Jam sudah menunjukkan pukul 16:45 artinnya sebentar lagi jam kantor akan segera selesai.
Sebelum pulang, Tia selalu membersihkan setiap ruangan yang ada di kantor itu, berharap agar besok pekerjaannya tidak terlalu banyak, dan ia rutin melakukan itu disetiap hari.
"Ayo pulang, ini sudah lewat bukan," ujar Andin yang langsung membuat Tia terkejut.
"Apa kau tidak bisa mengetuk pintu dulu Nyonya? Kau membuatku terkejut, dan untung saja aku tidak mengidap penyakit jantung," gerutu Tia sambil menyimpan semua benda yang dipake untuk membersihkan tadi. Lalu berjalan mendekat kearah sahabatnya itu.
"Ok baiklah, apa aku harus kembali keluar dan mengetuk pintu lalu mengajakmu pulang?" kata Andin cengengesan, langsung mendapat pukulan ringan dibahunya dari Tia.
"Itu sangat tidak perlu Nyonya, ayo pulang! Apa kita akan menginap disini?" ujar Tia yang sudah bersiap untuk pergi, sambil merapikan sedikit pakaiannya.
"Ok, Miss. Ayo ...." mereka berdua tertawa saat Andin menirukan suara Miss Mimi dengan gaya angkuh.
~
"Eh kau sudah pulang nak? Bagaimana pekerjaan mu hari ini?" tanya Ibu setelah melihat putrinya masuk ke dalam rumah.
"Iya Buk. Lumayan hari ini sangat menegangkan, apa Ibu tau, tadi aku hampir saja di keluarkan dari kantor gara gara terlambat," ucap Tia yang kini mengadu pada Ibu yaang terus memperhatikan dia berbicara
"Kasian anak Ibu, maaf ya karena harus membiarkan mu bekerja di usia yang seharusnya kau pergunakan untuk menuntut ilmu," ujar ibunya lirih, menatap anaknya dengan begitu tatapan begitu sendu.
Tia yang mendengarnya pun langsung merasa bersalah karena harus mendengar Ibu yang dia sayangi meminta maaf, padahal niat awalnya hanya ingin membuat ibu tersenyum saat mendengar keluh kesahnya. Tapi malah tak sesuai dengan realita
"Apa Ibu bercanda? Aku tidak pernah mempermasalahkan itu Bu, aku sudah ikhlas akan Takdir ini, Ibu jangan meminta maaf lagi padaku karena itu sudah kewajiban ku membahagiakan kalian," kata Tia begitu ikhlas akan takdirnya.
"Ibu sangat mencintaimu nak," balas ibu, dan langsung memeluk tubuh kecil anaknya yang terlihat begitu kuat dan tegar
"Cintaku lebih besar Bu." Tia pun tak mau kalah, dan langsung mengeratkan pelukan nya
"Baiklah, sekarang mandi dulu, karena bau keringatmu sungguh sangat menyengat dihidung ibu, setelah itu bersiap untuk makan malam." Tia menjawab dengan anggukan sambil tersenyum secerah mentari, sesekali mencium udara tubuhnya sendiri, mungkin ingin memastikan ucapan ibu barusan.
~
"Tia apa kau tidak lapar? Cepat kemari nanti makanan nya dingin," panggil Ibu karena melihat anaknya tak kunjung keluar kamar
"Iya Bu, ini sudah selesai," jawab Tia yang langsung menghampiri orang tuanya untuk ikut makan malam.
~
Selesai makan malam, mereka bertiga kembali ke ruang keluarga untuk sekedar melegakan perut sebelum tidur.
"Bu, apa aku bisa keluar sebentar, Andin mengajakku menemaninya ke toko buku." Tia meminta izin dengan suara yang sangat pelan agar Ayahnya tak mendengar, dia begitu takut meminta izin pada Ayah karena sikap tegas pria itu.
"Ya pergilah, tapi jangan lama-lama karena takut nanti Ayah menanyakan mu," jawab Ibu sambil membelai puncak kepala anaknya itu.
"Terima kasih Buk ...," imbuh Tia yang langsung memeluk tubuh wanita paruh baya disampingnya.
"Sekarang bersiap lah, jangan sampai kemalaman."
"Baik Bu, aku siap siap dulu," balas Tia seraya bergegas menuju kamarnya.
~
"Apa sudah puas berjalan jalan sampai semalam ini, apa kau tidak sadar kau adalah anak perempuan yang tak seharusnya keluyuran malam malam," cercah Ayah Tia yang langsung menghampiri gadis itu didepan pintu kamarnya, Tia kaget dan langsung menundukkan kepala, menatap kosong pada arah lantai.
"Ini ada apa sih Ayah? Tia itu udah minta ijin ke Ibu tadi, lagian perginya juga sama Andin kok," timpal wanita paruh baya, untuk mewakili putrinya. Ayah Tia, langsung meninggalkan Istri dan Anaknya. Kemudian Ibu langsung menyuruh Tia masuk ke kamar untuk segera tidur, karena sudah larut malam .
^^^
Sinar mentari mulai menyapa, cahayanya menembus gorden tipis yang menggantung dijendela kamar Tia.
Gadis itu bangun lebih awal pagi ini, dia tidak mau jika harus terlambat lagi untuk bekerja, sedangkan Ayah dan Ibunya tentu saja sudah berangkat untuk bekerja. Karena Ayah dan Ibunya bekerja di lahan milik orang yang sangat berkuasa di tempatnya tinggal sekarang ini, semua pekerjaan harus di lakukan serba hati-hati, dan disiplin agar bisa terus bekerja.
