Akhirnya waktu pernikahan antara Dafa dan Nirmala hanya tinggal satu hari lagi. Besok adalah hari yang sangat membahagiakan bagi sepasang anak manusia. Namun tidak bagi Dafa maupun Nirmala. Pernikahan ini hanya sebuah keterpaksaan antara Dafa dan Nirmala. Jika Dafa terpaksa karena Nirmala maka, lain pula dengan Nirmala yang terpaksa mengait seorang laki-laki yang tak dia kenal untuk menjadi suaminya lantaran ancaman sang ibu. Menjengkelkan, memang.
Rumah Nirmala sudah di dekorasi sedemikian rupa. Pernikahan ini tak akan banyak dihadiri orang, hanya tetangga dan kedua belah pihak keluarga. Pernikahan yang bisa di bilang tertutup. Tak boleh ada satu orang pun yang tahu. Bahkan Nirmala tak mengundang karyawan di perusahaannya satu pun.
****
Saat ini Nirmala tengah dirias MUA pilihan ibunya. Wajah gadis itu tampak sangat cantik dengan polesan make-up yang terbilang natural. Tubuh gadis itu tampak menawan dengan gamis lebar dengan hijab serasi yaitu putih. Di tambah mahkota pada bagian kepala gadis itu yang serasi dengan warna bajunya.
"Sayang kamu tampak cantik," Rinia menghampiri putrinya di kamar pengantin. Kebetulan Nirmala sudah selesai dirias.
"Terima kasih Mom, Mommy juga tampak cantik," Senyum tulus menghiasi wajah Nirmala.
"Kamu lebih cantik Sayang. Mom sudah tidak sabar pernikahan ini berlansung dan kamu akan kasih Mom seorang cucu," Wanita itu tampak sangat antusias saat mengatakan itu.
"Iss Mom, nikah saja belum sudah minta cucu." Nirmala tampak kesal dengan ibunya.
"Heheh nggak apa-apa Sayang. Namanya Mom juga pengen gendong cucu seperti teman-teman Mom. Mom malu jika di ledek mulu tau," Rinia tak kalah kesalnya dengan putrinya itu. Tapi kini dia amat bersyukur, karena putrinya akan menikah dan teman-temannya tidak akan meledek dirinya lagi seperti biasanya.
"Terserah Mom lah," ujar Nurmala semakin kesal.
Sedangkan di ruang tamu, Dafa tampak berkeringat. Tak menyangka jika dirinya sebentar lagi akan menyandang status seorang suami. Diumur yang tak pernah dibayangkan laki-laki itu. Masa mudanya akan berakhir hari ini juga. Berkali-kali Dafa menggela nafas dengan kasar.
"Apa kamu grogi Nak?" Rika memegang lengan putranya.
"Sedikit Ma," jawabnya.
"Sebentar saja seperti itu. Nanti kalau sudah selesai maka kamu akan merasa lega. Sama seperti Papa dulu, Papa kamu dulu juga merasakan hal yang sama saat akan menikahi Mama," wanita itu menghibur putranya yang tampak grogi. Belum lagi keringat di dahi putranya yang sebesar biji jagung.
"Semoga saja Ma,"
Tak lama kemudian Nirmala datang di dampingi Ibunya dan seorang wanita muda yang Dafa tidak tahu siapa. Tapi sepertinya wanita itu seumuran dengan Nirmala. Mata Dafa tak berkedip saat melihat betapa cantiknya Nirmala saat ini. Meski make-up natural, tak membuat gadis itu jelek, bahkan sangat cantik dan enak di pandang. Wajah judes gadis itu seakan tertutup untuk saat ini. Hanya ada kesan seperti bidadari.
"Bisa di mulai Nak Dafa?" Pak penghulu mengagetkan Dafa yang masih setia menatap Nirmala. Padahal gadis itu sudah duduk di sampingnya.
"Ahhh, ia Pak," balasnya kikuk karena tersadar dari menatap Nirmala yang memukau.
"Yasudah mari kita Mulai," beritahu Pak penghulu.
"Saya nikahkan dan kawinkan engkau Dafa Prayoga dengan putri kandungku Raihana Nirmala Absarini dengan seperangkat alat sholat dan emas sepuluh gram dibayar tunai!!" Lukman memegang erat tangan Dafa yang terasa dingin dan berkeringat.
"Saya terima nikahnya Nirmala Absar. Ehhh, nama lo siapa sih Mbak, lupa gue?" Dafa berbisik di telinga Nirmala. Lantaran laki-laki itu lupa nama panjang Nirmala.
Nirmala yang mendengar bisikan di telinganya, melotot ke arah Dafa yang tengah tersenyum bod*h ke arahnya. Sungguh Nirmala sangat kesal dengan kelakuan Dafa. Padahal Nirmala sudah memberikan kertas yang berisi biodatanya tanpa ada yang kurang.
"Lo apaan sih? Gue sudah ngasih lo biodata lengkap gue. Lo bikin gue malu!!" bentaknya sarkas di telinga Dafa.
"Ya gue lupa Mbak, kalau gue ingat nggak akan gue tanya sama lo. Siapa sih nama panjang lo?"
