"Tiara kau mau kemana?" panggil Frans membuat Tiara menghentikan langkah nya segera menghapus air mata nya.
"Ka Frans, aku cuma kelilipan saja matanya tadi, makan nya aku ingin ke toilet," jawab Tiara berusaha untuk menutupi perasaannya.
"Benarkah? ya sudah ku pikir kau kenapa-napa, nanti kembali lagi yah bukan kah kau harus ikut serta dalam acara ini," Frans berkata dengan penuh peringatan membuat Tiara hanya mengagguk saja.
Acara demi acara sudah selesai sepanjang acara Tiara justru malah asyik mengobrol dengan Frans, membuat Tama terkadang merasa kesal dengan kekasihnya itu, tapi tidak bisa berbuat apa-apa karena tidak ingin semua orang tahu keberadaan Tiara, termasuk keluarga nya karena wanita itu menutupi wajahnya dengan cadar.
Acara memang di lakukan secara tertutup hanya beberapa rekan bisnis dan orang terdekat saja yang datang sesuai permintaan Tama yang tidak ingin terlalu banyak yang tahu tentang pernikahan nya.
Kini Laras sudah berganti pakaian, bersiap untuk pindah ke rumah suaminya itu, bahkan semua barang-barang nya sudah di siapkan oleh Sarah membuat Laras menatap Mama nya itu dengan berkaca-kaca.
"Mama, niat banget sih ngusir Laras? bahkan pakaian Laras sudah di siapkan!"
Laras Langsung saja memeluk Sarah dengan erat ada rasa sedih yang di rasakan nya.
"Jadi lah istrinya yang baik dan patuh sama suami yah, meskipun kau belum mencintai suami mu." Sarah menasehati Putri nya itu sambil memeluk nya dengan erat membuat Laras semakin menangis sesenggukan.
"Laras, tidak mau pisah dari Mama dan Papa, Laras maunya tetep tinggal di rumah saja," ucap Laras dengan penuh harap.
"Eh, Putri Papa ini, tidak boleh ngomong begitu, kemanapun suami mu tinggal kau harus ikut dengan suami mu," Adi menasehati putrinya itu.
"Ka Frans juga ikut sedih nih!" Frans ikut menimpali membuat Laras menatap kakaknya itu dengan tatapan tajam.
"Alah, ka Frans seneng kan? nggak ada yang selalu membuat kakak ribut lagi saat di rumah," jawab Laras dengan memutar bola matanya malas.
"Dih jadi Ade jahat sekali sih, bikin kakak semakin merasa sedih nih," jawab Frans mulai mengeluarkan aksi nya.
"Akting, aku ngga percaya dengan omong kosong mu, ih kau menyebalkan sekali!" jawab Laras sambil memanyunkan bibirnya merasa kesal karena kakak nya tiba-tiba mencubit pipinya.
"Sudah-sudah, jangan bertengkar lagi, ngga malu apa? sama suami dan mertua bertengkar kaya anak kecil," ucap Adi berusaha untuk melerai keduanya.
"Hehehe... becanda sedikit kan nggak masalah Pah? setelah ini kan Frans tidak bisa menjahili nya lagi, apa lagi Frans juga mau kembali ke luar negeri," jelas Frans sambil cengengesan.
"Ya sudah, bro aku titip adik cerewet ku ini, didik dia dengan baik yah, kau harus bisa sabar menghadapi sikap nya, meskipun kami tidak pernah akur tapi dia adik satu-satunya yang aku punya, sekali saja kau membuat nya menangis kau harus berhadapan dengan ku!"
Frans berkata dengan suara yang penuh peringatan sambil menepuk pundak Tama membuat Tama menatap ke arah Laras dan berusaha untuk biasa saja.
"Aku akan berusaha untuk menerima nya, tergantung adik mu nya saja yang seperti apa menyikapi nya," jawab Tama dengan tersenyum tipis membalas tepukan Frans .
"Ka Frans, kau berbicara seperti ini seperti aku ingin lepas jauh saja!"
Laras langsung saja memeluk kakaknya itu sambil berkaca-kaca membuat Frans langsung saja mengacak rambut adiknya itu.
"Jadilah istri yang baik ya Dek, nurut sama suami, kakak ngomong gitu karena kan kamu ngga tinggal sama Mama Papa lagi, jadi kamu harus belajar mandiri."
Frans menasehati adiknya itu membuat Laras hanya mengangguk-angguk saja.
"Tama, kami titip Putri kami, kalau dia salah kau nasehati dia, putri kami anak nya sangat keras kepala, dan cerewet, kalau ngomong apa-apa yang tidak penting tidak usah di dengarkan," ucap Adi dan Sarah sambil tersenyum tipis.
"Mama, Papa nyebelin banget sih? sama anak sendiri ngomong begitu." Laras menatap kedua orang tua nya dengan mencebikan bibirnya kesal.
"Semoga kau bisa menerima nya yah, walaupun kau belum bisa mencintai putri kami" sambung keduanya lagi tanpa menjawab perkataan Laras yang terlihat kesal.
