Bab 4

Sore hari

"Tiaa ... Tiaaa ...," panggil seorang perempuan yang terlihat begitu cemas dan sedih

"Ada apa? Kau kenapa? Apa ada yang mengganggumu?" tanyanya ketika melihat wajah Andin yang begitu cemas.

"Tia, cepat pulang!! Ibu mu sudah menunggu," ujarnya dengan pandangan yang menunduk tidak bisa menatap lagi wajah sahabatnya itu

"Ibu? Kenapa dengan dia, jangan membuat ku penasaran Andin," imbuh Tia masih terus menatap Andin yang tertunduk di depan nya

"Ayo pulang," ajak Andin dan langsung menarik lengan Tia agar segera ikut dengan nya

~

Sesampainya di rumah, Tia yang melihat keluarganya sudah menangis sesegukan pun menimbulkan banyak tanya di benak nya.

"Ada apa ini? Kenapa kalian menangis? Ibu siapa yang menyakiti mu?" tanyanya beruntun sembari menghampiri Ibunya yang masih terus menangis dan langsung memeluknya dengan begitu erat.

"Tia sebaiknya kau berkemas, kita akan pulang besok pagi," ucap seorang perempuan yang tidak lain adalah Sisi kakak perempuan Tia.

"Pulang? Kenapa pulang?" ucap Tia masih dengan nada penuh tanya kenapa keluarganya ingin pulang mendadak seperti ini, padahal tadi pagi semua masih tampak baik baik saja.

"Nenek Tia ... Nenek meninggal,"jawab Sisi yang langsung membuat Tia tidak bisa berbicara, tubuhnya seakan tak mempunyai tenaga, darahnya seakan berhenti mengalir mendengar kabar yang sangat tidak ingin di dengar kan. Air matanya mulai menetes membasahi pipi mulus miliknya, dia tak lagi berbicara sepatah kata pun, seakan tak terima dengan apa yang baru saja dia dengar, berharap bahwa semua ini hanyalah mimpi buruk. Tapi seketika dia kembali sadar ketika Ayahnya memeluk dan coba menguatkan nya.

"Kita harus ikhlas nak, ini semua sudah takdir dari Tuhan, do'a kan Nenek agar bisa mendapat tempat yang layak di sisinya," katanya memberi semangat pada keluarganya agar tidak terlalu bersedih dan bisa mengiklaskan kepergian Nenek mereka yang Tidak lain adalah Ibu dari Ayahnya Tia sendiri.

"Baiklah, sekarang kalian harus berkemas karena besok kita harus berangkat.!!" lanjutnya sembari melepas pelukan dari tubuh putrinya.

~

Di dalam kamar, Tia masih belum bisa menerima semua yang di dengar nya tadi, ia memasukkan barang barang nya ke dalam koper tapi fikiran nya masih terus mencerna kata kata Ayah nya.

"Apa ini bukan mimpi? Apa Nenek sudah meninggalkan ku untuk selamanya? Tapi kenapa secepat ini Nek, bahkan kau sudah berjanji untuk menemani ku jika aku akan menikah nanti, kenapa kau mengingkari janjimu Nek," gumamnya dalam hati, dan terus menitikkan benih kristal dari mata indahnya, hingga akhirnya dia tertidur, karena mungkin juga sudah kelelahan bekerja tadi siang.

~

Pagi hari

Tia masih saja diam seribu bahasa, belum bisa menerima semua kenyataan bahwa Nenek yang sangat dia cintai telah pergi meninggalkan nya untuk selamanya.

Sejak umur dua tahun Tia di rawat oleh Neneknya karena orang Tua nya terus bekerja mencari nafka agar bisa menghidupi keluarga, hingga Tia berumur 11 tahun dan harus ikut orang tua nya karena tidak bisa melanjutkan sekolah. Sejak setahun lalu Tia tidak bisa bertemu dengan Neneknya itu karena jarak yang begitu jauh, tibalah saat ini dia akan kembali menemui Neneknya namun keadaan sudah berubah, Neneknya tak lagi dapat membalas pelukan nya, tak lagi bisa mencium dan memanjakan cucu kesayangannya.

"Tia, mobilnya sudah datang," kata Andin yang sedari tadi menggenggam tangan sahabatnya itu, dia sangat faham bagaimana perasaan Tia, karna Tia sering sekali menceritakan dan membanggakan Nenek nya.

"Baik lah, aku pamit ya Ndin Kau baik baik disini aku akan sangat merindukan mu," ujar Tia, seketika ia langsung tersadar akan sahabatnya dan langsung memeluk sahabatnya dengan erat

"Hmm ... berhentilah menangis Tia, kau sungguh terlihat begitu jelek dengan mata yang sembab," ucap Andin coba menenangkan Tia. "Aku akan sangat merindukan mu," sambung nya karena melihat Tia terus saja menangis, di pelukan nya, "sekarang, masuk lah ke mobil atau kau akan ketinggalan pesawat," lanjutnya yang mulai membantu Tia masuk ke dalan mobil yang sudah menunggu.

