Kita manusia, lahir dan beranjak dewasa, selanjutnya berkarir untuk mendapatkan kehidupan yang layak bahkan untuk mendapatkan status dimasyarakat yang disebutkan sebagai khalayak ramai.
Manusia disibukkan oleh segala macam pernak pernik kehidupan dari yang kecil hingga yang rumit. Semenjak kecil kita dididik disekolah agar menjadi anak yang pintar..lepas dari pendidikan sekolah berbagai macam pilihan dapat diraih manusia. Kalau kita malas untuk bekerja dan inginnya hanya santai bisa kita lakukan dan tentunya kalau kita giat bekerja memupuk karir hingga menjadi orang suksespun bisa. Semua hanya pilihan..tergantung apa maunya simanusia tersebut...
Manusia mempunyai sifat, perasaan dan akal pikiran..Kadar sensitifnya berbeda satu dan lainnya, namun pada umumnya..kita bisa beradaptasi kepada keadaan lingkup hidup kita..
Nasip manusiapun berbeda secara unik satu dan lainnya..ada yang kaya dan ada yang miskin, ditengah tengah itu ada yang biasa biasa saja..
Kita lihat keadaan teman kita yang bernama Rudi Hasibuan ini. Ia telah menyelesaikan sekolahnya dengan baik bahkan ia adalah seorang lulusan sarjana data Informasi dari sebuah sekolah komputer cukup terkenal diibukota Jakarta.
Namun, ketika musim wabah Corona telah selesai..dan ia berusaha untuk mencari pekerjaan berdasarkan latar belakang edukasinya. Hasilnya selalu nihil. Maklum saja semenjak Corona berahir, berjuta juta orang lainnyapun saling berlomba untuk masuk kembali, berkiprah dalam meniti karir mereka..khususnya kaum muda.
Setiap ada lowongan kerjaan..pasti disana sudah ada antrean panjang para pencari pekerjaan.
Sayang sekali, setelah 3 bulan ia menganggur dan keuangannya menipis sang pacarpun, Karlina memutuskan hubungannya. Rudi tidak bisa mengekang keinginan Karlina..ia sendiri tidak sanggup mengurus dirinya bagaimana mau mengurus sang pacar?
Disuatu sore hari, perutnya terasa lapar. Tadi pagi ia hanya makan 1 piring indomie dan 1 gelas teh tawar. Siangnya ia melewatkan malan siang, wang disakunya hanya tinggal 150ribu rupiah.
Langkah apa yang harus ia lakukan agar ia bisa survive? Kemarin ini lagi lagi Rudi meminjam wang ke kakanya yang bekerja sebagai tenaga honorer dikementerian tenaga kerja.
"Bang..maafkan aku boleh ngga Pinjam 200ribu, aku mau coba Lamar ke McDonald arau KFC siapa tau ada lowongan.." ucapnya kepada Sahrul kaka satu satunya.
"Waduh..gimana ya? aku sendiri lagi tipis...ya udah kamu pakai dulu deh ga apa apa..nanti kamu dapat wang balikan ya Rud"
"Terima kasih bang! saya janji akan ganti semuanya..sama 200ribu ini utangku pas 1juta 500ribu ya?"
"Oya kali..aku juga lupa hitung..ya kamu coba saja McDee siapa tau dapet..emang semuanya setba sulit ya"
"Terpaksa bang..sambil liat kiri kanan" ucap Rudi sambil menerima wang dari kakanya.
"Coba setelah kamu masuk kesana bilang managermu bahwa kamu bisa komputer..siapa tau bisa masuk kantornya..iya kan?"
"Nah..itu maksudku bang"
"Karlina gimana?" tanya kakanya.
