Penyelamat

Di ruang kerja yang berkelas itu, tampak seorang pria sedang menelpon seseorang.

Pria itu adalah Diego yang merupakan bos dari organisasi Octopus.

Diego berniat untuk memperingatkan bos dari geng veteran.

Awal nya Diego sangat marah ketika mendengar kabar dari orang kepercayaan nya, bahwa geng veteran saat ini berusaha untuk menyelundupkan barang yang telah disimpan di gudang milik nya.

Geng Veteran adalah geng yang baru muncul dalam dunia mafia, sehingga Diego hanya berniat untuk memperingatkan nya saja, mengenai apa yang telah di lakukan oleh geng tersebut kepada nya.

Mendengar jawaban dari geng veteran saat ditelpon nya, membuat kesabaran Diego memuncak, dan ingin menghancurkan veteran tanpa basa basi terlebih dahulu.

Pada saat ini juga, Diego langsung bersiap untuk pergi memborbardir veteran tanpa menyisakan apapun.

Semua anggota Diego sudah bersiap, dan kini sedang dalam perjalanan menuju ke lokasi dimana veteran berada.

Setelah sampai, Diego biasa nya hanya duduk di dalam mobil, sedangkan anggota nya yang menyelesaikan semua nya.

Tapi kali ini kemarahan nya sudah memuncak, karena seolah geng veteran telah menyepelekan peringatan yang telah diberikan nya beberapa waktu lalu.

Langsung saja Diego masuk tanpa aba-aba terlebih dahulu, dan menembak seseorang yang terlihat sedang mengancam seorang wanita.

Tembakan itu langsung membuat orang itu terjatuh, dan tak sadarkan diri.

"Hancurkan semua nya", ucap Diego.

"Baik", ucap semua anggota nya.

Tiba-tiba Hanna memohon kepada nya.

"Tolong aku", ucap Hanna.

"Aku diculik oleh mereka, dan mau dibunuh", ucap Hanna sambil memelas.

"Siapa kamu?" Tanya Diego.

"Aku hanya korban penculikan", jawab Hanna.

"Sewaktu aku sedang berjalan pulang ke rumah, tiba-tiba ada segerombolan orang jahat di tengah perjalanan, dan sampailah aku disini", terang Hanna.

"Tolong antarkan aku pulang ke rumah, pasti saat ini semua keluarga ku sedang mengkhawatirkan aku", ucap Hanna lagi.

"Apa kamu tidak percaya padaku?" Tanya Hanna.

"Aku hanya bisa mentolerir sesuatu yang telah ku selidiki terlebih dahulu", ucap Diego.

"OMG, bukankah kamu yang telah menabrak ku sore ini?" Tanya Hanna.

"Sudah tidak bertanggung jawab, malah mau membunuh ku juga, dan tidak percaya dengan apa yang telah aku ucapkan", celoteh Hanna.

Setelah mendengar celotehan Hanna, Diego baru ingat apa yang telah di ucapkan oleh Hanna itu benar ada nya.

"Baiklah, aku akan membayar tanggung jawab ku pada mu atas insiden sore ini", ucap Diego.

"Rey, tolong urus semua ini", ucap Diego.

"Aku akan kembali terlebih dahulu", ucap Diego pada Rey.

Rey adalah salah satu orang kepercayaan Diego sekaligus teman akrab nya.

"Ok", jawab Rey.

Lalu, Diego menarik tangan Hanna secara tiba-tiba menuju ke dalam mobil nya.

Saat ini Hanna merasa diri nya telah mengalami kesialan yang tak berujung.

Mulai dari diri nya di tabrak, di culik, hingga mau di bunuh, dan ujung nya bertemu lagi dengan orang yang telah menabrak nya.

Tapi, Hanna merasa bahagia, akhirnya ia bisa kembali lagi ke rumah berkat bantuan dari Diego.

Di dalam mobil, terlihat ada nya suasana canggung antara satu sama lain nya.

"Kenapa kamu bisa ada disana?" Tanya Hanna.

"Aku hanya ingin menyelesaikan urusan ku dengan mereka", jawab Diego.

"Urusan seperti apa?" Tanya Hanna lagi.

"Apa hal yang berbahaya?" tanya Hanna lagi.

