Mafia Wedding Secrets
"Aduh", erang Hanna.
Gadis polos yang sedang berusaha menaiki tangga kampus nya.
"Jalan ku lelet sekali karena sepatu heels ini", ucap nya.
"Apakah tidak ada yang mau membantu ku?" Imbuh nya.
Langkah demi langkah akhirnya ia berhasil menaiki tangga tersebut.
Beberapa detik kemudian, tepat nya tujuh detik setelah ia berdiri tegak di tangga paling atas, tiba-tiba muncul seorang pria dan tak sengaja membuat nya terjatuh ke belakang.
Namun, tangan pria itu lebih cepat menarik tangan nya ke dalam dekapan pria itu. Sontak, Hanna langsung terkesima dengan ketampanan pria itu. Setelah tujuh detik berlalu, akhirnya muncul sebuah suara.
"Maaf apakah kamu baik-baik saja?" Tanya pria itu dengan tatapan menunjukkan kekhawatiran.
"Aku baik-baik saja, tidak apa-apa, jangan khawatirkan aku", ucap nya.
"Baiklah kalau begitu aku mau pergi dulu, kalau ada yang terluka karena diri ku hubungi saja nomor ini", jelas pria itu.
Langsung saja Hanna mengambil kartu nama itu tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Setelah pria itu pergi dengan langkah yang tergesa-gesa, tepat setelah mengambil kartu nama itu, Hanna menundukkan pandangan nya dan langsung kaget, karena Hanna tak sengaja menemukan sebuah kunci yang tergeletak di lantai.
"Kunci apa ini?" Tanya Hanna.
"Astaga, apa ini kunci milik nya?" Tanya Hanna lagi pada dirinya sendiri.
"Baiklah akan aku simpan saja dulu sampai aku bisa mengembalikan nya", bisik Hanna dalam hati.
Kemudian langkah kaki Hanna buru-buru menuju ke ruang kelas karena sudah terlambat selama 10 menit.
Setelah kuliah Hanna selesai hari ini, akhirnya Hanna memutuskan untuk duduk sebentar di taman belakang kampus nya.
"Wah, segar sekali udara disini", ucap nya.
"Apa Ayah sudah pulang ya?" Tanya Hanna.
Ayah Hanna adalah seorang dosen Ilmu Komputer yang bernama Adam. Ayah nya juga mengajar di kampus tempat nya menuntut ilmu.
Kampus yang mereka datangi ini adalah kampus yang sangat ternama di kota nya. Kampus ini memiliki banyak peminat, dan juga sangat favorit bagi kalangan anak muda.
Hanna saat ini sedang mengambil jurusan seni. Sekarang Hanna masih berada di semester kelima dan sebentar lagi sudah memasuki awal semester enam.
Pada saat ini Hanna sibuk dengan ujian akhir semester yang tengah dihadapi nya. Sesampainya di rumah, Hanna langsung mendengar panggilan dari Ibu nya.
"Hanna...", panggil Ibu nya.
"Iya ma, ada apa?" Balas nya.
"Ayo makan bersama, hari ini Ayah ingin menyampaikan sesuatu pada mu", jelas Ibu nya.
"Baiklah ma", ucap nya lagi.
Ibu Hanna bernama Sekar, dan hobi memasak makanan. Setiap masakan yang dibuat Ibu nya selalu membuat Hanna ingin makan tanpa memikirkan berat badan nya.
"Woah", ucap Hanna.
"Ma, apa ini?" Tanya Hanna.
"Apa ini jenis masakan baru?" Tanya Hanna lagi.
"Ya, makanlah ini sangat enak", ucap ibu nya.
"Ok", bisik Hanna.
"Ma...", Panggil Hanna.
"Kenapa tiba-tiba Ayah ingin menyampaikan sesuatu pada ku?" Tanya Hanna.
"Apa Ayah baik-baik saja?" Tanya Hanna lagi.
"Ayah mu baik-baik saja", jawab Ibu nya.
"Ibu juga tidak tau kenapa Ayah mu tiba-tiba menjadi seperti ini", jelas Ibu nya.
"Mana Ayah?" Tanya Hanna dengan tatapan berharap.
"Itu Ayah sedang menuju kemari", ucap Ibu nya.
Setelah Ayah nya duduk, dan mereka makan bersama, Ayah langsung bersuara.
"Hanna", panggil Ayah nya.
