Hutan GHAIB

Hutan GHAIB

Berkemah

Rasa bosan karena tidak mempunyai kegiatan menyelimuti Aldi, seorang pemuda yang baru saja menyelesaikan pendidikan SMK nya.

Tidak dapat dirinya pungkiri bahwasanya mendapatkan sebuah pekerjaan itu bukan lah hal yang mudah.

Bukan hanya dirinya saja, teman-teman sebaya nya pun bernasib sama seperti dirinya yang susah mendapatkan sebuah pekerjaan.

Seperti Devi, Gilang dan Aditia. Teman sebaya nya yang juga baru saja selesai dengan masa pendidikan SMK nya, sama hal nya dengan Aldi.

Ke empat pemuda itu bukan hanya berteman saat di sekolah saja, kampung halaman yang sama membuat mereka ber-empat tidak terpecah, meskipun setelah lulus dari sekolah.

Seperti saat ini. Ke empat pemuda itu sedang berkumpul bersama. Dengan beberapa gelas kopi dan rokok sebagai teman mengobrol nya.

Aldi, sudah merasa tidak tahan lagi dengan keseharian nya yang hanya begini-begini saja.

Kemudian Aldi berdiri dan memberikan sebuah usulan kepada teman-teman yang lain.

"Apa kalian tidak bosan, setiap hari seperti ini saja." Pertama-tama Aldi melontarkan sebuah pertanyaan.

Devi, Gilang dan Aditia secara bersamaan menatap Aldi dan mengatakan bahwa mereka sebenarnya merasa bosan, bahkan sangat jenuh.

Ke empat nya berlanjut berdiskusi, mendiskusi kan sebuah kegiatan untuk mengisi waktu luang nya.

Dan tiba lah pada satu usulan dari Aldi yang membuat ketiga teman nya, serentak menyetujui usulan tersebut.

Berkemah di kaki gunung.

...***...

...Aldi POV...

Jenuh sekali rasanya menjalani keseharian yang hanya begini-begini saja.

Aku sudah berusaha hampir setiap hari memasukan lamaran pekerjaan ke setiap tempat yang telah aku datangi, namun sampai saat ini. Tidak ada satu panggilan pun padaku untuk melakukan interview.

Ya sudah lah, mungkin memang belum waktu nya saja untuk aku bisa bekerja. Setidak nya aku selalu mengusahakan nya, walaupun belum ada hasil nya hingga saat ini.

Rasa bosan benar-benar telah menyelimuti diriku, dan ketiga teman ku yang lain. Devi, Gilan dan Aditia yang sama-sama belum mempunyai pekerjaan setelah lulus dari sekolah.

Hingga tiba pada waktu dimana aku sudah tidak tahan lagi dengan kebosanan ini. Aku butuh hal baru, selain keseharian ku saat ini.

Aku butuh menyegarkan mata dan pikiran ku.

Dan tiba lah pada hari dimana aku memberi usulan kepada ketiga teman ku, untuk mengadakan perkemahan di kaki gunung yang letak nya memang tidak terlalu jauh dari perkampungan.

Ketiga teman ku terlihat bersemangat dengan usulan itu. Hingga tidak butuh waktu yang lama, kami semua sepakat akan melakukan perkemahan besok hari, dan mulai mempersiapkan segala sesuatu yang akan kami bawa mulai dari sekarang.

...***...

Hari perkemahan.

Aldi berjalan menyusuri jalan setapak, dengan sebuah carrier ukuran 30L bertengker di punggung nya.

Karna sehari-hari Aldi tidak mempunyai kegiatan, berjalan dari rumah menuju ujung kampung nya membuat nya cukup kelelahan.

Ditambah lagi sinar matahari yang perlahan-lahan mulai naik, membuat dirinya cukup berkeringat.

Sampai nya di titik berkumpul yang telah di sepakati sebelum nya dengan ketiga teman nya, ternyata Aldi menjadi orang pertama yang sampai.

Aldi langsung terduduk sambil melepaskan carrier nya.

Sejenak, Aldi melihat jam di handphone nya, yang kini telah menunjukan pukul 7.30. Ada sedikit rasa kesal dalam hati nya, karna teman-teman nya itu di anggap Aldi ngaret.