"Itu bukan urusan mu", ucap Diego.

Setelah Hanna memberikan alamat nya kepada Diego, Diego langsung menancapkan gas menuju ke rumah nya.

"Saat ini kita sedang berada di kota, dia membawa mu lumayan jauh dari tempat penculikan mu", jelas Diego.

"Jadi butuh waktu beberapa jam perjalanan untuk menuju ke rumah mu", terang Diego.

Hanna langsung kaget mendengar nya, bagaimana mungkin diri nya bisa mengalami kejadian seperti ini.

"Bolehkah aku meminjam ponsel mu untuk menghubungi orang tua ku?" tanya Hanna dengan wajah penuh harapan.

"Mereka pasti sangat khawatir pada ku", ucap Hanna lagi.

Langsung saja Diego memberikan ponsel nya kepada Hanna.

Terlihat Hanna sedang mengetik beberapa angka dan langsung menelpon nomor Ibu nya.

"Halo", ucap Ibu nya diseberang sana.

"Ibu, ini aku Hanna", ucap nya.

"Hanna! Kemana saja kamu?" Tanya Ibu nya.

"Kami sangat mengkhawatirkan mu, dan ayah sudah pergi mencari mu kemana-mana tapi tidak berhasil menemukan mu", ucap Ibu nya.

"Aku baik-baik saja ma", jawab Hanna.

"Jangan khawatirkan aku, aku akan segera pulang, tunggu aku di rumah", ucap Hanna lagi.

"Kamu ada dimana sekarang?" Tanya Ibu nya.

"Biar Ayah pergi menjemput mu", ucap Ibu nya.

"Tidak usah, aku sedang bersama teman saat ini", ucap Hanna.

"Teman, teman yang mana?" Tanya Ibu nya.

"Apa Ibu mengenal nya", tanya Ibu nya lagi.

"Seperti nya tidak", ucap Hanna.

"Kalau begitu kenapa kamu pergi dengan nya tanpa meminta izin terlebih dahulu?" Tanya Ibu nya.

"Astaga! anak ini benar-benar membuat ku khawatir", gerutu Ibu nya.

"Teman mu pria atau wanita?" Tanya Ibu nya.

"Pria", jawab Hanna.

Ibu nya langsung terdiam seketika.

"Berikan ponsel mu pada nya!" pinta Ibu nya.

"Apa! Jangan ma, aku akan pulang secepat nya", ucap Hanna.

"Berikan atau tidak, kalau tidak kamu berikan, akan Ibu hukum setelah kamu sampai di rumah", pungkas Ibu nya.

Hanna memberikan ponsel itu kepada Diego, dengan wajah penuh harap nya.

Lalu, Diego mengambil nya dan bertanya, "Apa sudah selesai?"

Seketika Diego memandang Hanna dengan ekspresi penuh tanya.

Hanna lalu berbisik, "Ibu ku mau berbicara pada mu".

"Aku mohon tolong aku, dari pada aku nanti kena marah", bujuk Hanna.

Lalu, Diego mengangkat ponsel itu, dan menghembuskan nafas nya pelan.

"Halo", Diego.

"Ya, saya Ibu nya Hanna", jawab Ibu nya.

"Bisa dijelaskan kenapa Hanna jam segini masih belum pulang?" Tanya Ibu nya.

"Apalagi ini sudah mau tengah malam", ucap Ibu nya.

"Ya, aku hanya menyelamatkan nya dari penculikan", jelas Diego.

"Apa! Hanna di culik?" Tanya Ibu nya.

"Bagaimana bisa?" tanya Ibu nya lagi dengan panik.

"Sekarang dia sudah baik-baik saja, tidak usah mengkhawatirkan nya", ucap Diego.

"Dia akan menjelaskan nya setelah sampai di rumah, dan sekarang aku akan mengantarkan nya pulang", jelas Diego lagi.

"Baiklah, apa kalian sudah mau sampai?" Tanya Ibu Hanna.

"Kami masih berada di kota, jadi butuh waktu beberapa jam untuk sampai kesana", jawab Diego.

"Astaga, ini sudah tengah malam, Apa tidak merepotkan mu?" Tanya Ibu Hanna.

