Enam Tahun Kemudian
Hanna telah lama lulus kuliah, dan sudah sangat ahli di bidang kesenian.
Sekarang Hanna telah tumbuh dan berubah menjadi wanita yang cantik, putih, bersih, rapi, dan di kagumi para pria di kampung nya.
Ya, setelah lulus kuliah Hanna tinggal bersama kembali dengan keluarga nya di desa.
Semenjak itu sampai sekarang ia belum memikirkan apa-apa untuk masa depan nya, sedangkan nenek nya sibuk membicarakan soal pernikahan.
Pagi hari nya, matahari mulai menyinari kamar Hanna yang jendela nya telah dibuka oleh Ibu nya.
"Mmm", erang Hanna.
Tampak nya ia masih setengah sadar, lalu tiba-tiba nenek nya datang.
"Hanna! Cepat turun!" Teriak nenek nya.
"Ini sudah waktu nya makan bersama", teriak nenek nya lagi.
Langsung Hanna tersentak dan bangun dari tidur nya.
"Baiklah nek, aku akan segera turun ke bawah", teriak nya.
Setelah bangun, Hanna lalu melangkah ke balkon kamar nya.
Kemudian Hanna menghirup udara segar pagi hari, sambil menikmati pemandangan taman rumah nya yang indah.
Ada banyak bunga-bunga yang bermekaran di taman nya, dan ada juga pohon persik yang sedang berbunga.
Setelah itu, Hanna langsung mandi dan turun ke bawah untuk makan pagi bersama.
***
"Woah apa ini?" Tanya Hanna.
"Ini jenis makanan baru lagi?" Tanya Hanna pada Ibu nya.
"Makanlah", ucap Ibu nya.
"Cepat duduk disini", ucap nenek.
"Ayah sudah selesai makan, dan akan pergi bekerja sekarang", ucap Ayah nya.
"Baiklah, hati-hati Ayah", teriak Hanna.
"Ibu mau pergi antar Ayah dulu ke mobil, kamu makanlah", ucap Ibu nya pada Hanna.
"Baiklah", ucap Hanna lagi.
Setelah Hanna duduk, tiba-tiba nenek bertanya pada nya.
"Hanna", ucap nenek.
"Apa kamu sudah punya pacar?" Tanya nenek lagi.
Sontak, Hanna langsung tersedak. Lalu, Ibu nya datang bergabung kembali dengan mereka, dan seketika melihat adegan itu dari kejauhan.
"Aku sudah punya pacar", ucap Hanna.
Sontak, nenek dan Ibu nya langsung senang mendengar nya. Padahal Hanna hanya berbohong, karena selalu di tanya soal pacar dan pernikahan.
"Benarkah, lalu dimana dia sekarang?" Tanya nenek.
"Apa dia orang yang kami kenal?" Tanya Ibu nya.
"Tidak, tidak, tidak", jawab Hanna.
"Kalian belum mengenal nya", jelas nya lagi.
"Secepat nya akan aku kenalkan", gerutu Hanna.
"Baiklah, percepat sedikit", kata nenek.
Lalu, nenek dan Ibu nya membicarakan soal masa depan Hanna, sedangkan Hanna hanya duduk terdiam menikmati makanan nya.
***
Siang hari nya, Hanna ingin pergi ke tempat teman nya sambil berjalan kaki.
Jarak nya lumayan, sekitar lima belas menit dari rumah nya. Hitung-hitung olahraga dan Hanna sudah lama tidak berjalan kaki.
"Apa Clara ada di rumah ya?" Tanya nya pada diri sendiri.
"Biasa nya jam segini dia sedang santai di belakang rumah nya", ucap nya.
"Aku lupa bawa ponsel lagi", ucap Hanna.
"Seharusnya dari tadi aku telpon dulu", gerutu nya.
"Ya sudahlah, biasa nya aku juga sering lupa begini", ucap nya.
Tepat di seberang persimpangan, terlihat Diego yang sedang mengendarai mobil nya dengan laju kecepatan tinggi.
Diego sedang bersama dengan teman wanita nya Sera.
"Sayang, bisakah kamu memperlambat kecepatan nya sedikit?" Tanya Sera.
"Aku takut jika kita tabrakan, di depan ada persimpangan", jelas Sera.