Waktu yang telah di sepakati telah terlewat, yang seharus nya pukul 7 pagi tepat mereka semua sudah berkumpul di titik Aldi berada saat ini.

Tidak berselang lama, dua teman Aldi terlihat berjalan mendekati dirinya.

Aditia dan Devi terlihat berteriak, sambil melambaikan tangan nya ke arah Aldi.

Kini sudah ada tiga orang di titik kumpul, hanya tinggal menunggu Devi saja datang. Yang barusan memberi kabar pada Aldi bahwa dirinya sedikit telat, karna harus membantu ibu nya terlebih dahulu.

...Devi POV...

Sambil berjalan menyusuri jalanan setapak ini aku bersenandung ria, dengan suara yang tidak kecil dan tidak terlalu keras juga.

Sengaja aku melakukan hal itu untuk membuat perjalanan ku tidak terasa melelahkan, terlebih lagi aku yang jarang sekali bangun di pagi hari, membuatku cukup berkeringat dengan terpaan sinar mentari pagi.

Dari kejauhan terlihat ketiga teman ku telah berada di titik kumpul yang telah kami sepakati sebelum nya.

Terlihat wajah ketiga teman ku itu terlihat sedikit kesal, karna mungkin aku sudah telat hampir 1 jam. Dari waktu yang telah di tentukan.

Benar saja, saat aku sampai aku langsung mendapat omelan dari Aldi. Aku hanya bisa cengengesan saja meminta maaf.

...***...

Kini semua nya telah berada di titik kumpul, tidak ada yang di tunggu lagi. Tinggal langsung melanjutkan perjalanan mencari tempat yang strategis di kaki gunung untuk mendirikan tenda.

Aldi dan ketiga sahabat nya mulai berjalan kembali, menyusuri sisa jalan setapak yang menghubungkan ujung desa dengan hutan.

40 menit berlalu, waktu sudah hampir pukul 9. Ke empat nya memutuskan untuk beristirahat sejenak.

Carrier yang sedaritadi mereka gendong kini di lepaskan, Devi dan Aldi mulai mengeluarkan beberapa alat, seperti nesting dan kompor gas kecil.

Sementara Aditia dan Gilang mengeluarkan beberapa jenis makanan ringan, untuk sarapan mereka.

Gilang dan Devi bertugas memasang flysheet, sedangkan Aldi bertugas memasak.

...***...

Aditia berjalan sendiri dengan membawa beberapa botol air mineral kosong berukuran 1,5L di tangan nya.

Menyusuri pinggiran hutan, Aditia berniat mengambil air dari saluran pipa yang menjadi sumber air bersih pada kampung nya.

Entah kenapa, rasanya seperti ada sesuatu atau seseorang yang sedang memperhatikan nya dari kejauhan.

Aditia berhenti sejenak, mengedarkan pandangan nya kesegala arah.

"Mungkin hanya perasaanku saja." Batin Aditia setelah tidak menemukan ada sesuatu atau seseorang berada di sekitar nya.

Aditia kembali berjalan, semakin masuk kedalam. Hingga sampai pada tempat dimana dirinya telah sampai di sumber air yang

menjadi tujuan nya.

"Pssstt..."

Ada suara seperti seseorang berdesis.

Aditia menoleh, tidak ada apapun yang dia temukan.

"Psssst.."

Suara itu terdengar kembali.

"Woy siapa tuh, jangan iseng." Aditia berteriak, merasa kesal karna menurut nya saat ini ada seseorang yang sedang mengerjai nya.

Sunyi. Tidak ada suara apapun selain gemericik air, dan burung-burung yang terkadang terdengar bersahutan.

Tengkuk nya tiba-tiba terasa sedikit hangat, seperti ada seseorang yang berdiri di belakang nya dan bernafas tepat di leher nya.

Aditia mengusap tengkuk nya dan buru-buru menutup semua botol yang telah terisi penuh oleh air.

Dengan berjalan sedikit cepat, akhirnya Aditia kini telah sampai kembali kepada teman-teman nya.

Nafas nya tersenggal-senggal, kaki nya terasa lemas karna harus berlari cukup jauh.

Aldi dan kedua teman yang lain nya menatap Aditia dengan penuh keheranan.

Apa yang terjadi kepada Aditia sehingga dirinya harus berlari, apa yang di lihat nya di dalam hutan?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!