Cinta Berselimut Dendam
"Ha... hamil Dok?" tanya Mamih (Qanita) dengan terkejut. Setahu Qanit putrinya itu tidak neko-neko, tapi kenapa dokter mengatakan bahwa Qari hamil. Lalu siapa yang menghamilinya.
Qanita menatap putrinya yang masih terbaring di ranjang pasien, tubuhnya yang lemah membuat ia jatuh pingsan. Setelah dilakukan pemeriksaan ternyata putri satu-satunya tengah hamil.
"Iya Nyonya putri Anda sudah hamil dua bulan," jelas dokter lagi. Memastikan bahwa pemeriksaanya memang benar. Tubuh Qanita terasa lemas, tangannya ia jadikan tumpuan di pinggir ranjang untuk menopang tubuh yang lemas itu. "Kalo begitu, saya pamit." Dokter diikuti suster pun meninggalkan ruangan Qari, di mana Qanita masih syok, dan Qari masih terbaring lemah, dengan mata masih terpejam sempurna.
Apa yang terjadi dengan putrinya, kenapa Qari bisa hamil? Lalu siapa ayah dari jabang bayi yang ada di dalam kandungan anak perempuannya? Apa ini yang membuat Qari akhir-akhir ini selalu murung dan pendiam? Fikiran Qanita dipenuhi dengan pertanyaan yang tidak tau bisa di jawab atau tidak oleh putrinya.
Brak... pintu di dorong sempurna oleh Naqi yang cemas dengan kondisi adiknya. Begitu Qanita menelepon Naqi dan memberitahukan bahwa adiknya pingsan. Laki-laki bertubuh atletis itu langsung meninggalkan pekerjaannya dan menuju rumah sakit di mana adiknya Qari di rawat.
Begitu Naqi masuk ke ruangan Qari, ia melihat wajah adiknya yang sangat memprihatinkan. "Adek kenapa Mam?" tanya Naqi yang tahu maminya bahkan belum menyadari dirinya datang.
Qanita langsung mengerjapkan matanya dan menghambur ke dalam pelukan Naqi yang masih berdiri di samping bed pasien adiknya. "Naqi, Mamih enggak tau harus ngomong apa, apa salah Mamih sampai Adik kamu harus seperti ini," isak Qanita, tangisan paling pilu yang pernah Naqi dengar dari seorang wanita kuat yang telah melahirkannya. Di mana selama ini Qanita selalu menunjukan wajah baik-baik saja serta sikap yang tenang. Walaupun Naqi tahu di dalam kamarnya entah berapa kesedihan yang sudah Qanita bagi dengan tembok-tembok bisu di sana.
"Mamih, Qari kenapa? Tolong cerita dengan Naqi! Biar Naqi tahu dan akan mencari solusi untuk adik Naqi," balas Naqi dengan suara sangat pelan dan penuh penekanan.
"Qari... Qari hamil Bang.... hihihikkk...." Di dalam pelukan Naqi, Qanita terisak semakin kencang. Tidak berbeda dengan Qanita Naqi pun ikut merasakan syok ketika mendengar bahwa adiknya hamil, hamil dengan siapa? Pertanyaan yang lagi-lagi sama dengan Qanita. Setahu Naqi, Qari bukan wanita nakal, atau wanita yang dengan gampang menyerahkan keperawanannya dengan laki-laki lain. Apa mungkin adiknya menjadi korban pemer-kosaan? Tapi rasanya mustahil, terlebih Qari memiliki ilmu bela diri yang tidak bisa diremehkan bahkan Naqi dan adiknya saja masih jago Qari dalam mengolah ilmu bela diri tersebut.
"Al? Apa mungkin Alzam yang melakukanya? Apalagi Qari yang sangat cinta sama Al, mungkin dia menyerahkan mahkota kegadisannya demi laki-laki yang dicintainya?" Naqi batinya dipenuhi dengan pertanyaan yang mengganggu benaknya. Meskipun lagi-lagi akal pikirannya menepis. "Tidak mungkin Al, dia laki-laki baik, bahkan ia punya adik perempuan yang sangat di sayanginya, tidak mungkin Al tega merusak Qari." Seperti itu kira-kira pikiran Naqi, menepis tuduhannya sendiri terhadap asistennya.
"Mamih, yang sabar yah. Kita tunggu Adek sampai sadar, dan gitu kita akan tanyakan sama Qari siapa ayah dari bayi yang ia kandung," ucap Naqi sembari mengelus-elus pundak wanita hebatnya.
Qanita mengangkat tubuh lelahnya, karena kesedihannya, ia mengusap air matanya. Ketakutannya terjadi, ini adalah mimpi buruk yang menjadi kenyataan. "Luson, apa kamu tidak pernah berfikir bahwa kebiasaan burukmu, sekarang berbalik dengan anakmu. Aku jaga anak ini dengan penuh kasih. Tapi dosa-dosamu justru merusak anakku," batin Qanita air matanya benar-benar tidak mau mengering. Bahkan ini adalah kesedihan terdalamnya. Dulu ketika mengetahui suaminya berselingkuh Qanita memang sempat down dan menangis, tetapi tidak seperti sekarang. Kali ini sudah sangat luar biasa kesedihan itu.
