Part 4. Bangun

Geo mencoba tidak peduli, namun ada yang mengusik relung hatinya. Saat kembali ke rumah sakit dua hari yang lalu ia mendapat penjelasan dari pihak keluarga pasien, kalau perempuan yang ditolongnya tersebut mengalami kritis hingga sampai sekarang belum sadarkan diri.

Pria itu menutup laptop diikuti helaan napas kasar. Walau raganya tidak hadir di kantor ia masih memantau perusahaan yang sekarang masih di bawah kendali sang papa. Geo masih ikut andil dalam mengelola perusahaan dan memiliki orang kepercayaan disana untuk menjadi mata dan kakinya selama tidak menampakkan diri.

🍃

"Jadi itu sekarang cewek lo setelah bangkit dari kubur dan ditinggal nikah."

Geo mengalihkan pandangannya dari perempuan yang terbaring lemah di ruang ICU pada sumber suara. Sangat kenal pada pemilik suara itu. Pemilik suara yang sudah membuatnya hampir lenyap dari dunia ini.

Matanya membelalak kaget, bukan karena ia takut menghadapi Leo, saudara kembarnya. Tapi khawatir pada perempuan yang sedang tidak berdaya itu. Khawatir menjadi sasaran kegilaan kembarannya.

"Kenapa? Lo kaget karena gue sudah bangun dari tidur panjang?" Seringaian muncul dari bibir pria yang baru saja dinyatakan sembuh setelah beberapa bulan menginap di hotel paling mahal ini.

"Tidak ada yang gue kagetkan, bagus Tuhan tidak membuat lo tidur selamanya. Itu artinya gue masih bisa membalas semua perbuatan lo. Karena lo gue kehilangan Ara," Geo balas menyeringai tipis. Menekan darahnya yang berdesir panas sampai ke ubun-ubun. Emosinya mencuat ketika teringat kegagalannya memiliki Ara karena perbuatan Leo.

"Gue siap menunggu pembalasan lo, kabari kalau lo sudah siap melawan gue." Leo tertawa lebar melihat Geo yang terpancing emosi. Kemudian meninggalkan tempat itu, Tuhan masih memberikannya kesempatan hidup karena belum menghabiskan harta pria tua bangka sialan itu. Namanya sampai dicoret dari daftar pewaris kekayaan.

Tapi dia tidak akan diam berpangku tangan menunggu belas kasihan. Ia akan merebut hak yang seharusnya menjadi miliknya.

Saat terbangun dari koma dia mendapat informasi kalau saudara kembarnya ternyata masih hidup.

Setelah Leo pergi Geo baru menampakkan wajah cemasnya. Khawatir perempuan yang tidak dikenalnya itu dilukai Leo karena kesalahpahaman ini. Kembaran gilanya itu memang psikopat, tidak segan-segan menyakiti orang lain. Sialnya selalu bisa bebas dari masalah hukum.

🍃

"Innamaaa amruhuuuu idzaaaa arooda syay an ay yaquula lahuu kunn fayakuuun. Fasubhaanal ladzii bi yadihii malakuutu kulli syay iw wailayhi turja u’uuuun."

Lantunan ayat suci Al-Quran terdengar merdu di telinga Aish. Sangat yakin Abi lah pemilik suara nan indah itu.

Hingga di penghujung surah Yasin Abi Zayid menerjemahkan dua ayat terakhir. Dengan harapan Allah menurunkan keajaiban untuk putrinya.

"Sesungguhnya urusannya apabila ia menghendaki sesuatu Dia hanya berkata "Kun (jadilah)" maka jadilah sesuatu itu. Maka Maha Suci Allah yang di tangannya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nya kamu akan dikembalikan."

Aish menggerakkan jarinya. Berusaha membuka mulut dan mata namun masih tidak bisa, semua terasa berat dan kaku.

Gerakan tangan yang lemah itu disadari Abi Zayid. Beliau lekas menekan tombol untuk memanggil dokter.

"Nak kamu sudah bangun?" Tanya Abi Zayid dengan air mata yang menggantung. Sedikit lagi air mata itu terjatuh dan menjadi hujan di pipinya.

"A—bi," panggil Aish lirih. Bibirnya terasa kaku dan sangat sulit untuk digerakkan.

Abi Zayid ingin menjawab panggilan Aish, namun langsung mundur saat dokter berdatangan untuk memeriksa keadaan sang putri.

Bibirnya tak berhenti mengucap syukur karena Allah mendengarkan doa-doanya untuk kesembuhan Aish.

Setelah beberapa menit dokter melakukan pemeriksaan dan mengatakan kalau kondisi putrinya sudah stabil. Abi Zayid mendekat ke sisi brankar.

"Assalamualaikum anak Abi," sapa pria lanjut usia itu dengan air mata bahagia. Air matanya tak bisa ia bendung lagi, lolos begitu saja.

Aish tersenyum, perlahan membuka mata diikuti sahutan salam yang sangat pelan. Cahaya yang masuk ke retina matanya membuat Aish beberapa kali mengerjap sebelum bisa membuka mata dengan sempurna.

"Abi kenapa menangis?" Tanyanya dengan suara yang hampir tidak terdengar.

"Abi bahagia Allah membangunkan putri Abi kembali," jawab Abi Zayid jujur. Menyeka air matanya dengan bibir yang tak berhenti melengkungkan senyuman.

"Abi capek nungguin Aish," Aish mengangkat tangannya untuk menyentuh pipi Abi. Lalu mengusap sisa air mata yang ada disana.

"Gak capek sama sekali," sahut Abi seraya mengusap kepala putrinya yang terlindung hijab instan.

Keharuan memenuhi ruangan berdinding putih itu. Sesekali terdengar suara isak tangis Abi Zayid karena bahagia Allah masih memberikan kesembuhan pada putri semata wayangnya.

Terpopuler

Comments

andi hastutty

andi hastutty

wah sejahat i2 bersodara GEO dan Leo

2023-02-27

0

Eliani Elly

Eliani Elly

😥😥

2023-02-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!