Ya, mereka adalah sepasang kekasih, dan sudah tiga bulan pacaran.
"Jika aku perlambat, kita akan terlambat", ucap Diego.
"Tidakkah kamu lihat, sekarang sudah siang", ucap Diego lagi.
"Aku tidak peduli", ucap Sera.
"Seperti nya kamu tidak sayang pada ku", gerutu Sera.
"Sudahlah, aku tidak mau bertengkar dengan mu disini", ucap Diego.
"Buang-buang waktu saja", ucap Diego lagi.
Lalu, Diego tetap melajukan mobil nya dengan kecepatan tinggi, walaupun mereka adalah sepasang kekasih, namun mereka selalu bertengkar.
Walaupun begitu, Diego tetap menyukai Sera, itu karena Sera adalah wanita tercantik di kampus nya dulu, dan Sera sudah menyukai Diego dari awal perkuliahan.
Namun, Diego mencoba menjalani hubungan ini dengan Sera baru tiga bulan lama nya.
Hanna yang sedang berjalan kaki, tiba-tiba merenung sambil memikirkan perkataan nenek nya.
"Apa aku harus cari orang untuk berpura-pura ya, sampai aku menemukan yang sebenar nya", gerutu Hanna.
Lalu, Hanna terpleset gara-gara batu yang tidak sengaja diinjak nya, dan pada waktu bersamaan datanglah sebuah mobil dengan kecepatan tinggi mau menabrak Hanna dari arah depan.
Diego dan Sera seketika langsung teriak melihat kejadian itu, pasal nya Hanna terpleset dan jatuh ke arah jalan yang sedang mereka lalui.
Sontak, Diego langsung menginjak rem mobil nya, dan mobil nya sedikit mengenai Hanna.
"Astaga kita menabrak orang", ucap Sera.
Lalu, Diego segera turun dari dalam mobil nya.
"Aduh kaki ku, sakit sekali", ucap Hanna.
"Apa mereka tidak punya mata, sehingga mereka tidak bisa melihat ada orang yang sedang terjatuh di tengah jalan", timpal Hanna.
"Awas saja mereka kalau tidak mau bertanggung jawab", gerutu Hanna.
Lalu, Diego menghampiri Hanna.
"Apa kamu tidak tau cara berjalan di tempat umum?" Tanya Diego.
Sontak, Hanna terbelalak mendengar nya.
Diego lalu semakin mendekat ke arah Hanna.
"Lain kali kalau berjalan jangan ambil bagian orang", ucap Diego.
"Setiap orang juga terburu-buru, dan punya urusan masing-masing", ucap Diego lagi.
"Apalagi aku, yang tidak ada waktu untuk mengurus masalah seperti ini", ucap Diego dengan kesal.
"Apa kata mu?" Tanya Hanna.
"Enak saja bicara seperti itu", ucap Hanna.
"Apa kamu tidak bisa melihat?", Tanya Hanna.
"Sudah jelas ada orang yang sedang terjatuh di jalan" ucap Hanna.
"Apa kamu tidak punya rasa kemanusiaan sedikit pun?" Tanya Hanna.
"Pokok nya kamu harus bertanggung jawab!" Cecar Hanna dengan tegas dan lantang.
"Berapa yang kamu inginkan?" tanya Diego.
Lalu, Diego mengeluarkan uang di dompet nya, dan langsung memberikan uang itu ke Hanna.
"Apa segini cukup?" tanya Diego lagi.
"Apa!", Teriak Hanna.
"Apakah bentuk tanggung jawab mu hanya sebatas ini?" tanya Hanna.
Lalu, Sera segera berjalan menghampiri mereka.
"Ambil saja uang ini, atau mau ku tambah lagi?" Tanya Sera.
"Dasar orang kaya tidak punya sopan santun", ucap Hanna.
"Apa kata mu?" Tanya Sera.
"Tidak punya sopan santun?" Tanya Sera lagi.
"Iya, tidak punya sopan santun, dan kasar", jawab Hanna dengan lantang.
Lalu, Sera langsung menjambak rambut Hanna, dan Hanna juga membalas perbuatan Sera.
Mereka berdua saling tarik menarik rambut satu sama lain.
"Hentikan", ucap Diego dengan lantang.
Lalu, mereka segera berhenti.
