Malam Hari - Devi menghilang.

Lama nya berdiam diri di dalam plysheet membuat mereka semua tidak sadar bahwa kini hari telah malam.

Suasana sangat sunyi sekali, tidak ada suara apapun dari luar plysheet.

"Kita tidak bisa berjalan di malam hari, itu terlalu beresiko untuk kita lakukan." Kata Aldi.

Devi Gilang dan Aditia menyetujui nya.

Gilang membuka carrier nya, mengeluarkan perlengkapan tenda. Malam ini, mau tidak mau mereka harus bermalam di tempat ini. Tempat yang entah berada dimana.

Sebelum keluar untuk memasang tenda, ke empat nya berdo'a bersama-sama. Berharap tidak ada apa-apa selagi mereka memasang tenda.

Selesai berdo'a, mereka keluar bersama-sama. Tidak ada yang boleh sendirian saat ini, selain hari telah malam, terror di siang hari hingga malam tiba ini membuat mereka semua merasa waswas.

Tenda mulai di dirikan. Ke empat nya berusaha untuk mendirikan tenda secepat mungkin.

15 menit berlalu, tenda telah berdiri. Kini mereka tinggal memindahkan plysheet ke tempat tenda.

Hal aneh kini kembali terjadi, plysheet yang di bentangkan dengan ujung yang di ikat di pohon kini tidak bisa di lepaskan, seperti ada sesuatu yang menahan nya.

Tali yang hanya sekedar tali rapia itu tidak bisa di lepas, bahkan untuk di pegang saja mereka ber empat merasa kesulitan karna tangan nya yang terus tergelincir kesamping saat akan melepas tali.

Keringat bercucuran di pelipis ke empat nya, di malam hari seperti ini ke empat nya merasa udara tiba-tiba memanas dan terasa pengap, seperti di tempat ini ada banyak orang yang berdesakan. Yang padahal pada kenyataan nya hanya ada mereka ber empat saja di tempat ini.

Tiba-tiba saja, Aldi berteriak dan menyuruh semua nya untuk masuk kedalam tenda.

"Masuk woy masuk.." Teriak Aldi membuat ketiga teman nya panik dan berlari kedalam.

Dengan cepat Aldi menutup resleting tenda, Aldi memberi isyarat kepada teman-teman nya untuk diam. Dengan menaruh jari telunjuk nya di bibir.

Tiba tiba tenda bergetar dengan hebat nya, seperti ada sesuatu yang mengoyangkan nya dari luar.

Semua nya kaget dan panik. Seperti terjadi sebuah gempa yang besar hingga tenda mereka berguncang dengan hebat nya.

...Aldi POV...

Entah kejadian apa lagi ini, rasanya tidak ada hentinya sedari siang hingga saat ini. Apa kesalahan ku, atau kesalahan teman-teman ku yang telah membuat mereka yang tidak terlihat sangat marah kepada kami semua.

Tadi, saat kami sedang mencoba untuk melepas tali plysheet. Dalan kegelapan entah kenapa aku seperti melihat sesuatu. Yang sama-sama terlihat gelap namun lebih gelap. Seperti memang sengaja menunjukan nya.

Aku memperhatikan nya dengan seksama, dengan tangan yang masih berusaha melepas tali, hingga tiba-tiba terlihat sebuah wajah tersenyum, bukan. Bukan senyum, tapi menyeringai.

Seketika itu juga aku kaget, dan langsung berteriak. Menyuruh semua teman-teman ku untuk masuk kedalam tenda, dan membiarkan plysheet tetap terbentang di sebelah tenda.

Aku sedikit merasa tenang saat kami semua berada di dalam tenda, tapi aku tidak berhenti berwaspada dengan apa yang berada di luar tenda.

Hingga tanpa aba aba, tenda kami terguncang dengan hebat nya. Seperti sedang terjadi sebuah bencana gempa.

Aku dan ketiga teman ku semakin di buat ketakutan.

Tubuh ku terasa lemas saat ini, rasanya tidak ada tenaga sama sekali. Semua kejadian ini membuat nyali ku ciut.

Cukup lama tenda kami terus saja bergetar. Mungkin ada 15 sampai 20 menitan.

Kami semua terus berdo'a dengan tangan yang saling menggenggam.