Naqi pun sama pikirannya dengan Qanita, menyalahkan Luson sebagai akar masalah ini. Yah, Luson seolah melempar dosanya ke Qari, sehingga adiknya yang jadi korban atas perbuatan buruk Luson yang selalu berbuat semaunya dengan perempuan-perempuan di luaran sana. "Luson, kenapa kamu enggak pergi ke neraka saja, kenapa bukan kamu yang menanggung dosa-dosamu. Kenapa bukan kamu yang menerima buah dari pohon yang yang kau tanam. Kenapa harus Qari, adikku yang kau tumbalkan, sebagai menanggung karmamu," gumam Naqi geram di dalam hatinya bahkan gigi-giginya beradu menimbulkan suara yang membuat telinga yang mendengarnya ngilu.
Naqi ingin menghajar laki-laki yang seharusnya ia panggil papih tersebut, tetapi sudah sejak lama nama itu ia tanggalkan. Karena memang Luson tidak pantas menyandang sebutan papih, terlalu berharga sebutan itu sehingga membuat Luson besar kepala. Luson tak lebih hanya pembuat malu keluarganya, nama baik yang kakeknya buat dicoreng begitu saja dengan kelakuan menjijikkan Luson. Entah sampai kapan laki-laki paruh baya itu akan tobat? Apa dia kalau tahu kondisi putrinya hamil di luar nikah akan menyadari dosa-dosanya dan bertaubat?
"Naqi apa kamu tahu kalo selama ini adikmu memiliki kekasih? Kenapa selama ini Mamih tidak pernah tahu bahwa Qari memiliki kekasih? Lalu bagaimana kalau ternyata ayah si jabang bayi ini tidak ada? Gimana nasib adik kamu Bang?" Lagi, tangis Qanita pecah tidak bisa membayangkan nasib anaknya, yang selama ini terkenal bar-bar dan ceria, jahil dan apa adanya. Kini berubah menjadi gadis yang murung dan penyendiri.
Sebenarnya Qanita sempat curiga, ketika melihat Qari yang akhir-akhir ini pendiam bahkan yang biasanya akan marah tanpa sebab ketika melihat Rania (kakak tirinya) akhir-akhir ini biasa saja bahkan sepertinya ia tidak melihat ada Rania di hadapannya. Mamih awalnya menduga bahwa Qari sedang datang bulan sehingga tidak mood untuk marah-marah. Atau malah kerjaan di kator yang berhasil membuatnya stres.
Namun baru kali ini Qanitasadar bahwa murungnya Qari pasti ada hubungannya dengan kehamilannya.
"Selama ini Naqi kurang tau Mam, Naqi rasa selama ini Qari tidak ada tanda-tada kalo dia ada teman laki-laki," jawab Naqi tetapi ia akan mencoba berbicara dengan Al, tapi rasanya sangat mustahil kalau sampai Al yang melakukanya. Lagian di mata Naqi Al itu tidak pernah bertindak aneh-aneh. Meskipun Qari selama ini selalu mengejar-ngejar Alzam, tetapi dia tidak pernah sekali pun tergoda. Pendiriannya kuat. Sekuat benteng pertahanan di jaman Belanda kuno.
Mamih kembali murung, tidak lama kemudian Tuan Latif datang (Kakek) tentu di antar dengan Mr Kim. Mamih berusaha menyembunyikan kesedihanya. Meskipun semuanya sudah terlambat, kakek sudah tahu bahwa menantunya tengah dilanda kesedihan.
"Ada apa dengan Qari?" tanya kakek, suara beratnya membuat yang mendengar langsung bergetar, dan tidak akan bisa berbohong.
"Qari hamil Pah," jawab Mamih. Mamih tidak bisa menutupinya, karena cepat atau lambat mertuanya itu akan segera tahu juga.
Tuan Latif terlihat menarik nafas dalam. Dadanya juga sama seperti Naqi dan Mamih, sesak. Beliau juga tahu bahwa Qari tidak akan mau melakukan perbuatan dosa. Biarpun Qari bar-bar, tetapi dia tahu mana yang haram dan mana yang halal.
Lalu siapa yang membuat Qari hamil?
****************
#Disarankan Membaca novel Jangan Hina Kekuranganku, kisah Qari sebagian di bahas dari sana, tapi kalo tidak membaca masih bisa masuk ke dalam ceritanya kok...
Buat yg mau tahu Awal mula pertemuan kocak dan ngeselin Qari dengan dua coganya sok baca di Novel Jangan Hina Kekuranganku. Nih othor udah pilihkan babnya.
Kisah pertemuan Qari dan Dion dibahas mulai dari bab 222 sampai 256(Di novel Jangan Hina kekurangaku)
Dan Kisah Qari - Alzam di bab (93 Sampai 114) Jangan Hina kekuranganku.
Yuk bantu dukung Othor yah...
Follow ig othor yuk : Onasih_Abilcake
Fb: Ci Osyih Onasih Aenta
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 247 Episodes
Comments
Tiwi
.
2024-07-06
0
Bundanya Pandu Pharamadina
ijin marathon mbak Author
👍❤🙏
2024-07-05
1
Siti Fatimah
Semangat terus kak satu ikat bunga untuk-mu 🥰🥰
2022-12-08
1