"Sudahlah, aku tidak punya waktu untuk melayani orang seperti kamu", ucap Diego.
"Ayo sayang kita pergi", ucap Diego.
Lalu, Diego langsung menarik tangan Sera untuk segera pergi.
"Dasar orang gila, sombong, arogan, tidak punya hati", teriak Hanna.
"Awas saja kalian nanti kalau bertemu dengan ku lagi", teriak Hanna lagi.
Setelah mobil Diego melaju, Hanna juga segera pergi berjalan ke rumah Clara, dengan langkah kaki nya yang tertatih.
***
"Jadi kamu mau bagaimana?" Tanya Clara.
"Apa kamu mau balas dendam, dan mencari mereka?" Tanya Clara lagi.
Ya, Hanna sudah menceritakan kejadian itu kepada Clara.
Saat ini mereka berdua sedang duduk di taman belakang rumah Clara, seperti yang pernah Hanna bicarakan.
"Jadi menurut mu begitu?" Tanya Hanna.
"Aku harus balas dendam dan mencari mereka begitu?" Tanya Hanna lagi.
"Astaga, bukankah tadi aku yang bertanya pada mu?" Tanya Clara.
"Lalu, sekarang malah kamu yang balik bertanya kepada ku", timpal Clara.
Mereka berdua adalah sahabat dari kecil, namun sewaktu umur tujuh tahun, Hanna pergi ke kota dengan keluarga nya, di karenakan ayah nya mengajar di kota.
Jadi mereka terpisah, lalu setelah pindah ke desa ini lagi, mereka saling bertemu lagi satu sama lain nya.
"Sudahlah, biarkan saja mereka", ucap Hanna.
"Jika suatu saat aku bertemu dengan mereka lagi, akan aku balas perbuatan mereka pada ku", ucap Hanna lagi.
"Ya, ya itu lebih baik", ucap Clara.
"Oh iya, apa kamu tidak takut berjalan sendirian ke rumah ku?" Tanya Clara.
"Kalau berjalan ke sini kan butuh waktu paling cepat lima belas menit", ucap Clara.
"Mengapa aku harus takut?" Tanya Hanan.
"Walaupun aku sudah lama tidak berjalan kaki, tapi aku masih merasa aman-aman saja selama berada di desa ini", jawab Hanna.
"Apa kamu tidak mendengar isu-isu yang sedang beredar di warga sekitar?" Tanya Clara.
"Memang nya isu yang bagaimana? sehingga membuat mu khawatir seperti ini", ucap Hanna.
"Sekarang lagi hangat-hangat nya pembicaraan mengenai Narkotika yang sudah marak terjadi di sekitar sini", jelas Clara.
"Lalu, kemaren polisi juga sudah menemukan salah seorang yang berhubungan dengan mereka", ucap Clara.
"Orang itu mati mengenaskan di ujung hutan sana, di dekat perbatasan kota dan desa ini", jelas Clara.
"Benarkah?" Tanya Hanna.
"Aku tidak tau", ucap Hanna.
"Kalau aku tau, mana mungkin aku akan berjalan kaki ke rumah mu", ucap Hanna lagi.
"Lalu, mengalami kejadian sial pada siang ini", ucap Hanna.
"Ya, kita harus berhati-hati saja", ucap Clara.
"Mulai dari sekarang, jangan sampai kita melihat, dan mengalami hal-hal mengerikan yang seperti itu", ucap Clara.
"Ya, kuharap juga begitu", gerutu Hanna.
***
Sekarang sudah pukul empat sore, dan Hanna sedang berjalan kaki untuk pulang ke rumah nya.
Tiba-tiba di tengah jalan, ada segerombolan orang aneh, dan menurut nya mencurigakan.
Lalu, Hanna bersembunyi di balik pohon persik yang sedang bermekaran indah.
Tepat setelah Hanna bersembunyi, berhentilah sebuah mobil di depan pohon persik itu, dan orang-orang aneh tersebut langsung masuk ke dalam mobil tersebut.
"Astaga, apa ini yang dikatakan oleh Clara tadi?" Tanya Hanna dalam hati sambil ketakutan.
"Kalau iya aku harus bagaimana?" Tanya Hanna lagi di dalam hati nya.
