SENJA (Teman Ranjang Anak Mafia)
DOOR!!!
Suara tembakan itu membuat ketakutan seorang anak kecil bersama ibunya semakin menjadi.
Kala itu tengah malam, Daren dia masih anak-anak. Tidak tahu menahu tentang apa yang terjadi di luar sana. Yang dia lihat, hanya ibunya yang menangis. Sementara ayahnya, ayahnya itu sibuk mencarikan tempat persembunyian yang aman buat mereka.
"Ayo cepat Daren! Kalau kau tidak sembunyi, ayah tidak akan tahu bagaimana kamu bisa selamat nanti!" teriak ayahnya sambil menyeret istrinya.
Anak kecil itu, dia hanya berpegangan tangan ibunya tanpa tahu hal apa yang terjadi pada mereka saat ini.
"Daren, kau diam di sini. Apapun yang terjadi, kau jangan pernah keluar. Ayah minta, jaga ibumu!" kata ayahnya sambil mengusap pipi Daren dan juga pipi istrinya. Dan itu adalah sentuhan terakhir kalinya sebelum mereka semua berpisah.
...****************...
Di tempat yang berbeda. Seorang tentara harus rela meninggalkan istrinya yang tengah hamil tua. Sebenarnya dia tidak ingin, tapi ini adalah tugas. Jadi mau tidak mau, dia harus siap meninggalkan istrinya, Shela namanya.
"Mas Jagat, kamu harus cepat pulang. Aku dan calon anak kita masih butuh kamu," kata Shela kala itu.
Jagat hanya memberikan senyuman penuh arti. "Ini sudah tugasku sayang. Kalau tidak pulang, berarti tugasku sudah sampai di sini. Kamu jangan takut ya, mas Jagat pastikan untuk berusaha melakukan yang terbaik."
Setelah acara perpisahan, Shela harus rela ditinggalkan oleh sang suami. Tugas suaminya saat ini adalah membantu polisi untuk menangkap komplotan mafia kelas kakap yang sudah merajalela sampai ke Asia. Jadi tugasnya sangat tidak mudah. Kemungkinan besar adalah nyawa sebagai taruhannya.
...****************...
Pagi hari setelah semua tugas siap dijalankan. Jagat sudah sampai di tempat pertempuran. Lawannya bukan main liciknya. Di tempat persembunyian para mafia itu, Jagat dan kawan-kawan menemukan minuman alkohol terlarang dan obat-obatan terlarang yang sudah dikemas. Mungkin akan dikirim ke tempat tujuan mereka.
Saat Jagat mencari kawanan komplotan mafia itu. Satupun batang hidungnya belum ketemu.
"Jagat! Seorang anak mafia sedang sembunyi di bawah tanah," ucap atasan Jagat memberitahu.
Jagat siap mencari anak yang dimaksudkan itu. Gawat kalau anak itu besarnya mengikuti jejak orang tuanya. Lebih baik Jagat amankan lebih dulu.
Sesampainya di tempat. Ternyata mencari ruangan bawah tanah itu tak semudah membalikkan telapak tangan. Rintangan dan halangan. Sampai Jagat sendiri tak habis pikir, anak 7 tahun itu bisa melewati jalan rusak penuh semak belukar seperti ini. Jagat saja yang sudah pakai pengamanan saja, rasanya seperti mengenai kulit tubuhnya. Apalagi kalau tanpa pengamanan?
Saat Jagat berjalan mengendap-endap. Dia melihat bayangan seseorang bertubuh besar hendak lari dari sana.
"Siapa di sana!" teriaknya. Dan sepertinya bayangan seseorang itu tak menggubrisnya.
Jagat akhirnya mengejar dan terus mengejar. Acara kejar-kejaran itu berlangsung cukup lama. Hingga Jagat berhasil menangkap kerah baju orang yang berotot kekar ini.
Belum sempat Jagat melihat wajah si penjahat ini. Si penjahat lebih dulu menyikut perutnya.
DUAKH!!
"Ah!" teriak Jagat kaget.
Jagat belum kalah hanya disikut saja. Jagat segera berdiri dan mengejarnya lagi. Hingga kedua insan itu saling berhadapan.
"Menyerahlah. Maka kau akan aman di penjara," ucap Jagat. Dan disusul beberapa petugas kepolisian di belakangnya.
Tapi rupanya si mafia tadi tidak punya rasa takut. "Kalian butuh uang berapa? Aku akan memberikannya sesuai yang kalian mau. Tapi bebaskan aku," katanya dengan enteng.
"Tidak semua masalah itu dibayar dengan uang, Bung! Kau sudah menyelundupkan barang ilegal di negara ini, dan itu urusannya adalah hukum!" jawab Jagat tanpa rasa takut. Selama dia membela kebenaran, secuil pun dia tak pernah merasa takut.
"Si*l!" Si mafia tadi menendang tangan Jagat yang masih bertengger di pundaknya.
"Argh!!" Jagat sempat mundur beberapa langkah, dan itu memberikan ruang si mafia tadi untuk lari.