"Kalau begitu biar besok pagi Ayah Hanna yang pergi menjemput nya kesana, tolong antarkan saja dia ke hotel terdekat menjelang besok pagi", pinta Ibu nya.

"Ma...", teriak Hanna.

Ketika Hanna menguping pembicaraan itu, karena sebelum memberikan ponsel kepada Diego, Hanna sempat menghidupkan speaker nya.

"Baiklah begini saja, biar besok pagi aku antarkan dia pulang, sekarang kami akan istirahat dulu", ucap Diego.

"Baiklah, aku berterima kasih pada mu karena sudah menyelamatkan Hanna kami, dan maaf sudah merepotkan mu", ucap Ibu Hanna.

"Tidak apa-apa", ucap Diego.

Setelah pembicaraan itu selesai, Diego langsung menjalankan mobil nya.

"Kita mau kemana?" Tanya Hanna.

"Ke rumah ku", jawab Diego.

"Apa!" Teriak Hanna.

"Bagaimana mungkin aku ke rumah mu, apalagi kamu seorang pria", celoteh Hanna.

"Kamu mau tidur di tengah jalan?" Tanya Diego.

"Sekarang sudah pukul satu malam", jelas Diego.

"Apa tidak ada hotel disini?" Tanya Hanna.

"Bukankah ini kota besar, seharusnya banyak hotel yang bisa menampung ku disaat seperti ini", ucap Hanna.

"Aku juga punya urusan yang harus diselesaikan malam ini, jadi kita harus ke rumah ku sekarang", ucap Diego.

Lalu Diego segera bergegas menuju ke rumah nya.

"Dasar pria tidak punya hati", bisik Hanna.

Diego tidak mempedulikan nya, dan terus melihat ke jalan sambil sesekali memperhatikan Hanna.

Sesampainya di rumah, Diego langsung menuju ke dalam kamar nya, sedangkan Hanna masih berada di ruang keluarga.

"Bukan nya menyuruh ku untuk segera istirahat, malah meninggalkan ku disini", celoteh Hanna.

"Rumah nya besar sekali, apa dia seorang polisi?" Tanya Hanna.

"Atau yang berhubungan dengan keamanan negara?" tanya Hanna dalam hati.

Tiba-tiba suara bel berbunyi, dan pelayan pun melihat ke layar panggilan yang ada di dekat pintu masuk rumah.

Bahwa yang datang itu adalah Joks Ayah nya Diego. Hal itu langsung membuat pelayan panik, dan bergegas membuka pagar rumah.

"Selamat malam tuan, tuan muda ada di dalam", ucap pelayan.

Lalu, mobil itu pun masuk ke dalam pekarangan rumah yang luas itu.

"Gawat ini! Tuan muda sedang bersama seorang wanita, aku harus menelpon tuan muda", ucap nya.

Namun, Diego tak mengangkat panggilan dari pelayan. Saat ini ia sedang sibuk untuk membersihkan diri di dalam kamar mandi milik nya, dan sedang keramas.

Mendengar suara pintu terbuka, bibi pelayan bergegas untuk menghampiri, dan langsung menyambut tuan besar.

"Silahkan tuan, tuan muda ada di ruang keluarga", ucap pelayan.

"Saya akan membuat minuman dulu, tuan mau minum apa?" Tanya bibi pelayan.

"Tidak usah, aku hanya sebentar saja, ambilkan saja dokumen yang aku butuhkan", ucap Joks.

"Baik tuan", ucap bibi pelayan.

Lalu, pelayan itu bergegas pergi ke ruang kerja Diego. Sedangkan Joks, langsung menuju ruang keluarga yang ada di lantai atas.

Mendengar langkah seseorang sedang berjalan di tangga, Hanna langsung kelabakan, karna terdengar seperti langkah orang yang berwibawa dan tegas.

Lalu Hanna mengintip dari lantai atas, dan kaget melihat ada seseorang yang menuju keatas memakai pakaian yang rapi, dan terlihat seperti orang kaya yang disegani.

"Gawat!" Ucap Hanna.

"Aku tidak mau ada masalah yang terjadi setelah ini", gerutu Hanna.

Lalu, Hanna segera pergi bersembunyi di dalam kamar Diego.

Setelah menutup pintu, Hanna panik harus bagaimana, dan memanggil Diego untuk segera keluar.

