Titik Di 2030

Titik Di 2030

Siapakah dia?

Kita manusia, lahir dan beranjak dewasa, selanjutnya berkarir untuk mendapatkan kehidupan yang layak bahkan untuk mendapatkan status dimasyarakat yang disebutkan sebagai khalayak ramai.

Manusia disibukkan oleh segala macam pernak pernik kehidupan dari yang kecil hingga yang rumit. Semenjak kecil kita dididik disekolah agar menjadi anak yang pintar..lepas dari pendidikan sekolah berbagai macam pilihan dapat diraih manusia. Kalau kita malas untuk bekerja dan inginnya hanya santai bisa kita lakukan dan tentunya kalau kita giat bekerja memupuk karir hingga menjadi orang suksespun bisa. Semua hanya pilihan..tergantung apa maunya simanusia tersebut...

Manusia mempunyai sifat, perasaan dan akal pikiran..Kadar sensitifnya berbeda satu dan lainnya, namun pada umumnya..kita bisa beradaptasi kepada keadaan lingkup hidup kita..

Nasip manusiapun berbeda secara unik satu dan lainnya..ada yang kaya dan ada yang miskin, ditengah tengah itu ada yang biasa biasa saja..

Kita lihat keadaan teman kita yang bernama Rudi Hasibuan ini. Ia telah menyelesaikan sekolahnya dengan baik bahkan ia adalah seorang lulusan sarjana data Informasi dari sebuah sekolah komputer cukup terkenal diibukota Jakarta.

Namun, ketika musim wabah Corona telah selesai..dan ia berusaha untuk mencari pekerjaan berdasarkan latar belakang edukasinya. Hasilnya selalu nihil. Maklum saja semenjak Corona berahir, berjuta juta orang lainnyapun saling berlomba untuk masuk kembali, berkiprah dalam meniti karir mereka..khususnya kaum muda.

Setiap ada lowongan kerjaan..pasti disana sudah ada antrean panjang para pencari pekerjaan.

Sayang sekali, setelah 3 bulan ia menganggur dan keuangannya menipis sang pacarpun, Karlina memutuskan hubungannya. Rudi tidak bisa mengekang keinginan Karlina..ia sendiri tidak sanggup mengurus dirinya bagaimana mau mengurus sang pacar?

Disuatu sore hari, perutnya terasa lapar. Tadi pagi ia hanya makan 1 piring indomie dan 1 gelas teh tawar. Siangnya ia melewatkan malan siang, wang disakunya hanya tinggal 150ribu rupiah.

Langkah apa yang harus ia lakukan agar ia bisa survive? Kemarin ini lagi lagi Rudi meminjam wang ke kakanya yang bekerja sebagai tenaga honorer dikementerian tenaga kerja.

"Bang..maafkan aku boleh ngga Pinjam 200ribu, aku mau coba Lamar ke McDonald arau KFC siapa tau ada lowongan.." ucapnya kepada Sahrul kaka satu satunya.

"Waduh..gimana ya? aku sendiri lagi tipis...ya udah kamu pakai dulu deh ga apa apa..nanti kamu dapat wang balikan ya Rud"

"Terima kasih bang! saya janji akan ganti semuanya..sama 200ribu ini utangku pas 1juta 500ribu ya?"

"Oya kali..aku juga lupa hitung..ya kamu coba saja McDee siapa tau dapet..emang semuanya setba sulit ya"

"Terpaksa bang..sambil liat kiri kanan" ucap Rudi sambil menerima wang dari kakanya.

"Coba setelah kamu masuk kesana bilang managermu bahwa kamu bisa komputer..siapa tau bisa masuk kantornya..iya kan?"

"Nah..itu maksudku bang"

"Karlina gimana?" tanya kakanya.

"Putus bang..dia putusin aku, karanya aku miskin..ya ga apa apa, emang di era Corona ini semuanya menjadi terbuka bang..kita bisa liat mana yang baik dan mana yang buruk"

"Ya betul itu..ya sudah tidak apa apa..kita sekarang jaga badan saja, dikasih sehat sudah harus bersukur"

"Bang..terima kasih ya bang"

Rudi terima wang dan berjalan keluar dari rumah Sahrul. Kakanya memandang adik satu satunya berjalan pelan keluar halaman rumah..ia menarik napas dalam dalam. Kasian adikku semoda ada jalan bagus.

