Episode 5

Bel masuk kelas pun berbunyi ketika Risda sudah sampai dikelasnya, Ridsa langsung bergegas duduk di bangkunya, dan bergabung dengan yang lainnya.

"Ris, lo dari mana saja woi? Jam segini baru masuk kelas" Tanya Rania kepada Risda yang baru masuk kedalam kelas.

"Ada urusan penting, ada apa an sih rame rame?" Risda nampak memandangi sekitar mereka yang mendapati bahwa banyak yang sedang berbincang bincang.

"Ada pemilihan anggota organisasi kelas, gue sih pilih lo buat jadi bendahara kelas, dan mereka juga sudah sepakat kalo lo yang jadi"

"Anjaayyy... Lo milih tanpa persetujuan dari gue? Gue kagak mau, gue kagak mau jadi gitu gituan"

"Salah lo sendiri, kenapa masuk kelas terlambat, lagian nih ya, disini kan hanya lo yang bisa jadi bendahara kelas, sikap lo aja udah kayak preman kelas" Jawab Wulan.

"Gila emang kalian!" Umpat Risda kepada teman temannya itu.

"Lo emang paling cocok Da, kali aja kelas kita bisa maju daripada kelas yang lainnya, kan kita kita sendiri yang nikmati"

"Gue butuh wakil, ya kali jadi bendahara sendiri"

"Mau diwakilkan siapa lo?" Tanya Mira yang mendengar ucapan Risda.

"Kalo lo aja gimana?"

"Gue?" Tanya Mira dengan terkejutnya, "Ogah"

"Gue juga ogah kali, emang pegang uang kas kelas itu mudah apa"

Tak beberapa lama kemudian datanglah guru yang akan mengajarkan dikelas mereka pertama kali, hal itu langsung membuat Risda dan yang lainnya langsung bergegas menuju ke bangku mereka masing masing.

Kali ini mereka akan mempelajari pendidikan agama di jam pertama, karena sekolah mereka yang Swasta dan mendalami ilmu agama, jadi setiap jam pelajaran pertama mereka akan mengaji bersama sama, dan setelahnya mereka akan memulai pelajaran.

*****

Pelajaran pun selesai, waktunya pindah jam pelajaran, ketika guru tersebut keluar dari dalam ruangan kelas itu, Risda pun terkejut bukan main ketika melihat Afrenzo masuk kedalam kelas mereka beserta anggota OSIS lainnya.

Afrenzo memakai sebuah masker sehingga luka memar yang ada diujung bibirnya tertutupi, Risda yang tadi pagi mengobati lukanya itu pun paham mengapa lelaki itu memakai masker saat ini.

"Itu bukannya Renzo ya?" Tanya Wulan kepada Risda.

"Iya, emang itu Renzo" Jawab Risda malas.

"Kenapa dia pake masker? Makin ganteng aja nih anak orang, kan gue jadi tergila gila"

"Dia sakit, apa lo mau ketularan kalo dia kagak pake masker?"

"Sakit? Sakit apa woi? Lo tau dari mana?" Tanya Wulan yang heboh.

"Kepo banget jadi orang"

Afrenzo hanya memperhatikan keduanya dalam diam, jawaban Risda tersebut membuatnya seolah olah mengalami sakit yang parah sehingga bisa menular ke yang lainnya, Risda langsung menahan nafas ketika mendapat tatapan tajam dari seorang Afrenzo.

Seorang Afrenzo akan menakutkan jika mengeluarkan tatapan tajam seperti itu kepada orang lain, hal itu mendadak membuat nyali Risda menciut begitu saja setelah dirinya mendapatkan tatapan tajam dari Afrenzo.

"Assalamualaikum warahmatullahi wa bharakatuh" Salam dari ketua OSIS.

"Waalaikumussalam warahmatullahi wa bharakatuh" Jawab seluruhnya.

"Kedatangan kami kemari karena ingin mencari anggota OSIS yang baru, kali aja dari Adek Adek ada yang ingin mengikuti OSIS diperkenankan untuk maju kedepan sebagai calon anggota OSIS baru"

Risda kini paham kenapa Afrenzo ada dikelasnya berserta anggota OSIS itu, Afrenzo mencalonkan diri sebagai ketua OSIS di SMA Bakti Negara itu, Risda pun menoleh kebelakang tempat dimana Septia dan Mira berada.