"Hei, apa kamu sudah selesai?" Tanya Hanna di depan pintu kamar mandi.

"Kenapa kamu tidak menjawab?"

Tanya Hanna lagi.

Tiba-tiba pintu kamar akan terbuka, dan langsung saja Hanna masuk ke dalam kamar mandi tanpa permisi.

Sontak, membuat Diego kaget karena melihat tingkah Hanna.

Ketika Hanna berbalik ke belakang, tiba-tiba ia mau berteriak sekencang mungkin, karena kaget melihat Diego yang sedang mandi tanpa busana apapun yang membalut diri nya.

Langsung saja Diego menutup mulut Hanna dengan cepat, dan membuat nafas Hanna membara.

"Diego!" Teriak Ayah nya.

"Apa kamu sedang mandi?" Tanya ayah nya lagi.

"Ayah akan mengambil beberapa dokumen di ruang kerja mu, bisakah kamu keluar sebentar?" teriak Ayah nya dari dalam kamar.

"Iya Ayah, aku akan keluar", ucap Diego.

"Kamu tunggu disini aku akan mengurus nya", ucap Diego.

Lalu, Diego segera melangkah keluar dengan hanya memakai handuk putih yang menutupi masa depan nya.

"Astaga apa yang aku lihat barusan?" Tanya Hanna.

"Kenapa dia tidak memakai apapun saat keadaan seperti ini?" Tanya nya lagi.

"Kenapa dia terlihat baik-baik saja setelah kejadian barusan?" Celoteh Hanna tanpa henti.

"Kamu mandilah terlebih dahulu, ayah ku sudah pergi", teriak Diego dari dalam kamar nya.

"Ok", jawab Hanna dari dalam kamar mandi.

"Akan aku ambilkan pakaian ganti untuk mu", teriak Diego.

"Baiklah, kamu jangan masuk sampai aku selesai mandi", ucap Hanna.

Lalu, Diego memberikan pakaian ganti kepada Hanna, dan Hanna pun membuka sedikit pintu untuk mengambil nya.

Akhirnya Hanna pun berendam di dalam bathub, dan sedikit bersantai disana.

Diego sedang berada di dalam kamar nya, dan sedang menonton TV. Lalu keluarlah Hanna dengan menggunakan kemeja putih panjang milik Diego, dan membuat paha mulus nya terekspos.

Saat ini Hanna habis keramas, dan memakai handuk untuk mengeringkan rambut nya. Sontak saja membuat Diego menelan ludah melihat nya.

"Kamu tidurlah disini!" Ucap Diego.

"Aku akan tidur di sofa", ujar Diego lagi.

"Apa! Apa kamu tidak memiliki kamar lain?" Tanya Hanna.

"Bukankah rumah mu besa ?" Tanya Hanna lagi.

"Aku hanya ingin mengawasi mu disini", ucap Diego tanpa merasa bersalah.

"Terserah! Aku hanya malas berdebat dengan mu, aku akan langsung tidur", ucap Hanna.

"Aku akan pergi sebentar ke ruang kerja ku, untuk menyelesaikan pekerjaan ku", ucap Diego.

Lalu, Diego segera pergi meninggalkan Hanna di dalam kamar nya.

Pagi hari nya, tepat nya jam lima pagi, Diego masih berada di ruang kerja nya.

Pekerjaan nya sudah selesai dari tadi, namun ia masih mengurung diri disini.

Terlihat ia sangat gelisah dan tidak bisa terlalu dekat dengan Hanna yang berpakaian seperti itu, ia tidak mau hal itu bisa membuat hubungan nya dengan Sera bermasalah, karena ia takut hilang kendali.

Saat ini Diego masih berusaha untuk menjaga hati Sera, karena ia telah memberi harapan kepada Sera untuk tidak mengecewakan nya.

Tepat jam tujuh pagi, terlihat Diego tengah duduk di balkon kamar nya, menikmati pemandangan rumah nya yang asri dengan secangkir kopi, dan sandwich kesukaan nya.

hanna lalu terbangun karena silau nya matahari yang mengarah dari balkon ke wajah nya.

"Mmm, nyenyak sekali tidur ku" gerutu nya.

