NovelToon NovelToon

Sulitnya Mengatakan Cinta

Alisa

Alisa Putri dia adalah seorang gadis yang cantik,pintar tapi ceroboh,dia terlahir dari keluarga yang cukup terpandang di kota tersebut ayahnya mempunya bisnis internasional,tapi Alisa tidak mau bekerja bersama ayahnya dia ingin mandiri tidak selalu bergantung pada keluarganya.

Pagi ini dirinya sudah di sibukan oleh tumpukan dokumen di mejanya.

"Banyak sekali pekerjaan hari ini...semangat Lis...kamu pasti kuat"kata Alisa sambil mengepalkan tangannya ke udara.

"Lis...ini tolong berikan pada pa Al ya di atas"pinta Mba Dian manajer bagian staff.

"Baik mba"Alisa menerima dokumen yang di serahkan Dian padanya.

Alisa menaiki lift menuju lantai ruangan Al berada.

Ting...

Lift berhenti di lantai tujuan Alisa.

Alisa keluar dari dalam lift dan brugh....dia menabrak seorang anak kecil yang telah berlarian hingga dokumen yang di bawanya pun berserakan di lantai.

"Aduh...adik...tidak apa-apa sayang?"tanya Alisa lembut.

Anak laki-laki kecil itu hanya diam menatap Alisa,Alisa tersenyum padanya sambil memunguti kertas dokumen yang berserakan di lantai.

"Adik mau kemana?"tanya Alisa lagi.

"Ayah...mbu..."anak itu menunjuk ke sebuah ruangan Alisa pun mengantarkan anak tersebut ke depan ruangan yang di tunjuknya.

Terdengat kegaduhan dari dalam ruangan tersebut,terdengar suara seorang pria dan wanita sedang berdebat.

"Kamu ini gimana sih anak sendiri tidak di awasi"terdengar omelan seorang wanita.

"Aku kan sedang bekerja Dik...ku fikir dia asik dengan mainannya disana"

"Baru ku tinggal sebentar saja,aku juga tadi repot kak mengawasi kembarannya yang ingin pipis nih di toilet"masih mengomel.

Jegerek...

Pintu di buka terlihat sepasang suami istri dengan seorang anak perempuan keluar dari ruangan tersebut.

"Sky..."pekik wanita itu ketika melihat anak laki-lakinya yang sejak tadi mereka cari ternyata sekarang di gandeng oleh seorang wanita.

"Lis...terima kasih ya kau antar Sky,dasar anak ini hadeuh...besok-besok ibu tak akan membawa kalian kesini lagi"omel Jingga.

Alisa tersenyum melihat Jingga mengomel.

"Permisi pak saya mau antar dokumen ini pada pak Al"Alisa berpamitan pada Piter.

Piter hanya mengangguk saja dan kembali kedalam karena repot dengan kedua anak kembarnya Sky dan Cloudia.

Tok...tok...

"Masuk"suara Al terdengar dari dalam.

Alisa membuka pintu tersebut dia masuk dan menyerahkan dokumen ke meja kerja Al.

"Pak ini dokumen dari mba Dian"

"Ya...taruh saja di situ"Al masih fokus menatap monitor laptopnya.

"Permisi pak"Alisa pamit.

"Ya"jawab Al singkat.

Alisa kembali ke ruangan Staff dan bekerja kembali.

Setengah jam kemudian.

"Lis...kamu gimana sih kasih dokumen ke pak Al kok bisa ada sebagian yang nggak ada,aku di omeli nih sama pak Al"omel Dian di meja Alisa.

"Maaf mba...tadi itu.."

"Akh...kamu memang ceroboh nggak bisa di andelin,kalo nggak bisa kerja nggak usah kerja mending di rumah ajah kamu rebahan,kebiasaan putri-putri manja kaya kamu kan begitu"Dian nyerocos terus hingga para staff yang lain menoleh padanya.

"Ngapain kalian liat-liat bukannya kerja"bentak Dian pada seluruh staff yang melihatnya mendamparat Alisa.

