Episode 4

Waktu pun menandakan bahwa sebentar lagi akan adanya adzan magrib yang berkumandang diawang awang, Risda baru sampai dirumahnya tepat sebelum adzan berbunyi dimushola mushola yang dekat dengan rumahnya itu.

Risda lalu memarkirkan motornya didepan rumahnya dan langsung disambut dengan tatapan sinis dari Kakaknya yang bernama Indah itu, melihat itu membuat Risda hanya menatap sekilas dan langsung memalingkan wajah darinya.

"Kelayapan ngak tau aturan! Mau jadi cewek macam apa kau ha? Lupa jalan pulang?" Tanyanya dengan sinis kepada Risda.

"Baru pulang dari ekstra Kak, lagian juga aku sudah izin sama Bunda juga" Jawab Risda dan berlalu masuk kedalam rumah tersebut tanpa mempedulikan omelan dari Kakaknya itu.

Rasanya Risda ingin segera menghilang dari bumi ini jika terus terusan diomeli seperti itu, ia lelah tapi tetap saja mendapatkan omelan, dirinya rasanya seperti menumpang dirumah sendiri dan dianggap hanya beban dirumah itu.

Sejak kedua orang tuanya berpisah, Indah yang memang sudah menikah itu pun menempati rumah tersebut agar tidak kosong, Indah sebenarnya menikah pada waktu belum lulus dari sekolah SMP karena terjerat asmara dengan Kakak kelasnya.

Ibunya sudah menasehatinya beberapa kali kalo menikah diusia seperti itu belumlah cukup umur dan berpengalaman, karena Indah yang tidak bisa dibilangi pun maksa tetap ingin menikah karena takut kalau lelaki idamannya itu diambil orang lain.

Dengan terpaksa Ibunya harus menikahkan anaknya itu karena Indah mengunci dalam kamarnya dan mogok makan hanya demi ingin bersama dengan lelaki yang ia dambakan itu meskipun harus terkena denda beberapa juta demi menebus umur karena usianya belum cukup untuk bisa menikah.

Sekarang dia sudah memiliki seorang anak perempuan yang masih berusia sekitar 4 tahun akan tetapi sering kali bertengkar dengan suaminya itu karena perbedaan pendapat dan sama sama egois.

Penyesalan tidak ada yang didepan! Kini Indah merasa menyesal karena menikah diusia dini dan bahkan nasehat nasehat Ibunya pun kembali bermuculan, karena Risda yang belum menikah itupun selalu didahulukan oleh Ibunya membuat Indah merasa cemburu dengan Risda.

Sering kali Indah akan mengatakan kata kata yang menyakitkan bagi Risda karena rasa cemburu itu, yang ada didalam pikirannya hanyalah Risda mendapatkan semuanya tapi dia tidak sama sekali, Ibunya lebih mementingkan Adiknya daripada dirinya.

Semenjak kedua orang tuanya berpisah, Ibunya tidak pernah pulang karena sibuk mencari uang untuk biaya sekolah Risda dan kebutuhan Risda selama ini, sementara Ayahnya tinggal bersama dengan istri barunya dan memiliki seorang Anak yang seusia dengan Adik keponakannya itu.

"Semuanya jahat! Apakah Risda tidak pantas untuk bahagia? Risda ingin mati saja jika seperti ini" Tangis Risda dibalik bantalnya.

Soal luka jangan ditanya lagi seberapa banyak luka yang ditanggung olehnya bahkan disaat masih berusia dini, ia sudah menelan pahit manisnya dunia meskipun dirinya belum dewasa sepenuhnya.

"Ayah! kenapa dulu kau menyelamatkanku dari racun itu, andai saja tidak kau lakukan mungkin aku sudah mati hiks.. hiks.. hiks.. aku tidak mau hidup lagi Yah"

Risda kembali teringat tentang masa kecilnya yang kelam, dimana dirinya tinggal bersama dengan orang yang tak dikenal demi melanjutkan pendidikannya, loh kok bisa?

