Episode 3

Risda masih berada didalam ruang kelasnya meskipun bel tanda pulang sekolah sudah berbunyi, sementara Wulan sudah lebih dulu pulang karena hari ini dirinya membawa sepedah motor sendiri jadi tidak numpang lagi pada Risda.

"Lo ngak pulang dulu Da?" Tanya Satria yang tak sengaja melihat Risda yang sendirian berada dikelas.

"Ngak deh Sat, gue takut telat berangkat latihannya, ini kan hari pertama gue untuk latihan beladiri, masak iya harus telat dihari pertama"

"Gue maklumin karena lo pertama kali latihan, jadi nih makan dulu, gue beliin ayam geprek untuk lo, biar ngak lemes latihannya, gue tau kalo lo belom makan"

"Lo baik banget sih Sat, tapi thanks gue bakalan bayar kok, berapaan?" Tanya Risda sambil mengeluarkan uangnya dari saku bajunya.

"Ngak usah, lagian gue iklas ngasih ke lo"

"Terima napa, gue kagak mau berhutang sama orang, gue ganti makanan ini" Risda tanpa berpikir panjang langsung memasukkan uang tersebut dikantung baju Satria.

"Lo kagak berhutang Da, lagian gue juga kasihan sama lo yang sendirian disini"

"Gue kagak suka dikasihani, gue benci itu"

"Maaf Da, gue kagak tau kalo soal itu"

"Ngak papa santai aja kali, lo kan baru kenal sama gue juga kan? Jadi wajar aja kalo lo belom tau soal itu"

"Ya sudah gue mau ganti baju dulu, gue tunggu diruang aula beladiri"

"Iya"

Tanpa berpikir panjang Risda lalu memakan makanan yang dibelikan tersebut, waktu SMA seluruh siswa sudah diperbolehkan untuk bawa Hp akan tetapi tidak boleh dinyalakan pada waktu jam pelajaran, ketika sedang makan tiba tiba ponsel milik Risda itu berbunyi dan Risda buru buru mengangkat ponselnya itu ketika tertera nama Bunda Sayang disana.

"Halo bunda, gimana kabarnya?" Tanya Risda ketika ponselnya sudah terhubung.

"Alhamdulillah baik, kamu sendiri gimana Nak? Gimana sekolah barunya?" Sahut seseorang dari ujung jauh sana.

"Alhamdulillah Risda baik baik saja kok, Risda mau mengikuti ekstrakurikuler seni beladiri habis ini, teman teman Risda juga baik baik kok Bun, Risda senang bersekolah disini"

"Kamu ikut beladiri Ris? Itu kan keras, kamu cewek, bagaimana nanti kalo terluka"

"Asal bunda tau, selama ini Risda sudah bermain main dengan luka, luka yang mana lagi yang belum pernah Risda rasakan? Risda bahkan sudah tidak merasakan apa itu sakitnya luka karena kebanyakan luka yang Risda rasakan" Batin Risda.

"Bunda, tidak semua ratu bisa bergantung pada raja, dan tidak semua raja bisa memperlakukan ratu dengan baik. Kalo Risda tidak bisa jaga diri, lalu siapa lagi yang akan menjaga Risda? Bunda jauh dari Risda dan bahkan tidak pernah pulang, Ayah pun sudah ikut dengan istri barunya tanpa memedulikan Risda lagi"

"Maafin bunda ya Ris, Bunda lakukan ini agar dirimu bisa tetap sekolah sampai sekarang dan bisa jajan seperti teman temanmu, ya sudah kalo itu sudah menjadi keputusanmu, Bunda akan selalu mendukungmu Nak, ingat pesan Bunda jangan lupa jaga kesehatan juga"

"Iya Bun, Risda paham kok soal itu, Bunda kapan pulang? Risda rindu, sudah 2 tahun bunda ngak pulang, bahkan dihari kelulusan Risda pun bunda ngak pulang pulang juga"

"Insya Allah secepatnya ya, majikan Bunda tidak memperbolehkan Bunda pulang"

"Risda harap dihari wisuda nanti Bunda yang datang ya, waktu SD Risda berharap bahwa Bunda yang akan mengantarkan Risda wisuda tapi justru Kakak Indah yang datang, waktu SMP pun sama, Risda harap waktu nanti Bunda yang datang dan melihat anakmu ini lulus"

"Iya Nak, Bunda janji, oh iya kamu lagi apa Nak?"

"Ini lagi makan Bunda, Risda kangen sama Bunda" Tanpa terasa air mata Risda mengalir akan tetapi langsung dihapus olehnya.