Dian memang begitu mulutnya pedas bak seblak jeletot,tapi dia pekerja keras dan pintar hingga dirinya bisa menjabat sebagai manager itu adalah sebuah hasil yang tidak begitu saja dia dapat,oleh karena itu dia sangat tegas pada bawahannya.

"Maafkan saya mba..."

"Maaf...maaf saja bisanya kamu,kamu tahu saya buat itu dokumen dengan susah payah sampai harus lembur,pokoknya cari sampai ketemu"ucap Dian ketus.

"Tapi apa mba tidak punya salinannya di komputer jadi tinggal di print ulang saja mba"

"Enak betul kamu bicara,cari dulu sana berfikir dimana kamu menjatuhkannya"

Saat keributan terjadi seorang pemuda memakai jaket kulit coklat tua dan bercelana jeans lewat,menyaksikan keributan tersebut tapi dia tak menghirukannya dia tetap saja berjalan santai menuju lift.

"Baik mba akan saya cari"Alisa langsung berlari meninggalkan mejanya dan menuju Lift.

Pintu Lift yang tadi masih terbuka tiba-tiba akan menutup,hingga Alisa setengah berteriak pada pemuda yang berada di dalam lift tersebut.

"Tunggu tahan liftnya"teriak Alisa.

Pemuda itu pun menahan pintu lift agar tidak tertutup.Alisa berlari memasuki lift,nafasnya ngos-ngosan katika di dalam lift.

"He...hhhhh hehhhhh terima kasih"setengah badannya tertunduk dia memegangi dadanya yang sedikit sesak karna berlari.

"Are you oke?"tanya pemuda itu.

"Iya..."Alisa mengangkat tubuhnya yang tadi tertunduk hingga kini wajah cantiknya terlihat oleh pemuda tersebut.

"Alisa"ucap pemuda tersebut yang terdengar terkejut.

Alisa menoleh ke arah pemuda itu dan memperhatikan wajah pemuda tersebut.

"Kak...Pluto..."gumamnya kecil.

"Elu kerja disini?"tanya Pluto.

Pluto memang tidak tahu bila Alisa bekerja di perusahaan milik kakaknya karena selama ini Pluto mengurus pabrik otomotif milik Piter yang berada di luar negeri.

Alisa hanya tersenyum begitulah dia jarang bicara tapi sering tersenyum pada setiap orang.

Ting...

Lift sampai di lantai tempat tujuan mereka Alisa bergegas keluar lift dan matanya menelisik setiapa kotak-kotak lantai yang ada disana,Pluto bingung dengan kelakuan Alisa yang aneh.

"Elu ngapain sih?"tanya Pluto bingung.

"Aku nyari dokumen kak tadi sepertinya jatuh disini tapi kok nggak ada ya?"Alisa masih menelusuri lantai.

"Jangan-jangan terbang ke tiup angin lagi"

"Hah....apa jangan begitu dong nanti mba Dian marah-marah lagi"Alisa panik.

Baru kali ini dirinya melihat Alisa panik seperti itu hingga akhirnya dia pun ikut membantu Alisa mencari lembaran dokumen yang terjatuh.

"Kak ngapain?"tanya Alisa dia bingung kenapa Pluto mengikutinya.

"Mau bantu elu"

"Nggak usah memang kakak tahu dokumennya kaya apa nggak kan?"

"Iya juga sih"

Jegrek....

Suara pintu terbuka terlihat Jingga keluar bersama Piter dan kedua anaknya dari ruangannya.

Piter melihat Pluto yang bersama Alisa pandangannya sulit di artikan.

"Plu...tunggu kakak di dalam,dan kamu sedang apa disini bersama dia?"ucap Piter dingin.

"Kak...ish...kenapa nada bicaranya begitu sih sama mereka"protes Jingga.

"Ya...nggak ini kan jam kerja dik harus tahu waktu dong?"

"Dia lagi nyari dokumen yang hilang kak kebetulan kami ketemu tadi di lift,jangan mikir negatif dulu deh..."

Alisa tiba-tiba melihat Sky memainkan kertas.

"Bu...maaf boleh saya lihat kertas yang di bawa Sky?"tanya Alisa lembut.

"Ooh boleh,Sky kasih kertasnya ke tante nak"pinta Jingga.

