Hijrah Cinta Mafia

Hijrah Cinta Mafia

Gak Mau Dijodohkan

Kata orang, menjadi wanita itu haruslah segala bisa, bisa masak, bisa mengurus anak, bisa berdandan, dan bahkan bisa bekerja. Tapi, betulkah begitu? Aku sendiri masih mencari jawabannya. Ini tentang diriku, Asiyah, wanita berusia dua puluh lima tahun yang baru saja menyelesaikan program doktornya hari ini.

Semuanya tampak normal dan baik-baik saja. Sampai di penghujung hari, menjelang maghrib, berita itu datang bak badai yang akan meporak porandakan hidupku. Entah dari arah mana, berita itu datang dengan tiba-tiba tanpa memberikan waktu jeda kepadaku terlebih dahulu.

“Ica, Abi ingin kamu menikah dengan lelaki pilihan Abi.” Mendengar perkataan itu Asiyah tiba-tiba tersedak.

“Abi tidak sedang bercanda kan?”

“Abi serius nak.”

“Tapi Ica kan baru saja lulus S3 Abi, sayang kalau langsung nikah. Bukannya Ica menolak perintah Abi, tapi setidaknya berikan Ica kesempatan untuk bekerja terlebih dahulu, agar gelar doktor Ica gak sia-sia bi. Abi juga tahu kalau Ica seneng belajar, Ica pengen ngajar, jadi dosen Abi.”

“Gelar doktormu tidak akan sia-sia nak. Dengan ilmu yang kau miliki, maka kau akan mendidik anak-anakmu kelak dengan baik. Nih, cucu-cucu Abi nanti akan dididik oleh seorang ibu dengan gelar doktor. Keren kan? Lagi pula kau masih bisa bekerja setelah menikah, asal dengan syarat suamimu ridho dan mengizinkanmu, kau juga harus memenuhi kewajibanmu dulu kepada keluargamu baru kau boleh bekerja.”

“Tapi Bi...”

“Tidak ada tapi-tapian. Ca, kamu sudah dewasa, sudah 25 tahun. Sudah cukup untuk menikah. Lagi pula kamu mau menunggu sampai kapan? Sampai kamu puas dengan duniamu sendiri? Ca, umur abi sudah tua, Abi ingin sekali menjadi wali di pernikahanmu, maka dari itu abi memilih bersegera untuk menikahkanmu. Mumpung Abi masih ada. Tidak baik menunda-nunda hal baik. Lagi pula calon suamimu itu tampan dan dari keluarga yang baik-baik. Ayahnya adalah kawan karib Abi waktu di pesantren dan Ibunya adalah seorang rektor di universitas islam ternama di Jakarta. Dia lelaki yang cocok untukmu nak.”

“Abi memang gak sayang dengan Ica, masa hanya Icha yang dijodohkan? Mbak Asya aja gak dijodohin, dan Mas Asraf juga engga. Kenapa hanya Ica yang diperlakukan seperti ini? Pokoknya Ica benci Abi!” Asiyah lalu meninggalkan meja makan dan pergi ke kamarnya dengan bersungut-sungut.

“Justru karena Abi sayang sama kamu Abi menjodohkanmu! Ica! Dengerin Abi dulu!Asiyah binti Syarifudin!” Abi mencoba menghentikan Ica.

“Biarkan saja Bi, mungkin Icha sedang butuh waktu sendiri. Lagi pula, ini juga tak mudah untuknya, dia baru saja berbahagia karena kelulusannya dan tiba-tiba Abi langsung menyuruhnya untuk menikah.” Ucap Ummi.

“Abi sangat sayang dengan dia Mi, makanya Abi menyuruhnya untuk cepat menikah. Ummi kan juga sudah tahu kalau Abi tak bisa lagi mendampinginya, dokter juga bilang kalau Abi...”

“Abi pasti sehat, jangan terlalu dikhawatirkan, soal sehat, sakit, hidup dan mati kan ada di tangan Allah Bi.”

“Iya Mi, Abi tahu. Tapi Abi juga tak bisa untuk terus bersamanya. Ica tumbuh dengan kasih sayang yang penuh dari orang tuanya dan kakak-kakaknya, pasti sangat sulit banginya untuk terpisah dari kita. Waktu pernikahan Asya dan Asraf saja dia menangis dan tidak makan berhari-hari, dia sedih karena kehilangan sosok kakak-kakanya yang selalu menjaganya. Sekarang hanya Abi dan Ummi yang ada untuknya, tapi kita juga tidak bisa selamanya bersamanya. Dia butuh orang lain yang akan selalu ada bersamanya dan menyayanginya sebagai pengganti kita.”

“Ummi mengerti Bi, tapi apa tidak terlalu cepat?”