"Kalian maju sono gih, katanya pengen jadi anggota OSIS, noh mumpung ada kesempatan" Ucao Risda.

"Lo aja yang maju Ris, kali aja bisa bersanding dengan si cowok ganteng itu" Jawab Septia.

"Itu incarannya Wulan, bukan gue" Jawab Risda malas.

"Kalo dilihat lihat, ngak cocok sama Wulan, dia lebih cocokan sama lo Ris, sama sama aneh" Kompor si Rania.

"Hei, apa yang lo bilang? Gue bisa denger!" Teriak Wulan.

"Jaga sikap lo Lan, apa lo mau dia jadi ilfil sama lo?"

"Ya ngak sih"

"Mangkanya diam, atau lo mau jadi sekertarisnya? Atau wakilnya? Buruan lo nyalonin juga jadi anggota OSIS"

"Kagak, ribet jadi OSIS, kenapa ngak lo aja Ris?"

"Gue? Gue ngak cocok jadi OSIS, peraturan sekolah aja gue langgar, gimana gue bisa jadi anggota OSIS? Bisa bisa makin ancur nih sekolah jadinya"

"Bener juga sih, jangan jadi OSIS kali gitu Ris, jadi tukang kebun aja"

"Ngaca lo!"

Risda pun membuang muka malas dari hadapan Wulan, Mira dan Septia nampaknya tertarik dengan OSIS sehingga keduanya maju untuk mencalonkan diri sebagai anggota.

"Semangat!" Ucap Risda sambil mengacungkan kedua jempolnya kepada Mira dan Wulan.

Kedua orang itu pun mengacungkan jempolnya juga kepada Risda, perlahan lahan murid yang ingin menjadi OSIS pun maju kedepan, Risda hanya lalu mengambil bukunya untuk menunggu acara itu selesai.

Tak beberapa lama kemudian mereka akhirnya keluar dari kelas tersebut untuk menuju kekelas kelas lainnya untuk mencari anggota OSIS baru, Afrenzo menatap sekilas kearah Risda sebelum keluar dari ruangan tersebut, sementara Wulan yang melihat tatapan itu pun merasa senang karena beranggapan bahwa Afrenzo tengah menatap kearahnya.

"Ris, lo tau tatapan Renzo sebelum dia pergi? Dia menatapku Ris" Ucap Wulan yang merasa bangga mendapatkan tatapan dari Afrenzo.

"Lalu gue harus bilang wow gitu?" Tanya Risda sambil merasa lega karena cowok itu akhirnya keluar juga.

"Lo seharusnya senang kalo temen lo ini merasa senang seperti ini"

"Hanya ditatap aja lo udah merasa bangga, ya kali tatapan itu untuk lo, kalo untuk yang lain gimana?" Risda hanya bisa menghela nafas sambil menatap kearah papan tulis.

"Ya jelas bangga lah, kapan lagi ditatap oleh orang sepertinya itu, udah ganteng, idaman wanita lagi"

"Serah lo deh, penting lo seneng"

"Nah gitu dong jadi teman yang baik itu"

"Entah pikiran nih orang seperti apa, orang seperti itu kok bisa bisa dicintai sih, gue harus gimana biar hutang gue lunas? Gue harus cari cara biar bisa lepas dari lelaki itu, sial kali diriku ini, kenapa juga gue masuk beladiri dan menjadi muridnya itu, masak gue harus buat novel sih, judulnya Pelatihku dingin melebihi es batu, aneh banget, kenapa coba orang seperti itu masih hidup aja" Batin Risda.

"Eh lo kenapa diem aja? Kesambet lo?" Tanya Wulan yang melihat Risda hanya melamun.

"Gue pengen mati" Jawab Risda.

"Lo sebenernya punya masalah apaan sih? Nikmati aja kali mumpung masih didunia, kapan lagi coba hati kita bisa sakit? Kalo diakhirat udah ngak bisa berasaskan sakit hati woi, mangkanya nikmati selama masih bisa dinikmati"

"Tau gini gue males ngomong sana lo, bukannya nyari solusi malah lo nambah masalah gue"

"Mangkanya cerita woi, biar gue paham masalah lo apaan, lo aja kagak mau cerita bagaimana gue bisa ngasih lo solusi"

"Gue punya hutang sama si kulkas itu, gue bingung harus bayarnya gimana"

"Hutang? Sejak kapan?"