~
"Rasa nya baru beberapa menit aku di kamar mandi dan sekarang sudah pukul 07.20 ah, yang benar saja jam ini," gerutu Tia sembari terus bersiap siap karena jam semakin cepat berjalan
Tok ... tok ... tok
Suara di balik pintu rumah Tia terus terdengar. Membuat gadis itu kembali menggerutu.
"Ah, siapa lagi itu? Apa dia tidak tau aku sedang buru buru," katanya sambil bergegas untuk melihat siapa yang datang
"Permisi Nona, apa kau tau dimana pemilik rumah itu?" tanya seseorang di hadapan Tia, lelaki itu menunjuk ke arah rumah tetangga yang tampak kosong.
"Nona apa kau mendengarku?" tanya lagi karena tidak mendapat jawaban dari Tia.
"Oh yah, tentu aku mendengar mu, karena aku sangat lah tidak tuli Tuan," jawabnya acuh untuk menutupi rasa groginya pada lelaki yang mungkin lima tahun lebih tua darinya.
"Tapi ... kenapa kau tidak menjawab pertanyaan ku?" tanya lelaki itu ragu ragu dan masih bingung dengan gadis di hadapan nya
"Oh, itu, aku tidak tau, mungkin mereka sudah berangkat bekerja," jawab Tia santai sambil melihat ke arah rumah yang di tunjuk lelaki tadi. Dia sebenarnya hanya menduga duga, lagian dia juga tidak terlalu kenal orang orang disini.
"Oh astagaa, sebentar lagi aku terlambat," sambungnya ketika menyadari hari yg semakin siang dan dia belum selesai bersiap, tanpa peduli dengan lelaki yang terus memperhatikan nya, dia langsung menuju ke dalam untuk menyelesaikan bersiap dan bergegas menuju tempat dia bekerja.
Tia melewati lelaki yang masih terus memperhatikan ke arahnya, tanpa menoleh sedikitpun karena tidak ingin terlambat lagi dan membuatnya kehilangan pekerjaan
~
"Untung aku tidak terlambat, huu hampir saja," gumamnya sembari terus melangkah masuk ke dalam tempat dia bekerja
"Eh, kau sudah datang," sapa Andin yang langsung mengejutkan gadis itu.
"Kau kebiasaan atau bagaimana sih, suka muncul tiba tiba dan bikin kaget." Tia memasang wajah cemberut, sambil melihat ke arah Andin yang baru saja duduk di meja dapur yang berada dikantor tempat mereka bekerja.
"Bukan kah sudah ku katakan padamu bahwa kau harus terbiasa dengan kehadiran tiba tiba ku ini," jawab Andin cengengesan
"Kamu memang tidak waras," kesal Tia menjawab, dan langsung membuat Andin tertawa keras.
"Kau harus sedikit sopan denganku sebelum aku memecatmu Tia.!" ujar Andin dengan gaya yang berlagak layak nya boss besar, namun dengan bibir yang terus melengkung.
"Ceh, kau bahkan sudah berlagak layaknya pemilik kantor ini nyonya Andin," jawab Tia sambil menautkan kedua alisnya, membuat Andin kembali tertawa dibuatnya.
"Apa kau akan terus tertawa di sini? Dan mengganggu pekerjaan ku? " kata Tia yang langsung membuat Andin beranjak dari duduk
"Baik lah, aku pergi dulu nona, dan selamat bekerja," ucapnya seraya meninggalkan Tia dan langsung berjalan menuju ruangan tempat ia bekerja.
~
"Permisi Nona, apa kau bisa membantuku membawa barangku ke sana?" panggil seseorang pada Tia, yang langsung membuatnya menoleh ke sumber suara.
"Apa Tuan memanggil saya?" tanya Tia pada seorang lelaki paruh baya yang berdiri tidak jauh darinya
"Tentu saja, bukan kah hanya ada kau di sini, aku tidak mungkin memanggil hantu," kata lelaki itu dengan nada yang seperti sedang membentak namun dengan terus tersenyum, dan membuat gadis itu langsung menautkan kedua alisnya
"Jadi ... apa kau akan membantuku?" tanyanya lagi karna melihat Tia tak bergerak dari posisi sekarang.
*U*ntuk meminta tolong saja harus dengan gaya seperti itu. Apa dia sultan ya, hahaha. Kalau dari tampilannya, dia tidak terlihat seperti orang biasa. Tia bercengkrama dengan hatinya, sambil terus menatap ke arah lelaki paru bayah itu.
"Baik Tuan, mari saya bantu," ucap Tia kemudian. Lalu mengambil alih barang yang dibawa oleh lelaki itu.
Jangan lupa vote,like dan komen🤗
terima kasih😌🙏💙
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
UCHI °OFFICIAL°
Aku hadir kak
2020-12-03
0
Radin Zakiyah Musbich
crazy up thor....
ijin promo ya 🙏🙏🙏
jgn lupa mampir di novelku dg judul "AMBIVALENSI LOVE" 🍔🍔🍔
kisah cinta beda agama 🥰
jgn lupa tinggalkan jejak ya 🙏☺️
2020-10-20
0
Boru Tanjung
like lagiii
2020-09-13
0