DOOR!!!
Tembakan demi tembakan terus dilayangkan ke udara dan beberapa timah panas itu dilayangkan ke kaki si mafia. Namun sayang, ketua mafia tadi sangat pintar menyelamatkan diri.
"Biar aku yang menembaknya," kata Jagat sambil mengeluarkan pistol dari kantong ikat pinggangnya.
...****************...
Sementara itu, Shela sudah dibawa ke rumah sakit terdekat. Dari siang tadi dia mengalami pendarahan dan mengharuskan Shela untuk melakukan operasi.
"Dok! Tolong selamatkan bayiku," katanya sambil menangis. Ini anak pertama yang diinginkan Jagat. Jadi Shela berharap, dengan lahirnya bayi ini, Jagat juga berhasil dalam menjalankan tugasnya. Lalu mereka akan hidup bersama tanpa harus berjauhan. Karena saat ini Shela masih stay di rumah orang tuanya. Rencananya, setelah mereka punya anak sendiri. Jagat akan membawa Shela dan anaknya tinggal di rumah dinas.
Senja itu, terlahir seorang bayi perempuan. Bunyi tangisan bayi itu bertepatan dengan bunyi peluru yang ditembakkan tepat di dada seorang mafia dan juga Jagat.
DOOR!! DOOR!!
Bunyi tembakan itu tiada hentinya. Saat seorang polisi berhasil menghunuskan peluru itu tepat di jantung ketua mafia tadi. Di tempat yang berbeda, ayah Daren juga melepaskan pelurunya tepat di dada Jagat. Padahal Jagat baru saja ingin menyalakan pelatuknya. Dia tersentak dan melihat ke arah seseorang yang tak bukan adalah ayah Daren.
Untung Jagat masih kuat. Jagat si ahli penembak langsung menarik pelatuknya hingga tiba-tiba tangannya lemas. Pistol itu jatuh di tanah.
'Maafkan aku istriku, anakku,' batin Jagat yang kini tersungkur di tanah bersamaan dengan jatuhnya ayah Daren.
"Ayah!" panggil Daren saat dia melihat ayahnya terjatuh. Daren melihat persis siapa orang yang telah membunuh ayahnya tadi.
"Balaskan dendam ayah, Daren!" teriak ayahnya di ujung maut.
Anak itu otaknya langsung paham. Senja ini adalah kematian dari ayahnya. Suatu saat dia akan tumbuh dewasa dan membalaskan dendam ayahnya.
...****************...
"Oeeeeek! Oeeeek!"
"Ah, syukurlah. Bayiku selamat," kata Shela lega. Di saat dia keluar ruang operasi. Ponselnya berdering hebat.
"Ponselmu dari tadi bunyi terus Shel," kata ibunya.
"Siapa Bu?" tanyanya.
Ibunya menggelengkan kepalanya karena tidak tahu. Ibunya tidak selancang itu pada ponsel milik anaknya.
"Sepertinya teman suamimu," jawabnya.
"Biar Shela angkat," jawab Shela dan langsung mengeser tombol hijau.
"Halo!!"
Tadinya wajah itu terlihat sumringah. Tiba-tiba raut wajahnya berubah tanda ketidak percayaan.
"APA!!!" teriaknya kaget.
"Tidak! Tidak mungkin! Suamiku tidak mungkin mati, huuu uhuuuu." Tangis Shela pecah seketika.
Bahkan ibunya Shela juga kaget setengah mati. Hingga suasana kegembiraan tadi berubah menjadi suasana duka.
Setelah Shela lega, dia menatap bayinya dengan tidak semangat. "Semua gara-gara kamu, ayahmu meninggal," ucapnya dan kembali menoleh ke samping.
"Tidak boleh seperti itu Shel. Apapun juga dia anakmu. Dia tidak tahu menahu atas kematian ayahnya." Ibunya mendekat ke arah bayi kecil itu.
"Dia begitu cantik. Rencananya kamu kasih nama siapa?" tanya ibunya.
"Rencananya mas Jagat, dia mau memberikan nama Selita. Singkatan dari nama kami."
"Ya sudah itu saja," serbu ibunya Shela.
"Jangan. Kasih saja nama itu Senja. Sesuai waktu dia lahir dan kematian ayahnya. Lagian nama Senja juga sempat dipilih mas Jagat untuknya," kata Shela kemudian.
'Senja, anak itu harus membayar kematian ayahnya dengan apapun,' batin Shela yang ternyata juga menyimpan dendam atas kematian suaminya saat berperang melawan mafia.
Bersambung...
Jangan lupa mampir di novel ini ya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
🍒⃞⃟🦅ֆɦǟզʊɛɛռǟ𝐙⃝🦜💋👻ᴸᴷ
aku mampirrr ka
2023-05-18
0
cinta
kak unci folback kak
2023-03-19
1
🍯༂❥fly❦ˢQ̫͜͡ᵘⁱᵈ༂
bagus
2023-03-02
0