Semua Sudah Takdir

Semua Sudah Takdir

Bab 1

Tia, seorang gadis desa yang sekarang berumur 19 tahun, dia anak bungsu dari tiga bersaudara, terlahir dari keluarga yang sangat sederhana, hidup dalam kondisi keluarga yang sangat pas-pas an.

Beberapa tahun yang lalu ketika anak seusianya harus menempuh pendidikan di sekolah menengah pertama(SMP) berbeda dengan Tia, dia harus berhenti di tengah jalan karna faktor ekonomi keluarganya.

Meskipun terasa berat, Tia tidak bisa berbuat apa-apa karna dia sangat mengerti kondisi orang tua nya saat itu. Ayah dan Ibunya harus merantau ke Negeri Jiran agar bisa melanjutkan hidup, karena menurutnya mencari pekerjaan di Negara sendiri sangat lah sulit dengan pendidikan yang menurutnya sangat rendah.

Dari situlah kehidupan yang sesungguhnya dirasakan Tia, dia harus bekerja layaknya orang dewasa agar bisa membantu keuangan orang tua nya, Tia tidak pernah memilih milih pekerjaan, menurutnya asalkan bisa mendapat uang yang halal, dia bersedia bekerja apapun.

Sejak saat itu juga Tia berusaha meyakinkan dirinya semoga suatu saat dia bisa melanjutkan sekolah dan mencapai mimpi-mimpinya selama ini, karena menurutnya pendidikan sangat penting untuk masa depan dan keluarganya juga, dia sudah mengambil pelajaran dari orang tuanya betapa sulit mencari pekerjaan dengan pendidikan yang minim.

~

Tia memiliki dua orang kakak, keduanya sudah berkeluarga, jadi sekarang mereka hanya tinggal bertiga. Tia begitu dekat dengan Ibunya, karena dia anak bungsu dan memang seperti itulah kebanyakan anak gadis, dekat dengan Ibunya. Ibu Tia sangat memanjakan putrinya, tapi terkadang Tia juga suka membantah jika harus terus di manjakan layaknya anak kecil. Meskipun umur gadis itu masih terbilang muda, tapi dia sudah cukup merasa dewasa dengan problem-problem kehidupan yang dia jalani.

~

Namun berbeda lagi dengan Ayah Tia, dia sangat tegas dalam membesarkan anak anaknya, larangan demi larangan sering terlontar dari mulut pria itu untuk Tia, bahkan untuk menjalin pertemanan dengan orang lain, kadang Tia juga enggan karena takut akan Ayahnya. Memang begitulah Ayah Tia, jika sudah berkata 'tidak' itu artinya tidak. Tapi Tia cukup mengerti dengan itu, meskipun terkadang dia ingin sedikit melawan, tapi Tia kembali berfikir bahwa dia hanyalah seorang anak yang harus berbakti pada kedua orang tua, dan berfikir bahwa Ayahnya melakukan ini pasti dengan alasan yang baik, karena bagaimanapun tidak ada orang tua yang ingin melihat anak mereka menjadi anak yang membangkang.

~

Karena sikap tegas Ayahnya, jadi dia tidak cukup dekat dengan lelaki paruh baya itu, bukan karena tidak ingin tapi karena memang dia sangat menghormati Ayahnya dan tidak ingin jika salah kata dan bisa membuat pria itu marah. Meskipun pada dasarnya Ayah Tia tidak setegas itu, tapi dalam membesarkan Tia dia harus betul-betul tegas agar anak gadisnya itu bisa tumbuh jadi anak yang kuat, berbakti dan menghormati orang tuanya. Dia tidak mau jika anak gadisnya tersesat dalam pergaulan pergaulan anak muda sekarang yang bisa di katakan bebas. Meskipun sudah meyakinkan orang tua bahwa dia tidak akan berfikiran kesana, tapi Ayahnya tetap lah kepada prinsip awal, dan larangan larangan pun hanya bisa di terima dengan sabar dan ikhlas oleh Tia.

^^^

Kehangatan cahaya pagi mulai terasa. Ponsel yang berada diatas nakas berbunyi dengan nyaring.

Dengan mata yang masih terpejam, Tia berusaha meraih benda itu. menggeser asal tombol hijau untuk menjawab sambungan telepon.

"Hey, apa kau belum bangun?" teriak seseorang di balik telepon

Tia sedikit menjauhkan benda itu dari telinganya, lalu berucap, "Jika aku belum bangun aku tidak mungkin menjawab panggilan mu," jawabnya dengan suara serak.

"Ok baiklah, tapi apa kau sudah mandi? Apa kau tidak tau sekarang jam berapa dan kita harus bekerja.!" ujar wanita diseberang sana. Tia memicingkan matanya sambil melihat jam kecil yang juga berada diatas nakas miliknya.

"Ya sudah, hentikan bicaramu. Jika tidak, kita berdua akan terlambat. Dan itu karena kau," ucap Tia tanpa dosa, namun dengan ujung bibir yang sedikit terangkat.

