Antara Aku Kamu Dan Dia (Perjodohan Membawa Luka)
Di sebuah halaman rumah tampak wanita cantik turun dari mobil nya berjalan memasuki rumah nya wanita itu berlari dengan sangat riang .
"Mama! mama!" panggil nya dengan suara yang cukup keras membuat seorang wanita paruh baya keluar dengan terburu-buru karena panggilan putri nya itu .
"Laras, bisa tidak sih? tidak usah berteriak-teriak!" omel sarah sambil berjalan menghampiri putri nya itu .
"Maaf aku terlalu senang, Mama tau tidak? hari ini aku memenangkan proyek besar," jelas Laras dengan antusias sambil memeluk Mama nya itu .
"Ya ampun, kau ingin membuat mama mati!" pekik Sarah saat putri nya itu memeluk nya dengan erat .
"Maaf jangan marah dong," bujuk Laras menampilkan wajah memelas nya karena melihat raut wajah mama nya itu terlihat marah .
"Baik, Mama tidak akan marah, mana mungkin Mama marah dengan putri mama ini," jawab Sarah sambil mencubit pipi putrinya itu .
"Mama, Laras, bukan anak kecil lagi!" pekik Laras sambil cemberut karena mama nya itu selalu mencubit pipinya .
"Wah anak papa lagi merajuk nih," ujar Adi yang tiba-tiba datang dan menghampiri kedua nya .
"Pah, benar? putri kita sudah memenangkan proyek besar?" tanya Sarah menatap suaminya itu dalam-dalam .
"Iya sayang, Putri kita memang pandai tapi ada hal yang ingin aku katakan pada nya," jawab Adi sambil menatap kedua nya .
"Apa pah?" tanya Laras menatap papa nya penasaran .
"Nanti saja, setelah makan malam, Papa mau mandi dulu," jawab Adi berjalan menggandeng istrinya menunjuk ke kamarnya .
Laras hanya diam saja menatap kedua orang tuanya yang berjalan beriringan layaknya pengantin baru itu.
"Papa dan dan Mama selalu saja romantis semoga Aku bisa mendapatkan pasangan seperti Papa," gumam Laras dalam hati nya, berharap suatu hari nanti bisa mendapatkan pasangan seperti Papa nya yang penyayang dan perhatian.
DI Dalam Kamar
"Pah, apa yang ingin papa katakan?" tanya Sarah, dengan penasaran menatap suaminya dalam-dalam .
"Tentang perjodohan anak kita mah, Aku dan Malik sudah membahas nya, kalau Laras akan menikah Minggu depan, karena Bela sering sakit, dia ingin melihat putra nya menikah," Jelas Adi panjang lebar mengingat pembicaraan nya bersama sahabat baiknya itu .
"Tapi Pah, Laras apa kah dia mau? menikah secepat itukah?" tanya Sarah dengan sedih .
"Anak kita itu penurut pasti dia mau, perjodohan ini harus di lakukan agar hubungan keluarga kita semakin erat," jawab Adi dengan yakin, membuat Sarah hanya mengangguk saja karena tidak ingin berdebat dengan suaminya itu .
MALAM HARI NYA
Laras sudah berjalan turun menuju meja makan gadis itu berjalan dengan ceria, ya Laras memang gadis yang selalu ceria .
"Malam mah, Pah," sapa nya sambil menarik kursi untuk duduk .
"Malam, putri papa," jawab Adi sambil tersenyum senang .
Mereka pun makan tanpa sedikitpun berbicara, karena itu memang kebiasaan keluarga tersebut, jika makan tidak boleh berbicara mereka hanya makan bertiga saja, karena Frans memang tinggal di luar negeri .
Setelah beberapa saat kemudian
"Laras, kau tau kan? kalau kau sudah di jodohkan sejak kecil," ujar Adi saat selesai makan .
"Iya emang nya kenapa? bukan kah itu sudah lama dan Laras pikir itu hanya pembicaraan konyol?" tanya Laras menatap papa nya sambil tersenyum tipis.
"Papa sudah membicarakan tentang hal ini, pada sahabat baik papa, kalau kau akan menikah Minggu depan," jawab Adi dengan yakin nada bicara nya terdengar seperti sebuah peringatan bagi Laras.
"What, OMG hellooooo!" pekik Laras merasa terkejut dengan apa yang di dengar nya.
"Papa, Laras masih muda, bukan kah? Laras masih harus membantu papa di perusahaan? kalau Laras menikah siapa yang akan membantu papa?" sambung nya lagi dengan menampilkan wajah yang terlihat sangat begitu memelas, berharap papa nya itu mau memahami nya.
"Ras, kau ingat kan Tante Bela? yang dulu sering baik banget sama kamu, sekarang dia sering sakit-sakitan, jadi kalau kau tidak menuruti nya, apa kau tidak kasihan? melihat dia pengin melihat putranya menikah dan kau adalah calon menantu nya masa kau mau egois sih?" bujuk Adi sambil menampilkan wajah memelas nya, membuat Laras menatap nya dengan tidak enak hati.