“Tidak Mi, kedua orang tua dari pihak laki-laki kan sudah menyampaikan niatnya kepada kita kemarin. Dan tidak baik jika kita menolak lamaran dari pria yang berasal dari kelarga yang baik.”

“Terserah Abi saja, Ummi hanya bisa iya saja..” Ummi kemudian beranjak pergi ke dapur untuk membereskan piring bekas makan.

“Mi, jangan gitu dong. Ummi gak gambek kan sama Abi?”

“Ya, gimana ya...”

“Ayolah Mi.” Rayu Abi kepada Ummi.

Sementara Itu, di kamarnya Asiyah engah menangis sambil bertelpon dengan kawan karibnya Maya. Ia menceritakan soal perjodohannya kepada Maya.

“Jadi gitu May, pokoknya aku gak mau dijodohin, apalagi sama pria yang gak aku kenal sama sekali.”

“Yaudah, kamu jangan nangis mulu apa, gini aja, gimana kalau malam ini kamu nginep di rumah aku. Abi kamu kan paling gak bisa kalau kamu jauh dari rumah. Ini sebagai tindakan kamu dalam melawan keputusannya Abi. Siapa tahu setelah itu Abi kamu akan mempertimbangkan lagi keputusannya buat jodohin kamu.”

“Wah, ide bagus tuh. Yaudah, aku siap-siap sekarang ya. Makasih banget ya May, kamu emang sahabat baik aku.”

“Iya sama-sama. Udah buruan, keburu kemaleman ntar.”

“Iya May, Assalamualaikum.”

“Waalaikumsalam.” Telpon pun tertutup.

Asiyah lalu menghapus air matanya, ia kembali bersemangat. Ia lalu bergegas untuk mengemas barang-barang untuk keperluannya menginap di rumah Maya. Selesai mengemasi semua barangnya Asiyah lalu pemit ke Umminya untuk menginap di rumah Maya. Asiyah tidak berani pamit langsung ke Abi karena sudah pasti tidak diberi izin.

“Ica izin menginap di rumah Maya ya Ummi, Icha lagi butuh waktu sendiri. Icha mau menjauh dulu dari rumah ini untuk menenangkan pikiran.” Asiyah lalu mencium tangan Ummi.

“Ummi tidak bisa memberi izin sebelum Abimu yang memberi izin terlebih dahulu. Ummi tanyakan dulu ya nak.” Belum sempat Ummi pergi bertanya ke Abi, Abi tiba-tiba sudah muncul di hadapan mereka.

“Tidak boleh! Ica tidak boleh keluar malam ini.” Ucap Abi dengan tegas.

“Loh kok gitu sih Bi?” Asiyah merasa sebal.

“Karena malam ini calon suamimu dan orang tuanya akan datang untuk bersilaturahmi.”

“Apa? Secepat itu? Gak mau! Pokoknya Ica akan tetap pergi malam ini juga. Assalamualaikum.” Asiyah lalu nekat pergi.

“Asiyah! Jangan coba keluar tanpa restu dari Abi dan Ummi ya! nanti kalau..”

“Abi, jangan berkata yang tidak-tidak. Ingat, ucapan adalah doa!” Ummi mengingatkan.

“Astagfirullah, hamba tarik ucapan hamba Ya Allah.”

“Nah, gitu bi.”

“Tapi tetap saja Mi, dia memang anak yang...”

“Eh, ingat!”

“Astagfirullah, dia anak yang sholehah luar biasa. Semoga kelak dia akan menjadi istri yang patuh kepada suaminya.”

“Aamiin.” Timpal Ummi.

“Tapi bagaimana Mi? Malam ini calon menantu kita dan orang tuanya akan ke sini. Tuh, Abi sudah di WA kalau mereka sudah OTW ke sini Mi.”

“Ah, tenang, OTW nya orang Indonesia kan bisa berjam-jam. Santai.”

“Ah, iya. Tapi tetap saja Mi, kita harus bilang apa pada merea?”

“Bilang kalau anak kita sedang menenangkan dirinya dan sedang mempertimbangkan mengenai perjodohan itu.”

“Gak semudha itu Mi. Mereka datang jauh-jauh ke mari sengaja ingin bertemu dengan Ica, tapi yang ingin ditemuinya malah tidak ada.”

“Habis mau bagaimana lagi Bi, Ica sudah keluar.”

“ARRRRGGGHH! Allahuakbar!”

“Tenang Bi, santuuy.”

Sementara itu, Asiyah kini tengah mengendarai motor menuju rumah Maya. Sebetulnya jarak dari rumahnya ke rumah Maya tidak terlalu jauh, tetapi Asiyah sengaja menggunakan motor agar bisa kabur lebih cepat. Ia sebenarnya merasa bersalah karena telah berani keluar rumah tanpa izin dari kedua orang tuanya, tetapi mau bagaimana lagi. Jika ia tidak melakukannya maka ia akan tetap dijodohkan. Asiyah tidak bisa membiarkan hal itu terjadi.

