Pencarian Devi.

Rasa lelah membuat Aldi, Gilang dan Aditia tertidur.

Ketiga nya tidur dengan posisi resleting tenda yang masih terbuka setengah, dengan harapan Devi kembali kedalam.

Aldi membuka mata nya. Gelap, kondisi di dalam tenda kini gelap karna sama sekali tidak ada pencahayaan lain setelah tadi sempat menggukan flash handphone.

Kini handphone Aldi mati, kehabisan baterai.

Dalam kegelapan, Aldi mencoba meraba-raba sekitar nya. Memastikan Gilang dan Aditia masih ada di samping nya.

...Aldi POV...

Jam berapa saat ini, apa malam telah berlalu aku tidak mengetahui nya.

Karna terlalu lelah, aku tidak mengingat apapun lagi setelah tadi menunggu Devi kembali.

Dan Devi, apa dia telah kembali. Aku tidak mengetahui nya karna kini tenda sangat gelap setelah handphone ku yang sempat menjadi pencahayaan kini mati karna kehabisan baterai.

Gilang dan Aditia, mereka masih ada di samping ku. Aku sedikit merasa lega.

Aku tidak bisa bergerak saat ini, karna kegelapan ini membuat ku takut. Setelah semua jadian yang aku dan teman-teman ku alami.

Kini aku hanya bisa menunggu pagi tiba, dan berharap malam cepat berlalu meskipun kini aku tidak dapat mengetahui dengan pasti pukul berapa sekarang dan berapa lama aku tertidur barusan.

Aku akan mencoba menutup mata ku kembali, dan mencoba tidur.

...***...

Hari kedua.

Suasana di hari kemarin dan pagi ini sangat berbeda sekali, setelah seharian kemarin tidak terdengar suara hewan sama sekali. Kini terdengat suara kicauan dari burung-burung liar yang berterbangan di atas pepohonan.

Aldi, Gilang dan Aditia terbangun dengan perasaan lega setelah mengetahui malam telah berlalu, dan hari telah pagi.

Meskipun cahaya matahari tidak dapat menembus rindang nya pepohonan dan keadaan masih sedikit gelap, setidak nya dengan berlalu nya malam memberi mereka harapan untuk segera keluar dari hutan yang entah berada dimana ini.

Devi yang belum juga kembali hingga pagi ini membuat Aldi dan kedua teman nya sangat cemas.

Aldi buru-buru keluar dari tenda, di ikuti Aditia dan Gilang dari belakang. Menyusuri area sekitar plysheet untuk mencari keberadaan Devi.

Aneh rasanya, padahal semalam tidak terdengar suara apapun sama sekali. Tapi plysheet telah terlepas dan terlipat dengan rapih, begitupun dengan carrier mereka yang telah tergeletak dengan semua peralatan yang kemarin belum sempat di bereskan kini telah berada di dalam carrier.

Ketiga nya memiliki pemikiran yang sama. Mungkin kah Devi yang telah memberedkan semua nya sendirian semalam.

Jika itu memang benar Devi yang membereskan semua nya semalam sendirian lalu kemana pergi nya Devi saat ini.

Mereka tidak dapat menemukan Devi, tidak ada jejak sama sekali yang dapat menunjukan kemana pergi nya satu teman mereka ini.

Panik dan cemas kembali mereka rasakan.

"Kita akan mencari Devi setelah sarapan, dan pergi dari hutan ini." Ucap Aldi sambil menengadahkan kepala nya, menatap kelangit.

Peralatan memasak kembali di keluarkan, menyiapkan segala sesuatu nya bersama-sama. Dengan begitu mereka bisa cepat sarapan dan pergi meninggalkan tempat ini dengan lebih cepat.

Beberapa saat kemudian. Dari ponsel milik Aditia yang masih memiliki sisa baterai, kini mereka dapat mengatahui bahwa saat ini sudah pukul 7.

30 menit berlalu, setelah semua nya selesai di kemas kembali kini mereka sudah bersiap untuk kembali berjalan.

"Kita berdo'a dulu." Ketiga nya saling merangkul sambil memanjatkan do'a.

Berharap Devi dapat di temukan secepat nya, dan keluar dari area hutan ini di siang hari.