...□□□□...

Ia memegang erat erat wangnya..ia harus mendapatkan pekerjaan di McDee paling tidak lusa harus sudah kerja. Semoga dalam 2 hari ini mereka sudah memanggilku untuk mulai bekerja. Manager McDee sudah bilang bahwa kalau semua oke dia ia akan call.

Rudi belok kekiri kesebuah jalan kecil. Ia liat kiri kanan tidak nampak ada orang, sambil melepaskan lelah ia duduk disebuah tumpukan batu. Ia melepaskan keletihan dengan meluruskan kedua kakinya. Tadi ia melihat didinding toko es buah jam sudah menunjukkan pukul 5.30. Jam 6 nanti ia akan mampir kewarung warteg.

Sambil duduk ia menatap kearah jalan raya diujung jalan sana. Lalu lalang kendaraan membanjiri keramaian jalan. Ia tersenyum geli, entah kemana orang orang itu..apakah mereka juga sedang mencari kerjaan seperti ditinya atau memang sibuk kerja?..

Dipojok matanya Rudi menangkap sebersit cahaya berkelebat. Ia menengok kearah samping. Apaan sih? pikirnya..Ia kembali menengok kearah jalanan. Pikirannya kembali kewarteg. Ia akan makan telor pedes dan nasi sayur, lumayanlah paling cuman 10.000 rupiah.

Kembali pojok matanya menangkap sinar. Ia menoleh lagi..Didekat tong sampah seekor kucing lompat dari tong sampah sambil mengeong kencang.

Rudi tersenyum melihat sang kucing terbirit birit lari ketakutan. Ada apaan sih? Puus Puus..panggilnya, namun kucing itu terus ngibrit kearah jalan raya.

Rudi masih memandang kearah tong sampah, disebelah tong yang tertutup tembok itu hanya terlihat setengah saja setengahnya ada dibalik tembok. Namun..itu sinar apa ya yang menerangi tembok? Susana saat itu sudah menuju agak redup maklum jam saat itu sekitar pukul 5.45 sebentar lagi magrib dan nampaknya hujan akan turun.

Rudi bangkit dari duduknya, ia memutar badannya kekiri dan kekanan mencoba melemaskan otot otot tubuh. Ia terpukau melihat sinar gemerlap seperti neon dibalik tong itu.

...□□□□...

Ia berjalan mendekat ke tong sampah itu, ternyata tambah ia mendekat tong sinar itu tambah terang kini ia melihat berjuta kilauan cahaya beraneka warna warni seperti kilauan berlian yang terkena sinar matahari.

Rudi melihat kebawah ketempat asalnya sinar itu bercahaya. Disana ada sebuah kotak segi empat sebesar 2 kali kotak sepatu. dari kotak itulah pancaran sinar cahaya yang menurut nya sangat indah memancar keatas tembok.

Rudi tertegun, belum pernah ia melihat kotak berwarna silver yang mengkilap seperti itu. Ia mendekat dan jongkok didepannya.

Terdengar suara seperti mesin mendesis seakan suara asap yang mendesis keluar dari sebuah teko pemanas air.

Rudi mendekatkan tangannya kekotak itu, tidak ada rasa hawa panas didekatnya. Rudi menoleh kekiri kekanan tidak satupun orang disekitar situ.

Ia mulai menjamah dan bermaksud mengangkat kotak itu. Ternyata berat sekali, seakan kotak itu menancap dibumi. Rudi melirik kebawah kotak, tidak ada apa apa hanya posisinya ditanah saja.

Sekali lagi ia mencoba mengangkatnya..nihil..ia bangkit dengan sebelah kakinya ia mencoba mendorong, benda itu tidak bergerak.

Tiba tiba ia mendengar dengung keras sekali keluar dari salah satu sisi kotak, sesuatu loncat keluar! Rudi bergerak cepat mundur kebelakang.

Dihadapan Rudi berdiri sosok wanita, matanya tajam menatap kepadanya namun sinar matanya tidak jahat, semuanya berbentuk seperti wajah manusia biasa..

Terpopuler

Comments

Risca Leviana

Risca Leviana

lanjut dong,,

2022-11-02

1

TAP

TAP

wew lanjutt!

2022-10-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!