^^^

Dalam perjalanan menuju Bandara, tak ada satupun keluarga yang memulai pembicaraannya, semua masih saja dalam fikirannya masing masing, Tia terus melihat ke arah luar jendela, mengingat semua kenangan bersama Nenek tercinta, kelembutan serta kasih sayang dari seorang Nenek membuat nya sangat rapuh ketika mengingat kembali bahwa Nenek nya sudah tiada.

Setelah hampir dua jam perjalanan dan meraka pun sampai di Bandara.

"Tia, apa kau ingin makan sesuatu?" tanya Sisi pada adiknya karena sedari pagi Tia tidak memakan apapun.

"Tidak Kak, aku belum lapar," jawabnya singkat sembari terus menarik kopernya masuk ke Bandara.

Semua kembali hening, tak ada lagi yang memulai pembicaraan hingga waktu keberangkatan tiba

~

Sekitar 5 jam mereka berada di pesawat dan akhirnya sampai lah di Bandara di Kota M," mereka harus melanjutkan dengan mengendarai bus sekitar 30 menit untuk menuju rumah Almarhuma Nenek Tia.

Tetap dalam keheningan, air matanya terus mengalir selama perjalanan, ia tak bisa menahan semua kesedihan dan rasa bersalah karena tidak bisa menemani Neneknya di waktu terakhirnya

Sesampainya di rumah duka semua keluarga yang melihat mereka mulai menghampiri dan memberi kekuatan satu sama lain agar bisa menerima semua ini dengan lapang dada, sedangkan Tia sendiri, ia langsung masuk kedalam tanpa mempedulikan orang orang yang menatap empati padanya.

~

"Nek ... Nenek, apa kau betul meninggalkan ku untuk selamanya?" ujarnya di samping tubuh yang sudah kaku dan tertutup kain kafan. Tia sengaja menyuruh keluarga agar tidak memakamkan Nenek nya sebelum mereka kembali, karena dia ingin melihat wajah itu untuk terakhir kali nya.

"Kenapa kau tega mengingkari janji mu padaku Nek," ucapnya lirih dalam isak Tangis, "kenapa wajah Nenek ku kalian tutupi seperti ini? Apa kalian sengaja ingin menutupi wajah cantik nya dari ku?" katanya menatap semua orang yang ada di ruangan itu.

"Nek ... kau lihat, mereka bahkan tak membiarkan aku melihat mu Nek," ucapnya lagi dengan suara yang hampir tak bisa ia keluarkan.

"Tia, tenang lah, Nenek akan ikut bersedih jika kau terus seperti ini" bujuk Sisi coba menenangkan adiknya dan memeluk tubuh kecil itu.

"Nenek Bahkan mengingkari janjinya padaku kak," ucapnya pada Sisi yang juga tak bisa lagi menahan butiran kristalnya untuk ikut terjatuh.

"Tapi ... kita harus ikhlas Tia, Tuhan lebih menyayangi Nenek, Do'akan Nenek agar bisa mendapat tempat yang layak di Sisinya," ujar Sisi dengan terus menenangkan Adiknya itu.

"Sekarang, ayo kita bersihkan diri dulu dan ikut mengirim do'a untuk Nenek sebelum pemakaman, karna kasian jika terlalu lama seperti ini," sambungnya yang mulai menuntun Adiknya masuk untuk mensucikan diri.

~

Setelah selesai, mereka berdua langsung mengambil posisi di samping Neneknya, keluarga dan kerabat yang melihat mereka pun merasa begitu kasian, apa lagi kepada Tia yang memang sedari kecil di asuh oleh Nenek nya

"Berhentilah menangis, jika tidak, Nenek tidak akan tenang," timpal seorang lelaki yang membelai puncak kepala kedua perempuan itu. Ia adalah Diki saudara laki laki dari Tia dan Sisi.

"Iya Mas," jawab kedua perempuan itu bersamaan, dengan berusaha menghentikan tangisannya

Setelah selesai dengan pembacaan Do'a, kemudian jenazah di sembayangkan di masjid terdekat dan setelah itu langsung menuju pemakaman.

Sesudah pemakaman satu persatu kerabat dan keluarga kembali ke rumah masing masing, hanya keluarga yang sangat dekat lah yang tetap tinggal termasuk keluarga Tia.

"Nek, tenang lah di alam barumu, aku tidak akan pernah melupakan mu, aku begitu mencintai mu, sulit sekali rasanya menerima kenyataan ini Nek," ucapnya sambil terus membelai batu nisan di hadapannya itu

"Ayo kita pulang, ini sudah hampir gelap," ajak Diki pada Adik bungsunya itu, dan di jawab anggukan oleh Tia.

"Aku pamit Nek, aku janji akan mengunjungimu sesering mungkin," ucapnya lalu mencium batu nisan Neneknya kemudian beranjak pergi menyusul keluarganya.

Jangan lupa vote , like dan coment kak🤗

mohon untuk saran dan kritikan nya juga💙🙏

Terpopuler

Comments

FauLia

FauLia

aku hadir kakak

2020-09-14

0

Erlina Khopiani

Erlina Khopiani

mampir lagi

2020-09-13

0

Vera Nika Anjani

Vera Nika Anjani

likee

2020-09-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!