Waktu usianya 10 tahun dia ikut Ibunya kerja sebagai pembantu rumah tangga dan sudah berpisah lama dengan Ayahnya, karena dirumah tidak ada siapapun yang bisa menjaganya sehingga dia lebih memilih ikut Ibunya tinggal bersama dengan orang asing.

Sementara Ibunya kenal dengan seorang lelaki dan terjerat asmara dengan orang tersebut, ternyata orang itu memiliki seorang Kakak perempuan yang tinggal bersebelahan dengan tempat Ibunya bekerja.

Laksmi adalah nama dari orang tersebut, karena adanya ketidak cocokan dengan majikanya lagi membuat Ibu Risda pindah kerja, sementara Risda dititipkan dirumah Laksmi demi melanjutkan pendidikannya.

Disana dirinya rasanya seperti disiksa, tidak diberi uang jajan padahal setiap Ibunya gajian akan mengirimkannya kepada Laksmi, makan dengan nasi sisa, dan bahkan ia harus melakukan pekerjaan rumah seorang diri.

Disanalah mentalnya benar benar dihancurkan hingga tak tersisa sedikitpun itu, tidak ada kasih sayang, dan bahkan tidak tidak pernah tau bagaimana rasanya kebersamaan kekuarga. Ayahnya diam diam memberinya uang ketika Risda sedang berangkat mengaji sehingga dirinya masih bisa jajan, meskipun dengan sembunyi sembunyi dan mengumpulkan uang tersebut diam diam.

Pada suatu hari dirinya diberi makan sesuatu yang rasanya aneh bagi Risda, setelah pulang dari praktik berenang Risda langsung memakannya karena lapar, setelahnya ia tertidur didalam kamarnya akan tetapi siapa sangka bahwa dirinya justru dikurung didalamnya.

( Pesan Author : Ini bukan hanya kisah karangan author belaka saja ya, tapi ini kisah nyata dari seseorang. Bijaklah dalam membaca dan jangan lupa bersyukur untuk hari yang telah kalian lewati, semoga kisah ini akan menginspirasi bagi kalian agar tetap bersyukur atas nikmat yang Tuhan berikan, untuk Risda tetap semangat kamu tidak sendiri )

Risda terbangun dari tidurnya dengan kondisi lemah sekaligus muntah muntah, meskipun begitu dirinya tetap tidak dibukakan pintu, dengan kondisi lemah seperti itu artinya sama saja dengan berusaha membunuhnya secara perlahan.

2 hari 1 malam dia berada dikamar tersebut tanpa pertolongan, kondisinya sangat parah apalagi tidak mendapatkan asupan makan dan minum tapi justru dirinya muntah muntah terus terusan.

Ketika sudah tidak memiliki harapan untuk bisa bertahan hidup, Risda pun pasrah jika saat itu nyawanya akan dicabut oleh sang pemiliknya, nafasnya melemah, tubuhnya melemah dan bahkan untuk menggerakkan jarinya saja dia tidak mampu untuk melakukan itu.

Akhinya Ayahnya datang tepat waktu untuk menemui Risda, biasanya dia akan menemui Risda ditempat pengajian akan tetapi hari ini dia mencari Risda tapi tidak menemukan sosok anaknya itu sehingga akhinya ia memutuskan untuk menemui Risda ditempat dimana ia tinggal.

Beruntunglah nyawa Risda masih dapat diselamatkan waktu itu, andai saja Ayahnya telat mungkin nyawanya sudah tidak bisa diselamatkan lagi karena sangking lemahnya dan pucatnya wajah Risda saat itu.

"Kenapa Risda harus diselamatkan jika akhirnya Risda hanyalah beban untuk kalian"

Risda menangis dalam diamnya hingga tanpa sadar bahwa dirinya pun sudah tertidur dengan pulasnya, jika Allah membuat kita tertidur setelah menangis itu artinya Allah ingin mengistirahatkan tubuh kita yang kelelahan tersebut.

