Satu bulan kemudian
"Tia, Ayah ingin bicara padamu," ujar Sisi ketika menghampiri Adiknya di dalam kamar.
"Baiklah," jawabnya singkat, kemudian melangkah ke ruang tamu, dimana keluarga yang lain pun sudah berkumpul.
~
"Apa ada sesuatu yang ingin kalian sampaikan?" tanya Tia membuka pembicaraan karena menyadari bahwa semua mata keluarga tertuju padanya.
"Tia, hari ini sudah sebulan kepergian Nenek ...." kata Diki mengingatkan Adiknya.
"Aku tau mas, dan aku tidak akan melupakan itu," balasnya dengan tatapan sendu.
"Kau tidak boleh terlalu berlarut larut dalam kesedihan mu Tia, kami tidak tega melihat mu seperti ini, Nenek pasti akan sedih jika melihatmu terus larut dalam kesedihan," ujar Diki yang beranjak memeluk Adik bungsunya itu, gadis itu terlihat begitu tak memiliki semangat lagi, bagaimana tidak dia bahkan lebih dekat dengan Neneknya dari pada kedua orang tua nya. Dan semua orang mengerti perasaan Tia, tapi bagaimana pun ini semua sudah menjadi Takdir yang tak bisa di cegah.
"Aku sangat merindukan Nenek Mas," ucapnya lirih dengan mata yang mulai mengeluarkan benih kristal.
"Kau harus mencari kesibukan, itu agar kau tidak terus kepikiran pada Nenek," kata Diki memberi ide pada Tia, namun hanya di balas tatapan yang begitu sendu dari Adiknya itu.
"Mas benar Tia," timpal Sisi membetulkan, karena begitu kasian akan Adik nya itu.
"Akan ku coba Mas, Kak," ucap nya sembari melepas pelukan dari Diki dan Beranjak menuju dapur.
"Kau mau kemana?" tanya Ayahnya pada Tia yang sudah berjalan menjauh kemudian menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah pemilik suara,
"Aku ingin mengambil minum Ayah, tenggorokan ku rasanya sangat kering," katanya sambil tersenyum kemudian melanjutkan langkahnya menuju dapur.
Keluarga yang melihatnya pun tersenyum bahagia melihat putri bungsu dari Gunawan dan Rita mulai memperlihatkan kembali senyum indah nya.
~
"Hmm ... aku mulai dari mana ya?" gumam Tia yang sudah kembali ke dalam kamarnya, "oh yaa, aku bisa memulai untuk mencari lowongan pekerjaan terlebih dahulu," katanya lagi sambil terus sibuk dengan benda pipih miliknya.
~
"Mas ... Mas Diki dimana sih?" ujarnya karena sedari tadi mencari Diki namum tidak menemukan nya.
"Ada apa Tia? Kenapa berteriak seperti itu?" tanya Ibunya yang kemudian menghampiri Tia.
"Eh Ibu ... maafkan aku, aku mencari Mas Diki, apa Ibu melihatnya?" ujarnya pada wanita yang sudah duduk di sofa.
"Mas mu ada di belakang, sedang membersihkan kandang ternak," balas Rita memberitahu Tia.
"Baiklah Buk, terima kasih, aku ke belakang dulu," ucapnya lalu berlari meninggalkan Ibunya yang masih kebingungan.
~
"Mas Diki di sini rupanya, aku kira susah pulang ke rumahnya Mas," sahut Tia setelah menghampiri Diki di halaman belakang
"Ada apa? kenapa mencari Mas?" tanya Diki pada Tia karna melihat ada kebahagiaan di sorot mata Adiknya itu
"Hmm ... iya Mas, apa Mas tau dimana alamat ini?" tanyanya sambil memperlihatkan benda pipih nya yang sedari tadi terus ia pegangi.
"Alamat siapa ini?" tanya Diki ketika sudah melihat alamat yg di tunjukkan Tia.
"Itu, alamat kantor yang ingin aku tempati melamar pekerjaan Mas," ucapnya dengan penuh kebahagiaan
"Hmm ... baiklah, besok Mas akan mengantarmu ke tempat itu," ujar Diki yang langsung di peluk oleh Tia.
"Terima kasih Mas," katanya dalam pelukan Diki
"Hmm, sekarang masuk lah," balas Diki sembari membelai puncak kepala Adik nya itu. Gadis itu langsung menganggukkan kepala kemudian meninggalkan Diki yang tersenyum melihat tingkah Adiknya.