"Terserah Papa deh, Laras nurut aja!" jawab Laras sambil berusaha tersenyum meskipun dalam hati dia tidak rela, jika harus menikah, apa lagi dengan orang yang tidak pernah dia temui karena mereka bertemu mungkin waktu Laras masih kecil dan itu sudah sangat begitu lama.
"Benarkah? kau setuju? ini baru anak papa," ucap Adi dengan sangat begitu senang dan memeluk putri nya dengan sangat begitu bahagia.
"Iya, Kalau begitu Laras masuk ke kamar dulu yah," jawab Laras berusaha untuk menutupi rasa sedih nya dan berjalan meninggalkan meja makan bergegas menaiki anak tangga menuju ke arah kamar nya.
"Pah, Mama tidak tega deh melihat Laras, pasti dia pura-pura tersenyum didepan kita, apa keputusan kita itu sudah benar?" tanya Sarah menatap suaminya itu dengan tatapan mata yang terlihat tidak yakin.
"Papa Yakin, dengan putra Malik dia orang yang baik hati ko," jelas Adi berusaha untuk meyakinkan istrinya itu.
Keesokan Malamnya
Kini Laras sudah berada di depan halaman rumah yang menurut nya itu adalah rumah calon mertuanya gadis itu sudah turun dari mobil nya mengikuti papa nya sambil berusaha untuk tenang dan menutup kegugupannya.
Ya sejak kemarin gadis itu berusaha untuk memantapkan hati dan keputusan nya, meskipun demikian perasaan nya masih bertolak belaka, tapi Laras adalah tipikal orang yang memiliki pendirian kuat dan tidak mau mengecewakan kedua orang tuanya meskipun Mimpi nya harus buyar seketika.
"Wah, selamat datang Adi, Sarah dikediaman rumah kami," sambut Bela dan Malik yang sudah berada di depan pintu sambil tersenyum senang.
"Terimakasih atas sambutan nya Malik, jangan seperti itu anggap saja kita itu biasa saja, jangan berlebihan," ucap Adi dengan tidak enak hati melihat keduanya membungkukkan badan.
"Sudah, Ayo masuk! jangan terlalu banyak ngobrol di luar, tidak baik," ajak Bela sambil merangkul lengan suaminya untuk mengajak semuanya masuk.
Mereka pun sudah masuk dan duduk di sofa, para pelayan sudah mempersiapkan hidangan dan cemilan, sementara Laras justru malah fokus melihat sekeliling berharap ada foto atau apa yang bisa di lihat di mana dirinya berada? Dan seperti apa calon suaminya itu? namun hasil nya nihil karena di ruangan itu tidak ada foto keluarga.
"Jadi ini Laras? wah kau sudah jadi gadis cantik sekali, pasti putra kami bakalan terpesona dengan kecantikan mu," tanya Bela menatap Laras dengan tersenyum senang membuat Laras berekspresi seperti biasanya karena tidak ingin kepergok.
"Iya Tante,Tante bisa aja," jawab Laras membalas senyuman Bela tak kalah ramahnya sambil mencium punggung tangan wanita paruh baya tersebut.
"Wah selain cantik kau juga sopan," puji Malik dengan takjub saat melihat Laras menyalami keduanya.
"Om, bisa aja," jawab Laras sambil tersenyum malu-malu karena lagi-lagi puji, karena bagi nya ini adalah sebuah kemustahilan selama ini dirinya tidak pernah mendapat pujian selain dari kedua orang tua nya.
"Tama, kemari sayang!" panggil Bela saat melihat putranya baru menuruni anak tangga, membuat pria itu menghela nafas panjang, karena merasa sangat begitu malas dengan apa yang di inginkan orang tuanya itu.
"Pasti itu gadis pilihan mereka, gadis modis dan berpenampilan cantik seperti model, bukan tipe ku sama sekali," gumam Tama dalam hati nya, yang hanya melihat Laras dari belakang yang memperlihatkan tubuh tinggi semampai bak model , berbeda dengan kekasih nya yang mungil dan pendek.
"Laras, ini Ka Tama yang dulu sering sekali bermain dengan mu, tapi selalu saja dingin, Tama ini Laras gadis kecil yang selalu bicara cempreng," ucap Bela memperkenalkan keduanya membuat Laras yang hanya melihat ke arah kaki Tama kini segera menoleh.
"Laras," ucap Laras sambil mengulurkan tangannya dengan tersenyum tipis, membuat Tama menoleh saat melihat suara yang tidak asing bagi nya.
"Kau," ucap Tama terkejut siapa yang ada dihadapannya itu membuat Laras juga ikut terkejut.
BERSAMBUNG
Hallo semua yang suka cerita nya jangan lupa like komen yah agar author tau pendapat kalian tentang cerita ini
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Rubyna
mampir, sambil nunggu review
2022-12-22
0
Vedira
huhuhu mampir aah😍😍👍
2022-11-24
1
Swadeekhab
wah baru ya.
2022-11-18
1