"Mereka semua ada di dalam mobil itu, dan belum pergi juga dari sini", ucap Hanna lagi di dalam hati nya.
"Bagaimana aku harus pergi kalau begini?" Tanya Hanna.
Lalu, Hanna segera memperhatikan jalan yang ada di sekitar nya, untuk mencari bantuan ke orang sekitar.
Tapi nihil, tidak ada satu pun orang yang lewat, dan setelah sepuluh menit berlalu, lewatlah sebuah mobil putih pengangkut barang yang menuju ke arah rumah nya.
Bagus nya lagi, mobil itu berhenti sebentar, karena dihalangi oleh mobil yang sedang berhenti di depan nya.
Ya, mobil itu terhalang oleh mobil yang sedang dimasuki oleh orang-orang aneh tadi.
Langsung saja, Hanna mengambil kesempatan itu untuk masuk ke bagian belakang mobil, dan langsung bersembunyi di bawah terpal penutup barang.
Setelah mobil putih itu berjalan, Hanna merasakan ada yang aneh dengan mobil yang ditumpangi nya ini.
Benar saja, ternyata mobil ini adalah mobil yang di angkut oleh orang-orang jahat, untuk menyelundupkan narkoba.
"Ya Tuhan, apa salah diriku", ucap Hanna.
"Sehingga, aku harus berhadapan dengan dunia seperti ini", ucap Hanna sambil ketakutan.
"Aku harus segera turun", ucap Hanna.
"Tapi bagaimana aku bisa turun?" Tanya Hanna.
"Apa aku harus melompat?" Tanya Hanna lagi.
"Tapi, kaki ku masih sakit" ucap Hanna.
"Tidak mungkin aku melompat sekarang", ucap Hanna dalam hati nya.
Namun, dengan penuh keyakinan, Hanna langsung melompat dari mobil itu, dan langsung terjatuh tak sadarkan diri.
Sontak saja, pengendara mobil langsung berhenti seketika, setelah mendengar suara Hanna yang terjatuh ke aspal.
Lalu, pengendara mobil itu langsung keluar dari dalam mobil, untuk memeriksa ke bagian belakang mobil yang sedang dibawa nya.
Lalu, pengendara mobil itu kaget mendapati Hanna yang sedang terkapar di jalan, dengan kondisi tak sadarkan diri.
"Sejak kapan dia ada disini?" Tanya pengendara mobil itu.
"Jangan-jangan dia adalah mata-mata dari Octopus", ucap pengendara mobil itu lagi.
Lalu, pengendara mobil itu langsung membawa Hanna naik ke dalam mobil itu lagi.
"Bos barang sudah aman, dan ada seorang wanita", ucap pengendara mobil itu.
"Seperti nya dia adalah mata-mata dari Octopus", ucap pengendara mobil itu lagi lewat telpon nya.
"Baik bos, akan aku bawa kesana", ucap nya lagi.
***
Di ruangan tidak terawat, terlihat seorang wanita yang tidak sadarkan diri, dan sedang terikat di atas kursi.
Wanita itu adalah Hanna. Dua jam kemudian Hanna sadarkan diri.
"Dimana aku?" Tanya Hanna.
"Kenapa aku bisa ada disini?" Tanya nya lagi.
"Astaga, bukankah aku sudah loncat dari mobil itu?", Tanya Hanna lagi pada diri nya sendiri.
"Apa mereka yang telah membawa ku kesini?" Tanya nya lagi.
"Apa aku akan mati?" Tanya Hanna lagi.
"Ayah, Ibu, aku takut", ucap nya ketakutan.
"Dimana ini?" Isak Hanna.
Lalu, tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka, Hanna langsung terdiam ketakutan, dan pura-pura tertidur kembali.
"Ini bos, wanita yang ku bawa tadi", ucap pengendara mobil.
"Seperti nya dia adalah mata-mata Octopus", ucap pengendara mobil itu lagi.
"Bangunkan dia sekarang!" ucap bos nya.
Lalu, salah satu rekan nya menyiram Hanna dengan seember air dingin.
Langsung saja, Hanna kaget dan berteriak.
"Aaaaahhh", teriak Hanna.
"Siapa yang mengirim kamu?" Tanya bos itu kepada Hanna.
"Tidak ada yang mengirim ku", jawab Hanna.