Sky memberikan kertas tersebut pada Alisa,dan Alisa pun melihatnya.

"Ahhh benar ini dokumennya yang saya cari" Alisa terlihat antusias.

"Tapi sebagian robekannya kemana?"Alisa bingung karena kertas yang di bawa Sky itu hanya separuh.

"Nah loh...kemana Sky?"tanya Jingga juga bingung.

"Di emam"jawab Sky polos.

"Apa...?!"Mereka semua terkejut.

...******...

Pluto

Piter tak habis fikir dengan tingkah laku anaknya ini dia akhirnya memijit dahinya sendiri.

"Ya...ampun Sky...."Piter gemas dengan anaknyanyang baru berusia 2 tahun ini.

"Hemmm siapa nama mu?"Piter bertanya pada Alisa.

"Alisa"jawab Pluto dan Jingga bersamaan.

"Aku bertanya pada nya bukan pada kalian"Piter sewot.

"Hemmm Alisa begini saja kamu print ulang saja oke dokumennya,dan kamu dik kasih dia makanan berserat agar kertas itu keluar dari perutnya huft...astaga anak ini.... Plu tunggu kakak di dalam kakak akan antar mereka sampai naik ke mobil"Piter pun berlalu bersama Jingga, dari hadapan kedua muda mudi itu.

Saat Piter telah menghilang di balik lift,Pluto tertawa terpingkal.

"Buhahaha"

Alisa bingung melihatnya.

"Kak kenapa?"Alisa sedikit takut.

"Itu anak bener-bener nurun ibunya kali ya hahaha"Pluto tertawa lepas.

"Siapa maksud kakak?Sky?"

Pluto mengangguk.

"Orang tuanya di buat pusing,kasihan kak Piter tempo hari Induknya buat dia pusing pas lagi hamil sekarang dah lahir benihnya yang begitu kasihan...kasihan..."Pluto menggelengkan kepalanya.

"Kak...jangan bilang begitu nanti kak Ji marah loh"

"Orangnya nggak ada jadi nggak denger dah ya...gue ke ruangan kakak dulu"ucap Pluto santai.

Alisa pun hanya mengangguk.

Melihat Pluto sudah masuk ruangan Piter Alisa pun masuk ke dalam lift dan turun ke bawah untuk memberitahukan Dian.

Sampai di ruangan para staff Alisa menemui Dian dia lalu memberikan separuh kertas itu kepada Dian.

"Astaga Lisa apa-apaan ini"Dian langsung naik pitam.

"Kok bisa begini sih?"Dian geram.

"Tadi Sky mainin kertas itu dan separuhnya di makan sama dia mba"jawabnya polos.

"Hah~~~Sky anak pak Jupiter?"

Alisa mengangguk.

Dian langsung menepuk jidatnya.

"Kok bisa sih?"Dian seolah tak percaya.

Alisa akihirnya menceritakan kejadian saat di lantai atas,kalau saat dia keluar dari lift dirinua menabrak Sky yang kabur dari ruangan ayahnya hingga dokumen yang dia pegang berserakan di lantai.

"Astaga untung aku masih menyimpan salinannya,kamu juga lain kali jangan ceroboh sih Lis..."omel Dian.

Dian lalu mencetak ulang dokumen yang akan di serahkan pada Al.

Sementara di ruangan Jupiter.

Pluto duduk di sofa dan memberikan beberapa contoh gambar desain prodak terbaru kepada Piter.

"Kakak mau apa sih panggil aku kesini,kan kalau begini mah bisa kirim lewat email kak,kenapa aku sampai harus terbang kesini?"tanya Pluto penasaran.

"Memangnya kamu tak rindu tanah air mu ini Plu?"

"Ya...rindu"jawabnya malas.

"Atau kau sudah punya pacar baru disana?"tebak Piter.

"Apa sih kak nggak aku masih jomblo"Pluto mengelak

"Nungguin hemm"Piter mulai menggoda.

"Apa sih kak...makin nggak jelas deh..."Pluto makin kesal pada Piter,bibirnya sudah lancip bak kerucut.

Piter semakin ingin menggoda adik bungsunya ini.