"Bunda juga kangen, kangen banget malahan, tapi Bunda tidak bisa berbuat apa apa, kamu tau sendiri kan kalo Bunda ini hanyalah pembantu rumah tangga?"

"Iya, Risda tau kok, meskipun begitu Rida bangga memiliki seorang Ibu seperti Bunda, Risda sayang Bunda"

"Makasih ya Nak, sudah ngertiin Bunda"

"Ya sudah Bun, Risda mau ganti baju dulu, setelah ini latihan akan dimulai, Risda takut telat, ini kan hari pertama Risda berlatih, ngak enak kalo telat dihari pertama"

"Iya, hati hati"

"Siap Bunda, Assalamualaikum Bunda sayang"

"Waalaikumussalam"

Risda lalu menutup telponnya itu, ia kembali memasukkan ponselnya kedalam tasnya, setelah selesai makan Risda lalu membereskan bungkus makanan tersebut dan memasukkannya kedalam tong sampah yang ada didepan kelas mereka.

Tanpa sengaja ia melihat Afrenzo sedang berjalan seorang diri dilorong yang berada tidak jauh dikelasnya dengan pakaian sekolah yang masih rapi, Risda pun terdiam ditempatnya sambil menatap kearah Afrenzo.

"Apa dia ikut beladiri juga? Kok belom pulang sih" Guman Risda pelan.

Afrenzo hanya melirik kearah Risda sekilas dan langsung masuk kedalam kelasnya, memang kelas keduanya itu berhadapan jadi dengan mudah Risda mengetahui bahwa Afrenzo belum pulang dari sekolah.

Risda kembali masuk kedalam kelasnya untuk mengambil baju gantinya yang ada didalam tas tersebut, setelahnya ia langsung bergegas masuk kedalam kamar mandi untuk menggantikan pakaiannya.

"Kenapa hidup gue bisa terjebak dengan cowok kayak batu gitu sih, utang gue juga banyak lagi ke dia, gimana cara ngelunasinnya coba?" Keluh Risda ketika keluar dari kamar mandi.

Risda langsung kembali menuju kekelasnya dengan berbagai macam keruwetan yang ada dikepalanya, entah bagaimana dirinya bisa membayar hutangnya kepada Afrenzo, sementara Ibunya saja hanya seorang pembantu rumah tangga.

700 ribu bukanlah uang yang sedikit bagi Risda, bahkan uang saku sekolahnya aja hanya 20 ribu tiap harinya, itupun juga yang bengsinnya, belum jajan disiang hari dan sore hari, ah memikirkan hal itu saja langsung membuatnya merasa gila.

Melihat wajah dingin dari Afrenzo membuatnya muak walaupun hanya menatapnya sekilas saja, entah bagaimana bisa sahabatnya itu menyukai lelaki seperti itu, apa coba yang istimewa darinya? Ngak ada sama sekali.

Setelah sampai dilepasnya, Risda langsung memasukkan baju sekolah itu kedalam tasnya dan dirinya bergegas menuju kegedung aula beladiri seperti yang dikatakan oleh Satria sebelumnya bahwa dia sedang menunggunya disana.

"Hai Da, akhirnya lo dateng juga" Sapa Satria yang tengah duduk diatas matras beladiri dengan pakaian beladiri lengkap dengan sabuknya.

"Belom dimulai?" Tanya Risda.

"Sebentar lagi pasti dimulai kok"

"Hei baris diluar, pelatihnya sudah datang!" Seru beberapa siswa yang ikut beladiri.

Mendengar teriakan itu pun langsung membuat mereka berhamburan untuk keluar dari ruangan aula tersebut untuk menuju kelapangan yang berada didepan aula beladiri itu.

Setelah mereka berkumpul dihalaman beladiri tersebut dan berbaris dengan tapi, Satria langsung maju kedepan mereka semua untuk memimpin mereka pemanasan karena ini pertama bagi mereka mengikuti kegiatan beladiri.

"Ternyata Satria pelatihnya" Guman Risda yang berbaris didepan sendiri.

"Gue bukan pelatihnya, gue hanya tangan kanannya, bisa dibilang setara lah dengan pelatih disini" Balas Satria yang mendengar gumanan dari Risda.

Satria pun memimpin mereka untuk melakukan pemanasan sebelum pelatihnya memasuki lapangan itu, Risda dan yang lainnya lalu mengikuti arahan dari Satria tanpa membantah sedikitpun.