"Aku tidak tau apa-apa", jelas Hanna.
"Kalau kamu tidak mau mengaku, kamu akan tanggung resiko nya!" ucap bos itu lagi.
"Tolong lepaskan aku!" Ucap Hanna.
"Aku tidak tau apa pun, dan tidak mengerti maksud kalian", ucap Hanna lagi.
Salah satu rekan memberikan ponsel kepada bos nya.
"Siapa?" Tanya bos itu kepada rekan nya.
"Pimpinan Octopus", jawab rekan nya.
"Halo", jawab bos itu.
"Ada gerangan apa kamu menghubungi ku?" Tanya bos itu.
"Apa karena orang kiriman mu ini?" Tanya bos itu lagi.
"Aku hanya memperingatkan mu", ucap pimpinan Octopus.
"Jika kamu melakukan nya lagi, liat saja apa yang akan terjadi kepada diri mu, dan semua rekan mu", ucap pimpinan Octopus di telpon.
"Jika kamu begini padaku, lihat saja, rekan mu yang duluan akan mati di tangan ku", ucap bos itu.
"Wanita ini adalah awal kematian di antara kita", ucap bos itu lagi kepada pimpinan Octopus.
"Baiklah", ucap pimpinan Octopus.
"Serahkan dia pada ku, dan ku ampuni kau kali ini", ucap pimpinan Octopus lagi.
"Aku hanya mengambil apa yang menurut ku adalah bagian ku", jawab bos itu.
"Jadi aku tidak merasa bersalah sedikit pun kepada mu", ucap bos itu.
"Lalu, aku juga tidak takut kepada mu", ucap nya lagi.
"Wanita ini akan mati sebentar lagi", ucap bos itu ke pimpinan Octopus.
Lalu, panggilan itu di matikan.
"Bunuh wanita ini, dan kirim mayat nya ke Octopus", ucap bos.
"Sebelum itu, bereskan dulu semua barang itu, dan amankan terlebih dahulu sebelum mengurus genangan darah", ucap bos lagi.
Lalu, bos pergi meninggalkan ruangan itu.
"Lepaskan aku!", Teriak Hanna.
"Tolong!" Teriak Hanna.
"Aku hanya meminta untuk di lepaskan, aku tidak ada hubungan apapun dengan kalian", teriak Hanna lagi.
Namun, semua orang yang ada disana tidak menggubris perkataan Hanna.
"Ayah, Ibu, apa aku harus mati disini?" Tanya Hanna dalam hati.
Lalu, Hanna melihat ada botol pecah disudut ruangan, tepat nya di belakang kursi yang sedang di duduki nya, namun botol itu tertutupi oleh jerami.
"Aku harus sabar untuk sementara ini", ucap Hanna.
"Ketika mereka sibuk untuk mengemasi barang mereka, aku akan beraksi untuk kabur dari sini", ucap Hanna.
Saat ini, Hanna tengah berusaha untuk mengambil pecahan botol itu, lalu kursi itu terjatuh kesamping, dan kaki nya berhasil meraih pecahan botol itu.
Perlahan, Hanna mencoba untuk melepaskan ikatan itu pada tangan dan kaki nya.
Ketika semua nya lengah, Hanna kabur, dan berjalan dengan perlahan di lorong ruangan kosong itu.
Sontak saja Hanna kaget, ternyata secara mendadak ada pistol yang sedang di tancapkan di kepala nya.
Itu adalah salah satu rekan bos yang bertugas untuk mengawasi Hanna, ia menodongkan senjata nya ke kepala Hanna.
Hanna langsung ketakutan, dan tidak bergerak sedikit pun sambil mengangkat ke dua tangan nya ke atas.
"Kau akan mati sekarang", ucap orang itu ke Hanna sambil tersenyum sinis.
"Ya Tuhan tolong aku", ucap Hanna.
"Jika Engkau menolong ku, aku akan lebih giat lagi untuk beribadah kepada mu", batin Hanna.
Apakah Hanna berhasil kabur, dan selamat dari orang jahat itu?
Tunggu cerita selanjutnya di episode berikut nya.
Jangan lupa di like, komen, dan masukin ke dalam keranjang ya, agar author lebih semangat lagi untuk menulis, terima kasih.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Auntum🍂
😱
2022-11-09
1