"Ibu, tolong buatkan aku minuman hangat, seperti nya aku butuh itu sekarang", teriak nya.

"Ini ada secangkir kopi untuk mu", ucap Diego dari balkon.

Langsung Hanna sadar sepenuh nya kalau ia masih berada di rumah Diego.

Mereka lalu duduk bersama sambil menikmati pemandangan, dan menyantap sarapan pagi yang telah disiapkan oleh pelayan.

Tiba-tiba Sera masuk ke dalam kamar Diego tanpa aba-aba sedikit pun, dan langsung melihat adegan di balkon itu.

"Sayang! Pelayan bilang kamu belum turun dari pagi", ucap Sera.

"Sekarang sudah jam delapan pagi, jadi aku ingin mengecek mu langsung dan masuk ke sini tanpa izin mu terlebih dahulu", ucap Sera lagi.

"Jangan salahkan aku, itu semua karena kamu tidak mengangkat telfon ku dari semalam", ucap Sera dengan lantang.

"Tapi aku kecewa dengan mu, siapa gadis ini?" Tanya Sera.

"Bagaimana dia bisa ada disini?" Tanya nya lagi.

"Apa kamu selingkuh dari ku?" Tanya Sera dengan tergesa-gesa.

"Kamu hanya salah paham, dia bukan siapa-siapa", jawab Diego.

"Kalau begitu usir dia dari sini! Aku tidak mau melihat wajah wanita murahan ini!" Pinta Sera.

Lalu, Sera segera menuju ke arah Hanna, dan menampar wajah Hanna di depan Diego.

"Ini adalah hukuman karena kamu telah berani mendekati pacar ku", ucap Sera.

Lalu, Hanna pun membalas tamparan Sera.

"Tidak ada yang boleh menampar ku, apalagi kamu!" tantang Hanna.

"Sayang! Lihat dia ! apa wanita seperti ini pantas berada di sekitar mu?" Tanya Sera.

"Kamu temukan dimana wanita seperti ini?" Tanya Sera lagi.

"Dia juga telah berani menampar ku", ucap Sera.

"Aku akan mengantarkan nya pulang, setelah ini kamu tidak akan melihat nya lagi", ucap Diego.

"Apa! Enak saja minta diantar pulang, tidak bisakah suruh supir mu saja untuk mengantar nya", pinta Sera.

"Tunggu!" Ucap Sera.

Lalu, Sera melihat Hanna secara detail.

"Bukankah kamu yang kemarin itu? Dunia sempit sekali", ucap Sera.

Hanna berusaha dengan sekuat tenaga untuk tidak bertengkar disini, lalu membuang muka dan memasang wajah penuh harap kepada Diego supaya cepat menyelesaikan masalah ini.

"Sera, aku tidak mau bertengkar dengan mu, jadi tolong jangan mengganggu aku, aku akan menyelesaikan semua ini", pinta Diego.

Lalu, Sera mendorong Hanna.

"Awas kamu kalau berani macam-macam dengan ku! dan tunggu pembalasan ku", ucap Sera

Lalu Sera segera pergi meninggalkan mereka dengan wajah kesal nya.

"Ada apa dengan mu?" Tanya Diego.

"Kenapa wajah mu sebal sekali?" Tanya Diego lagi.

"Kalau aku tidak terjebak dalam situasi seperti ini, akan aku patahkan tubuh wanita itu berkeping-keping", ucap Hanna.

"Kamu! Cepat antar aku pulang!" Pinta Hanna.

Lalu, mereka bersiap-siap dan pergi menuju ke rumah Hanna.

***

Sesampai nya di rumah Hanna, Diego keluar dari dalam mobil nya, begitu pun dengan Hanna.

Lalu Ayah Hanna, Ibu, Nenek, dan bibi Im datang untuk menghampiri mereka.

Setelah berbincang-bincang mengenai kejadian kemarin, mereka makan siang bersama lalu Diego segera pamit untuk balik ke kota.

Sewaktu Hanna mengantarkan Diego ke dalam mobil, Ibu Hanna dan nenek mengintip dari balik jendela sambil terkekeh melihat Hanna.

"Aku terpaksa mengantar mu kesini, seharusnya kamu tidak mengiyakan perkataan nenek ku untuk mengantar mu ke dalam mobil", kesal Hanna.

"Kalau kita sampai ketemu lagi, aku tidak akan pernah mau untuk menolong mu lagi, ingat itu!" Ancam Diego sambil menyeringai.

"Dasar manusia tidak punya hati", gerutu Hanna.

"Mulai dari sekarang aku akan menganggap mu musuh dan seterusnya", ucap Hanna.

"Terserah", ucap Diego.

Lalu, Diego segera pergi meninggalkan Hanna.

"Padahal aku baru mulai melirik nya sebagai malaikat penyelamat ku, dan dengan cepat nya dia membuat pikiran ku berubah", celoteh Hanna.

"Dasar pria tidak punya hati!" Gerutu Hanna.

Lalu, Hanna segera pergi masuk ke dalam rumah nya.

***

Sore hari saat makan bersama.

"Hanna! Besok teman Ayah mau datang, kamu jangan sampai tidak ada di rumah", pinta Ayah nya.

"Teman yang mana?", Tanya Hanna.

"Kenapa aku harus ada di rumah?" Tanya Hanna lagi.

"Ayah sudah lama tidak bertemu dengan nya, dan kami sudah sepakat ingin membicarakan sesuatu besok pagi disini dengan mu", jelas Ayah nya.

"Baiklah, aku tidak akan pergi kemana-mana besok", ucap Hanna.

"Kalau begitu besok kamu harus dandan yang cantik dan rapi, jangan lupa itu", pinta Ibu nya.

"Baiklah, aku akan pergi ke kamar dulu", ucap nya.

Lalu, Hanna melangkah dan menaiki tangga menuju ke lantai atas. Sedangkan nenek nya tersenyum dengan penuh semangat melihat nya.

"Akhirnya aku akan punya cucu menantu juga", ucap nenek sambil tersenyum tanpa henti.

Lalu, nenek melihat sambil membolak balikkan majalah, dan majalah itu adalah majalah gaun pernikahan yang ada di atas meja.

Apa yang akan terjadi kepada Hanna selanjutnya? dan Apakah Hanna di jodohkan?

Nantikan kisah nya di Episode selanjutnya.

Jangan lupa di like, komen, dan masukin ke dalam keranjang ya, agar author lebih semangat lagi untuk menulis, terima kasih.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Auntum🍂

Auntum🍂

😍😍

2022-11-09

1

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan
2 Kecerobohan
3 Penyelamat
4 Perjodohan
5 Malam Pertama
6 Bulan Madu
7 Ruang Rahasia
8 Ancaman
9 Salah Paham
10 Jebakan
11 Masa Lalu
12 Teror
13 Pernikahan
14 Kabur
15 Hari Pernikahan
16 Kebenaran
17 Pertanda
18 Hamil
19 Luluh
20 Kecelakaan
21 Rumah Sakit
22 Pertikaian
23 Keputusan
24 Petualangan
25 Peluncuran Produk
26 Gejolak Cinta
27 Kebun Anggur
28 Fashion Show
29 Piknik
30 Malam Terakhir
31 Ulang Tahun Nenek
32 Bahaya
33 Ketakutan
34 Kaget
35 Sekolah
36 Aksi Penyelamatan
37 Jebakan Ara
38 Wanita Murahan
39 Panen Buah
40 Penangkapan
41 Amerika
42 Krystal
43 Hukuman
44 Khawatir
45 Permintaan Krystal
46 Incaran
47 Mengawasi Branden
48 Licik
49 Peringatan Diego
50 Rencana Bisnis
51 Pernikahan Clara
52 Mimpi Buruk
53 Keras Kepala
54 Over Protektif
55 Amarah Diego
56 Gagal
57 Ayah Diego
58 Kabar Gembira
59 Niat Jahat
60 Pengemudi Motor
61 Tipuan
62 Tertipu
63 Kecewa
64 Terpukul
65 Pergi
66 Bingung
67 Desa Terpencil
68 Adu Domba
69 Melahirkan
70 Branden
71 Kehidupan Hanna
72 Ara
73 Heboh
74 Rencana Berkemah
75 Niat Alex
76 Persiapan Berkemah
77 Perkemahan
78 Salah Lihat
79 Tidak Sengaja
80 Hampir
81 Perusak Suasana
82 Pengganggu
83 Tak Menyangka
84 Air Mata
85 Penculikan
86 Bimbang
87 Salah Sangka
88 Terungkap
89 Malu
90 Sera
91 Rencana Memasak
92 Proses Pencarian
93 Serangan Diego
94 Hasil Tes
95 Rencana Sera
96 Aksi Leo
97 Tercengang
98 Serangan Musuh
99 Kabar Bahagia
100 Pak Oskar
101 Makan Malam
102 Liburan
103 Perkelahian
104 Tempat Wisata
105 Senjata Api
106 Rindu Mommy
107 Ribut
108 Paket Minuman
109 Terluka
110 Sesak
111 Tidak Berniat
112 Interogasi
113 Sembunyi
114 Tak Kuasa
115 Kecewa
116 Pertempuran
117 Pasrah
118 Pencarian
119 Berita Menarik
120 Rencana Baru
121 Penasaran
122 Sakit Hati
123 Maaf
124 Rencana Jahat
125 Salah Sasaran
126 Permintaan Hanna
127 Ibu Hanna
128 Hampir Ketahuan
129 Baku Hantam
130 Amukan Diego
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Pertemuan
2
Kecerobohan
3
Penyelamat
4
Perjodohan
5
Malam Pertama
6
Bulan Madu
7
Ruang Rahasia
8
Ancaman
9
Salah Paham
10
Jebakan
11
Masa Lalu
12
Teror
13
Pernikahan
14
Kabur
15
Hari Pernikahan
16
Kebenaran
17
Pertanda
18
Hamil
19
Luluh
20
Kecelakaan
21
Rumah Sakit
22
Pertikaian
23
Keputusan
24
Petualangan
25
Peluncuran Produk
26
Gejolak Cinta
27
Kebun Anggur
28
Fashion Show
29
Piknik
30
Malam Terakhir
31
Ulang Tahun Nenek
32
Bahaya
33
Ketakutan
34
Kaget
35
Sekolah
36
Aksi Penyelamatan
37
Jebakan Ara
38
Wanita Murahan
39
Panen Buah
40
Penangkapan
41
Amerika
42
Krystal
43
Hukuman
44
Khawatir
45
Permintaan Krystal
46
Incaran
47
Mengawasi Branden
48
Licik
49
Peringatan Diego
50
Rencana Bisnis
51
Pernikahan Clara
52
Mimpi Buruk
53
Keras Kepala
54
Over Protektif
55
Amarah Diego
56
Gagal
57
Ayah Diego
58
Kabar Gembira
59
Niat Jahat
60
Pengemudi Motor
61
Tipuan
62
Tertipu
63
Kecewa
64
Terpukul
65
Pergi
66
Bingung
67
Desa Terpencil
68
Adu Domba
69
Melahirkan
70
Branden
71
Kehidupan Hanna
72
Ara
73
Heboh
74
Rencana Berkemah
75
Niat Alex
76
Persiapan Berkemah
77
Perkemahan
78
Salah Lihat
79
Tidak Sengaja
80
Hampir
81
Perusak Suasana
82
Pengganggu
83
Tak Menyangka
84
Air Mata
85
Penculikan
86
Bimbang
87
Salah Sangka
88
Terungkap
89
Malu
90
Sera
91
Rencana Memasak
92
Proses Pencarian
93
Serangan Diego
94
Hasil Tes
95
Rencana Sera
96
Aksi Leo
97
Tercengang
98
Serangan Musuh
99
Kabar Bahagia
100
Pak Oskar
101
Makan Malam
102
Liburan
103
Perkelahian
104
Tempat Wisata
105
Senjata Api
106
Rindu Mommy
107
Ribut
108
Paket Minuman
109
Terluka
110
Sesak
111
Tidak Berniat
112
Interogasi
113
Sembunyi
114
Tak Kuasa
115
Kecewa
116
Pertempuran
117
Pasrah
118
Pencarian
119
Berita Menarik
120
Rencana Baru
121
Penasaran
122
Sakit Hati
123
Maaf
124
Rencana Jahat
125
Salah Sasaran
126
Permintaan Hanna
127
Ibu Hanna
128
Hampir Ketahuan
129
Baku Hantam
130
Amukan Diego

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!