"Putus bang..dia putusin aku, karanya aku miskin..ya ga apa apa, emang di era Corona ini semuanya menjadi terbuka bang..kita bisa liat mana yang baik dan mana yang buruk"
"Ya betul itu..ya sudah tidak apa apa..kita sekarang jaga badan saja, dikasih sehat sudah harus bersukur"
"Bang..terima kasih ya bang"
Rudi terima wang dan berjalan keluar dari rumah Sahrul. Kakanya memandang adik satu satunya berjalan pelan keluar halaman rumah..ia menarik napas dalam dalam. Kasian adikku semoda ada jalan bagus.
...□□□□...
Ia memegang erat erat wangnya..ia harus mendapatkan pekerjaan di McDee paling tidak lusa harus sudah kerja. Semoga dalam 2 hari ini mereka sudah memanggilku untuk mulai bekerja. Manager McDee sudah bilang bahwa kalau semua oke dia ia akan call.
Rudi belok kekiri kesebuah jalan kecil. Ia liat kiri kanan tidak nampak ada orang, sambil melepaskan lelah ia duduk disebuah tumpukan batu. Ia melepaskan keletihan dengan meluruskan kedua kakinya. Tadi ia melihat didinding toko es buah jam sudah menunjukkan pukul 5.30. Jam 6 nanti ia akan mampir kewarung warteg.
Sambil duduk ia menatap kearah jalan raya diujung jalan sana. Lalu lalang kendaraan membanjiri keramaian jalan. Ia tersenyum geli, entah kemana orang orang itu..apakah mereka juga sedang mencari kerjaan seperti ditinya atau memang sibuk kerja?..
Dipojok matanya Rudi menangkap sebersit cahaya berkelebat. Ia menengok kearah samping. Apaan sih? pikirnya..Ia kembali menengok kearah jalanan. Pikirannya kembali kewarteg. Ia akan makan telor pedes dan nasi sayur, lumayanlah paling cuman 10.000 rupiah.
Kembali pojok matanya menangkap sinar. Ia menoleh lagi..Didekat tong sampah seekor kucing lompat dari tong sampah sambil mengeong kencang.
Rudi tersenyum melihat sang kucing terbirit birit lari ketakutan. Ada apaan sih? Puus Puus..panggilnya, namun kucing itu terus ngibrit kearah jalan raya.
Rudi masih memandang kearah tong sampah, disebelah tong yang tertutup tembok itu hanya terlihat setengah saja setengahnya ada dibalik tembok. Namun..itu sinar apa ya yang menerangi tembok? Susana saat itu sudah menuju agak redup maklum jam saat itu sekitar pukul 5.45 sebentar lagi magrib dan nampaknya hujan akan turun.
Rudi bangkit dari duduknya, ia memutar badannya kekiri dan kekanan mencoba melemaskan otot otot tubuh. Ia terpukau melihat sinar gemerlap seperti neon dibalik tong itu.
...□□□□...
Ia berjalan mendekat ke tong sampah itu, ternyata tambah ia mendekat tong sinar itu tambah terang kini ia melihat berjuta kilauan cahaya beraneka warna warni seperti kilauan berlian yang terkena sinar matahari.
Rudi melihat kebawah ketempat asalnya sinar itu bercahaya. Disana ada sebuah kotak segi empat sebesar 2 kali kotak sepatu. dari kotak itulah pancaran sinar cahaya yang menurut nya sangat indah memancar keatas tembok.
Rudi tertegun, belum pernah ia melihat kotak berwarna silver yang mengkilap seperti itu. Ia mendekat dan jongkok didepannya.
Terdengar suara seperti mesin mendesis seakan suara asap yang mendesis keluar dari sebuah teko pemanas air.
Rudi mendekatkan tangannya kekotak itu, tidak ada rasa hawa panas didekatnya. Rudi menoleh kekiri kekanan tidak satupun orang disekitar situ.
Ia mulai menjamah dan bermaksud mengangkat kotak itu. Ternyata berat sekali, seakan kotak itu menancap dibumi. Rudi melirik kebawah kotak, tidak ada apa apa hanya posisinya ditanah saja.