"Sudah...sudah sekarang kakak serius"

Pluto mulai mendengarkan secara seksama.

"Besok kamu pindah bekerja disini di difisi pemasaran sebagai direktur pemasaran"ucap Piter.

Pluto langsung menganga mendengar perkataan kakaknya pasalnya di luar sana dia menjadi CEO dia pemimpin perusahaan Piter di luar negeri dan disini dia harus turun jabatan.

"Kenapa begitu kak?"protes Pluto.

"Kenapa aku jadi turun jabatan begini sih apa kinerja kerja ku kurang bagus?"

"Bagus kok..."

"Terus kenapa aku jadi turun jabatan begini sih?"rengeknya.

"Direktur pemasaran disini sudah mengundurkan diri Plu posisinya sekarang kosong,dan kakak memilih kamu agar kamu belajar pemasaran dengan baik sebelum kamu membuka perusahaan sendiri,biar kamu mengerti caranya memikat hati produsen di luar sana adik ku sayang"

"Iiihhh apaan sih kak nggak usah pake sayang juga kali ngeri aku dengernya"

Piter tertawa mendengar ucapan adiknya.

"Atau kamu sudah siap membuka perusahaan sendiri?"tanya Piter.

"Tidak belum"jawabnya singkat.

"Atau kau mau menjadi penerus ayah memimpin pabrik kerupuk udang dan bawang di luar kota"

"Apaan sih kak...ayah juga nggak percaya sama anaknya kalo masalah kerupuk ayah bilang masalah pabrik disana sudah menjadi urusan orang kepercayaan ayah disana kan?"

Piter tersenyum.

"Ya sudah berarti kamu harus belajar disini dulu,nanti aku carikan sekertaris cantik buat mu"goda Piter menaik turunkan alisnya.

"Iiihh apaan sih kak,aku nggak butuh wanita cantik yang penting buat aku itu orang yang bisa bekerja sama dengan baik dengan ku"Pluto sewot.

"Ooo begitu sepertinya aku tahu siapa orangnya"

"Siapa?"Pluto menyipitkan matanya.

"Ada lah seseorang yang sepertinya bisa menghadapi kecerewetan mu itu"

"Iiihhh kakak kenapa jadi ketularan Jingga sih jadi ngeselin begini"

"Hei...dia kakak ipar mu sekarang"Piter sewot karena Pluto tidak memanggil Jingga dengan sebutan kakak ipar.

"Ya terserah lah"Pluto malas berdebat dengan kakaknya.

Akhirnya dia pun menerima tawaran Piter sebagai direktur pemasaran di sini dan akan memulai pekerjaannya besok.

Pluto akhirnya pamit dan kembali kerumah orang tuanya.Dia tak sabar ingin bertemu dengan ibunya.

Tapi...saat dirinya sampai di rumah sungguh sangat di sesalinya karena pulang terlalu cepat karena di rumah ada Jingga dan dua cecurutnya.

Hadeuh...mau istirahat ini mah bakalan gagal,duo cecurut sama induknya ada disini pasti berisik.

keluhnya dalam hati.

"Om...Plu..."teriak Cloudia saat melihat Pluto datang dia lalu berlari ke arah Pluto.

"Hai...Cloudia..."sapa Pluto ramah.

Sekesal-kesalnya dia tetap dia akan luluh melihat mata polos dari kedua keponakannya ini,apa lagi mengingat Jingga dan Piter sangat menginginkan anak di karenakan Jingga pernah mengalami keguguran dua kali sebelum kedua anak kembar ini lahir.

Tapi tiba-tiba.

Pletak...

Sebuah peluru panahan karet mengenai dahinya.

"Aw..."Pluto kaget.

Di lepaskannya panah yang menempel di dahinya itu di lihatnya Sky memegang pistol mainan,mulai geram bukan kepada kedua anak kecil ini tapi pada induknya.

"Toa mesjid elu bisa ngebeliin mainan anak yang aman nggak sih"bentak Pluto.

Jingga yang mendengar Pluto berteriak langsung menghampirinya.

"Sky...astaga kan sudah ibu bilang jangan di arahkan ke orang bahaya"omel Jingga pada anaknya.

