Sulitnya Mengatakan Cinta

Sulitnya Mengatakan Cinta

Alisa

Alisa Putri dia adalah seorang gadis yang cantik,pintar tapi ceroboh,dia terlahir dari keluarga yang cukup terpandang di kota tersebut ayahnya mempunya bisnis internasional,tapi Alisa tidak mau bekerja bersama ayahnya dia ingin mandiri tidak selalu bergantung pada keluarganya.

Pagi ini dirinya sudah di sibukan oleh tumpukan dokumen di mejanya.

"Banyak sekali pekerjaan hari ini...semangat Lis...kamu pasti kuat"kata Alisa sambil mengepalkan tangannya ke udara.

"Lis...ini tolong berikan pada pa Al ya di atas"pinta Mba Dian manajer bagian staff.

"Baik mba"Alisa menerima dokumen yang di serahkan Dian padanya.

Alisa menaiki lift menuju lantai ruangan Al berada.

Ting...

Lift berhenti di lantai tujuan Alisa.

Alisa keluar dari dalam lift dan brugh....dia menabrak seorang anak kecil yang telah berlarian hingga dokumen yang di bawanya pun berserakan di lantai.

"Aduh...adik...tidak apa-apa sayang?"tanya Alisa lembut.

Anak laki-laki kecil itu hanya diam menatap Alisa,Alisa tersenyum padanya sambil memunguti kertas dokumen yang berserakan di lantai.

"Adik mau kemana?"tanya Alisa lagi.

"Ayah...mbu..."anak itu menunjuk ke sebuah ruangan Alisa pun mengantarkan anak tersebut ke depan ruangan yang di tunjuknya.

Terdengat kegaduhan dari dalam ruangan tersebut,terdengar suara seorang pria dan wanita sedang berdebat.

"Kamu ini gimana sih anak sendiri tidak di awasi"terdengar omelan seorang wanita.

"Aku kan sedang bekerja Dik...ku fikir dia asik dengan mainannya disana"

"Baru ku tinggal sebentar saja,aku juga tadi repot kak mengawasi kembarannya yang ingin pipis nih di toilet"masih mengomel.

Jegerek...

Pintu di buka terlihat sepasang suami istri dengan seorang anak perempuan keluar dari ruangan tersebut.

"Sky..."pekik wanita itu ketika melihat anak laki-lakinya yang sejak tadi mereka cari ternyata sekarang di gandeng oleh seorang wanita.

"Lis...terima kasih ya kau antar Sky,dasar anak ini hadeuh...besok-besok ibu tak akan membawa kalian kesini lagi"omel Jingga.

Alisa tersenyum melihat Jingga mengomel.

"Permisi pak saya mau antar dokumen ini pada pak Al"Alisa berpamitan pada Piter.

Piter hanya mengangguk saja dan kembali kedalam karena repot dengan kedua anak kembarnya Sky dan Cloudia.

Tok...tok...

"Masuk"suara Al terdengar dari dalam.

Alisa membuka pintu tersebut dia masuk dan menyerahkan dokumen ke meja kerja Al.

"Pak ini dokumen dari mba Dian"

"Ya...taruh saja di situ"Al masih fokus menatap monitor laptopnya.

"Permisi pak"Alisa pamit.

"Ya"jawab Al singkat.

Alisa kembali ke ruangan Staff dan bekerja kembali.

Setengah jam kemudian.

"Lis...kamu gimana sih kasih dokumen ke pak Al kok bisa ada sebagian yang nggak ada,aku di omeli nih sama pak Al"omel Dian di meja Alisa.

"Maaf mba...tadi itu.."

"Akh...kamu memang ceroboh nggak bisa di andelin,kalo nggak bisa kerja nggak usah kerja mending di rumah ajah kamu rebahan,kebiasaan putri-putri manja kaya kamu kan begitu"Dian nyerocos terus hingga para staff yang lain menoleh padanya.

"Ngapain kalian liat-liat bukannya kerja"bentak Dian pada seluruh staff yang melihatnya mendamparat Alisa.

Dian memang begitu mulutnya pedas bak seblak jeletot,tapi dia pekerja keras dan pintar hingga dirinya bisa menjabat sebagai manager itu adalah sebuah hasil yang tidak begitu saja dia dapat,oleh karena itu dia sangat tegas pada bawahannya.

"Maafkan saya mba..."