Nikmat Tuhanmu mana lagi yang kalian dustakan? Betapa enaknya tidur dikala sehabis menangis, rasanya nyaman dan ketika bangun pun kondisi langsung vit kembali dan kembali segar bugar.

*****

Risda tidak pernah makan dirumah dan lebih memilik ke rumah neneknya yang berada disebelah rumahnya, dirumah Risda hanya benar benar numpang untuk tidur saja dan tidak pernah bergantung makan dengan Kakaknya.

"Ris ngak sarapan dulu?" Tanya sang Nenek.

"Ngak Nek, Risda sudah telat, bangunan kesiangan"

"Makan dulu, biar aku ambilkan"

"Ngak, ngak usah, ya udah Risda berangkat dulu ya, assalamualaikum"

Risda buru buru menyalakan sepedah motornya dan melanju menjauh dari rumah tersebut, melihat itu hanya bisa membuat perempuan paruh baya tersebut menatap kepergiannya dengan khawatir karena Risda belom makan.

"Waalaikumussalam" Jawabnya lirih.

Sebenarnya bukan alasan telat yang menjadi alasan Risda tidak sarapan pagi, melainkan karena Tantenya belum masak sehingga tidak ada makanan dimeja, Tantenya tidak suka kalo Risda makan disana karena hanya akan menghabiskan beras baginya.

"Dasar beban! Lo itu ngak pantes hidup, kenapa masih hidup aja sih" Gerutu Risda dijalan pada dirinya sendiri.

Risda terus menyalahkan dirinya sendiri, tanpa dia sadari bahwa dirinya pun sampai disekolahan tempat dia menuntut ilmu, ia pun dihentikan oleh anggota OSIS digerbang sekolah.

"Motornya dimatikan!" Ucapnya.

"Iya Kak, maaf tadi melamun" Jawab Risda.

"Lain kali kalo naik sepeda jangan melamun, bahaya, mau mati lo?"

"Iya Kak maaf"

"Harus lebih banyak melamun, biar cepet mati, gue kagak mau hidup lebih lama lagi" Batin Risda.

Risda pun menuntun sepedah motornya hingga menuju ke parkiran yang berada didalam bangunan besar tersebut, semenjak dia mulai ikut ekstrakurikuler beladiri, Wulan ngak pernah mebeng ke dia lagi.

Ketika diparkiran dan selesai memarkirkan motornya, Risda buru buru bergegas kekelasnya, karena terlalu pagi jadi parkiran tersebut masih kosong sehingga dirinya tidak kesulitan untuk mencari lahan kosong.

Bhukkk...

Tanpa sengaja dirinya menabrak dada seseorang, tidak biasanya, orang yang ia tabrak kali ini ia rasa aneh, karena biasanya pasti akan mengeluh sakit tapi tidak dengan orang yang baru saja ia tabrak.

"Hehehe.. Renzo, maaf ngak sengaja" Ucap Risda pelan ketika mengetahui bahwa orang yang ia tabrak itu adalah Afrenzo.

"Jalan pakek mata" Ucap Afrenzo dingin.

"Iya ya maaf, gue buru buru, untuk soal hutang gue, gue janji bakal segera ngelunasin"

"Hem"

Afrenzo hanya berdehem saja mendengar ucapan Risda, ia pun berlalu pergi dari tempat itu dan meninggalkan Risda, Risda yang baru menyadari sesuatu pun langsung menyusulnya dan menghentikan langkah dari pemuda itu.

"Ujung bibir lo biru, kenapa?" Tanya Risda.