"Heh...malah nyalahin anaknya seharusnya elu yang instropeksi diri,jangan kasih mainan begini sama anak dua tahun"Pluto ngomel.

"Buka gue yang beliin tapi kak Piter kenapa lu?kalo mau marah sana sama kakak lu ajah kebiasaan ceriwis"

"Ap...apa lu bilang?"

"Ce-ri-wis"jelas Jingga.

"Waah...wah...nyari ribut nih orang siang-siang"

Pluto mulai terpancing entah kenapa dari dulu dirinya masih saja tidak bisa akur dengan Jingga meski sekarang Jingga telah resmi menjadi kakak iparnya.

"Elu mau ribut sama gue? berani lu?yakin?"tantang Jingga.

Dan Pluto menyadari kalau dirinya memang tidak bisa mengalahkan Jingga dari segi mana pun juga mengingat Jingga adalah seorang guru akademi detectiv sekarang meskipun Jingga sudah pensiun dini menjadi detectiv karena Piter melarangnya terjun kedalam bahaya lagi,tapi Jingga masih menjadi tenaga pengajar disana mengajarkan para calon detectiv yang ada disana.

"Males ribut sama induk curut"Pluto berjalan melewati Jingga dengan kata-kata menyebalkan.

"Elu tuh pangeran kodok"balas Jingga.

Pluto kesal ketika ingin membalas perkataan Jingga ibunya menghentikannya.

"Plu...bisa tidak tidak bertengkar bila kalian bertemu?"ucap Ibu lembut.

"Eh...ibu"Pluto langsung mencium punggung tangan ibunya dan memeluk tubuh ibunya.

"Plu kangen sama ibu"Pluto manja.

Ibu tersenyum dan mengelus punggung anak bungsunya yang kini sudah dewasa. 25 tahun kini usianya tak terasa bagi ibu membesarkannya.

Memang Pluto sedikit berbeda dari kedua kakaknya dia sedikit lebih banyak bicara di bandingkan Jupiter dan Uranus,tapi Pluto selalu membuktikan dirinya bukan tong kosong nyaring bunyinya,semua prestasi banyak di raihnya selama ini mulai dari akademis maupun non akademis.

Bakhan Piter mempercayakan perusahaan di luar negeri padanya bukan hanya karena dia adik kandungnya tapi memang Pluto mampu dan berkompeten dalam memimpin perusahaan disana.

"Plu istirahat dulu ya bu"Pluto melepaskan pelukannya.

"Ya...kau pasti lelah nanti jangan lupa makan ya"

Pluto mengangguk.

"Om...istirahat dulu ya Cloud...Sky"ucap Pluto sebelum menaiki tangga menuju kamarnya.

Jingga hanya terdiam melihat Pluto yang memang terlihat kelelahan saat menuju tangga.

...*************...

Direktur Baru

Ke esokan harinya.

Pagi ini Pluto sudah bersiap dan berpakaian rapih menuju kantornya,di cermin dia menatap pantulan dirinya dan berdoa semoga hari ini menjadi awal yang baik untuk dirinya.

Pluto memeriksa penampilannya lagi di cermin,di rapihkannya dasinya yang sudah melingkar di kerah bajunya.dasi hitam kemeja merah maroon dan jas hitam sungguh membuatnya semakin tampan dan berkharisma,rambut klimisnya di sisir rapi kebelakang wajahnya mirip sekali dengan Jupiter hanya bedanya Pluto tidak memakai kaca mata minus.

Pluto turun dari kamarnya dan menuju meja makan dia menyapa ibu dan ayahnya juga kakak keduanya Uranus.

Ibu menyiapkan nasi goreng untuk sarapan pagi ini.

"Sudah mulai bekerja hari ini Plu?"tanya Ayah.

"Iya ayah kak Piter memindahkan Plu kesini untuk belajar katanya"jelas Plu sambil mengambil secentong nasi goreng ke piringnya.

"Oo bagus kalau begitu"ucap ayah yang memang jarang berbicara.

"Ranus...bagaimana dengan mu?"tanya ibu lembut.

"Bagaimana apanya bu?"Ranus bingung.

