Piter tak habis fikir dengan tingkah laku anaknya ini dia akhirnya memijit dahinya sendiri.
"Ya...ampun Sky...."Piter gemas dengan anaknyanyang baru berusia 2 tahun ini.
"Hemmm siapa nama mu?"Piter bertanya pada Alisa.
"Alisa"jawab Pluto dan Jingga bersamaan.
"Aku bertanya pada nya bukan pada kalian"Piter sewot.
"Hemmm Alisa begini saja kamu print ulang saja oke dokumennya,dan kamu dik kasih dia makanan berserat agar kertas itu keluar dari perutnya huft...astaga anak ini.... Plu tunggu kakak di dalam kakak akan antar mereka sampai naik ke mobil"Piter pun berlalu bersama Jingga, dari hadapan kedua muda mudi itu.
Saat Piter telah menghilang di balik lift,Pluto tertawa terpingkal.
"Buhahaha"
Alisa bingung melihatnya.
"Kak kenapa?"Alisa sedikit takut.
"Itu anak bener-bener nurun ibunya kali ya hahaha"Pluto tertawa lepas.
"Siapa maksud kakak?Sky?"
Pluto mengangguk.
"Orang tuanya di buat pusing,kasihan kak Piter tempo hari Induknya buat dia pusing pas lagi hamil sekarang dah lahir benihnya yang begitu kasihan...kasihan..."Pluto menggelengkan kepalanya.
"Kak...jangan bilang begitu nanti kak Ji marah loh"
"Orangnya nggak ada jadi nggak denger dah ya...gue ke ruangan kakak dulu"ucap Pluto santai.
Alisa pun hanya mengangguk.
Melihat Pluto sudah masuk ruangan Piter Alisa pun masuk ke dalam lift dan turun ke bawah untuk memberitahukan Dian.
Sampai di ruangan para staff Alisa menemui Dian dia lalu memberikan separuh kertas itu kepada Dian.
"Astaga Lisa apa-apaan ini"Dian langsung naik pitam.
"Kok bisa begini sih?"Dian geram.
"Tadi Sky mainin kertas itu dan separuhnya di makan sama dia mba"jawabnya polos.
"Hah~~~Sky anak pak Jupiter?"
Alisa mengangguk.
Dian langsung menepuk jidatnya.
"Kok bisa sih?"Dian seolah tak percaya.
Alisa akihirnya menceritakan kejadian saat di lantai atas,kalau saat dia keluar dari lift dirinua menabrak Sky yang kabur dari ruangan ayahnya hingga dokumen yang dia pegang berserakan di lantai.
"Astaga untung aku masih menyimpan salinannya,kamu juga lain kali jangan ceroboh sih Lis..."omel Dian.
Dian lalu mencetak ulang dokumen yang akan di serahkan pada Al.
Sementara di ruangan Jupiter.
Pluto duduk di sofa dan memberikan beberapa contoh gambar desain prodak terbaru kepada Piter.
"Kakak mau apa sih panggil aku kesini,kan kalau begini mah bisa kirim lewat email kak,kenapa aku sampai harus terbang kesini?"tanya Pluto penasaran.
"Memangnya kamu tak rindu tanah air mu ini Plu?"
"Ya...rindu"jawabnya malas.
"Atau kau sudah punya pacar baru disana?"tebak Piter.
"Apa sih kak nggak aku masih jomblo"Pluto mengelak
"Nungguin hemm"Piter mulai menggoda.
"Apa sih kak...makin nggak jelas deh..."Pluto makin kesal pada Piter,bibirnya sudah lancip bak kerucut.
Piter semakin ingin menggoda adik bungsunya ini.
"Sudah...sudah sekarang kakak serius"
Pluto mulai mendengarkan secara seksama.
"Besok kamu pindah bekerja disini di difisi pemasaran sebagai direktur pemasaran"ucap Piter.
Pluto langsung menganga mendengar perkataan kakaknya pasalnya di luar sana dia menjadi CEO dia pemimpin perusahaan Piter di luar negeri dan disini dia harus turun jabatan.
"Kenapa begitu kak?"protes Pluto.
"Kenapa aku jadi turun jabatan begini sih apa kinerja kerja ku kurang bagus?"
"Bagus kok..."
"Terus kenapa aku jadi turun jabatan begini sih?"rengeknya.
"Direktur pemasaran disini sudah mengundurkan diri Plu posisinya sekarang kosong,dan kakak memilih kamu agar kamu belajar pemasaran dengan baik sebelum kamu membuka perusahaan sendiri,biar kamu mengerti caranya memikat hati produsen di luar sana adik ku sayang"
"Iiihhh apaan sih kak nggak usah pake sayang juga kali ngeri aku dengernya"
Piter tertawa mendengar ucapan adiknya.
"Atau kamu sudah siap membuka perusahaan sendiri?"tanya Piter.
"Tidak belum"jawabnya singkat.
"Atau kau mau menjadi penerus ayah memimpin pabrik kerupuk udang dan bawang di luar kota"
"Apaan sih kak...ayah juga nggak percaya sama anaknya kalo masalah kerupuk ayah bilang masalah pabrik disana sudah menjadi urusan orang kepercayaan ayah disana kan?"
Piter tersenyum.
"Ya sudah berarti kamu harus belajar disini dulu,nanti aku carikan sekertaris cantik buat mu"goda Piter menaik turunkan alisnya.