Sekali lagi ia mencoba mengangkatnya..nihil..ia bangkit dengan sebelah kakinya ia mencoba mendorong, benda itu tidak bergerak.
Tiba tiba ia mendengar dengung keras sekali keluar dari salah satu sisi kotak, sesuatu loncat keluar! Rudi bergerak cepat mundur kebelakang.
Dihadapan Rudi berdiri sosok wanita, matanya tajam menatap kepadanya namun sinar matanya tidak jahat, semuanya berbentuk seperti wajah manusia biasa..
Rudi tercengang, antara kaget dan agak sedikit takut ia melangkah mundur dua langkah kebelakang. Kedua matanya terbelalak menatap sosok yang berdiri didepannya.
Sosok wanita itu mengenakan baju yang seakan menempel ditubuhnya. Warnanya aneh, campuran antara ungu kuning dan hitam. Sebuah kain jubah terlihat dibelakang tubuhnya, dua ujungnya terikat kencang dikedua pundaknya. Rudi teringat kepada para kaisar dijaman Romawi dulu, mereka juga memakai jubah kain semacam itu. Ditengah tengah diatas matanya diposisi antara mata dan rambut sepertinya terpasang semacam perangkat. Berkelap kelip seperti ada lampu kecilnya disana. Turban layaknya orang India tersemat dikepalanya.
Tiba tiba ia mengangkat salah satu tangannya ia menunjuk kearah Rudi, wajahnya tersirat bersahabat.
"Jangan takut, aku datang dengan damai"
Suaranya seakan bergema, setiap kali ia berbicara perangkat yang menempel diturbannya berkelap kelip. Apakah itu alat penterjemah? Tapi selalunya bercahaya ketika berbicara.
Sosok itu menoleh kebelakang kearah kotak yang tergeletak ditanah masih dengan pancaran sinar warna warni. Ia menundukkan kepalanya dan cahaya cahaya itu langsung hilang, ia berjalan mendekati kotak. Rudi sempat melihat kearah kakinya. Kata orang, kalau hantu ia tidak napak ke bumi..tapi yang ini berjalan seperti manusia biasa. Ia mengenakan sepatu yang panjang sampai kepangkal pahanya, sepatunya tidak mempunyai hak, semuanya datar.
Dengan mudahnya ia mengangkat kotak itu, Rudi bingung kenapa tadi ia tidak bisa mengangkatnya? Kotak itu seakan mempunyai magnet. Dengan mudahnya ia menempelkan kepinggangnya.
Salah satu yang Rudi cermati secara langsung adalah wajahnya. Ia sangat cantik, bahkan mungkin secantik para bintang film layar besar.
Ia mendekati Rudi yang masih tercengang..
"Aku datang dari dimensi dunia lain, dunia yang bersebelahan dengan duniamu..bukan dunia khayal atau dunia hantu seperti yang kalian manusia sering pikirkan dan gambarkan" ucapnya dengan suara yang lemah lembut.
"Apakah anda dari bangsa Jin? ataukah hantu?" Rudi memberanikan diri bertanya. Sebab, saat itu sudah memasuki waktu magrib..para orang tua sering bercerita bahwa jin dan hantu biasanya akan keluar pada waktu sore menjelang magrib.
"Bukan..kami bukan bangsa Jin, atau hantu. Kami berasal dari dunia Xkawaru, sebuah dimensi dunia yang bersebelahan dengan duniamu..satu saat akan aku ceritakan lebih detil lagi..dan bangsaku bernama Wulemi..sebentar lagi waktumu untuk sembahyang, pergilah sembahyang sesuai ajaranmu..jangan beli makanan..aku tau kamu lapar..Ini makanlah" kata sosok aneh itu dan ia mengulurkan satu tangannya.
Ia mengenakan semacam sarung tangan dari sebuah bahan yang mirip kulit tapi nampaknya bukan kulit hanya mirip saja, berwarna hitam. Ditelapaknya ada sebutir biji sebesar buah kelengkeng.