Risda merasa capek sekali padahal hanya pemanasan saja, karena selama ini dirinya jarang sekali berolahraga apalagi ini adalah pemanasan ala pesilat jadi sangat berbeda dari pemanasan biasanya yang ia lakukan disaat jam olah raga.

Setelah cukup lama pemanasan, mereka langsung diarahkan untuk berlari mengitari lapangan itu sebanyak lima kali, lapangan yang lumayan besar tersebut membuat mereka sangat terkejut akan tetapi mereka tetap melakukannya karena mereka tau itulah resikonya bila berlatih beladiri.

Tiba tiba seorang pemuda dengan pakaian beladiri yang berwarna hitam dan sabuk yang berwarna hitam juga berdiri ditengah tengah lapangan untuk menyaksikan mereka berlari.

"LEBIH CEPAT LAGI!" Bentak pemuda itu menyuruh mereka berlari lebih cepat.

Mendengar bentakan tersebut membuat semuanya langsung berusaha semaksimal mungkin untuk menambah kecepatan mereka dalam berlari, tanpa menoleh kepada siapa yang telah memberi mereka perintah itu.

Setelah lima kali mereka berlari akhirnya selesai juga dan mereka langsung berkumpul kembali, Risda begitu terkejut ketika melihat bahwa Afrenzo adalah pelatih yang ada ditempat itu.

"Beri hormat kepada pelatih!" Seru Satria.

Afrenzo berdiri didepan mereka semua dengan kedua tangan yang dilipat dibelakang tubuhnya seperti sikap istirahat pada upacara bendera, pandangannya lurus kedepan entah menatap kearah mana.

Satria menyontohkan bagaimana cara untuk memberi hormat kepada pelatih, tangan kanannya mengepal dan diletakkan didada sebelah kiri sebagai perilaku hormat kepada seorang pelatih.

"Siapa yang nyuruh kalian bicara dibelakang!" Ucap Afrenzo dengan tegas.

Meskipun pandangannya lurus kedepan akan tetapi dirinya memperhatikan siapa saja yang mengikuti latihan beladiri kali ini, bisa dibilang hanya ada siswa baru yang berlatih hari ini sementara siswa senior ia liburkan terkecuali Satria yang tidak pernah libur.

Dua orang wanita yang tengah berbisik bisik itu pun langsung terkejut mendengar suara Afrenzo yang tegas itu, keduanya langsung menundukkan kepalanya karena merasa merinding jika berhadapan dengan Afrenzo saat ini.

"Push up 20 kali, sekarang!" Perintah Afrenzo lagi tanpa ingin dibantah.

"Baik Mas pelatih" Ucap keduanya dengan takut dan akhirnya mereka pun melakukan push up.

20 kali adalah jumlah yang sedikit ketika berlatih beladiri disana, karena biasanya dia akan memberikan hukuman sebanyak 100 kali push up dan tendangan kepada siapapun yang melanggar aturan ditempat itu.

Karena mereka masih siswa baru sehingga Afrenzo hanya memberikan lebih sedikit daripada biasanya, akan tetapi bagi mereka itu adalah berat karena mereka belum pernah melakukan push up seperti itu, tatapan tajam Afrenzo pun membuat nyali mereka menciut.

Afrenzo menatap kearah kedua orang yang tengah melakukan push up tersebut sambil menghitungnya dengan keras, pandangan Risda yang berada didepan sendiri itu pun terarah kepada Afrenzo dan menatapnya dengan lekat.

"Memang tampan tapi kejam, bagaimana aku bisa terlibat hutang dengan lelaki seperti itu? Oh Tuhan, lalu bagaimana caraku untuk bisa membayarnya" Batin Risda menjerit.

Merasakan bahwa ada yang menatapnya membuat Afrenzo langsung mengalihkan pandangannya menuju kearah Risda, Risda yang tiba tiba ditatap balik langsung menundukkan pandangannya karena takut ditatap olehnya.

"Sudah, kalian bisa baris lagi" Ucap Afrenzo.

Keduanya langsung bangkit untuk berdiri lagi setelah selesai melakukan push up, entah berapa lama lelaki itu berdiri tanpa menggerakkan tubuhnya, ia hanya menggerakkan lehernya saja untuk menoleh kekanan dan kekiri tapi tidak dengan tubuhnya.

"Selamat datang di perguruan Bunga sepasang, ku harap kalian bisa menjaga nama baik perguruan seni beladiri ini, saya selaku pelatih disini menyambut kedatangan kalian" Ucap Afrenzo sambil menatap satu persatu siswanya.

"Baik pelatih!" Ucap mereka kompak.

"Latihan dimulai!"