"Iiihh apaan sih kak,aku nggak butuh wanita cantik yang penting buat aku itu orang yang bisa bekerja sama dengan baik dengan ku"Pluto sewot.
"Ooo begitu sepertinya aku tahu siapa orangnya"
"Siapa?"Pluto menyipitkan matanya.
"Ada lah seseorang yang sepertinya bisa menghadapi kecerewetan mu itu"
"Iiihhh kakak kenapa jadi ketularan Jingga sih jadi ngeselin begini"
"Hei...dia kakak ipar mu sekarang"Piter sewot karena Pluto tidak memanggil Jingga dengan sebutan kakak ipar.
"Ya terserah lah"Pluto malas berdebat dengan kakaknya.
Akhirnya dia pun menerima tawaran Piter sebagai direktur pemasaran di sini dan akan memulai pekerjaannya besok.
Pluto akhirnya pamit dan kembali kerumah orang tuanya.Dia tak sabar ingin bertemu dengan ibunya.
Tapi...saat dirinya sampai di rumah sungguh sangat di sesalinya karena pulang terlalu cepat karena di rumah ada Jingga dan dua cecurutnya.
Hadeuh...mau istirahat ini mah bakalan gagal,duo cecurut sama induknya ada disini pasti berisik.
keluhnya dalam hati.
"Om...Plu..."teriak Cloudia saat melihat Pluto datang dia lalu berlari ke arah Pluto.
"Hai...Cloudia..."sapa Pluto ramah.
Sekesal-kesalnya dia tetap dia akan luluh melihat mata polos dari kedua keponakannya ini,apa lagi mengingat Jingga dan Piter sangat menginginkan anak di karenakan Jingga pernah mengalami keguguran dua kali sebelum kedua anak kembar ini lahir.
Tapi tiba-tiba.
Pletak...
Sebuah peluru panahan karet mengenai dahinya.
"Aw..."Pluto kaget.
Di lepaskannya panah yang menempel di dahinya itu di lihatnya Sky memegang pistol mainan,mulai geram bukan kepada kedua anak kecil ini tapi pada induknya.
"Toa mesjid elu bisa ngebeliin mainan anak yang aman nggak sih"bentak Pluto.
Jingga yang mendengar Pluto berteriak langsung menghampirinya.
"Sky...astaga kan sudah ibu bilang jangan di arahkan ke orang bahaya"omel Jingga pada anaknya.
"Heh...malah nyalahin anaknya seharusnya elu yang instropeksi diri,jangan kasih mainan begini sama anak dua tahun"Pluto ngomel.
"Buka gue yang beliin tapi kak Piter kenapa lu?kalo mau marah sana sama kakak lu ajah kebiasaan ceriwis"
"Ap...apa lu bilang?"
"Ce-ri-wis"jelas Jingga.
"Waah...wah...nyari ribut nih orang siang-siang"
Pluto mulai terpancing entah kenapa dari dulu dirinya masih saja tidak bisa akur dengan Jingga meski sekarang Jingga telah resmi menjadi kakak iparnya.
"Elu mau ribut sama gue? berani lu?yakin?"tantang Jingga.
Dan Pluto menyadari kalau dirinya memang tidak bisa mengalahkan Jingga dari segi mana pun juga mengingat Jingga adalah seorang guru akademi detectiv sekarang meskipun Jingga sudah pensiun dini menjadi detectiv karena Piter melarangnya terjun kedalam bahaya lagi,tapi Jingga masih menjadi tenaga pengajar disana mengajarkan para calon detectiv yang ada disana.
"Males ribut sama induk curut"Pluto berjalan melewati Jingga dengan kata-kata menyebalkan.
"Elu tuh pangeran kodok"balas Jingga.
Pluto kesal ketika ingin membalas perkataan Jingga ibunya menghentikannya.
"Plu...bisa tidak tidak bertengkar bila kalian bertemu?"ucap Ibu lembut.
"Eh...ibu"Pluto langsung mencium punggung tangan ibunya dan memeluk tubuh ibunya.
"Plu kangen sama ibu"Pluto manja.
Ibu tersenyum dan mengelus punggung anak bungsunya yang kini sudah dewasa. 25 tahun kini usianya tak terasa bagi ibu membesarkannya.
Memang Pluto sedikit berbeda dari kedua kakaknya dia sedikit lebih banyak bicara di bandingkan Jupiter dan Uranus,tapi Pluto selalu membuktikan dirinya bukan tong kosong nyaring bunyinya,semua prestasi banyak di raihnya selama ini mulai dari akademis maupun non akademis.
Bakhan Piter mempercayakan perusahaan di luar negeri padanya bukan hanya karena dia adik kandungnya tapi memang Pluto mampu dan berkompeten dalam memimpin perusahaan disana.
"Plu istirahat dulu ya bu"Pluto melepaskan pelukannya.
"Ya...kau pasti lelah nanti jangan lupa makan ya"
Pluto mengangguk.
"Om...istirahat dulu ya Cloud...Sky"ucap Pluto sebelum menaiki tangga menuju kamarnya.
Jingga hanya terdiam melihat Pluto yang memang terlihat kelelahan saat menuju tangga.
...*************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
anggita
Alisa,, Pieter,,
2022-10-27
1