Hal buruk tiba-tiba terjadi, saat Asiyah tengah mengendarai motornya, ia terjatuh. motornya disenggol oleh sebuah mobil berwarna putih yang ada di belakangnya. Mobil itu mau menyalip motor Asiyah tetapi terlalu dekat. untunglah Asiyah hanya terluka ringan. Tetapi motonya mengalami goresan yang cukup parah karena terjatuh dan terseret.

Mobil putih yang telah menyenggol motor Asiyah akhirnya berhenti. Keluarlah seorang pria yang mengenakan kemeja putih celana hitam dengan kacamata yang terpasang di wajahnya.

“Lo kalo bawa motor yang bener dong.” Pria itu malah menyalahkan Asiyah.

“Heh, yang salah itu kamu ya. kamu yang nyalipnya terlalu mepet.” Asiyah marah dan tidak mau kalah.

“Lo yang bawa motornya pelan. Eh, pantes aja cewek ternyata.” Pria itu kemudian medelik.

“Emangnya kenapa kalo cewek hah? Aku juga bisa bawa motor yang bener kali.”

“Sok banget.”

“Kamu yang sok.”

Di tengah perdebatan itu, lalu keluar lagi seorang pria dan wanita paruh baya dari mobil. Mungkin mereka adalah orang tua dari pria menyebalkan itu, begitu pikir Asiyah.

“Askara, jangan cari ribut di sini ya. sudah jelas kamu yang salah. Ayah kan sudah bilang, kalau bawa mobil tuh jangan negbut.” Pria yang dipanggil Ayah itu mengomeli pria yang bernama Askara itu.

“Tapi dia yang bawa motornya gak bener.” Askara ngotot.

“Sudahlah, kita sudah telat nih. Nak, tangan dan kakimu terluka, lebih baik kami antarkan saja ya kamu ke rumahmu. Kalau urusan motor, biar Askara yang membawanya. Dia kan katanya bisa bawa motor lebih jago daripada kamu. tolong tunjukkan alamatnya ya.” Ucap wanita itu.

“Gak usah repot-repot Bu.” Asiyah menolak.

“Tidak papa nak, lagi pula mai juga mau ke daerah sini. biar sekalian, searah kok. Mau ya?”

“Ya sudah, terima kasih ya sebelumnya.”

“Sama-sama nak.”

Asiyah pun terpaksa kembali pulang ke rumahnya. Kondisinya kini baret-baret dan tidka mungkin untuk menginap di rumah sahabatnya, ia tak mampu mebawa motor sendiri. Asiyah kemudian menunjukkan jalan menuju rumahnya dan betapa kagetnya orang tua dari pria yang menyebalkan itu saat tiba di kediaman Asiyah.

“Ini rumahmu nak?” tanya wanita itu.

“Iya Bu.” Jawab Asiyah.

“Namamu siapa Nak?” tanya Ayah.

“Asiyah Pak. Asiyah Humaira binti Syarifudin.”

“MasyaAllah. Benar-benar kebetulan yang tidak disangka.” Ucap Ayah.

Tak lama Abi dan Ummi datang mendekati mobil itu. Abi menyapa Askara terlebih dahulu karena telah membawakan motor Asiyah.

“MasyaAllah, memang, kalau jodoh tidak ke mana. Allah sudah mengatur rencananya sebaik mungkin.” Ucap Abi saat melihat kedua orang tua Askara dan Asiyah turun dari mobil.

“Ada apa sih bi?” Asiyah masih tidak mengerti.

“Mereka adalah orang tua dan calon suamimu nak.” Jawab Abi.

Rasanya seperti disambar petir, Asiyah kaget bukan main saat mendengar hal itu. Jika ia tahu mereka adalah orang tua dari calon jodohnya maka Asiyah akan langsung berlari setelah melihat mereka. Tetapi nasi sudah menjadi bubur, Asiyah sudah tidak bisa menghindar lagi. Pertemuan sudah terjadi.

Terpopuler

Comments

si cantik

si cantik

kalu S2 oke lah ya ini s3 wlpn di dunia novel rasanya GK masuk akal ajah gitu

2023-08-28

0

𝓢 ⃝ ⃟🌹 ꜱᷟᴡͦᴇͫᴇᷤᴛRose🕌

𝓢 ⃝ ⃟🌹 ꜱᷟᴡͦᴇͫᴇᷤᴛRose🕌

aku mampir kak... semua ceritamu yg disini dan disana q ikutin 🤭🤭🥰🥰

2022-11-21

0

pacarnya Jaehyun❤

pacarnya Jaehyun❤

Jodoh emang tidak terduga, niatnya mau pergi untuk menghindar ehh malah ketemu dijalan🤣🤣🤣🤣

2022-10-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!