"Kuda kuda sejajar, grakkk!" Satria memberi komando.

Mereka pun mengikuti gerakan yang dilakukan oleh Satria karena hanya dia yang paham apa yang harus dilakukan sementara yang lainnya adalah siswa yang baru mengikuti latihan beladiri sehingga tidak begitu hafal soal itu.

"Ulang!" Teriak Afrenzo.

Mereka pun kembali berdiri dengan tegak sambil mengenggam erat kedua tangannya yang mereka letakkan dipinggang kaman kiri mereka, Afrenzo menyuruh mereka untuk mengulang karena tidak ada suara yang berteriak setelah melakukan gerakan kuda kuda sejajar.

"Kuda kuda sejajar, grakkk!!" Satria kembali memandu.

"Haaa....!" Teriak mereka bersamaan.

Mereka pun memasang kuda kuda sejajar dengan kompak, setelah itu Afrenzo langsung mengitari mereka untuk memeriksa bagaimana kuda kuda mereka satu persatu dan membenarkannya agar kuda kuda mereka tampak sempurna.

"Ditekuk! Siapa suruh kuda kuda berdiri!"

"Kuda kudamu kurang lebar!"

"Kakinya harus sejajar! Menghadap depan!"

"Tangannya harus mengepal dipinggang!"

Afrenzo lalu membenarkan setiap sikap yang salah diantara mereka, bukan hanya membenarkan saja, akan tetapi tangan dan kakinya pun ikut memukul mereka jika itu salah, hal itu membuat mereka tidak berani untuk bergerak sedikitpun setelah dibenarkan.

"Kuda kuda ditekuk bukan tegap! Kalo ada yang tegap, aku tidak segan segan untuk menendang kalian!"

Bhuk

Seorang siswa laki laki langsung terjatuh setelah Afrenzo menendang kakinya, karena kuda kudanya kurang menekuk sehingga membuat lelaki itu langsung terjatuh dengan kerasnya dilapangan.

Bhuk

Afrenzo kembali menendang seorang lelaki dibagian kalinya dan lelaki itu pun juga terjatuh akibat dari tendangan Afrenzo yang tiba tiba itu, hal itu membuat Risda merasa gemetaran bagaimana kalo dirinya yang akan ditendang nantinya, ia pum membenarkan posisinya dengan baik.

Ditempat latihan tersebut hanya ada 5 siswa wanita yang mengikuti beladiri sementara yang lainnya adalah siswa laki laki, Afrenzo membenarkan gerakan yang salah dengan lembut kepada seorang wanita karena dia tidak bisa kasar dengan wanita akan tetapi tatapannya yang tajam membuat siapapun yang melihatnya langsung merasa takut.

"Akh..." Tiba tiba seorang wanita mengeluh kakinya keseleo dibelakang sendiri.

"Kenapa?" Tanya Afrenzo dengan tegas.

"Kakiku keseleo Mas pelatih" Ucapnya.

"Kalau disini panggil saya pelatih bukan Mas, kau boleh istirahat, lain kali pemanasan yang bener!"

"Terima kasih Pelatih"

"Sat, tangani dia" Perintah Afrenzo kepada Satria.

"Siap Pelatih"

"Lainnya kembali sikap kuda kuda sejajar!"

Karena ini adalah hari pertama mereka berlarih sehingga Afrenzo hanya mengajarkan sikap hormat, istirahat dan juga kuda kuda sejajar saja, meskipun hanya itu saja yang dipelajari akan tetapi kaki mereka tampak lemas karena terlalu lama melakukan kuda kuda sejajar.

"Latihan hari ini selesai, kalian boleh pulang"

Mendengar itu membuat mereka nampak begitu gembira dan mereka langsung berhamburan untuk kembali kekelas mereka mengambil tas mereka dan langsung menuju kerumah masing masing.

"Da, lo pulang sama siapa?" Tanya Satria.

"Sendiri lah"

"Bagaimana kalo gue anterin lo pulang?"

"Ngak usah, gue bawa motor sendiri, gue duluan"

Risda pun buru buru pergi dari sana setelah mengetahui bahwa Afrenzo sedang berjalan dibelakang keduanya saat ini, setelah mengajar disekolah itu, dirinya akan berlatih lagi dipusat daerah yang menjadi atasan dari cabang yang ia pimpin itu.

Afrenzo bukan hanya melatih akan tetapi dirinya juga latihan sebagai siswa ditempat pimpinan yang lebih tinggi lagi, bahkan bisa dikatakan pelatihnya itu sendiri adalah tingkat pendekar paling tinggi didaerah itu.