"Iya Ayah", jawab Hanna.
"Apa yang terjadi?" Tanya Hanna.
"Minggu depan kita akan pindah ke desa, karena Ayah di tugaskan di sana untuk kedepannya", ucap Ayah nya.
Sontak Hanna dan Ibu nya langsung kaget dengan kalimat itu.
"Apa!" ucap Hanna dan Ibu nya bersamaan.
"Tapi aku masih kuliah Ayah", ucap Hanna.
"Kalau kamu masih mau disini ya sudah disini saja sampai kamu tamat", ucap Ayah nya.
Seketika Ibu Hanna berkata, "Hanna, Ibu tau kamu sedih tapi mau bagaimana lagi ini pasti sudah pilihan yang tepat bagi ayah untuk kita nanti nya".
"Iya, Ayah sudah memikirkan ini dari dua bulan yang lalu, dan ini lah hasil nya", jelas Ayah nya.
"Ayah memilih ini karena Nenek mu di desa tidak ada yang merawat", ucap Ayah nya.
"Nenek sudah semakin tua dan butuh dampingan, sedangkan Nenek tidak mau tinggal di kota di masa tua nya", jelas Ayah nya lagi.
"Hanna, baik-baik lah disini, yang di katakan Ayah mu benar", ucap Ibu nya.
"Nenek semakin tua, semakin berbahaya kalau di tinggal sendirian di desa", jelas Ibu nya.
"Jangan bersedih, suatu saat kamu pasti tau rasa nya ketika meninggalkan seseorang yang tidak berdaya sendirian", ucap Ayah nya.
"Baiklah, kalau begitu apa aku harus tinggal di rumah ini sendirian?" Tanya Hanna.
"Rumah ini kan terlalu besar untuk ku tinggali sendiri", ucap Hanna.
"Kalau begitu kamu mau bagaimana?" Tanya Ayah nya.
"Aku mau hidup mandiri saja selain disini", bisik Hanna.
"Ya sudah, bagaimana kalau Ibu suruh bibi Im untuk tetap tinggal disini bersama kamu", ucap Ibu nya.
Bibi Im adalah pembantu di rumah tangga Ayah dan Ibu Hanna, semenjak lahir nya Hanna sampai sekarang berusia 21 tahun.
"Tidak usah, Ibu pasti repot kalau tidak ada bibi Im", ucap Hanna.
"Apalagi nanti juga mengurus nenek", jelas Hanna.
"Tapi Ibu khawatir kalau kamu sendirian disini", ucap Ibu nya.
"Atau ajak saja teman kamu untuk tinggal disini", ucap Ayah nya.
"Tidak! aku tidak mau!" jawab Hanna.
"Aku mau tinggal di apartemen saja", ucap Hanna.
"Apartemen", ucap Ayah nya.
"Sayang, kalau Hanna bersikeras biarkan saja", ucap Ibu nya.
"Dia sudah dewasa walaupun kita masih khawatir", bujuk Ibu nya.
"Benarkah boleh?" Tanya Hanna.
"Ya sudah, nanti Ayah carikan apartemen yang bagus untuk mu", jawab Ayah nya.
"Hore! Aku akan giat belajar dan segera balik ke desa", ucap Hanna.
"Jadi setelah balik ke desa, kamu mau langsung menikah?", Tanya Ibu nya sambil tertawa cekikikan.
"Bagus kalau begitu", ucap Ayah nya.
"Tidak, tidak, tidak", jawab Hanna.
Lalu, mereka melanjutkan makan sambil tertawa bersama, dan di suguhi dengan pemandangan malam kota yang sangat indah.
***
Di tempat lain, ada seorang pria yang sedang sibuk mencari sesuatu. Mondar-mandir dari dua jam yang lalu.
Nama pria itu adalah Diego, ia adalah anak pewaris tahta dari Ayah nya yang bernama Joks, dan Ayah nya merupakan konglomerat terkaya di kota itu.
Badan Diego terlihat sempurna, hampir tidak ada cacat sedikit pun. Diego mempunyai wajah yang tampan dan senyum yg memikat hati setiap wanita.
Pesona Diego tidak diragukan lagi, bahkan para wanita sangat mendambakan nya sebagai pasangan hidup.
Ya, Diego sangat terkenal dengan ketampanan nya dan juga latar belakang nya sebagai anak konglomerat ternama di kota.
