Qari kembali terisak, wajahnya di benamkan di pelukan Mamihnya. Tempat tenyaman saat ini adalah di dalam pelukan wanita yang sudah melahirkanya. Air matanya luluh, ketika dia melihat kakeknya pergi begitu saja, pergi tanpa berbicara dengan dia. Bahkan sepatah kata pun tidak keluar dari bibir kakeknya.
"Pasti Kakek kecewa banget sama Qari, pasti Kakek marah banget sama Qari, pasti Kakek menyesal telah memiliki cucu seperti Qari. Cucu yang hanya bisa membuat malu. Qari benci sama diri sendiri Qari benci, Mih," isak Qari dalam dekapan Qanita. "Qari tidak seperti Rania yang bisa menjaga kehormatan keluarga, Qari juga tidak seperti Abang yang selalu membuat Kakek bangga. Qari hanya bisa membuat malu keluarga." Ungkapan kekesalan yang seharusnya tidak Qari ucapkan. Karena semua ini bukan kesalahanya, ini bukan kesalahan Qari, tetapi ini memang rencana Deon yang menginginkan Qari menjemput deritanya.
"Kamu jangan bilang seperti itu sayang, Kakek tidak marah dengan kamu. Kalau Kakek marah dengan kamu, Mamih yang akan jelaskan bahwa ini bukan kemauan kamu, ini bukan yang kamu inginkan. Kamu dijebak, jadi ini bukan salah kamu. Kamu jangan sedih yah, Kakek pergi hanya butuh menenangkan diri saja. Kamu percaya sama Mamih, semuanya akan baik-baik saja." Qanita mencoba menenangkan Qari yang sedang depresi ringan dengan semua yang dia alami dengan sangat singkat. Bahkan seketika hidupnya hancur dan berubah gelap gulita.
Sifat ceria, jahil dan selalu paling rame, beberapa hari kebelakang sudah tidak ada lagi. Qari selalu terlihat murung dan pendiam. Lalu bagai mana setelah tahu takdirnya yang semakin hancur, apakah hidup Qari juga akan ikut hancur?
Sementara Naqi setelah menengar jawaban dari introgasinya pada Qari, tubuhnya langsung lemas kepalanya berdenyut. Naqi sedang duduk di sofa dengan kedua tangan mencoba memijat kepalanya yang berdenyut. Entah dia akan mencari solusi apa, terlebih menurut Qari laki-laki yang sudah menghamilinya sudah pergi entah kemana. Naqi menduga itu seperti sebuah rencana yang telah di perencanakan dengan matang. Serta pelakunya sudah seperti merencanakan semuanya dengan bersih, hingga semua orang di tutup dengan rapat agar jati diri laki-laki yang bernama Deon tidak bocor.
"Deon, siapa sebenarnya Deon itu?" batin Naqi. Dia ingin mencari Deon tetapi bahkan Qari tidak punya foto ataupun apa yang bisa dia gunkan untuk mencari laki-laki berengsek itu yang sudah membuat adiknya hamil.
*****
Di negara yang berbeda bahkan jam pun berbeda lima jam lebih lambat dengan waktu di Jakarta.
"Kira-kira gadis bar-bar itu lagi ngapain yah, dan gimana reaksi dia ketika tahu bahwa gue sudah tidak bisa dia temui di negara dia tinggal." deon terkekeh, sembari menatap foto Qari yang dia sengaja ambil dengan foto Candid yang bagi Deon itu adalah foto Qari dengan gaya terbaiknya.
Fikiran Deon terbang kesatu bulan yang lalu. Begitu laki-laki itu sudah puas membuat Qari lemaz karena permainan yang tidak ada henti dari dirinya. Deon yang sebenarnya tubuhnya sangat lelah, karena terus-teruskan memuaskan lawan mainya yang sangat liar. Ia terpaksa harus bangkit dan meninggalkan apartemen itu. Di mana dia melihat tubuh polos Qari sudah bak orang mati, tidak bergerak selain dada yang naik turun karena nafasnya yang teratur, yah itu tandanya Qari masih hidup. Deon menutupi tubuh polos yang banyak tanda kepemilikan berwarna merah yang dia buat, karena kurang puas Deon membuat tanda kepemilikan terakhir di dua bukit kembar Qari. Deon tersenyum menyeringai membayangkan gimana marahnya Qari besok pagi. Setelah semuanya aman bahkan surat dan lain sebagainya sudah ia tulis dan dia letakan di samping tempat tidur.
Dengan tubuh sedikit oleng, karena terlalu banyak menabur benihnya. Deon berjalan basement, di mana di sana sopir sudah siap mengantarkanya ke bandara. Yah pagi ini juga Deon akan langsung meninggalkan kota Jakarta dan pergi ke tempat selama ini dia tinggal. Di mana di negara itu peninggalan bisnis papahnya pun tersebar hampir di kota-kota besar negara tempatnya tinggal.
