Perjumpaan dengan Lampor.

"Apabila manusia bisa mengendalikan ego hasrat dan keinginan yang kadang kadang tidak terkontrol itu maka duniamu akan selalu menjadi indah..lihatlah betapa indahnya semua ini..sungai, gunung, lautan berbagai macam musim..indah sekali. Dunia kami tidak mempunyai apa apa..Kami meniru dunia kalian, kami ciptakan dunia kami seperti duniamu, kami tumbuhkan segala macam tanaman seperti yang ada diduniamu..tapi, selalunya tidak bisa menyamai aslinya..Namun sedihnya..kalian disini justru menghancurkannya" ucap Halexi sambil menundukkan wajahnya menatap kerumput dibawah.

"Kemudian..setelah 5 tahun kamu masuk keluar dunia kami apakah inti dari perjalananmu itu?" tanya Rudi.

"Dulu waktu ayahku masih bertugas ia mempunyai seorang wakil didunia ini, namanya Howard Skulies ia berasal dari negara Swiss. Howard telah meninggal diumur 90 tahun. Semenjak itu ayahku bekerja sendirian. Waktu perang dunia ke 2, ayahku hadir disini sebagai manusia. Ia menemukan berbagai kesulitan karena ia tidak mempunyai wakil"

Rudi menyimak dengan sepenuh hati..

"Didunia ini ada 2 keluarga kaya raya yang selalu membuat kegaduhan, dan dua perang dunia disponsori oleh 2 keluarga kaya itu..kamu tau masalah besar akan terjadi diduniamu ini dalam kurun waktu yang tidak lama lagi"

"Haah..maksudmu bagaimana Halexi?"

"Itulah..jadi begini ceritanya, Semenjak kematian Howard Skullies ayah sudah tidak punya wakil lagi didunia ini dan saat ini penyelenggara keamanan dunia dipegang oleh diriku..Aku harus bisa menenangkan dunia dan membantu dunia agar tidak terjadi kehancurannya" Halexi berhenti sejenak, ia menatap dengan tajam kearah wajah Rudi.

"Ayah pernah mengatakan bahwa ada seseorang lagi didunia ini sebagai penerus dari Howard Skullies, aku ditugaskan mencari orang itu..sudah 5 tahun aku mencari, semuanya salah. Dulu aku menemukan Robin Jayward orang Amerika ternyata ia mempunyai ambisi..akupun menolaknya lalu ditahun ke 3 aku menemukan Hirosaki Akamura dari Jepang yang aku pikir dialah orangnya ternyata dibalik kebaikannya aku menemukan hasratnya untuk menjadi orang paling hebat didunia..akupun melepaskan dia..Setelah aku dan ayahku menelaah lagi ahirnya aku menemukan orang itu, orang yang kita cari selama ini"

"Oh sukurlah kalau begitu..dari Indonesiakah dia?" tanya Rudi tidak sabar.

"Ya,dan..orang itu sekarang sedang duduk dihadapanku" ucap Halexi kalem.

"Haah?! tidak mungkin! aku hanyalah seorang Rudi yang mempunyai banyak masalah..kamu pasti salah besar!" kata Rudi tidak percaya.

...□□□□...

"Tidak Rudi..ini sudah tepat sasaran..kamulah sosok manusia yang akan membantuku memulihkan kekacauan yang akan terjadi diduniamu"

"Kekacauan apa lagi Halexi..ini saja dengan adanya wabah Covid kita sudah sangat susah hidup kita" pungkas Rudi.

"Kamu dan manusia belum sadar bahwa akan terjadi bencana besar yang jauh lebih besar daripada perang dunia ke satu digabungkan dengan perang dunia ke 2 yang lalu"

"Ya Allah..."

"Hei Rudi..liat siapa yang datang" ujar Halexi sambil menunjuk kedepan.

Rudi menoleh dan terkejut, saking kagetnya ia menaikkan kedua kakinya keatas kursi. Diluar sana seekor macan kumbang mendengus denguskan hidungnya. Selanjutnya ia menatap tajam kearah Rudi. Ia mengeram dan memperlihatkan taring taringnya yang tajam.

"Kau takut Rudi? aku sudah katakan binatang buas itu tidak akan bisa masuk..kita liat apa yang akan terjadi" ucap Halexi dengan tenang.

Rudi ketakutan, ia bangkit dan berdiri dibelakang Halexi. Saking takutnya tanpa sadar ia memegang pundak Halexi. Halexi mengangkat sebelah tangannya dan memegang tangan Rudi.

