Bab 5 : Tempat tinggal baru

"Abiiii…" Asiyah langsung memeluk jenazah Abinya yang tengah terbaring diantara para pelayat.

"Sabar Ca, ikhlasin kepergian Abi ya…" Mba Asya memeluk erat adiknya tersebut.

"Kenapa secepat ini Abi ninggalin Ica?" Asiyah menangis sesegukan.

"Sudah Ca, jangan ditangisi, tidak baik. Relakan Abi pergi untuk menghadap Allah." Mas Asraf ikut menenangkan Asiyah.

"Jangan tinggalin Ica Bi.." Ica masih menangis. Tak lama ia kemudian jatuh pingsan.

"Cha, bangun Ca! Ica!" Mba Asya mencoba membangunkan Asiyah.

"Gimana ini Mas?" Tanya Mba Asya ke Mas Asraf.

"Kita bawa saja dia ke kamarnya." Mas Asraf kemudian memangku adik bungsunya tersebut.

Asiyah kemudian dibaringkan di kamar. Mba Asya kemudian mengoleskan minyak kayu putih ke tangan dan dekat hidungnya. Tak lama Ummi masuk ke kamar.

"Ummi…" kata Mba Asya.

"Biar Ummi pijit dia." Mba Asya lalu berdiri dan Ummi pun duduk di dekat Asiyah. Mata Ummi masih sembab. Hatinya masih sesak karena ditinggal pergi oleh suaminya.

"Ica…bangun nak. Ummi di sini." Ummi memijit tangan Asiyah.

Asiyah pun akhirnya membuka matanya. Saat sadar ia kembali menangis.

"Abi!" Asiyah reflek berteriak.

"Sabar Nak, istigfar. Sing ikhlas, insyaAllah Abinsudah tenang di sana." Ummi memeluk Asiyah sambil mengelus kepalanya.

"Abiii.." Asiyah masih menangis.

"Sebenarnya, Abi sudah sakit jauh-jauh hari. Tetapi Abi melarang Ummi untuk memberi tahu kalian soal penyakitnya. Katanya takut kalian nanti jadi kepikiran. Abi terus berjuang melawan sakitnya, sampai beberapa hari yang lalu Abi tiba-tiba pingsan setelah pulang dari masjid. Ummi sudah mencoba untuk membujuknya agar mau ke rumah sakit. Tetapi Abi terus bersikeras tidak mau." Ummi lalu mengahpus Air mata yang mengalir di pipinya.

"Abi selalu bilang saat sebelum tidur, kalau ia tak akan lama lagi bersama kita. Nampaknya Abi sudah punya firasat. Yang jadi kehawatirannya bukan sakitnya, melainkan Ica. Ia cemas jika nanti Abi pergi maka siapa yang akan mendampingi dan menjaga Ica? Maka dari itu, Abi cepat-cepat menjodohkan Ica saat ada lamaran dari keluarga Pak Nirwana. Dan hal itu terjadi, sekarang Abi meninggalkan kita untuk selama-lamanya." Ummi lalu menitikan air mata.

"Maafkan Ica Bi, Ica belum sempat berbakti kepada Abi. Ica sering membuat Abi jengkel." Ucap Asiyah sambil berlinang air mata.

"Abi menyayangimu ca. Maka dari itu, turuti apa yang menjadi keinginannya. Sekarang, kewajiban kita semua adalah mendoakannya. Dan khususnya Ica, jalankan amanah terakhir Abi dengan baik ya Nak. Jadilah istri yang solehah, taatilah suamimu seperti kau taat kepada kami. Sekarang suamimu adalah pengganti Abimu. Maka berbaktilah padanya." Ummi lalu menghapus air mata Asiyah.

"Iya Ummi." Asiyah lalu memeluk Umminya. Mba Asya dan Mas Asraf lalu ikut memeluk Ummi dan Asiyah.

"Kalian, jagalah tali persaudaraan dengan erat, Asraf sekarang kau yang mengambil alih tanggung jawab terhadap saudari-saudari perempuanmu dan Ummi. Semoga Allah selalu memudahkan niat dan usahamu ya Nak." Ummi mengelus rambut Mas Asraf dengan lembut.

"Baik Ummi." Jawab Asraf.

"Kau juga Mba, jadilah istri dan Ibu yang baik untuk keluargamu. Semoga keluargamu selalu dalam rahmat dan perlindungan Allah."

"Baik Mi, aamiiin." Jawab Mba Asya.

***

Usai proses pemakaman selesai. Askara langsung menuruh Asiyah untuk ikut pulang bersamanya. Padahal Asiyah masih ingin tinggal di rumahnya lebih lama.

"Ayo pulang sekarang. Aku ada urusan yang mendesak." Ucap Askara.

"Tapi Mas…,"

"Tidak ada tapi-tapian. Kau harus ikut pulang sekarang." Askara menarik lengan Asiyah dengan kencang.

"Tapi Ummi bagaimana?"

"Pulanglah nak. Ummi masih ada Mas dan Mbak mu. Kau pulang sekarang, turuti apa kata suamimu." Ucap Ummi.

"Baiklah Mi. Kalau begitu Ica pamit dulu ya. Mba, Mas, Ica titip Ummi kepada kalian ya."

"Iya Ca."

"Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam." Jawab mereka bersamaan.