Bisa ku rasakan, tangan Devi dan Aditia gemetaran. Sama seperti tangan ku saat ini.

"Apa apaan ini, aku ingin pulang." Aditia menangis.

Kami semua mencoba untuk menguatkan Aditia, bukan hanya dia saja yang ingin pulang. Kami semua juga ingin pulang.

Ada sedikit rasa bersalah dalam hati ku saat ini, karna aku lah yang telah memberi usulan untuk berkemah.

...***...

Waktu semakin larut malam, setelah kejadian tenda yang di guncang. Hingga saat ini tidak ada lagi kejadian yang aneh.

Suasana kembali seperti biasa nya, dan tidak terasa pengap seperti tadi.

Lelah dan takut, itu yang mereka semua rasakan saat ini. Gilang menyuruh Aditia dan Devi untuk tidur terlebih dahulu karna sedari tadi Aditia dan Devi terlihat lebih panik dari Gilang dan Aldi.

Suatu masalah kini datang saat mereka akan mulai tidur. Sleeping bag ada di dalam carrier Aditia, dan carrier itu berada di luar. bukan hanya carrier nya saja, semua perlengkapan mereka masih berada di luar, di dalam plysheet.

Semua nya saling melempar tatapan, tidak ada yang berani untuk keluar dari tenda dsn mengambil sleeping bag.

Bisa saja mereka semua tidur tanpa mengenakan sleeping bag. Tapi udara malam yang dingin membuat ke empat nya takut mengalami gejala hipotermia.

"Aldi, tolong awasi aku. Aku akan pergi keluar untuk mengambil carrier Aditia." Ujar Gilang.

Aldi tidak setuju. Meskipun tenda dan plysheet itu bersampingan, kejadian tadi membuat suasana di luar terlalu berbahaya untuk mereka semua.

Terjadi sedikit perdebatan antara Aldi dan Gilang yang tetap ingin pergi keluar untuk mengambil carrier Aditia.

Tidak mungkin mereka bisa tidur tanpa sleeping bag. Karna kini udara dirasa semakin dingin.

"Sudah, berhenti. Jangan berdebat lagi.. Aku yang akan mengambil carrier Aditia, kalian tunggu disini." Tiba tiba saja Devi berucap seperti itu dengan tenang nya.

Tidak terlihat ada sedikit pun rasa ketakutan pada Devi saat ini. Dirinya terlihat sangat tenang sekali.

Tanpa menunggu jawaban dari Aldi, Gilang dan Aditia. Devi mulai membuka resleting tenda dengan tenang nya.

Sebelum Devi keluar, Devi sempat menengok ke arah ketiga teman nya sambil tersenyum.

"Tunggu sebentar. Jangan tutup resleting tenda nya, aku akan membawa carrier itu secepat mungkin." Ucap Devi datar.

Devi mulai melangkahkan kaki keluar tenda. Aldi Gilang dan Aditia terlihat cemas, namun mereka semua tidak dapat berbuat apa-apa karna rasa takut telah mengalahkan mereka semua.

Sunyi. Tidak terdengar suara apapun, tidak ada suara Devi berbicara atau hanya sekedar melangkah kan kaki.

Tiba-tiba, sebuah carrier terlempar dengan keras masuk kedalam tenda. Ketiga nya terkejut.

Ini carrier Aditia. Carrier yang terlempar masuk kedalam tenda adalah milik Aditia.

"Dev..." Panggil Aldi.

Aldi dan Gilang saling bertatapan, bagaimana bisa carrier itu terlempar kedalam tenda dengan sangat keras sementara Devi belum juga kembali sampai saat ini.

Gilang sedikit merangkak, menuju depan tenda dan mencoba memanggil Devi. Namun berkali-kali Gilang memanggil nya, sama sekali tidak ada jawaban dan suasana di sekitar tetap sunyi.

Gilang menutup resleting tenda setengah nya, membiarkan setengah terbuka.

"Kita tunggu 10 menit lagi, mungkin Devi sedang membereskan perlengkapan di plysheet." Ujar Gilang kembali mundur.

Ketiga nya kembali terdiam, sambil menatap kedepan. Berharap Devi datang.

Tapi hingga waktu berlalu lebih dari 10 menit, Devi belum juga datang.

Devi menghilang, entah kemana..

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

like 👍👌 mnancap.

2022-11-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!