Macan kumbang itu kembali menyeringai, dikegelapan malam kedua matanya bersinar merah. Dengan sekali lompat ia menyerang Rudi.

Namun apa yang terjadi? Macan itu seperti membentur sesuatu. Ia terjungkal kebelakang. Dengan jengkel dan marah ia menggeleng gelengkan kepalanya.

Rudi terbelalak matanya melihat itu.

Sekali lagi macan itu melompat dan lagi lagi ia terbentur sesuatu. Rudi memberanikan diri berjalan mendekatinya.

Macan itu kebingungan..ia tidak tau harus apa..dengan satu tangannya ia mencoba mengais ngais..Percuma saja..seperti ada sebuah tembok yang tebal..kuku kukunya tidak sanggup menembus.

Pelan pelan ia memutar tubuhnya sambil mengaum ia meninggalkan Rudi disana yang bengong tidak percaya.

"Halexi! ia pergi!! Waah hebat sekali penangkal ini!" teriak Rudi terkagum kagum..ia mencoba meraba tapi ia tidak mendapatkan apa apa..seperti layaknya biasa saja..tidak nampak sedikitpun perisai disitu.

"Aku sudah bilang tadi Rudi, tidak ada yang bisa masuk kesini" ucap Halexi sambil tersenyum.

Halexi bangkit dan berdiri didekat Rudi. Rudi menoleh kekiri dimana Halexi berdiri. Angin malam hutan itu sepoi sepoi menghampiri mereka.

Hidung Rudi mencium sesuatu..wangi dan baunya segar..

"Kenapa aku bisa mencium baumu? kenapa angin bisa masuk kesini Halexi?" tanya Tudi bingung.

"Perisai ini hanya untuk benda benda berbahaya dan juga penangkal yang ghoib tapi angin bisa masuk kesini..apabila aku ingin angin tidak masuk, akupun bisa..lain kali aku perlihatkan"

"Oh begitu..pantesan aku bisa mencium baumu yang harum" ucap Rudi sambil tersenyum.

"Rudi..liat diujung hutan sana" ucap Halexi sambil menunjuk kearah depan..

"Kamu liat ada 3 cahaya seperti lampu, berkelap kelip?" tanya Halexi lagi.

"Oh oya aku bisa melihat..apakah itu?"

"Itu adalah sebangsa Jin..atau mungkin Lampor, kamu tau lampor?"

"Apakah lampor?"

"Lampor adalah sebangsa setan..mereka akan membunuh siapa saja yang mengganggu ketenangan mereka..aku akan keluar dan menangkap mereka untuk aku usir dari sini..kamu jangan keluar dari lingkaran ini ya..awas jangan sampai keluar..sampai aku kembali masuk"

Lama kelamaan 3 cahaya merah itu mendekat dan mendekat kearah dimana Rudi dan Halexi berada.

Halexi melepaskan turban penutup kepala, ternyata rambut Halexi panjang dan tebal. Ia mengibaskan rambutnya dan berjalan keluar dari lingkaran.

3 cahaya itu ternyata cahaya yang keluar dari mulut mulut mahluk menyeramkan. Mereka berwujud manusia, tapi jangkung dan kurus, kepala mereka botak dan tubuh mereka mempunyai bau darah. Anyir dan menjijikan.

Halexi maju dan dengan satu tangannya ia menyedot cahaya yang keluar dari mulut mahluk seram itu. Halexi menyatukan disatu titik dan ia seakan sedang bercakap cakap dengan mereka.

Tidak lama ke tiga mahluk itu berbalik arah dan meninggalkan Halexi.

Setelah keadaan aman, Halexi kembali berjalan masuk kedalam lingkaran.

"Apa yang terjadi Halexi?" tanya Rudi.

"Mereka sudah aku berikan ceramah dan mereka menyetujui untuk tidak mengganggu keberadaan kita..hehe kamu takut Rudi?"

"Aku..aku hanya kawatir kepadamu..aku takut kamu akan kalah sama mahluk mahluk itu"

"Terima kasih Rudi atas perhatianmu..Lampor Jin atau sebangsanya bukan tandinganku..dan mereka tau itu"

"Sukurlah Halexi!"

Halexi menggandeng salah satu tangan Rudi dan menarik kembali Rudi ketempat duduk.

"Duduklah..sambil menunggu lainnya yang akan hadir..aku mau cerita lagi"

"Bulan tampaknya mulai menyinari bumi..liat diawan sana" ucap Rudi sambil menunjuk keatas.

"Bulan adalah planet yang membosankan..tapi bulan juga penting bagi keselarasan bumi"

...□□□□...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!