"Lo sih main ninggal ninggal gue waktu kemaren dapat masalah di kantin, udah tau temennya ini dijebak, lo malah pergi gitu aja, kan gue harus bayar tuh makanan sendirian, tapi untungnya ada Renzo, jadi dia yang bayarin, jadi gue punya hutang sana dia"

"Beneran Renzo yang bayarin lo waktu itu? Ya maaf Da, gue kagak punya uang jadi gue kagak mau ikut ikutan, yang kagak mau antri kan lo bukan gue"

"Temen bang*att lo emang, waktu temennya susah lo malah pergi, kagak ada akhlak lo"

"Maaf, terus gimana utang lo?"

"Ya gimana lagi, gue kagak bisa bayar, ya terpaksa harus ditunda tunda dulu, uang segitu mah banyak, gue berangkat sekolah aja cuma bawa yang 20 ribu, sekalian buat bengsin"

"Emang utang lo berapa?".

"Mau apa lo? Mau ngelunasin utang gue? Mana sini duit lo"

"Kagak, gue cuma mau nanya"

"Stre*ss lo emang"

*****

"Keluarkan PR kalian sekarang" Suara itu berasal dari seorang guru laki laki yang menagih pekerjaan rumah mereka.

"Mampus, gue belum ngerjain lagi" Umpat Risda pelan.

"Ris, gimana nih, gue juga belom selesai" Wulan nampak lebih gelisah daripada Risda.

"Gue ada ide"

"Apa?"

Risda sana sekali tidak menjawab ucapan Wulan yang penasaran itu, ia lalu mengangkat tangannya tinggi tinggi agar ditoleh oleh guru itu, tak beberapa lama pandangan guru tersebut terarah kepada Risda.

"Ada apa?" Tanya guru lelaki itu.

"Bisa dijelaskan lagi materinya? Saya belom paham sama sekali Pak, kemaren Bapak menjelaskannya terlalu cepat sehingga tidak bisa dipahami" Jawab Risda.

"Baiklah, saya akan jelaskan sekali lagi, kalian dengarkan baik baik, ini adalah pertemuan kedua dipelajaran saya, jika kecepatan nanti ingatkan Bapak ya, Bapak akan ulang"

"Iya Pak!" Jawab mereka bersamaan.

Guru tersebut pun langsung menjelaskan materi yang ia jelaskan kemarin, Wulan tersenyum tipis kearah Risda karena Risda berhasil mengalihkan perhatian guru tersebut dari PR nya dan fokus untuk menjelaskannya.

"Lo emang the best, Ris" Ucap Wulan kagum kepada Risda.

"Siapa dulu dong, Risda gitu loh" Risda menepuk pelan dadanya sebagai tanda kebanggaan.

Sebagian siswa lainnya pun merasa lega karena akhirnya mereka hanya diberi tugas tanpa diingatkan siapa yang belum mengerjakan pekerjaan rumah itu, karena kebanyakan dari mereka juga belum ada yang mengerjakan PR itu.

*****

Afrenzo tengah duduk sendirian dimeja kantin sekolah sambil menikmati es dingin yang ia pesan sebelumnya, akan tetapi dia sudah berada dikantin sekolah sebelum jam istirahat dimulai.

"Renzo" Panggil seseorang kepadanya.

"Hem" Deheman Afrenzo untuk menjawab panggilan itu.

"Lo kenapa? Kok tumben mulut lo, lo tutup gitu?"

"Ngak penting" Jawab Afrenzo singkat.

"Lo berantem lagi dengan Abang lo? Gue tau tentang lo"

Mendengar itu sontak membuat Afrenzo bangkit dari duduknya dan mencengkeram erat kerah baju pemuda itu, ia sama sekali tidak suka dengan orang yang ikut campur dalam masalahnya, ucapan tau tentangnya itu langsung membuat Afrenzo nampak marah.

"Tau apa lo tentang gue!" Ucap Afrenzo dingin.

"Santai kali Ren, gue tau lo itu pelatih beladiri, tapi jangan gunakan kekerasan dong"

"Gue ngak suka, orang lain sok tau kayak lo"

"Lo emang ngak bisa diajak bercanda Ren, gue dan lo itu udah berteman sejak lama, tapi sikap lo masih sama saja, sama sekali tidak suka diajak bercanda"

"Pergi lo!" Usir Afrenzo sambil mendorong tubuh temannya itu.