"Astaga, dimana aku meletakkan nya?" Tanya Diego pada dirinya sendiri.
"Tidak mungkin aku menghilangkan nya", ucap nya.
"Ya sudahlah, kalau seperti ini lebih baik aku buat kunci yang baru saja, sudah dari tadi aku mencari nya tapi masih tidak ketemu", ucap nya.
"Mudah-mudah saja tidak ada pada siapa pun", ucap Diego lagi.
"Kalau ternyata ada pada seseorang, bisa gawat", ucap nya lagi.
Lalu, Diego menelpon seseorang untuk mengurus ini, setelah itu ia kembali ke dalam kamar nya untuk beristirahat.
Setibanya di kamar, Diego langsung mandi dan berbaring di atas tempat tidur nya yang luas itu.
Tiba-tiba Diego tersenyum mengingat kejadian siang ini, ya kejadian saat diri nya tidak sengaja menabrak seorang gadis dan gadis itu adalah Hanna.
"Ada apa dengan nya?" Tanya Diego.
"Kenapa lelet sekali?" Tanya Diego lagi.
Lalu, Diego tersenyum membayangkan kejadian itu.
"Dia tidak menghubungiku", ucap nya.
"Berarti dia baik-baik saja", ucap nya lagi.
"Baguslah kalau dia tidak terluka", ucap Diego lagi.
Malam itu, Diego hanya berfikir mengenai gadis yang tidak sengaja ditemui nya hari ini. Sebenarnya Diego juga sudah mulai merasakan sesuatu yang berbeda terhadap gadis ini.
Namun, menurut nya takdir yang terjadi pada nya tidak memungkinkan untuk bisa berfikir mengenai seseorang yang benar-benar dicintai nya.
Lalu, Diego terlelap dengan suasana dan hati yang damai.
***
Pagi hari nya di kediaman Hanna.
Pagi ini, Ibu nya dan Bibi Im sedang memasak makanan yang disukai oleh Hanna. Terlihat Ayah nya yang sedang terburu-buru untuk pergi tanpa sarapan terlebih dahulu.
"Aku pergi dulu", ucap Ayah nya kepada Ibu dan Nenek nya.
Hanna heran dengan tingkah Ayah nya pagi ini, tidak seperti biasa nya.
"Ayah pergi menemui teman lama nya, sekaligus sarapan bersama di restoran yang ada di pusat kota", ucap Ibu nya.
Namun, Hanna terlihat tidak peduli, karena ia tau Ayah nya pasti sangat sibuk sebagai seorang dosen, apalagi sebentar lagi akan pindah ke desa.
***
Setelah semua keluarga nya pindah ke desa, Hanna tampak sedang menikmati waktu nya di sebuah apartemen di dekat kampus nya.
Sambil menunggu pesanan makanan datang, Hanna hanya sibuk membaca komik dan mendengarkan musik. Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar.
"Siapa?" Tanya Hanna.
"Ini makanan mu, lain kali jangan kirim ke apartemen ku", ucap pria itu.
Lalu Hanna bergegas membuka pintu apartemen nya dan tak sengaja tersandung, sehingga membuat diri nya mendorong pria itu dan akhirnya kejadian itu terjadi.
Ya, bibir Hanna tak sengaja mengenai bibir pria itu dengan posisi menindih pria tersebut. Sontak, kedua nya langsung membelalakkan mata nya, dan berdiri dengan secepat kilat.
"Maafkan aku, aku tidak sengaja", ucap Hanna.
"Anggap saja tidak pernah terjadi apa-apa di antara kita", pinta Hanna.
Lalu, pria itu pergi dengan tatapan memperingatkan Hanna.
"Sepertinya wajah nya tidak asing", ucap Hanna.
"Sudahlah, aku mau makan dulu, tidak ada waktu untuk memikirkan nya", gerutu Hanna.
Lalu, Hanna segera masuk ke dalam apartemen nya.
Apakah Diego adalah cinta sejati Hanna? dan Siapakah pria yang telah merebut kesucian bibir Hanna?
Tunggu kisah nya di episode selanjutnya.
Jangan lupa di like, komen, dan masukin ke dalam keranjang ya, agar author lebih semangat lagi untuk menulis, terima kasih.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Auntum🍂
😍
2022-11-09
1
XiXi
💪🏻
2022-10-18
1