"Kau memang pintar menyudutkan ku. Baiklah, aku tutup." Yang disana mungkin merasa jengkel. Tapi tak dihiraukan oleh gadis yang baru saja beranjak dari tempat tidurnya.

^^^

Setelah hampir satu jam bersiap, akhirnya dia selesai dengan pakaian kerjanya. Tia bekerja di sebuah kantor di Negeri Jiran, posisinya hanya sebagai cleaning service dan terkadang membantu setiap pekerjaan yang di perintahkan Atasannya, tapi dia sangat bersyukur bisa mendapatkan pekerjaan itu, meskipun tidak memiliki pendidikan yang tinggi. Semua berkat seorang gadis yang tadi pagi meneleponnya. Sahabat yang selalu mendukung langkahnya, mensupport dan tidak pernah memandang sebelah mata pada Tia. Meskipun pendidikan Tia berbeda jauh dengannya, namun Andin tetap baik dan selalu membantunya, hingga bisa mendapat pekerjaan.

^^^

"Tia ...Tia ...," panggil seseorang di sebrang jalan

Tia yang mendengar pun melebarkan senyum dan menoleh kearah suara sembari menghampiri. "Apa kau sungguh merindukan ku?" katanya setelah berada tepat di hadapan Andin.

"Kau sangat tidak menyadari kesalahan mu ya gadis kecil, kau lihat sekarang jam berapa? Apa kau ingin membersihkan seluruh toilet yang ada di kantor itu?" celoteh Andin panjang lebar, hanya mendapat tawa dari mulut Tia.

~

Sesampainya di kantor, Andin langsung bergegas menuju meja kerjanya, karena jam yang sudah menunjukkan pukul 08:30 dan itu sudah termasuk terlambat untuknya.

Sedangkan Tia sendiri langsung menuju ruangan atasan yang tadi memanggilnya

"Tia apa kau sudah bosan bekerja di tempat ini?" bentak seseorang di hadapan Tia yang langsung membuatnya membelalakkan bola mata, kaget? itu sudah pasti.

"Eeh ... ee ... enggak Miss maafkan saya," jawab Tia terbata bata, ia menundukkan kepala, menatap kearah lantai.

"Lalu kenapa kau suka seenaknya sendiri, apa kau kira ini kantor milik Ayahmu?" marahnya lagi pada Tia.

"Maafkan saya Miss, saya tidak akan mengulanginya," ujar Tia memohon dengan tatapan sendu.

"Saya maaf kan kamu kali ini, tapi ingat Tia, ini yang terakhir kalinya kamu datang terlambat.!" Wanita yang disebut Miss menekan setiap perkataannya.

"Baik Miss, terima Kasih," jawab Tia yang merasa lega karena masih bisa bekerja.

"Lanjutkan pekerjaan mu.!" perintahnya pada Tia yang langsung di jawab anggukan kecil oleh gadis itu.

~

"Huu, untung gak jadi di pecat, kalo jadi, tau deh ini hidup mo kek gimana lagi," gumam nya sembari terus melangkahkan kaki menjauh dari ruangan atasannya itu.

"Hei Tia, dari mana saja? Aku sudah menunggu mu dari pagi," sapa Adi, salah satu teman Tia yang bekerja dikantor itu.

"Eh Kamu, iya aku dari ruangan Miss Mimi tadi, kenapa?" tanyanya pada Adi.

"Tidak apa apa, aku hanya mencarimu." Adi menjawab sambil tersenyum lebar pada Tia.

"Hmm ... ayo bekerja sebelum yang lain melihat kita di sini, dan mengira jika kita memakan gaji buta," ajak Tia pada Adi dan langsung melangkah pergi untuk segera melakukan pekerjaannya.

"Yah kau benar Tia," sahut Adi cengengesan sambil mengekor dibelakang Tia.

Assalamualaikun ... ini karya pertama Author jadi jangan di bully yah hehe ... mohon saran dan kritikan juga dari Author2 yang sudah mahir dalam menulis🤗 Terima kasih🙏

 

Terpopuler

Comments

Radin Zakiyah Musbich

Radin Zakiyah Musbich

up up up.... 🎉🎉🎉

ijin promo thor 🍿🍿🍿


jgn lupa mampir di novelku dg judul "AMBIVALENSI LOVE",

kisah cinta beda agama 🍿🍿🍿


jgn lupa tinggalkan like and comment ya 🍿❤️❤️❤️

2020-10-16

0

Sepi Ramadhani

Sepi Ramadhani

Semangat, kakak

Ceritanya bagus, ditunggu kelanjutan ceritanya😙😘😗

Jangan lupa mampir baliknya di DEWA BELADIRI dan karyaku yang lainnya

2020-09-19

0

Boru Tanjung

Boru Tanjung

mampir ya kak...bawa rate 5

2020-09-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!