"Lamaran Meya?"ucap ibu.

Pluto hampir tersedak saat mendengar perkataan ibu.dia segera mengambil minum yang ada di sebelah piringnya.

"Kak Meya melamar?"tanya Pluto.

"Iya..."jawab ibu.

"Terus..."

"Ya tanya sama kakak mu ini"

"Kakak terima?"tanya Pluto penasaran.

Uranus malah melengos tak menjawab dia lalu berdiri dari kursinya.

"Aku sudah selesai"ucapnya.

Bukannya menjawab pertanyaan ibu dan adiknya malah menghindar.

"Kak...yeh...malah pergi"tegur Pluto.

"Sudahlah makan sarapan mu nanti telat di marahi Piter kamu"ucap ayah.

"Iya ayah..."Pluto pun segera menghabiskan sarapannya,selesai makan dia segera pamit pada ayah dan ibunya dan pergi mengendarai motor sportnya.

Motor yang di kendarai Pluto menembus keramain kota,dan tak perlu waktu lama dirinya telah sampai di area parkir kantor.

saat berjalan kedalam dirinya bertemu Alisa yang sama-sama akan memasuki kantor.

"Lis...sendirian ajah"tegur Pluto.

"Eh...iya kak"Alisa melihat Pluto sangat rapih mengenakan pakaian formal kantor baru kali ini dirinya melihat Pluto serapih itu karena biasanya Pluto hanya berpakaian santai.

Pluto yang merasa Alisa melihatnya sekarang ini jadi salah tingkah sendiri.

"Ke...kenapa Lis?"Pluto gugup.

"Eh...nggak kak maaf ya aku ngelihatin kakak begitu hehe soalnya baru kali ini aku lihat kakak berpenampilan seperti ini"Alisa kikuk.

"Ooo hehehe gue tampan ya..."Jiwa kepedeannya tingkat tinggi.

"Iya..."Suara Alisa kecil tapi bisa di dengar oleh Pluto.

"Apa?gue nggak denger?"Pluto meledek.

"Plu...apa yang kau lakukan hem..."Suara tak asing di belekangnya membuatnya berhenti mengganggu Alisa.

Pluto menoleh.

"Eh...kakak..."Pluto cengar-cengir saat melihat Piter sudah berada di belakangnya.

"Masuk langsung ke ruangan kakak jangan ganggu anak gadis orang"ucap Piter dingin.

"Iya..."Pluto pun mengikuti langkah Piter dan Al,dirinya berpisah dengan Alisa di depan pintu lift.

Alisa tersenyum padanya saat dirinya memasuki lift bersama Piter dan Al.

Alisa berjalan ke mejanya,tapi dia di kejutkan karena pagi ini mejanya terlihat sangat rapih dan bersih...ya rapih dan bersih disini adalah tidak ada barangnya satu pun di mejanya dan sebuah box telah berada di bawah mejanya semua barangnya di rapihkan dan di taruh di sana.

"Lis...kamu di suruh ke atas ke ruangan pak Piter"ucap Dian lembut.

"Mba...kenapa meja ku di bersihkan seperti ini?"tanya Alisa.

"Kamu akan di pindahkan ke bagian lain katanya sudah kamu temui pak Piter dulu cepat sana dia itu tidak sabaran orangnya"jelas Dian.

"Oooo iya saya permisi dulu ya mba"

"Iya...jangan lupa bawa box isi barang-barang mu itu"

Alisa pun mengangkat boxnya dan berjalan ke arah lift dia menuju ruangan Piter.

Tok...tok...

"Masuk"suara Piter terdengar.

Alisa pun masuk dan menganggukan kepalanya.

"Kamu sudah di beritahu akan di pindahkan?"tanya Piter dingin.

"Iya pak"

"Mulai sekarang kamu di tempatkan di bagian pemasaran menjadi sekertaris direktur pemasaran ini surat tugasnya berikan kepada direktur mu"Piter menyerahkan secarik.kertas pada Alisa.

Tak biasanya Piter mengurus karyawannya,biasanya ada staff tertentu yang mengerus hal seperti ini,tapi hari ini entah kenapa dia ikut ambil bagian.