Pukul tiga pagi, di mana udara pagi masih terasa dingin sangat nyaman apabila tubuh lelahnya di tenggelamkan di bawah selimut tebal, di atas kasur yang empuk, tetapi Deon harus melawan rasa malasnya demi sebuah dendam yang tak berujung. Jet pribadi sudah siap menuggu Deon yang akan melakukan perjalanan udara, menyebrangi luasnya samudra untuk meninggalkan semua masalah yang sudah ia buat.
Sesuai yang dia prediksi. Ponselnya selama satu bulan ini selalu sibuk berdering, dan itu laporan dari orang-orang yang ia minta untuk menutupi identitasnya. Deon sebelum pergi meninggalkan semua kekacauan yang dia buat lebih dulu tentu meminta orang kepercayaanya untuk mengawasi Qari dan apabila wanita itu mencari tentang identitas Deon dan lain sebagainya maka jawabanya sudah di pastikan seperti yang Qari terima saat ini, tidak ada laki-laki bernama Deon. Tidak ada karyawan bernama Deon dan lain sebagainya.
Setiap Deon membaca laporan dari orang-orang kepercayaanya. Hatinya seketika menjadi begembira. Tawa renyah selalu keluar dari bibirnya yang seksi. "Permainan di mulai Qari. Selamat menjemput Deritamu." Kata-kata sakral yang terlontar ketika melihat vidio-vidio yang orang suruhanya tangkap du saat Qari kebingungan mencari Deon
Apabila laki-laki itu melihat Vidio kiriman orang-orang kepercayaanya, maka Deon akan tertawa renyah, meskipun suasana hatinya sedang tidak baik-baik saja. Terlebih setelah asisten rumah tangga melaporkan kondisi apartemenya yang di bikin berantakan oleh Qari. Deon semakin tertawa dengan lebar dan puas.
"Gadis itu memang bar-bar sekali, sampai barang-barang mewah gue dia hancurkan. Dasar wanita murahan, sekarang kamu tinggal merasakan apa yang di rasakan Kakakku dan Papahku. Aku tidak sabar ketika membuka ponsel ada kabar yang sangat menggembirakan. Yaitu orang suruhanku akan mengabarkan kematianmu. Aku akan menunggu hari itu. Cepat lah menyusul Kakakku Qari," batin Deon sembari mengecup foto Qari.
Laki-laki itu kembali bersemangat ketika dia sudah melihat vidio-vidio Qari yang kebingungan mencari dirinya, dan vidio-vidio yang hot. Vidio yang dia buat ketika mereka melewati malam panas bersama.
Kalau ada kompetisi orang yang paling berengs*k, mungkin Deon pantas menjadi juaranya. Yah laki-laki itu memang terkutuk sekali. Deon beranjak ke kamar mandi melemaskan apa yang sudah tegang ketika melihat foto Qari. Bahkan sudah satu bulan ini Deon tidak jajan wanita penghibur di mana biasanya dia akan melakukanya terus menerus dengan wanit-wanita pemu-as nafsu duniawi. Deon hanya akan terpancing syahwatnya ketika membayangkan tubuh mulus Qari berlenggak lenggok di atas tubungnya. Bayangan itu justru sekarang seperti momok yang sangat menakutkan, karena senjatanya justru menolak ketika ada goa lain yang ingin menghangatkan senjatanya. Rasa yang Qari tinggalkan sungguh berbeda hingga Deon tidak bisa menemukan rasa yang sama seperti ketika ia bermain dengan Qari.
"Ya Tuhan apa ini karma buat aku yang sudah membuat Qari hancur," batin Deon setelah calon anaknya terbuang begitu saja di dalam kloset.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 247 Episodes
Comments
❄️ sin rui ❄️
jangan campur narasi sama dialog, pusing baca nya, pisahain biar enak, jangan terlalu banyak mengulang kata
2023-04-19
2
Eka
jahat kamu Dion,bikin dian yg ngidam berat thorrr biar Dion merasakan gimana rasanya orang ngidam yg ndak bisa apa2 thorrr, jangan qori yg ngidam ya thorrr kasihan qori thor bikindia bahagia dan kuat thorrr
2022-12-28
1
Endang Werdiningsih
mimpi kau deon,,,,qori tdk akan bunuh diri,,,,tunggu oenyesalanmu jika nanti kamu bertemu dgn seorang anak yg sgt mirip denganmu.... dan akan lbh bagus disaat qori hamil yg ngidam berat si deon....
tertawa jahat aku buat deon biila itu terjadi
2022-11-01
1