Karena tidak mau berlama lama lagi bersama dengan Afrenzo, pemuda tersebut langsung bergegas pergi dari tempat itu, sementara Afrenzo kembali duduk di bangkunya itu.

"Gue emang ngak bisa berubah, dan kalian telah merubah gue jadi seperti ini" Guman Afrenzo sambil mengepalkan kedua tangannya.

Pandangan Afrenzo mengarah ke depan seolah olah tengah menerawang jauh ke depan, kedua tangannya mencengkeram erat, entah apa yang dialami olehnya sekarang ini.

Tiba tiba sebuah tangan menyentuh kulit tangannya yang terkepal tersebut, ia melihat bahwa tangan itu seperti tangan seorang wanita dan hal itu membuat dirinya menoleh kearah pemilik tangan tersebut.

"Lo kok sendirian aja" Ucap gadis itu.

"Bukan urusan lo" Jawab Afrenzo dingin sambil menarik tangannya sendiri.

"Yaya gue tau, ini emang bukan urusan gue, tapi gue janji bakalan bayar hutang gue secepatnya ke lo" Ya, wanita itu adalah Risda.

Karena kelasnya tengah jamkos dan perutnya kembali lapar, hal itu membuatnya bergegas kekantin sebelum yang lainnya istirahat, disana ia melihat Afrenzo yang tengah terlihat seperti emosi dan kedua tangannya terkepal sangat erat.

"Ngak perlu"

"Pelatih yang terhormat, gue ngak bakal tenang kalo belom bayar hutang gue, nanti kalo ditagih diakhirat gue harus jawab apa? Masak iya jawab kalo lo kagak mau gue bayar hutang, kan ngak lucu"

"Bayar dengan nyawa lo"

"Nyawa gue? Lo mau nyawa gue? Cabut aja sekarang kalo lo mau, nyawa gue juga ngak penting penting amat kok, untuk apa hidup jika hanya sebagai beban" Ucap Risda sambil duduk dihadapan Afrenzo dan menyangga kepalanya dengan kedua tangannya.

Mendengar ucapan Risda membuat tatapan penuh amarah dari Afrenzo tersebut perlahan lahan luntur, wajah datarnya itu kembali muncul diwajahnya yang tampan itu.

Risda pun menenggelamkan wajahnya kepada kedua tangannya itu, melihat itu membuat Afrenzo menggerakkan tangannya hendak mengusap kepala dari gadis itu, akan tetapi...

"Huft, ngak penting cerita sama lo, mending gue persen makanan aja daripada cerita sama batu kayak lo itu"

Risda tiba tiba mengangkat kepalanya kembali hingga membuat Afrenzo kembali menarik tangannya dan mengarahkannya kearah bawah mejanya, Afrenzo langsung terlihat salah tingkah dan memutuskan untuk berdiri dari duduknya.

"Jangan telat, nanti latihan" Ucapnya dan langsung berlalu pergi dari tempat itu meninggalkan Risda seorang diri.

"Siap Pak pelatih yang terhormat" Jawab Risda.

Bayangan Afrenzo perlahan lahan menghilang dari pandangan Risda, hal itu membuat Risda langsung bergegas menuju kantin untuk memesan makanan disana, dirinya benar benar kelaparan saat ini.

Setelahnya ia kembali duduk ditempatnya sebelumnya, minuman Afrenzo masih berada dimeja tersebut dan sepertinya belum diminum sama sekali, Risda pun celingukan untuk mencari seseorang.

"Pak Pelatih yang terhormat, minumannya buat gue aja ya, biar gue lebih hemat daripada harus beli minuman" Ucap Risda pelan

"Iya, buat lo aja, habisi gih, ngak papa kok" Suara Risda dibuat seperti dirinya berdialog dengan Afrenzo.

"Terima kasih Pak pelatih" Ucapnya lagi seraya menarik gelas minuman tersebut kearahnya dengan perlahan lahan.

Risda tanpa berlama lama lagi segera meminumnya karena rasa haus, akan tetapi anehnya minuman tersebut sama sekali tidak dingin dan juga tidak hangat, dan hal itu membuat Risda merasa aneh.