"Raihana Nirmala Absarini, itu nama gue. Kalau kali ini masih salah motor lo akan hancur!!" bisiknya membuat Dafa mati kutu.
"Baiklah diulang sekali lagi ya Nak Dafa," ucap Pak penghulu sekali lagi.
"Baik Pak,"
"Saya nikahkan dan kawinkan engkau, Dafa Prayoga dengan putri kandungku Raihana Nirmala Absarini dengan seperangkat alat sholat dan emas sepuluh gram dibayar tunai!!" Lukman mengulangi ijabnya.
"Saya terima nikah dan kawinnya Raihana Nirmala Absarini dengan Mas kawin tersebut tunai!"
"Sah!!!" Akhirnya semua orang yang ada di sana mengucap alhamdulillah, saat mendengar kata sah dari para saksi.
****
Acara pernikahan Nirmala dan Dafa akhirnya selesai. Nirmala kini tengah duduk di meja riasnya sambil menyisir rambutnya setelah membersihkan dirinya. Tak lupa memoles wajahnya dengan lation pada wajahnya. Dan hand body pada tangan dan juga kakinya.
Ceklek...
"Ngapain lo kesini?" Nirmala langsung saja berdiri dari duduknya saat melihat kehadiran Dafa yang masih memakai jas yang tadi dia pakai.
"Ya mau tidur lah Mbak. Pinjem handuk dong gue mau mandi, gerah!!" Dafa menyodorkan tangannya ke arah Nirmala.
Gadis itu berkacak pinggang melihat tingkah Dafa yang membuatnya muak. "Lo pikir gue tempat pinjam-meminjam?" Nirmala menatap suaminya dengan sinis.
"Yaelah Mbak, lo ko rempong banget sih. Tinggal minjemin gue apa susahnya sih?" Kini Dafa juga ikut berkacak pinggang melihat istrinya itu.
"Apa kata lo, rempong?! Lo itu merepotkan tau nggak!!" Nirmala membentak Dafa membuat laki-laki itu terkesiap.
"Ini semua kan juga keinginan lo, Mbak. Kalau nggak mau di repotin jangan ngajakin gue nikah. Jangan paksa-paksa gue buat nikahin lo!"
"Ooo jadi sekarang lo sudah berani sama gua, ha!! Mau lo mot--"
"Lo nggak usah ngancem-ngancem gue terus Mbak. Mendingan lo pinjemin gue handuk. Atau lo mau gue minjem sama orang-tua lo?" Kini Dafa menatap Nirmala dengan menaikkan alisnya. Dafa sangat yakin jika ucapannya ini akan berhasil.
Dengan kesal Nirmala meninggalkan Dafa menuju walk in closet. Mengambilkan salah satu handuknya yang tampak bersih dan juga harum.
"Nih!!" Nirmala melemparkan Handy itu ke wajah Dafa. Membuat wajah tampan laki-laki itu tertutup dengan handuk itu.
"Kalau mau lempar hati-hati di Mbak, jangan asal lempar kek gini. Lo nggak tahu apa wajah gue bisa rusak gara-gara lo!!"
"Apa lo bilang?! Wajah jelek gitu bangga!!" Nirmala belengos mendengar ucapan Dafa.
"Jangan asal ngomong lo Mbak, gue itu ganteng. Malah pacar gue tergila-gila sama gue!!" ujar Dafa dengan bangga.
"Cihhh!! Sana lo mandi. Muak gue lihat wajah lo yang kusut gitu!!" usir Nirmala.
"Tampa lo suruh gue juga akan mandi kali Mbak," Data melenggang menuju kamar mandi. Menyampurkan handuk bada bahunya yang kekar.
Nirmala duduk di atas ranjang dengan memangku laptop di pahanya. Gadis itu sibuk dengan laptop yang ntah apa dilihatnya. Bahkan mata gadis itu tak teralihkan sama sekali dari layar lebar itu. Tangannya sibuk menekan ikon pada benda bewarna biru muda tersebut.
"Mbak, gue nggak punya baju." Dafa menghampiri Nirmala yang sibuk dengan laptopnnya. Bahkan laki-laki itu hanya mengenakan handuk hingga menutupi bagian pentingnya.
"Astaga!!! Kenapa lo nggak pakai baju!!" bentak Nirmala saat melihat Dafa yang kini tengah berdiri di samping ranjang. Tepat di sebalah dirinya.
Dafa menatap Nirmala malas. "Ya elah Mbak, kan gue sudah bilang kalau gue nggak punya baju. Makanya gue bilang sama lo. Gimana sih?" sungguh Dafa saat ini sangat malas dengan istri paksanya itu.
"Gue nggak punya baju laki-laki!!" Nirmala tak lagi menghiraukan Dafa yang masih setia di sampingnya. Bahkan gadis itu melanjutkan pekerjaannya melalui laptop di pangkuannya.
"Ehh lo ngapain!!!" bentak Nirmala.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Rika Khoiriyah
mengakak🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2023-02-02
1
N. Mudhayati
hadir kak... ngelanjutin baca 🤗💪
2023-01-24
1
MissHaluuu ❤🔚 "NingFitri"
wk wk seru nih.. 🤭🤗
2022-10-11
1