episode 142
143 Episode 143
144 Episode 144
145 Episode 145
146 Episode 146
147 Episode 147
148 Episode 148
149 Episode 149
150 Episode 150
151 Episode 151
152 Episode 152
153 Episode 153
154 Episode 154
155 Episode 155
156 Episode 156
157 Episode 157
158 Episode 158
159 Episode 159
160 Episode 160
161 Episode 161
162 Episode 162
163 Episode 163
164 Episode 164
165 Episode 165
166 Episode 166
167 Episode 167
168 Episode 168
169 Episode 169
170 Episode 170
171 Episode 171
172 Episode 172
173 Episode 173
174 Episode 174
175 Episode 175
176 Episode 176
177 Episode 177
178 Episode 178
179 Episode 179
180 Episode 180
181 Episode 181
182 Episode 182
183 Episode 183
184 Episode 184
185 Episode 185
186 Episode 186
187 Episode 187
188 Episode 188
189 Episode 189
190 Episode 190
191 Episode 191
192 Episode 192
193 Episode 193
Episodes

Updated 193 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Episode 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Episode 112
113
Episode 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
Episode 118
119
Episode 119
120
Episode 120
121
Episode 121
122
Episode 122
123
Episode 123
124
Episode 124
125
Episode 125
126
Episode 126
127
Episode 127
128
Episode 128
129
Episode. 129
130
Episode 130
131
Episode 131
132
Episode 132
133
Episode 133
134
Episode 134
135
Episode 135
136
Episode 136
137
Episode 137
138
Episode 138
139
Episode 139
140
Episode 140
141
Episode 141
142
Episode 142
143
Episode 143
144
Episode 144
145
Episode 145
146
Episode 146
147
Episode 147
148
Episode 148
149
Episode 149
150
Episode 150
151
Episode 151
152
Episode 152
153
Episode 153
154
Episode 154
155
Episode 155
156
Episode 156
157
Episode 157
158
Episode 158
159
Episode 159
160
Episode 160
161
Episode 161
162
Episode 162
163
Episode 163
164
Episode 164
165
Episode 165
166
Episode 166
167
Episode 167
168
Episode 168
169
Episode 169
170
Episode 170
171
Episode 171
172
Episode 172
173
Episode 173
174
Episode 174
175
Episode 175
176
Episode 176
177
Episode 177
178
Episode 178
179
Episode 179
180
Episode 180
181
Episode 181
182
Episode 182
183
Episode 183
184
Episode 184
185
Episode 185
186
Episode 186
187
Episode 187
188
Episode 188
189
Episode 189
190
Episode 190
191
Episode 191
192
Episode 192
193
Episode 193

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!