"Apa es ini sudah lama? Kok ngak dingin ya, penting rasanya masih enak"

Risda lalu menepis pikiran tersebut dan kembali meminumnya, ia pun melanjutkan makannya karena lapar, entah seperti dirinya belom makan sejak dahulu kala atau gimana akan tetapi nafsu makannya begitu tinggi saat ini.

Terpopuler

Comments

Ra2_Zel

Ra2_Zel

Wulan kepedean 🤭

2023-05-24

1

Sui Ika

Sui Ika

he eh, terus lanjut berdanding ke pelaminan

2023-05-22

1

Sui Ika

Sui Ika

yg pasti bukan karena corona

2023-05-22

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Episode 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Episode 112
113 Episode 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 Episode 118
119 Episode 119
120 Episode 120
121 Episode 121
122 Episode 122
123 Episode 123
124 Episode 124
125 Episode 125
126 Episode 126
127 Episode 127
128 Episode 128
129 Episode. 129
130 Episode 130
131 Episode 131
132 Episode 132
133 Episode 133
134 Episode 134
135 Episode 135
136 Episode 136
137 Episode 137
138 Episode 138
139 Episode 139
140 Episode 140
141 Episode 141
142 Episode 142
143 Episode 143
144 Episode 144
145 Episode 145
146 Episode 146
147 Episode 147
148 Episode 148
149 Episode 149
150 Episode 150
151 Episode 151
152 Episode 152
153 Episode 153
154 Episode 154
155 Episode 155
156 Episode 156
157 Episode 157
158 Episode 158
159 Episode 159
160 Episode 160
161 Episode 161
162 Episode 162
163 Episode 163
164 Episode 164
165 Episode 165
166 Episode 166
167 Episode 167
168 Episode 168
169 Episode 169
170 Episode 170
171 Episode 171
172 Episode 172
173 Episode 173
174 Episode 174
175 Episode 175
176 Episode 176
177 Episode 177
178 Episode 178
179 Episode 179
180 Episode 180
181 Episode 181
182 Episode 182
183 Episode 183
184 Episode 184
185 Episode 185
186 Episode 186
187 Episode 187
188 Episode 188
189 Episode 189
190 Episode 190
191 Episode 191
192 Episode 192
193 Episode 193
194 Episode 194
195 Episode 195
196 Episode 196
197 Episode 197
198 Episode 198
199 Episode 199
200 Episode 200
201 Episode 201
202 Episode 202
203 Episode 203
Episodes

Updated 203 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Episode 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Episode 112
113
Episode 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
Episode 118
119
Episode 119
120
Episode 120
121
Episode 121
122
Episode 122
123
Episode 123
124
Episode 124
125
Episode 125
126
Episode 126
127
Episode 127
128
Episode 128
129
Episode. 129
130
Episode 130
131
Episode 131
132
Episode 132
133
Episode 133
134
Episode 134
135
Episode 135
136
Episode 136
137
Episode 137
138
Episode 138
139
Episode 139
140
Episode 140
141
Episode 141
142
Episode 142
143
Episode 143
144
Episode 144
145
Episode 145
146
Episode 146
147
Episode 147
148
Episode 148
149
Episode 149
150
Episode 150
151
Episode 151
152
Episode 152
153
Episode 153
154
Episode 154
155
Episode 155
156
Episode 156
157
Episode 157
158
Episode 158
159
Episode 159
160
Episode 160
161
Episode 161
162
Episode 162
163
Episode 163
164
Episode 164
165
Episode 165
166
Episode 166
167
Episode 167
168
Episode 168
169
Episode 169
170
Episode 170
171
Episode 171
172
Episode 172
173
Episode 173
174
Episode 174
175
Episode 175
176
Episode 176
177
Episode 177
178
Episode 178
179
Episode 179
180
Episode 180
181
Episode 181
182
Episode 182
183
Episode 183
184
Episode 184
185
Episode 185
186
Episode 186
187
Episode 187
188
Episode 188
189
Episode 189
190
Episode 190
191
Episode 191
192
Episode 192
193
Episode 193
194
Episode 194
195
Episode 195
196
Episode 196
197
Episode 197
198
Episode 198
199
Episode 199
200
Episode 200
201
Episode 201
202
Episode 202
203
Episode 203

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!