"Maaf...maaf saja bisanya kamu,kamu tahu saya buat itu dokumen dengan susah payah sampai harus lembur,pokoknya cari sampai ketemu"ucap Dian ketus.

"Tapi apa mba tidak punya salinannya di komputer jadi tinggal di print ulang saja mba"

"Enak betul kamu bicara,cari dulu sana berfikir dimana kamu menjatuhkannya"

Saat keributan terjadi seorang pemuda memakai jaket kulit coklat tua dan bercelana jeans lewat,menyaksikan keributan tersebut tapi dia tak menghirukannya dia tetap saja berjalan santai menuju lift.

"Baik mba akan saya cari"Alisa langsung berlari meninggalkan mejanya dan menuju Lift.

Pintu Lift yang tadi masih terbuka tiba-tiba akan menutup,hingga Alisa setengah berteriak pada pemuda yang berada di dalam lift tersebut.

"Tunggu tahan liftnya"teriak Alisa.

Pemuda itu pun menahan pintu lift agar tidak tertutup.Alisa berlari memasuki lift,nafasnya ngos-ngosan katika di dalam lift.

"He...hhhhh hehhhhh terima kasih"setengah badannya tertunduk dia memegangi dadanya yang sedikit sesak karna berlari.

"Are you oke?"tanya pemuda itu.

"Iya..."Alisa mengangkat tubuhnya yang tadi tertunduk hingga kini wajah cantiknya terlihat oleh pemuda tersebut.

"Alisa"ucap pemuda tersebut yang terdengar terkejut.

Alisa menoleh ke arah pemuda itu dan memperhatikan wajah pemuda tersebut.

"Kak...Pluto..."gumamnya kecil.

"Elu kerja disini?"tanya Pluto.

Pluto memang tidak tahu bila Alisa bekerja di perusahaan milik kakaknya karena selama ini Pluto mengurus pabrik otomotif milik Piter yang berada di luar negeri.

Alisa hanya tersenyum begitulah dia jarang bicara tapi sering tersenyum pada setiap orang.

Ting...

Lift sampai di lantai tempat tujuan mereka Alisa bergegas keluar lift dan matanya menelisik setiapa kotak-kotak lantai yang ada disana,Pluto bingung dengan kelakuan Alisa yang aneh.

"Elu ngapain sih?"tanya Pluto bingung.

"Aku nyari dokumen kak tadi sepertinya jatuh disini tapi kok nggak ada ya?"Alisa masih menelusuri lantai.

"Jangan-jangan terbang ke tiup angin lagi"

"Hah....apa jangan begitu dong nanti mba Dian marah-marah lagi"Alisa panik.

Baru kali ini dirinya melihat Alisa panik seperti itu hingga akhirnya dia pun ikut membantu Alisa mencari lembaran dokumen yang terjatuh.

"Kak ngapain?"tanya Alisa dia bingung kenapa Pluto mengikutinya.

"Mau bantu elu"

"Nggak usah memang kakak tahu dokumennya kaya apa nggak kan?"

"Iya juga sih"

Jegrek....

Suara pintu terbuka terlihat Jingga keluar bersama Piter dan kedua anaknya dari ruangannya.

Piter melihat Pluto yang bersama Alisa pandangannya sulit di artikan.

"Plu...tunggu kakak di dalam,dan kamu sedang apa disini bersama dia?"ucap Piter dingin.

"Kak...ish...kenapa nada bicaranya begitu sih sama mereka"protes Jingga.

"Ya...nggak ini kan jam kerja dik harus tahu waktu dong?"

"Dia lagi nyari dokumen yang hilang kak kebetulan kami ketemu tadi di lift,jangan mikir negatif dulu deh..."

Alisa tiba-tiba melihat Sky memainkan kertas.

"Bu...maaf boleh saya lihat kertas yang di bawa Sky?"tanya Alisa lembut.

"Ooh boleh,Sky kasih kertasnya ke tante nak"pinta Jingga.

Sky memberikan kertas tersebut pada Alisa,dan Alisa pun melihatnya.

"Ahhh benar ini dokumennya yang saya cari" Alisa terlihat antusias.

"Tapi sebagian robekannya kemana?"Alisa bingung karena kertas yang di bawa Sky itu hanya separuh.

"Nah loh...kemana Sky?"tanya Jingga juga bingung.

"Di emam"jawab Sky polos.

"Apa...?!"Mereka semua terkejut.

...******...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!