Kini setelah ketiga telah siap berjalan, arah lah yang menjadi permasalahan mereka saat ini.

Harus mengambil arah kemana mereka saat ini.

Akhirnya ketiga nya kembali berunding, dan arah kedalam hutan lah yang menjadi pilihan. Mungkin saja Devi berjalan ke arah dalam hutan setelah mengingat letak carrier dan plysheet tergeletak.

Sambil berjalan, Aldi tidak henti nya mengingatkan kepada Gilang dan Aditia untuk tidak berhenti beristigfar dalam hati masing-masing.

"Devi..." Teriak Aldi.

Gilang dan Aditia ikut berteriak sambil berjalan dengan pelan. Menyusuri setiap arah.

Nihil, tidak ada jawaban atau tanda-tanda dari Devi sejauh ini. Hingga waktu kini telah menjelang pukul 11 siang.

Rasa lapar mereka abaikan, karna Devi masih belum di ketemukan.

Aldi mengusap kasar wajah nya yang sedikit berkeringat karna tidak berhenti berjalan sedari tadi.

Kaki nya terasa sangat pegal dan sakit, hingga Aldi menjatuhkan tubuh nya sendiri di sebelah pohon yang cukup besar.

Aldi meringis kesakitan.

...Gilang POV...

Aku harus tetap berusaha untuk tenang. Jangan sampai aku terbawa panik oleh situasi saat ini.

Jangan. Itu tidak boleh terjadi. Aku harus bisa mengusai diriku sendiri, dan segera mencari jalan keluar dari hutan ini.

Tidak terasa, lama nya kami berjalan ternyata waktu kini telah siang.

Aldi menjatuhkan badan nya sendiri di sekitar pepohonan, dia meringis kesakitan sambil memegangi pergelangan kaki nya.

Kami berhenti, mengiatirahatkan kaki kami sejenak karna bukan hanya Aldi saja, kaki ku pun sama sakit nya saat ini.

"Kita makan dulu." Ajak Aditia.

Aku mengangguk, tidak mungkin aku akan menolak keinginan Aditia. Dia lah yang terlihat sangat panik saat ini. Dan harus aku akui, perut ku pun sudah merasa sedikit perih lagi.

Kondisi Aldi yang saat ini masih merasa kesakitan tidak mungkin membuat ku tega untuk meminta Aldi memasak.

Aku meminta Aldi untuk tetap beristirahat saja, aku akan memasak dan menyiapkan makan siang bersama dengan Aditia.

Untung lah, perbekalan makanan kami cukup banyak dan seperti nya cukup untuk sampai malam. Walaupun aku tidak mengharapkan bermalam lagi di tempat ini.

...***...

Setelah beberapa lama waktu berlalu, kini makanan telah siap di santap.

"Kaki aku tidak bisa di gerakan." Ucap Aldi masih memegangi kaki nya sambil meringis.

Gilang dan Aditia menghampiri Aldi, membawa semua makanan kehadapan nya.

Rencana nya setelah makan, Gilang akan mencoba mengurut kaki Aldi yang sakit dan mengoleskan balsem di sekujur kaki nya.

Ketiga nya pun mulai makan, dengan perasaan yang campur aduk dan tidak menentu.

Dimana Devi saat ini sebenarnya, sudah pasti dirinya belum makan dan minum dari semalam.

Mengingat itu membuat ketiga nya meneteskan air mata, memikirkan nasib Devi yang belum dapat di temukan.

Terlebih lagi Aldi, dirinya sangat merasa bersalah dan mempunyai tanggung jawab atas semua nasib teman-teman nya.

Acara makan siang di lakukan dengan cepat. Aldi sendiri yang meminta Gilang dan Aditia untuk kembali melanjutkan perjalanan.

Gilang sempat meminta Aldi untuk beristirahat sebentar lagi, namun Aldi kekeh ingin kembali berjalan saat ini juga. Mengharaukan kaki nya yang sakit demi cepat menemukan Devi.

"Kita berdo'a kembali." Ajak Aldi.

Ketiga nya saling merangkul, membuat sebuah lingkaran dan memanjatkan do'a bersama.

Dengan mengucapkan Bismillah, ketiga nya mulai berjalan..

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

Devi luang😱,,, panik kabeh.

2022-11-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!