"Tidak usah takut, makanlah..ini jauh kebih bagus daripada makan ditempat itu" ucapnya sambil melirik kearah warung diujung jalan.
Rudi berpikir..ya sudah daripada buang wangnya yang sudah menipis..ia mengambil benda bukat itu dan memakannya.
Rasanya ada manisnya, dan ada sedikit rasa pedas tapi bukan pedas cabe, semacam lada..lumayan enak pikirnya. Ia juha tidak harus mengunyah..makanan itu meleleh dimulutnya. Hmm..aneh perutnya dalam hitungan detik mendadak kenyang seperti baru saja makan 2 piting nasi dengan lauk pauk enak.
"Kamu sembahyang setelah itu, kembali kesini..aku akan perlihatkan sesuatu kepadamu"
"Baiklah..aku akan kembali" Ucap Rudi dan berjalan kearah jalan raya, tidak lama kemudian ia mendengar suara azan berkumandang. Rudi menoleh kebelakang..tidak ada tanda tanda sosok itu lagi disana.
...□□□□...
Rudi shalat bersama 6 orang dimushola itu termasuk pak imam. Setelah shalat dan mushola sepi hanya dia dan imam, Rudi mulai mendekati imam yang masih khusu melakukan wirid. Ia duduk bersila disampingnya menunggu imam selesai berwirid.
"Assalamualaikum pak..maaf ganggu,bisa ngobrol sedikit" ucapnya ketika ia melihat pak imam sudah selesai wirid.
"Mualaikumsalam..oh ya kenapa mas?"
"Pak, mau tanya ya..selain kita manusia dialam ini dan Jin dialam halus dan tentunya setan apakah masih ada lagi mahluk lainnya?" tanya Rudi.
"Hmm..setau dan seinget saya..ya hanya itu saja, ada apa mas?" tanya pa Imam heran.
"Oh ga apa apa..kalau mahluk seperti Alien gimana pak? maksudnya apakah mereka ada?"
"Wah..saya kurang paham tentang itu mas..apakah mereka benar ada atau hanya cerita mitos saja..tetapi sesuai Alquran saja, yang ada dialam ghoib ya para Jin dan tentunya setan. Tentunya merekapun berbeda beda satu dan lainnya"
"Oh iya..ya sudah terima kasih pak" ujar Rudi, setelah memberikan salam ia bangkit dan keluar dari mushola.
Rudi menjadi bingung..apakah sosok itu tadi betul dari dunia sebelah, berarti mereka ada di dimensi berbeda..
Tidak lama kemudian ia sudah masuk kelorong yang tadi. Keadaannya sepi saja, tidak terlihat siapa siapa bahkan agak gelap.
Ketika ia hendak duduk dipinggiran jalan lorong itu dari sebelah tembok sana muncul sosok wanita itu, seluruh badannya bersinar seakan ada sebuah lampu menyinari dari arah belakang tubuhnya.
"Jangan takut..kesinilah" terdengar suara wanita aneh itu.
Rudi bangkit, menoleh kekiri dan kekanan aneh sekali..masa tidak ada satupun yang jalan kesini..diujung jalan lorong sana sebetulnya tembus kearah jalan sebelah sana.
"Kamu pasti berpikir..kenapa tidak ada yang lewat sini? tidak apa apa..untuk memudahkan pembicaraan diantara kita, aku akan mengajak kamu masuk kedalam pesawatku. Kita akan melintas kotamu dan kita akan mendarat di pegunungan sana" ucapnya sambil menunjuk kearah kanan.
Rudi berpikir..apabila ia menunjuk kekanan berarti itu arah kota Bogor dan disana ada beberapa gunung. Dan ia berkata pesawat..pesawat apakah? ia tidak melihat apa apa.
"Aku tidak melihat satu pesawatpun disini" ujar Rudi datar.
