Takdir-Ku Kamu

Takdir-Ku Kamu

Part 1. Terpisah Oleh Takdir

Seorang pria yang merasakan hatinya sedang hancur berantakan membawa diri ke taman Cattleya. Menendang apapun yang berada di depannya untuk meluapkan segala kesakitan yang menikam dada.

Ia baru saja bertemu dengan sang mantan kekasih dan suaminya di sebuah cafe. Suami wanita itu memohon agar dia mau datang menemui mereka.

Wanita yang sangat dicintainya itu hanya ingin mengembalikan semua barang pemberiannya. Sungguh nasibnya sangat sial, mereka saling mencintai tapi harus terpisah oleh takdir.

Buukk

Potongan ranting kayu yang ia tendang mengenai kepala anak kecil. Anak yang sedang bermain di pinggiran danau buatan itu sampai menangis kencang.

"Adek kenapa?" Pria itu langsung mendekati sang anak kecil, seolah bukan dia pelaku kejahatannya.

"Kejatuhan ranting," jawab bocah perempuan yang masih menangis sambil memegangi kepala.

"Sini Om bantu tiup," ujarnya sedikit merasa bersalah. "Kenapa sendirian disini, nanti kalau ada yang nyulik gimana?"

Bocah berumur lima tahun itu menatap ke arah pria dewasa di depannya, "Om penculik?" Tanyanya seraya menghapus air mata dengan punggung tangan.

"Iya Om penculik," sahut pria itu asal yang membuat si bocah kecil menangis kencang kembali dan kabur.

Pria itu menggeleng-gelengkan kepala, jelas saja anak orang ketakutan kalau dia mengaku sebagai penculik. "Kenapa tidak sekalian saja aku culik Ara," gumamnya dalam hati sambil tersenyum miris mengingat sang mantan.

Kakinya melangkah menuju tempat mobilnya terparkir, mengunjungi rumah yang kuncinya baru saja dikembalikan oleh wanitanya tercinta.

Geo Ferdinand menatap nanar rumah yang dibangunnya khusus. Rumah impian wanita yang paling berharga dalam hidupnya. Bangunan dua tingkat dengan halaman luas yang dilengkapi spot olahraga dan latihan menembak itu merupakan bukti kesungguhannya untuk melamar sang kekasih. Namun takdir berkata lain.

Dulu mereka sering latihan menembak bersama. Dan sekarang wanita itu sudah berbahagia dengan pria lain. Haruskah dia menjadi duri dalam pernikahan wanita yang dicintainya. Haruskah dia merebut wanita itu kembali untuk kebahagiaan hatinya.

Disinilah ia berdiri sekarang, bersama hatinya yang penuh dengan guratan luka perpisahan. Apa yang bisa dilakukannya selain merelakan.

🍃

“Nasya kenapa?” Seorang wanita dalam balutan jilbab panjang berwarna fuschia hampir saja menabrak gadis kecil yang ditinggalkannya sendirian di tepi danau untuk membelikan air minum.

“Bunda ada penculik di sana,” rengek gadis kecil berusia lima tahunan itu.

Perempuan bernama Aishabella yang kerap disapa Aish itu mengerutkan kening. Tidak ada siapa-siapa di tempat yang Nasya tunjuk. Dan kalaupun ada penculik, pasti gadis kecil itu tidak akan bisa melarikan diri dengan mudah.

“Nasya gak kenapa-kenapa kan Sayang?” tanyanya mensejajarkan tubuh dengan si gadis lalu memberikan air mineral.

“Nasya tidak apa, karena Nasya bisa lari cepat dan kabur dari Om penculik itu.” Jawabnya dengan bangga yang membuat Aish tersenyum geli lalu mengajaknya pulang.

Sesampainya di rumah Nasya bercerita dengan lancar pada seluruh penghuni rumah. Aish hanya mendengarkan celotehan gadis kecil itu.

“Anak Abi diapain Om penculik, hm?” tanya sang ayah yang mengapresiasi putrinya bicara.

“Diapain ya?” Jawabnya sambil meletakkan telunjuk ke dagu, berusaha mengingat-ngingat apa yang sudah pria asing itu lakukan padanya.

“Om mau niupin kepala Nasya.” Pekiknya setelah ingat dengan apa yang om itu tawarkan.