"Bukan urusan lo"

"Mau gue obatin? Gue bisa obatin lo kok, ya meskipun gue ngak terlalu hafal jenis obat tapi gue taku yang bisa ngobatin lo"

"Ngak perlu"

"Lo takut kalo ini ada hubungannya dengan hutang gue? Ya elah bang bang, gue kagak bakalan anggep ini sebagai pelunasan hutang kok, kalo gue ada duit bakalan gue balikin duit lo, lo kan pelatih gue jadi anggep aja ini perhatian dari siswa lo"

Tanpa mendengar jawaban dari Afrenzo, Risda langsung menarik tangan pemuda itu menuju keruangan UKS, Afrenzo hanya diam saja tanpa berbicara sedikitpun ketika ditarik oleh Risda tiba tiba.

Sesampainya di UKS, Risda lalu menyuruh Afrenzo untuk duduk diatas bangkar, sementara dirinya langsung mencari obat yang bisa digunakan untuk luka memar seperti itu.

Setelah menemukannya, Risda lantas mencari sebuah kapas untuk dirinya bisa mengobati Afrenzo, Afrenzo nenatap setiap hal yang dilakukan oleh Risda didalam ruangan UKS tersebut.

"Haduh, bentar ya Renzo, pasti ini sakit" Ucap Risda sambil mengobatinya.

"Ngak" Jawab Afrenzo singkat dan masih tetap dengan wajah dinginnya tanpa senyum.

"Apanya yang ngak? Udah jelas jelas sampek biru kayak gini"

Dengan telaten, Risda mengobati Afrenzo, lelaki itu seakan akan tidak bisa merasakan sakit sehingga sama sekali tidak ada ringisan ringisan kesakitan diwajahnya dan masih tetap terlihat datar sampai Risda selesai mengobatinya.

"Udah selesai, gue pergi dulu" Ucap Risda.

"Hem" Jawab Afrenzo hanya dengan berdehem.

Risda langsung bergegas pergi dari tempat itu meninggalkan Afrenzo yang masih disana, Afrenzo hanya bisa menatap kepergiannya itu dalam diam, ada sesuatu yang berbeda dari gadis itu hingga membuatnya menemukan hal yang sepesial darinya.

"Cewek aneh" Gumannya.

Afrenzo pun memegangi lukanya tersebut dengan ibu jarinya sendiri, meskipun dia seperti tidak merasakan sakit akan tetapi dia masih bisa merasakannya walaupun tanpa ekspresi sedikit pun.

"Musuh gue banyak ya ternyata" Gumannya lagi sambil meringis mengingat kejadian sebelumnya.

*****

"La haula wala quata ilabilah hil alizil azim, woi ini masih pagi anjiiirr, lo udah makan aja kantin" Ucap Wulan yang terkejut ketika mendapati Risda tengah sibuk memakan mie instan.

"Bodoamat gue laper, daripada gue mati kelaperan, lagian nih sebelom mati gue masih ingin menikmati setiap masakan yang ada, buat kenang kenangan"

"Asem lo Ris, lo emang kagak dimasakin apa dirumah?"

"Gue males makan dirumah, tadi menunya kagak gue suka jadi ya gue langsung berangkat" Alasan Risda.

"Pilih pilih makanan lo, makan aja apa yang ada susah kali, daripada harus makan mie instan yang ngak baik untuk kesehatan"

"Cerewet lo Lan, kagak bisa diem dikit apa sih? Gue mau makan nih, apa lo mau gue yang makan lo ha?"

"Emang muat tuh perut mau makan gue? Yang ada langsung meledak"

"Mau gue gorok leher lo? Biar sekalian buat kurban idul adha nanti"

"Gila lo, emang gue kambing apa? Gue ini manusia kalo lo lupa"

"Jaman dulu pun manusia yang dikorbanin" Risda membuang muka dari wajah Wulan dengan malas dan langsung kembali menyantap mie nya.

"Gue tau kalo cerita jaman dulu ketika Nabi Ibrahim hendak menyembelih putranya yang bernama Nabi Ismail, tapi yang dikorbanin itu kan cowok, ngak ada tuh cewek yang dikorbanin"

"Kagak ada? Tapi buktinya lo, lo malah jadi korban perasaan"

"Iya juga sih, eh Ris. Tadi malam lo habis nangis? Matamu kok sedikit bengkak kek gitu? Berantem lagi lo sama Mak lampir itu?"

Mak lampir yang dimaksud oleh Wulan adalah Indah, kenapa disebut Mak lampir olehnya? Ya karena setiap dia main kerumah Risda selalu mendapatkan tatapan yang tidak enak darinya dan bahkan dirinya sering diusir gegara ingin mengajak Risda main.

"Biasalah, kan gue hanya beban anjiiing!" Umpat Risda ketika mengingat kembali perkataan dari Indah.

"Biasa aja kali Ris, eh lo ikut ngak nanti malam?"

"Emang ada apaan?"

"Lo lupa? Ternyata ingatan lo lemah ya"

"Gue kagak lupa, tapi lo nya aja yang belom pernah ngasih tau gue"

"Ada sholawat bersama dilapangan desa sebelah, lo ikut kagak? Katanya sih pemuda desa kita mau ngadain berangkat bareng"

"Kalo soal itu sih gue kagak tau, dibolehin atau ngaknya"

"Ya elah Ris, lo kan biasanya juga keluar lewat cendela, kenapa kagak lewat cendela saja nanti malam? kan mayan bisa berangkat"

"Ide lo bagus juga, ok nanti gue nyusul kalian, nunggu orang rumah tepar dulu, baru gue berangkat"

"Okay, lo emang top man"

"Sudah jangan ganggu gue, gue mau makan

"Ya sudah makanlah, gue kekelas dulu yak, pr gue belom gue kerjakan, kemaren kesenangan main jadi lupa"

"Ngak kayak gue"

"Enang lo sudah? Nyontek dong"

"Ya belom lah, buka buku aja ogah gue, bahkan sampe lupa, tapi santai aja Pak Hadid orangnya gampang kok"

"Lo mah santai santai, kena marah bau tau rasa lo nanti"

"Marah paling bentaran, ya kali selamanya. Udah biar guru itu jadi urusan gue, dihukum ya tinggal dilaksanakan, gitu aja repot"

"Kalo lo dikeluarin dari sekolah gimana?"

"Mana mungkin, selama ini guru hanya ngancam doang, belom pernah tuh ngeluarin diriku"

"Ya terserahmu saja Ris, gue duluan"

"Y"

Balasan singkat dari Risda itu pun membuat Wulan nampak kesal sekali, akan tetapi dirinya langsung bergegas pergi meninggalkan Risda yang tengah asik dengan mie instannya, benar benar kelaparan nih anak.

Risda pun menikmati mie instannya tanpa menoleh keapada siapapun lagi, tanpa ia sadari bahwa Afrenzo tengah melihat kearahnya, tak beberapa lama Risda rasanya tersedak hingga terbatuk batuk, dan ia lupa tidak membeli minum sekalian.

"Nih minum" Ucap Afrenzo sambil menaruh sebuah minuman didepan Risda.

Tanpa berpikir panjang, Risda langsung mengambil botol minuman itu dan meminumnya untuk menghilangkan rasa sesak di tenggorokannya itu karena tersedak.

"Thank, minumnya berapaan gue ganti" Ucap Risda kepada Afrenzo yang masih berdiri disebelahnya.

"Ngak perlu" Ucapnya langsung berlalu pergi dari tempat itu.

Risda hendak menyusul Afrenzo untuk mengganti biaya minuman itu akan tetapi niatnya itu ia batalkan karena mie nya belum habis dan belum ia bayar, sehingga dirinya harus menghabiskan kalo ngak nanti akan terbuang sia sia dan menjadi mubazir.

Terpopuler

Comments

Ra2_Zel

Ra2_Zel

Untung selamat, sampai sekolah

2023-05-23

0

Ra2_Zel

Ra2_Zel

usia segitu susah untuk turunkan ego. apalagi nikahnya masih belasan tahun.

2023-05-23

0

Saputri 90

Saputri 90

emang rata-rata begini ya, kalau nikah masih dibawah umur selalu bertengkar mulu, dua2nya jadi api gak ada yg mau ngalah

2023-02-13

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Episode 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Episode 112
113 Episode 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 Episode 118
119 Episode 119
120 Episode 120
121 Episode 121
122 Episode 122
123 Episode 123
124 Episode 124
125 Episode 125
126 Episode 126
127 Episode 127
128 Episode 128
129 Episode. 129
130 Episode 130
131 Episode 131
132 Episode 132
133 Episode 133
134 Episode 134
135 Episode 135
136 Episode 136
137 Episode 137
138 Episode 138
139 Episode 139
140 Episode 140
141 Episode 141
142 Episode 142
143 Episode 143
144 Episode 144
145 Episode 145
146 Episode 146
147 Episode 147
148 Episode 148
149 Episode 149
150 Episode 150
151 Episode 151
152 Episode 152
153 Episode 153
154 Episode 154
155 Episode 155
156 Episode 156
157 Episode 157
158 Episode 158
159 Episode 159
160 Episode 160
161 Episode 161
162 Episode 162
163 Episode 163
164 Episode 164
165 Episode 165
166 Episode 166
167 Episode 167
168 Episode 168
169 Episode 169
170 Episode 170
171 Episode 171
172 Episode 172
173 Episode 173
174 Episode 174
175 Episode 175
176 Episode 176
177 Episode 177
178 Episode 178
179 Episode 179
180 Episode 180
181 Episode 181
182 Episode 182
183 Episode 183
184 Episode 184
185 Episode 185
186 Episode 186
187 Episode 187
188 Episode 188
189 Episode 189
190 Episode 190
191 Episode 191
192 Episode 192
193 Episode 193
194 Episode 194
195 Episode 195
196 Episode 196
197 Episode 197
198 Episode 198
199 Episode 199
200 Episode 200
201 Episode 201
202 Episode 202
203 Episode 203
Episodes

Updated 203 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Episode 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Episode 112
113
Episode 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
Episode 118
119
Episode 119
120
Episode 120
121
Episode 121
122
Episode 122
123
Episode 123
124
Episode 124
125
Episode 125
126
Episode 126
127
Episode 127
128
Episode 128
129
Episode. 129
130
Episode 130
131
Episode 131
132
Episode 132
133
Episode 133
134
Episode 134
135
Episode 135
136
Episode 136
137
Episode 137
138
Episode 138
139
Episode 139
140
Episode 140
141
Episode 141
142
Episode 142
143
Episode 143
144
Episode 144
145
Episode 145
146
Episode 146
147
Episode 147
148
Episode 148
149
Episode 149
150
Episode 150
151
Episode 151
152
Episode 152
153
Episode 153
154
Episode 154
155
Episode 155
156
Episode 156
157
Episode 157
158
Episode 158
159
Episode 159
160
Episode 160
161
Episode 161
162
Episode 162
163
Episode 163
164
Episode 164
165
Episode 165
166
Episode 166
167
Episode 167
168
Episode 168
169
Episode 169
170
Episode 170
171
Episode 171
172
Episode 172
173
Episode 173
174
Episode 174
175
Episode 175
176
Episode 176
177
Episode 177
178
Episode 178
179
Episode 179
180
Episode 180
181
Episode 181
182
Episode 182
183
Episode 183
184
Episode 184
185
Episode 185
186
Episode 186
187
Episode 187
188
Episode 188
189
Episode 189
190
Episode 190
191
Episode 191
192
Episode 192
193
Episode 193
194
Episode 194
195
Episode 195
196
Episode 196
197
Episode 197
198
Episode 198
199
Episode 199
200
Episode 200
201
Episode 201
202
Episode 202
203
Episode 203

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!