Sosok itu memandang kedepan, kedua tangannya seakan membuka sesuatu diudara. Ia mulai menggerakkan jari jarinya seakan sedang memutar dan menekan tombol.
Rudi loncat kebelakang kaget melihat didepan mereka sedang mengapung sebuah kendaraan mirip pesawat. Bentuknya lancip seperti sebuah tabung namun ujungnya lancip. Perbedaan sisi depan dan sisi belakang. Depan berbentuk lancip dan belakang seperti tumpul. Yang lebih mengherankan benda itu seperti tembus pandang.
Sosok itu menekan sesuatu dan sebuah pintu terbuka.
"Silahkan masuk..kamu akan duduk disampingku" ucap sosok itu sambil tersenyum.
Rudi mendekat, ia sempat melongo kedalam pesawat itu. Selain warna terang berwarna putih ia melihat 2 kursi yang dibawahnya ada cahaya berwarna ungu. Ia sempat melongok kearah bawah kendaraan kapsul itu, wow kendaraan itu mengapung!
Sebuah tangga keluar dari dalam..bahannya seperti terbuat dari karet tebal.
Rudi mulai naik keatas..ia heran, benda itu tidak bergoyang sedikitpun, seakan menempel padahal ia mengapung diudara.
Ternyata ketika ia sudah masuk didalam, ruangan dalamnya cukup luas. Mungkin lebih luas daripada dalamnya helikopter. Bahkan ia sanggup berdiri tegak. Aneh, dari luar pesawat ini berbentuk kapsul tapi..kini ia bisa berdiri.
Tidak lama kemudian sosok wanita itupun ikut masuk dan mulai duduk dikursinya. Kedua tangannya menekan beberapa tombol dihadapannya yang mirip sebiah meja kecil.
"Silahkan duduk dan tekan ini sebagai pengikatmu" ucapnya sambil tersenyum.
Rudi duduk dan mengikuti arahan tadi ia menekan sebuah tombol. Tubuhnya langsung tertekan kebelakang seakan ada magnet yang mendorongnya kebelakang.
"Kita akan terbang melintasi kota sekarang, kecepatan akan saya pelankan supaya kamu bisa melihat sekelilingmu" ucapnya.
"Orang akan melihat kita terbang?" tanya Rudi.
"Mata mereka tidak sanggup menangkap pergerakan kita"
"Hmm.." gumam Rudi.
...□□□□...
"Sebelumnya perkenalkan namaku adalah X30 Halexi..kamu boleh panggil aku Halexi saja, X30 adalah suatu title diriku" ucapnya sambil tersenyum. Ia melepaskan tangannya dari meja itu dan memutar tubuhnya kearah Rudi.
Rudi bingung melihat dia melepaskan kendali.
"Apakah kamu tidak akan mengendalikan pesawat ini?" tanya Rudi sambil melihat kedepan.
"Pesawat ini sudah aku program barusan saja..kita akan mendarat di pegunungan Munara diBogor. jangan takut"
"Halexi..nama saya Rudi Hasibuan, lahir diJakarta meskipun orang tua saya dari Sumatera" ucap Rudi, matanya melihat kearah luar, ia takut apakah pesawat akan terbang dengan baik tanpa dipiloti Halexi.
Dibagian depan dimana Rudi dan Halexi duduk terdapat jendela dari semacam bahan kaca. Lebarnya selebar luas depan kapsul. disebelah kiri dan kanan juga kaca bening sebagai jendela. Didalam kapsul itu tidak ada terlihat kabel atau besi penyambung, semuanya menyatu.
Pesawat itu naik keatas dan melayang keatas melewati atap rumah, dalam sekejap ia naik lagi keatas melewati pohon pohon tinggi. Pesawat itu bergerak kedepan seakan meluncur diudara tanpa ada suara.
Rudi melihat kebawah banyaknya kendaraan lalu lalang, bahkan beberapa ruas jalan terlihat terjadi kemacetan.