“Nasya nyusahin Bunda gak?” Sang ibu ikut bertanya. Aish bukanlah ibu kandung Nasya, perempuan itu kakak sepupu adik iparnya. Hanya putrinya saja yang lengket pada perempuan itu dan selalu memanggil dengan sebutan Bunda.

“Bunda, Nasya nyusahin gak?” tanyanya kebingungan. Aish langsung menggelengkan kepala, gadis kecil itu malah selalu menjadi hiburan untuk hatinya yang kesepian.

“Nah itu Nasya gak nyusahin.” Ucapnya lalu naik ke pangkuan Ummi Attisya, ibunya. Mengelus-elus perut buncit sang ummi yang tengah mengandung adik bayi.

“Tapi Nasya ngerepotin Bunda Aish, karena harus mengantar Nasya pulang.” Attisya menangkup pipi sang putri lalu mengecupnya gemas, memberitahu dengan lembut.

“Jadi Nasya harus pulang sendiri dong dari rumah Bunda, kalau diculik beneran gimana?” tanyanya dengan wajah polos.

“Kalau diculik ya gak bisa pulang,” sahut sang paman yang sudah gemas mendengarkan cerita keponakannya itu.

“Abi Ken ish nyebelin!!”

“Sttt, bicara sama yang lebih tua harus sopan ya Sayang.” Sang ummi mengingatkan, gadis kecil itu mengangguk dengan wajah cemberut.

Aish berpamitan pulang setelah cukup lama berbincang dengan keluarga suami adik sepupunya. Sepanjang perjalanan wanita itu hanya bisa menghela napas panjang.

Bagaimana rasanya selalu bertemu dengan orang yang hampir menjadi suamimu tapi Allah mentakdirkannya menjadi suami sang sepupu. Sejak awal memang hanya dia yang jatuh cinta pada pria itu. Sampai kini mereka sudah hampir lima tahun menikah. Sementara dia, masih sendiri di usia yang sudah tidak muda lagi. Sebutan apa yang pantas untuknya selain perawan tua.

"Assalamualaikum," sapa Aish pada sang abi. Mereka hanya tinggal berdua di rumah, tidak jauh dari pesantren yang Abi Zayid kelola.

"Wa'alaikumsalam, dari rumah Nana lagi?" Tanya sang abi menyambut uluran tangan putrinya. Wanita itu menganggukkan kepala diikuti senyuman. Nana merupakan adik sepupunya, istri dari Ken.

"Di meja ada beberapa CV taaruf, coba kamu lihat dulu siapa tahu ada yang cocok." Beritahu Abi Zayid yang membuat Aish menghela napas lelah.

Entah sudah berapa banyak ajakan taaruf yang ia terima. Namun hingga sekarang belum ada yang kena di hatinya. Sekali sudah merasa cocok, ada saja rintangan yang membuatnya gagal menikah di usia tiga puluh dua tahun ini.

"Tidak apa kalau belum ada yang berhasil, yang penting dicoba dulu." Pria yang berusia menginjak kepala enam itu membawa putrinya duduk.

"Aish capek Abi," Aish mengadu. Memilih mengabaikan CV taaruf yang menumpuk di meja.

Sang abi tersenyum mengusap belakang kepala putrinya. Tidak terlalu memaksakan meski sangat ingin menimang cucu dari putri semata wayangnya ini. Namun bukankah jodoh itu sudah Allah tuliskan.

...🍃🍃🍃...

Ini cerita babang Geo yang patah hati ditinggal Ara nikah. Kalau belum kenalan sama babang Guntur dan Ara mampir dulu di GEMURUH CINTA SANG GUNTUR.

Yang bingung Nasya anak siapa, bisa mampir di cerita El & KEN.

Othor gak bisa ngebut nulis ini karena kehidupan dunia nyata. Jadi agak slow update 🙏. Mohon bantu supportnya, terimakasih reader tercinta. Semoga bisa menghibur dan mengisi waktu luang kalian walau tulisan othor masih banyak kekurangannya 🥰.

Terpopuler

Comments

kookv

kookv

akhirnya ketemu jodoh juga

2023-05-02

1

andi hastutty

andi hastutty

masih menyimak ajha dlu

2023-02-27

0

Eliani Elly

Eliani Elly

nyimak

2023-02-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!