"Bekerjalah dengan baik"ucap Piter"Sekarang temui atasan mu di ruangannya"lanjutnya.

Alisa pun mengerti dia segera pamit pada Piter dan menuju ruangan yang di maksud,Alisa berjalan di sebuah lorong masih satu lantai dengan Piter langkahnya terhenti di depan ruangan direktur pemasaran.

Tok...tok...

Alisa mengetuk pintu.

"Ya...masuk"terdengar suara pria dari dalam.

Alisa pun membuka pintu tersebut dan masuk ke dalam.saat masuk kedalam dirinya sempat terkejut karena direktur pemasaran adalah Pluto.

Begitu pun Pluto dirinya terkejut karena Alisa masuk ke ruangannya.

"Lis...ada apa?"tanya Pluto bingung.

"Ehm...ini pak"Alisa memberikan surat tugasnya pada Pluto.

Pluto membacanya matanya membulat ketika mengetahui posisi Alisa.

"Elu....eh maksud ku kamu sekertaris ku?"tanyanya jadi serba salah.

"Iya pak tadi pak Jupiter langsung yang menyuruh saya"Alisa tertunduk.

"Ah....kakak...pasti ada udang di balik batu nih maksudnya apa coba"gumamnya.

"Ya sudah meja mu ada di depan ruangan ku duduk lah di sana,dan kerjakan pekerjaan mu"ucap Pluto.

Alisa pun pamit keluar dari ruangan tersebut dan duduk di mejanya,dia merapihkan barang-barangnya dan mulai mengerjakan pekerjaannya.

Pluto keluar dari ruangannya dan menuju ruangan Piter,tanpa aba-aba dirinya langsung masuk keruangan tersebut.

"Kenapa sepanik itu Plu?"tanya Piter santai saat mendapati wajah adiknya.

"Kak...kenapa yang jadi sekertaris ku Alisa?"tanyanya.

"Ya karena hanya dia yang sanggup mengatasi sikap mu"ucap Piter santai.

"Sikap apa sih kak?"

"Sikap mu yang masih ke kanakan,sudah kembali sana bekerja,kakak akan ada meeting di luar sebentar lagi,dan jangan macam-macam apa lagi buat onar"ancam Piter.

"Apaan sih kak"jawab Pluto malas.

Pluto meninggalkan ruangan Piter.

"Semoga gadis itu betah bersama atasan seperti dia,ku dengar disana dia selalu berganti asisten karena semuanya tidak betah dengan sikapnya yang kekanakan tidak ada yang cocok dengannya"gumam Piter.

Pluto berjalan melewati meja Alisa dirinya cuek saja dan memasuki ruangannya,saat di ruangan dirinya duduk langsung di kursi kerjanya dan memulai pekerjaannya,dirinya tetap menjaga keprofesionalan dalam bekerja,tak mau melibatkan masalah pribadi.

"Lis...bisa ke ruangan ku sebentar"ucapnya di interkom.

"Baik pak"Alisa bangkit dari kursinya dan menuju ruangan Pluto.

Sebelum masuk dirinya mengetuk pintu dulu,Pluto pun mempersilahkannya masuk,Alisa muncul dari balik pintu,Pluto menyuruhnya mendekati mejanya Alisa pun berjalan dan berhenti di depan mejanya.

"Bukan disitu Lis kesini"Pluto memintanya berdiri disamping mejanya.

Alisa pun menurut.

"Coba lihat ini"Pluto menunjukan statisktik penjualan bulan kemarin yang banyak menurun.

"Ya pak terus bagaimana?"Alisa bingung.

"Tidak heran direktur pemasaran yang kemarin itu mengundurkan diri ternyata penjualan sedang tidak bagus...dan kakak ku pasti menyuruh kita memperbaikinya gila nggak tuh"Pluto kesal setalah tahu alasan utama dirinya di tunjuk kakaknya sebagai direktur pemasaran.

"Kita cari dimana letak kelemahannya pak,jangan patah semangat kita pasti bisa"ucapan Alisa bagaikan air yang menyejukan di musim kemarau,hingga membuat Pluto tersenyum padanya.

Bersambung.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!