^^^
"Tia, apa hari ini kau jadi ke tempat itu?" tanya Diki pada Tia
"Tidak Mas, aku sudah menanyakan semua syaratnya, namun aku tidak memiliki semua yang dia minta," ucap Tia dengan tersenyum kecut ke arah Diki.
"Baiklah, tidak apa apa, nanti Mas juga akan membantumu," kata Diki yang mencoba memberi semangat pada Adik nya.
"Baiklah Mas, aku mau keluar dulu sebentar," pungkasnya da segera beranjak.
"Apa perlu Mas Antar?" tanya Diki pada Tia
"Tidak perlu Mas, aku hanya sebentar," ucapnya sembari meninggalkan Diki yang terus menatap keaerah nya
~
"Kemana Tia? Ibu tidak melihatnya seharian ini," ujar Rita pada Diki
"Dia keluar sebentar Buk, aku yang memberinya izin," jelas Diki pada Ibunya, namun ucapannya seperti untuk Ayahnya karna dia tau Ayahnya akan marah jika Tia keluar tanpa seizin nya.
"Baiklah, apa kau ingin pulang ke rumah mu hari ini?" tanya Rita pada anak sulungnya itu
"Iya Buk, aku akan pulang, anak anak juga menungguku di rumah, tapi aku akan datang lagi akhir pekan ini," ucapnya menjelaskan pada Rita, yang langsung mengangguk mengerti mendengar putranya itu.
***
"Permisi Tuan ... apa anda yang punya toko ini?" tanya Tia sopan pada lelaki yang mungkin seumuran dengan Ayahnya itu.
"Ya ... Apa kau ada keperluan Nona?" tanya lelaki itu pada Tia
"Saya ingin mencari pekerjaan Tuan, saya bisa bekerja apa saja yang Tuan perintahkan selagi itu halal," ucap Tia dengan senyum dan harapan yang sangat besar, karna sudah beberapa kali mendapat penolakan dan berharap dia bisa di terima di tempat ini.
"Apa kau tidak sekolah Nona? Ku rasa umur mu masih sangat muda.
"Hmm ... aku sudah Tidak sekolah Tuan," balasnya masih terus tersenyum pada lelaki di hadapan nya.
"Apa kau pernah bekerja sebelumnya? Ku rasa juga pekerjaan di sini terlalu berat untuk gadis seusia mu," jelas lelaki itu karna memang Toko miliknya yang menjual perlengkapan kendaraan roda dua dan semua karyawan nya adalah lelaki yang bahkan umurnya di atas Tia.
"Aku sudah terbiasa bekerja Tuan, aku tidak akan mengecewakan mu jika kau mau menerimaku," ucap Tia dengan berharap penuh agar bisa di terima bekerja
"Baiklah ... kau bisa datang lagi besok pagi, kau bisa bekerja dulu selama seminggu, jika kau sanggup maka kau bisa melanjutkan nya," sahut lelaki itu tersenyum
"Apa kau serius Tuan?" tanya Tia tak percaya
"Ya, aku sangat serius Nona," balas lelaki itu dengan terus tersenyum ke arah Tia.
"Baiklah aku tidak akan mengecewakan mu, aku permisi dulu Tuan sampai bertemu esok hari," ucap Tia dengan nada yang sangat kegirangan
"Akhirnya usaha ku tidak sia sia Tuhan, aku akan bekerja sebaik mungkin," gumam nya dalam hati sembari terus melangkah menjauh dari tempat yang menerimanya bekerja.
~
"Kau sudah pulang Tia," ujar Rita yang melihat Tia sudah berada di dalam rumah
"Iya Buk," ucap Tia sembari mencium punggung tangan Ibu nya.
"Buk, mulai besok aku sudah bekerja," sambungnya lagi dan langsung memeluk tubuh Ibunya.
"Apa kau tidak sedang bercanda Tia?" tanya Rita tak percaya karna anak nya bisa mendapat pekerjaan secepat itu.
"Aku sungguh tidak bercanda Buk," jawab Tia sembari melepas pelukan Ibunya dan tersenyum penuh bahagia
"Ibu bangga padamu, masuk lah bersihkan diri mu kemudian makan karna hari sudah sore," ucap Ibunya sembari terus tersenyum melihat anak nya masuk ke dalam kamar.
Jangan lupa vote , like dan coment🤗
sekali lagi terima kasih semuanya😌💙🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
🍬🧀Kara
Like like 💜💜
2020-09-29
0
Erlina Khopiani
like
2020-09-13
0
Vera Nika Anjani
likeee
2020-09-09
0