Asiyah pun pergi sambil tangannya ditarik-tarik oleh Askara dengan kencang. Melihat hal itu Kakak nya merasa curiga pada Gelagat adik ipar mereka.

"Mi, kok adik ipar kasar sih sama Ica. Padahal tidak usah ditarik dengan kencang juga Ica pasti nurut. Asya jadi khawatir dengan Ica." Ucap Mbak Asya pada Ummi.

"Hus, jangan suuzon. Askara itu anak baik-baik. Dia juga lulusan pesantren. Dianjuga berasal dari keluarga baik-baik. Tidak mungkin dia berani menyakiti Ica." Jawab Ummi.

"Iya, semoga saja mi."

"Yasudah, Ayo kita pulang." Ucap mas Asraf.

Mereka pun beranjak pergi.

Sesampainya di kediaman keluarga Askara, Asiyah langsung disambut oleh kedua orang tua Askara.

"Ah, menantu sudah pulang. Kami turut berduka cita atas kepergian Pak Syarifudin. Kami juga minta maaf karena tak bisa hadir di pemakamanya, ada urusan mendesak waktu itu." Ucap Mamah Askara.

"Iya, tidak papa Tante." Jawab Asiyah.

"Kok Tante sih manggilnya? Kamu kan menantu Mamah, panggil Mamah ya, seperti Askara memanggil Mamah dengan sebutan Mamah. Sekarang kamu juga anak Mamah."

"Iya Mah."

"Nah begitu dong."

"Hah! Basa basi! Aku tidak ada waktu untuk ini. Aku sedang dikejar waktu. Aku harus pergi sekarang."

"Askara!" Ayah meninggikan suaranya dihadapan semua orang.

"Apa lagi?"

"Jaga sikapmu. Sekarang kau bukan lagi lajang, kau sudah berisitri. Jangan seenaknya!" Bentak Ayah.

"Cukup! Sudah cukup semua kebohongan ini kita buat! Asal kau tau, kau dinikahkan kepadaku karena orang tuaku sudah tak tahan dengan tingkah lakuku! Mereka ingin berlepas diri dan melimpahkan semuanya kepadamu! Dan orang tuamu? Mereka telah dibodohi! Askara yang seharusnya menikah denganmu adalah Askara dewangga! Bukan aku!"

"Plak." Ayah menampar Askara.

"Beraninya kau!"

"Aku berani! Aku tak takut dengan kalian sekarang. Masa bodo dengan semua ini. Aku harus pergi sekarang!" Askara langsung pergi begitu saja.

"Askara!" Ayah berteriak.

Mendengar apa yang baru saja Askara ucapkan semakin menyayat hati Asiyah. Apa benar apa yang diucapkan oleh Askara? Apa jangan-jangan ada sesuatu yang Asiyah dan bahkan Abi dan Ummi tidak ketahui mengenai perjodohan ini. Asiyah mulai gelisah dan bimbang.

"Ya Allah, lindungilah aku dari niat jahat manusia, bimbinglah aku dalam melalui semua ini. Aamiiin." Ucap Asiyah dalam hati.

"Jangan dengarkan apa kata Askara. Dia sedang dikuasai oleh hawa nafsu. Kau harus lebih bersabar dengannya." Ucap Mamah kepada Asiyah.

"Iya Mah."

"Ya sudah, sekarang Mamah antar kamu ke kamar ya. Kamu pasti sangat lelah." Mamah lalu membawa Asiyah ke kamar Askara.

Mamah mengantarkan Asiyah sampai di depan pintu kamar.

"Nah, ini kamar Askara. Mamah harap kamu tidak kaget ya saat masuk ke dalam. Kamarnya mungkin agak berantakan, maklum Askara selalu melarang siapapun yang masuk ke kamarnya. Tetapi karena kau istrinya Mamah rasa boleh."

"Baiklah, kalau begitu Ica masuk dulu ya mah."

"Iya, istirahatlah dengan baik."

"Baik mah, Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam." Asiyah lalu masuk ke kamar.

Asiyah begitu kaget saat masuk ke dalam kamar. Semuanya sangat berantakan. Baju kotor di mana-mana. Bekas makanan berserakan dan benda-benda lainnya berceceran dimana-mana.

"Astagfirullah." Asiyah lalu mulai membereskan kamar Askara.

Asiyah bersusah payah membereskan kamar Askara. Setelah semuanya rapi Asiyah lalu mandi dan turun ke bawah untuk masak. Asiyah selalu ingat pesan dari Umminya bahwa ia harus masak untuk makan suaminya. Suaminya harus makan dari makanan yang dimasak oleh Asiyah.

Asiyah begitu bersemangat saat masak, tetapi sesuatu mengagetkannya.

"Siapa yang berani mengobrak abrik kamarku?" Teriak Askara.

Asiyah gemetaran bukan main saat mendengar Askara mengamuk di atas.

Terpopuler

Comments

Titin Itin

Titin Itin

lnjuuuut thoooor

2022-10-18

0

Elizabeth Zulfa

Elizabeth Zulfa

apa askara itu kembar Thor... kok tdi dia nyebut askara zg lain.... ???
klo iya trus askara 1 nya kmna?? 🤔🤔

2022-10-18

0

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

ceritay smkin seru..kira² ada kebohongan apa ya yg trjadi sm askara..smg aisyah bisa mengimbangi dan sabar dlm ngadepin askara..lanjuut up

2022-10-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!