Sebuah perguruan pasti memiliki yang namanya tingkatkan untuk membedakan antara sesama pesilat, adapun tingkatannya itu adalah Siswa 1 - 5, Anggota 1 - 5, Pendekar 1 - 10.

Satria masih berada pada tingkat Siswa 4 saat ini, sementara Afrenzo kini berada ditingkat pendekar 1, dia adalah generasi yang jenius sehingga diusianya yang masih 16 tahun itu pun sudah dijuluki dengan julukan pendekar 1, sementara Risda hanya masih ditingkat calon siswa karena belum memiliki sabuk dan juga sakral silat.

Terpopuler

Comments

Bintang Samudra

Bintang Samudra

berjuang terus boss

2023-02-23

0

Saputri 90

Saputri 90

penasaran sama kehidupannya gimna

2023-02-13

0

Ra2_Zel

Ra2_Zel

Bayar pakai cinta😜

2023-02-13

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Episode 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Episode 112
113 Episode 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 Episode 118
119 Episode 119
120 Episode 120
121 Episode 121
122 Episode 122
123 Episode 123
124 Episode 124
125 Episode 125
126 Episode 126
127 Episode 127
128 Episode 128
129 Episode. 129
130 Episode 130
131 Episode 131
132 Episode 132
133 Episode 133
134 Episode 134
135 Episode 135
136 Episode 136
137 Episode 137
138 Episode 138
139 Episode 139
140 Episode 140
141 Episode 141
142 Episode 142
143 Episode 143
144 Episode 144
145 Episode 145
146 Episode 146
147 Episode 147
148 Episode 148
149 Episode 149
150 Episode 150
151 Episode 151
152 Episode 152
153 Episode 153
154 Episode 154
155 Episode 155
156 Episode 156
157 Episode 157
158 Episode 158
159 Episode 159
160 Episode 160
161 Episode 161
162 Episode 162
163 Episode 163
164 Episode 164
165 Episode 165
166 Episode 166
167 Episode 167
168 Episode 168
169 Episode 169
170 Episode 170
171 Episode 171
172 Episode 172
173 Episode 173
174 Episode 174
175 Episode 175
176 Episode 176
177 Episode 177
178 Episode 178
179 Episode 179
180 Episode 180
181 Episode 181
182 Episode 182
183 Episode 183
184 Episode 184
185 Episode 185
186 Episode 186
187 Episode 187
188 Episode 188
189 Episode 189
190 Episode 190
191 Episode 191
192 Episode 192
193 Episode 193
194 Episode 194
195 Episode 195
196 Episode 196
197 Episode 197
198 Episode 198
199 Episode 199
200 Episode 200
201 Episode 201
202 Episode 202
203 Episode 203
Episodes

Updated 203 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Episode 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Episode 112
113
Episode 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
Episode 118
119
Episode 119
120
Episode 120
121
Episode 121
122
Episode 122
123
Episode 123
124
Episode 124
125
Episode 125
126
Episode 126
127
Episode 127
128
Episode 128
129
Episode. 129
130
Episode 130
131
Episode 131
132
Episode 132
133
Episode 133
134
Episode 134
135
Episode 135
136
Episode 136
137
Episode 137
138
Episode 138
139
Episode 139
140
Episode 140
141
Episode 141
142
Episode 142
143
Episode 143
144
Episode 144
145
Episode 145
146
Episode 146
147
Episode 147
148
Episode 148
149
Episode 149
150
Episode 150
151
Episode 151
152
Episode 152
153
Episode 153
154
Episode 154
155
Episode 155
156
Episode 156
157
Episode 157
158
Episode 158
159
Episode 159
160
Episode 160
161
Episode 161
162
Episode 162
163
Episode 163
164
Episode 164
165
Episode 165
166
Episode 166
167
Episode 167
168
Episode 168
169
Episode 169
170
Episode 170
171
Episode 171
172
Episode 172
173
Episode 173
174
Episode 174
175
Episode 175
176
Episode 176
177
Episode 177
178
Episode 178
179
Episode 179
180
Episode 180
181
Episode 181
182
Episode 182
183
Episode 183
184
Episode 184
185
Episode 185
186
Episode 186
187
Episode 187
188
Episode 188
189
Episode 189
190
Episode 190
191
Episode 191
192
Episode 192
193
Episode 193
194
Episode 194
195
Episode 195
196
Episode 196
197
Episode 197
198
Episode 198
199
Episode 199
200
Episode 200
201
Episode 201
202
Episode 202
203
Episode 203

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!