"Oh baiklah namamu Rudi ya..sekarang kamu relax saja dan nikmati perjalananmu..saya akan menghubungi seseorang" ucap wanita itu sambil tersenyum.
Ia memutar tubuhnya dan menekan sesuatu dikupingnya.
Rudi sempat mendengarkan suara wanita itu..ia bersuara seperti suara orang bersiul dan berdecak namun kadang kadang ada beberapa kata kata mirip bahasa bangsa Jepang.
Rudi kembali menoleh kearah luar, ini benar benar satu kejadian tidak terduga. Siapakah dia? dan kenapa dirinya yang dipilih? Namun, situasinya saat itu Rudi sedang kacau. Belum lama ini ia putus cinta, ia kini juha tidak punya kerjaan dan tidak punya wang. Ketika hal aneh ini terjadi,Rudi tidak takut dan ragu melakukannya.
...□□□□...
"Baiklah..kita akan percepat pesawat ini..ini ada kacamata dan penutup kuping. Pakailah, kita akan melewati kecepatan suara" ujar Halexi dan menyerahkan kacamata dan tutup kuping yang mirip earbuds.
Tiba tiba pesawat itu seakan lepas landas, Rudi tidak bisa melihat apa apa hanya kilatan sinar saling berkejaran dikaca jendela.
Hanya sekitar 1 menit pesawat itu berubah pelan dan Halexi menoleh kearahnya.
"Rudi kita sudah digunung Munara..liat diluar sana" ujar Halexi sambil melepaskan kaca mata dan tutup kuping Rudi.
Diluar nampak rumput dan pohon pohon tinggi, gelap gulita. Wow! 1 menit Jakarta ke Bogor ini gila! pikir Rudi.
"Aku membawamu kesini karena satu hal Rudi..sekarang kita keluar dan duduk dibawah pohon yang besar itu..aku akan ceritakan sesuatu"
Halexi menekan sebuah tombol dan pintu samping terbuka.
"Ayok kita keluar..tolong pencet tombol itu" ucap Halexi sambil menunjuk kearah tombol berwarna hijau.
Tiba tiba daya tarik tarik magnit dipunggungnya terlepas, ketika ia memencet tombol hijau itu. Rudi berdiri dan ikut turun dari pesawat.
Ia melihat sekeliling gunung, tidak ada satupun orang disana, hanya suara burung malam yang pulang kesarang mereka masing masing. Rudi sempat menyentuh tubuh pesawat itu. Ia ingin merasakan apakah tubuh pesawat itu panas atau tidak.
"Badan pesawat itu tidak panas..jarak yang dekat seperti ini tidak menimbulkan panas..Namun apabila kita pindah alam maka ahir dari perjalanan, ia akan panas" ucap Halexi seakan tau apa yang ia pikirkan.
Jarak yang dekat? Jakarta Bogor dekat? Rudi kaget mendengar ucapan Halexi yang mengatakan itu. Ia geleng geleng kepala.
...□□□□...
Halexi mendekat kepohon..ia membuat lingkaran sekeliling pohon dengan menyemprotkan sebuah cairan.
"Apakah itu Halexi?" tanya Rudi memgikuti Halexi dari belakangnya.
"Kita akan menikmati hutan gunung ini dengan tenang..kamu nanti akan melihat dihadapanmu berbagai banyak tipe bintang yang berjalan didepan kita tapi tidak bisa masuk kesini"
"Waah! gila! bagaimana dengan binatang yang terbang?" tanya Rudi lagi.
"Aku akan menyemprotkan keatas juga..kamu disini saja..jangan ikuti aku" ucap Halexi dan ia berjalan menyemprotkan keudara.
"Kamu akan melihat keanehan yang terjadi..jangan takut mereka tidak bisa masuk dan ahaa!!..kamu tau selain binatang nanti akan kamu liat ada juga bangsa Jin yang akan masuk kesini.tapi percayalah mereka tidak bisa masuk"
"Tunggu! apa katamu?? Jin ??"