"Aku akan berusaha untuk itu, kalau begitu kami permisi," jawab Tama dengan singkat langsung saja menggandeng tangan Laras karena tidak ingin terlalu banyak bicara.
Laras masuk ke dalam mobil di mana hanya ada supir dirinya dan Tama sementara Bela dan Malik naik ke mobil yang lainnya.
"Frans, Kau mau menetap di Indonesia kan?" Adi bertanya kepada putra sulung nya itu setelah semuanya pergi.
"Frans akan kembali ke luar negeri Pah, Frans masih banyak pekerjaan di sana." Frans menjawab sambil melirik ke arah Tiara di mana gadis itu sedari tadi diam saja.
"Ti, ayo kita jalan-jalan sebentar, aku sudah lama tidak berkeliling kota!" Ajak Frans sambil tersenyum tipis membuat Tiara terkejut.
"Tapi ka Frans, Aku ingin pulang," jawab Tiara berusaha untuk menolak halus.
"Tidak ada penolakan!" ucap Frans sambil menarik tangan Tiara membuat gadis itu mengikuti nya.
"Mah, Pah Frans jalan dulu sama Ti!" pamit nya membuat Sarah dan Adi hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah putranya itu.
"Dasar anak nakal, orang tua belum selesai bicara malah main pergi saja!" gerutu Adi di dalam hati nya merasa sangat begitu kesal dengan putra nya itu.
Sementara Di dalam mobil, keduanya lebih memilih untuk diam saja karena merasa masih canggung satu sama lain nya.
*****"
Tak beberapa lama kemudian, kini Laras sudah berada di depan halaman rumah mewah, Pa supir sudah membukakan pintu untuk dirinya dan Tama.
Laras mengerutkan keningnya heran setelah turun dari mobil, karena dia merasa kalau rumah yang ada di depan nya itu bukan rumah yang pernah dia kunjungi.
Sementara Tama acuh masuk saja tanpa sedikitpun memperdulikan kebingungan Laras.
"Tama kau malah jalan sendiri, tidak mengajak istri mu itu? dasar batu!" gerutu Bela saat melihat putranya itu masuk begitu saja tanpa sedikitpun memperdulikan Laras.
"Laras ayo sini!" Bela akhirnya memanggil menantunya itu membuat Laras menurutinya.
"Tante ini rumah siapa?" Laras bertanya dengan penasaran membuat Bela tersenyum tipis.
"Kenapa memanggil Tante? aku ini sudah menjadi mertua mu jadi panggil saja mama sama seperti Tama," jawab Bela tanpa menjawab pertanyaan Laras.
"Eh iya, ini rumah siapa mah?" Laras menepuk jidatnya sendiri sambil tersenyum kikuk karena merasa sangat begitu gugup.
"Rumah baru mu, jadi selama kau menjalankan pernikahan dengan Tama kau tinggal berdua di sini," jelas Malik menyela pembicaraan keduanya.
"Tinggal berdua di sini?" Laras terkejut dengan apa yang di dengar nya sambil menatap ke arah Tama yang hanya bergeming saja.
"Apa melototi ku seperti itu? lihat mata mu seperti nya mau keluar!" ketus Tama saat Laras sedari tadi memelototi nya.
"Ish, Tama, kau itu jadi suami jangan galak-galak begitu, ya wajarlah kalau Laras memelototi mu, dia kan ingin mendapat penjelasan dari mu!" Bela balik memarahi putranya itu dengan sangat begitu kesal membuat Tama hanya memutar bola matanya malas jika harus berdebat dengan Mama nya itu.
"Jangan di bahas aku ingin ke sana dulu!" tanpa memperdulikan Mama nya Tama langsung saja berjalan masuk membuat Bela hanya menghela nafas panjang.
"Jangan di pedulikan omongan nya yah, mama harap kau bisa sabar menghadapi nya." Bela berusaha untuk menjelaskan agar Laras memahami gadis itu hanya mengganguk saja tanpa sedikitpun berbicara.
"Ini Kamar mu," Ucap Bela setelah mengajak Laras ke atas .
"Ini Mama yang menyiapkan semuanya?" Laras bertanya karena merasa sangat begitu terkejut melihat apa yang di lihat nya, Kamar yang sudah di hiasi layaknya kamar pengantin.
"Iya apa kau suka?" jawab Bela sambil tersenyum tipis.
"Aku menyukai nya, Indah," jawab Laras dengan gugup.
"Semoga malam ini kau bisa membuat putra ku, melakukan nya yah? ini untuk mu." Bela memberikan sebuah paper bag sambil tersenyum seringai.
"Apa ini mah?" tanya Laras sambil mengerutkan keningnya heran.
"Buka nya nanti saja yah, kalau begitu Mama pamit pulang, semoga kau betah tinggal di sini, kalau Tama memberlakukan mu tidak baik kau bisa adukan semua nya dengan Mama," ucap Bela panjang lebar tanpa menjawab pertanyaan Laras, membuat Laras hanya mengangguk saja.
Setelah kepergian Bela Laras yang penasaran langsung membuka apa yang di berikan mertuanya itu.
"Aaaaaaaa!" Laras Berteriak karena merasa terkejut dengan apa yang di lihat nya.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments