ISTRIKU MBAK-MBAK
Nirmala yang sering di panggil dengan sebutan Mala, tengah mengendarai mobilnya tidak tentu arah. Pikirannya saat ini tengah kacau lantaran sang ibu terus saja mendesak dirinya untuk segera menikah, bahkan banyak laki-laki yang diperkenalkan sang ibu kepadanya. Namun, tak seorang pun yang bisa menyentuh hati Mala. Bahkan Nirmala mengusir laki-laki itu dari hadapannya. Menolak secara terang-terangan laki-laki yang di sodorkan sang ibu kepadanya.
Rinia sebagai seorang ibu, tak habis pikir dengan anak gadisnya itu. Padahal umur anaknya sudah cocok untuk menjadi seorang istri. Di umur yang sudah 25 tahun, sudah cocok menyandang gelar seorang istri, bahkan seriang ibu. Apa lagi yang akan di tunggu anak gadisnya itu? Sudah mapan serta karier yang melonjak tinggi. Diumur segitu sang putri sudah menjadi seorang CEO. Bahkan teman-teman Rinia sudah pada punya cucu, hanya dirinya saja yang belum. Bahkan setiap pertemuan dengan teman-temannya, mereka akan menanyakan kapan Nirmala akan menikah? Kapan Jeng akan punya cucu dan masih banyak lagi kata-kata yang membuat Rinia terpojok.
Flashback on
"Mala umur kamu sudah tak lagi muda, Mommy sudah sangat ingin memiliki cucu," Rinia menatap putrinya itu dengan nanar.
"Aku belum siap menikah Mom, lagian kenapa harus aku yang menikah sih Mon, anak Mom yang lain kan masih ada," Mala balas menatap Mommynya dengan jengah.
"Jika Bintang lebih besar dari kamu, tidak akan Mom suruh kamu buat nikah Mal. Lihatlah adikmu itu masih 19 tahun dan sekarang masih menduduki bangku kuliah semester dua,"
"Pokoknya aku tidak mau nikah Mom, jika Mommy tetap bersikeras maka nikahkan saja Bintang dengan pacarnya," Nirmala tetap menolak ucapan Mommynya. Lagian belum ada sedikitpun niatnya untuk menikah diumur 25 tahun. Masih panjang perjalanan yang akan dia tempuh.
"Apa lagi yang akan kamu tunggu Nak? Kamu itu sudah sukses, Bahkan banyak laki-laki yang ingin menjadi suami kamu," sungguh Rinia tak habis pikir dengan ucapan putrinya.
"Perjalanan karir aku masih panjang Mom." alasannya.
"Karir apa lagi Mala, kamu itu sudah memiliki segalanya. Hanya satu yang belum kamu miliki." Riana melihat anaknya yang kini juga tengah menatap ke arahnya. "Suami." Lanjut Rinia membuat putrinya itu melengos.
"Apa Mommy tidak bisa jika tak membahas tentang suami atau pernikahan?" Mala sungguh malas dengan kata-kata yang sering keluar dari mulut ibunya.
Rinia menggeleng. "Tidak Sayang. Mommy tidak akan pernah bisa tidak menanyakan itu jika kamu belum juga memberikan Mommy seorang menantu," Rinia menata anak gadisnya itu. Kata-kata yang seakan tak mau di bantah.
"Mommy tahu bukan, jika aku itu tidak punya kekasih? Bagaimana bisa aku menikah?" Mala di buat frustasi oleh ibunya itu.
"Salah kamu sendiri, sudah banyak laki-laki yang Mom kenalkan sama kamu. Tapi tak ada seorang pun yang kamu mau. Malah dengan seenak jidatnya kamu ngusir mereka,"
"Aku tidak suka dengan mereka, Mom. Mereka hanya mengharapkan harta aku saja. Mereka hanya penjilat yang pintar bersilat lidah."
"Alah, itu alasan kamu saja Mala, Mom tahu jika kamu mengusir mereka dengan sangat kejam! Jadi kamu tidak usah mencari-cari alasan agar tidak mengikuti ucapan Mom. Intinya Mom akan tunggu sampai besok, kamu harus membawakan calon suami kepada Mom,"
"Tapi aku tik--"
"Kalau tidak, Mom akan suruh Dad yang akan nyariin calon suami untuk kamu, Mala. Kamu tahu bukan? Jika Dad tidak akan mau dibantah." Tersirat senyum licik di wajah cantik Rinia. Meski tak lagi muda, wanita itu tetap awet muda dengan berbagai perawatan yang dia pakai.
"Mom, jangan gitulah. Apa Mom tidak kasihan dengan putrimu ini?" Sungguh Nirmala tidak akan sanggup melawan sang ayah jika sudah memilihkan jodoh untuknya. Suka tak suka, mau tak mau apapun itu sudah keputusan bulat yang tak bisa di ganggu gugat.
"Makanya cepat bawa calon suami kamu, Mom tunggu sampai besok." Rinia meninggalkan putrinya yang kini menatap kamar ke arahnya.
Nirmala menendang angin. Kesal dengan ucapan Mommynya yang sangat mengancam dirinya. Jika saja dia bisa melawan Daddynya, mungkin saja dia akan melawan. Tapi ini sungguh dia tak bisa, Daddynya itu sangat keras.
Flashback off
Mata Nirmala menoleh ke kiri dan ke kanan, melihat-lihat siapa saja yang berada di sepanjang jalan yang dia lalui. Nirmala menghentikan mobilnya tepat di depan halte bus, melihat seorang laki-laki yang tengah duduk di depan halte tersebut. Tak lupa ada motor besar yang terparkir di samping halte.
"Ehh, Mbak lo apa-apa sih?! Lepasin tangan gue!!" bentak laki-laki yang tak dikenal Mala.
"Mbak, lo apaan sih. Gue nggak kenal lo ya Mbak, jadi lepasin tangan gue!!" Lagi-lagi laki-laki itu membentak wanita yang kini menarik tangannya menuju mobilnya
"Lo bisa dia ngak!!" Mala ikut membentak laki-laki itu.
"Astaga Mbak, tangan lo tangan apaan sih? Heran gue, Mbak, tangan lo kuat banget," Keluhannya. Laki-laki itu merasakan betapa eratnya tangan Mala memegang pergelangan tangannya. Sungguh tangan bak tangan seorang laki-laki dewasa.
"Ehh Mbak lepasin tangan gue. Lo mau bawa gue kemana sih Mbak?!" Laki-laki itu berusaha melepaskan tangannya dari Mala. Sungguh kekuatan gadis itu sangat kuat, membuat pemuda itu sangat sulit melepaskan tangannya dari Mala.
"Mbak lepasin tangan gue, lo siapa sih Mbak? Gue nggak kenal lo ya, jadi lepasin tangan gue!"
"Lo bisa diam ngak!! Masuk!!" pintanya kepada laki-laki itu agar memasuki mobil biru kesukaan Mala.
"Gue nggak mau Mbak, lo nggak bisa seenaknya bawa-bawa gue kek gini. Lagian kita itu tidak kenal!" Laki-laki keras kepala itu tak mau mengikuti ucapan Mala.
Melihat itu Mala sungguh sangat geram dengan kelakuan pemuda itu. Mala membuka pintu mobil dan mendorong tubuh laki-laki itu masuk ke dalam mobilnya. Pemuda itu terjengkang lantaran, Mala mendorong tubuhnya secara tiba-tiba. Mala menutup dengan kuat pintu mobilnya, dengan segara gadis itu berlari menuju tempat kemudi.
"Kurang ajar banget sih lo, Mbak. Lo tahu nggak sih, ini kepala gue kesakitan gara-gara perbuatan lo," Pemuda itu mengusap bagian kepalanya yang terasa sakit.
Pemuda itu menatap Nirmala dengan kesal. Gadis itu bahkan tak menghiraukan ucapannya. "Eh, lo mau bawa gue kemana Mbak? Motor gue jangan di tinggal dong, ntar di ambil orang lagi." Pemuda itu tampak frustasi saat mobil Nirmala sudah meninggalkan lokasi.
"Mbak motor gue!!" Pemuda itu menggoyang tangan Nirmala yang tengah fokus mengemudi.
"Ntar di jemput anak buah gue." Mala jengah dengan Pemuda cerewet di sampingnya itu.
"Lo mau bawa gue ke mana Mbak? Lo nggak akan bawa gue ko hotel, bukan?" Pemuda itu menatap Mala dengan serius. Dia takut gadis itu akan membawanya ke hotel dan berbuat yang enak-enak. Rugi dong dia, keperjakaan yang selama ini dia jaga malah di renggut mbak-mbak tidak dikenalnya.
"Mbak lo kenapa diem saja sih? Apa benar lo akan bawa gue ke hotel?" Pemuda itu terus saja menyerocos tanpa mendapat balasan atas ucapannya.
Akhirnya mobil yang dikendarai Mala sampai dikediaman orang-tuanya. Rumah bak istana dengan tingkat dua. Dengan halaman rumah yang sangat luas serta ada beberapa penjaga yang setia pada tempatnya.
"Mbak lo nggak akan jual gue, kan? Gue masih perjaka ya Mbak, jadi lo jangan macem-macem sama gue." Pemuda itu sungguh sangat takut.
"Lo kenapa nggak bisa diem dari tadi haa? Telinga gue sampai sakit gara-gara lo." Nirmala menatap laki-laki itu dengan malas. jika bukan karena desakan ibunya, Nirmala tidak akan membawa laki-laki tak dikenalnya ini ke rumah.
"Kenapa lo turun Mbak, gue takut." Wajah laki-laki itu tampak pias. Mau kabur juga tidak akan mungkin, apalagi banyak pengawal yang berdiri di tempatnya masing-masing. Di tambah wajah para pengawal yang tampak garang.
"Turun, ikut gue!" Dengan patuh laki-laki itu mengikuti Nimala. Seperti seekor anak ayam yang patuh kemanapun induknya pergi.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Rika Khoiriyah
nasibmu sungguh, ahhhh ntahlahhhh🤣🤣🤣
2023-02-02
1
Rika Khoiriyah
waduh dikira Mala kurang belaian kali ya 😂😂😂
2023-02-02
1
Rika Khoiriyah
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣kalem dikit Mala, kasihan tuh cowok
2023-02-02
1