"Ya bangsa Jin..ada beberapa dari mereka yang akan kaget dengan keberadaan aku didunia ini...dan, sudah sekian ratus tahun mereka selalu mencoba masuk kedunia kita..tapi mereka tidak pernah mampu masuk..mereka dan kalian sama sama dari dunia ini, kalian berbeda dengan kita"
Disitu Rudi berhenti berspekulasi..ucapan terahir Halexi cukup membuat bulu kuduknya berdiri..bangsa apakah Halexi ini??
...□□□□...
"Oke baiklah..semua sudah selesai..sebentar aku akan mengambil kursi dan mengunci pintu pesawat" Halexi beranjak keluar, ia masuk kedalam dan keluar lagi kemudian ia menekan sesuatu dipintu pesawat itu.
Halexi menaruh 2 kotak, ia kemudian menunduk dan menekan sesuatu diatas kotak kotak itu. Dalam sekejap 2 kotak itu berubah menjadi 2 kursi yang nampaknya empuk sekali.
"Hahaha! ini benar benar aneh!!" teriak Rudi dan mencoba duduk dikursi yang empuk itu.
"Waduh! enak sekali!" ucapnya sambil menepuk nepuk kursi itu.
"Hehe..kamu perlu banyak melihat barang kita yang lainnya..kamu akan tercengang!" ucap Halexi dan duduk dikursi satunya.
"Halexi..tadi kamu bicara dengan seseorang..itukah bahasamu?" tanya Rudi.
"Iya betul..didunia kami ada ratusan tipe bangsa seperti diduniamu..ada bangsa Indonesia, Bangsa Eropa dan lain lainnya..bedanya didunia kami ada ratusan jumlahnya dan setiap bangsa mempunyai tipe bentuk tubuh yang berbeda satu dan lainnya..Bahasa kami tadi namanya XLiansa..Hanya 3 bangsa yang berbahasa itu lainnya beda lagi"
"Wah menarik!"
"Baiklah..kita akan mulai dengan pembicaraan kita"
"Sebentar dulu..bagaimana kamu bisa berbahasa Indonesia?"
"Aku bisa semua bahasa negerimu ini, Jawa, Sunda Bali Batak dan lain lain, tergantung kemana aku pergi..alat dikepalaku secara otomatis merubah bicaraku kebahasamu" ucapnya sambil menunjuk kearah logam yang melingkar disurban kepalanya.
"Oo begitu..hebat..hebat sekali! teknologimu jauh lebih canggih dari teknologi kita"
"Rudi..saya sudah berkelana dimuka bumi ini selama 5 tahun, masuk keluar dan masuk lagi, keluar lagi...berpuluh puluh kali aku mengelilingi dunia ini..Sebelumnya harap diketahui bahwa diduniaku aku adalah kepala pengendalian keamanan antar galaxi" Halexi mulai bercerita.
"Sebelum aku, tugas ini diberikan kepada ayahku namun ia kini sudah tua..Kepala inter galaxies telah melakukan latihan kepada 10 kadet terbaik dan aku terpilih menjadi penerus ayahku"
"Sejarah yang lampau sudah 2 kali kami melakukan pengendalian dimuka bumi ini, pertama pada waktu perang dunia pertama, selanjutnya perang dunia ke dua. Keduanya dilakukan dengan baik oleh ayahku..duniamu selamat dari kehancuran, meskipun yang ke 2 kalinya banyak kehancuran tapi ayahku berhasil menetralkan sumbu sumbu dunia, antara sumbu selatan dan sumbu utara berhasil diselamatkan"
"Yang ke 2 kali itu waktu Jepang di bom atom?" tanya Rudi.
"Benar sekali..masalahnya dengan manusia adalah kalian mempunyai hasrat dan ego yang tidak dimiliki mahluk manapun juga..ego dan hasrat itulah yang menghancurkan kehidupan kalian"
...□□□□...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!