IMM 02

Nirmala melangkahkan kakinya menuju rumah bak istana itu. Diikuti Pemuda yang kini melangkah ragu-ragu ke dalam rumahnya.

"Mbak gue nggak mau di jual ya, lo ingat apa kata gue tadi bukan? Gue masih perjaka ting-ting." Laki-laki berbisik ditelinga Nirmala. Kebetulan Nirmala hanya setinggi telinga laki-laki itu.

"Siapa laki-laki itu Mala?" Rinia yang berada di ruang tamu langung saja berdiri, saat melihat seorang laki-laki yang dibawa putrinya.

"Mbak lo beneran mau jual gue sama Ibu itu? Lo jangan jahat sama gue Mbak, ntar gue lap--"

"Calon mantu Mommy!!" Nirmala memotong ucapan Laki-laki itu.

Laki-laki yang dibawa Nirmala langsung saja melototkan matanya. Sungguh dia tidak percaya dengan apa yang dikatakan gadis yang kini berada di sampingnya.

"Kamu seriusan, Mala?" Rinia menatap putrinya itu dengan mata berbinar.

"Ehh bukan Tante, saya tidak kenal sama Mbak ini. Mana mungkin saya akan jadi mantu, Tante," Laki-laki itu membantah apa yang dikatakan Nirmala.

"Apa benar yang dikatakan laki-laki itu Mala?"

"Intinya dia yang akan jadi mantu Mommy, jadi Mommy jangan banyak tanya lagi." Mala sangat malas dengan situasi ini.

"Mbak, lo jangan asal bawa-bawa gue dong. Gue itu nggak mau nikah sama lo ya. Masa depan gue masih panjang. Lagian gue juga masih kuliah Mbak." protesnya menatap sengit ke arah Nirmala.

"Ahhh, kamu sangat lucu Sayang. Mommy sangat suka sama kamu." Rinia menoel pipi pemuda itu dengan tangan lembutnya. Dia sangat suka dengan tingkah pemuda yang dibawa putrinya. "Nama kamu siapa Nak?"

"Dafa, Tante," balasnya.

"Nama yang bagus seperti orangnya." Rinia menganggukkan kepalanya. Dia sangat setuju dengan pilihan putrinya itu.

"Ya sudah, besok kita akan datang ke rumah calon suami kamu, Mala. Kita akan membicarakan soal pernikahan kalian,"

"No, Tante. Saya nggak mau nikah sama Mbak ini." tolaknga lantang.

"Suka tidak suka, lo tetap akan jadi suami gue. Besok keluarga gue akan datang ke rumah lo. Jadi persiapkan diri lo dan beritahu keluarga lo. Jika saja lo menolak pernikahan ini, jangan salahkan gue berbuat yang tak lo inginkan. Dan jika sampai disana gue dan keluarga gue tidak melihat lo, habis lo di tangan gue!!" Nirmala menatap wajah pemuda itu dengan sengit.

"Lo kalau becandanya jangan terlalu kejauhan Mbak,"

"Gue tidak sedang bercanda. Jika saja lo ngebantah perkataan gue, akan gue buat motor lo hancur!!"

"Ehhh, jangan dong Mbak. Itu motor kesayangan gue. Jangan seenak jidat saja lo ngehancurin motor gue," Nyali Dafa menciut mendengar ucapan Nirmala.

"Bagus!! Ikutin apapun kata gue, maka gue tidak akan ngehancurin motor lo,"

"Iya,"

Rinia hanya menggeleng melihat tingkah sepasang manusia yang kini menatap dengan sengit. Sangat lucu, Rinia sungguh menyukainya.

"Maafkan putri Mommy ya Nak Dafa, dia memang orangnya sangat tegas. Sama seperti Dadnya," tutur Rinia lembut.

"Ahh iya Tante," balas Dafa mengaruk kepalanya.

"Ya sudah kalian ngobrollah berdua, Mommy mau tidur siang dulu," pamitnya meninggalkan Nirmala dan Dafa di ruang tamu.

"Mbak motor gue gimana?" Dafa mendekat ke arah Nirmala. Di kepalanya sekarang hanya ada motornya saja. Bahkan apa yang dikatakan Nirmala tadi tidak begitu dia pikirkan. Jika motor kesayangannya hilang, maka sudah pasti dia akan menangis guling-guling di kamar mandi.

"Mbak kok lo diam saja sih? Setiap gue ngomong pasti nggak langsung lo jawab. Berasa ngomong sama patung gue," Dafa kesal dengan Nirmala yang hanya diam. Wanita itu sangat dingin akan dirinya.

"Mbak!!"

"Apaan sih lo, gue nggak budek ya!!" bentaknya.

"Habisnya gue ngomong lo hanya diam saja Mbak. Siapa yang nggak kesal coba," dengusnya. "Motor gue gimana?" Sekali lagi Dafa bertanya.

"Sebentar lagi anak buah gue akan bawa motor lo ke sini." jawabnya.

Ada helaan nafas lega yang dirasakan Dafa. Sungguh dia tak akan sanggup bisa motor kesayangannya itu hilang percuma. Mana belinya menguras kantongnya lagi.

"Terima kasih ya Mbak. Eh Mbak, lo yakin kita bakal nikah?" Dafa menatap Nirmala dengan serius.

"Emang lo nggak denger apa yang gue katakan tadi?" Nirmala sungguh malas berbicara dengan pemuda cerewet disampingnya itu. Sungguh mulutnya sama seperti seorang ibu-ibu di pasar yang ngomong tiada rasa lelah.

Dafa mengaruk tengkuknya. "Tapi gua nggak mau nikah sama lo Mbak, meskipun lo itu cantik. Gue tetap nggak mau nikah sama Mbak-mbak dingin kek lo Mbak,"

"Gue nggak akan mengulang ucapan gue tadi!" Peringatnya dengan tajam.

"Mbak gue masih pengen kuliah, masa depan gue masih panjang Mbak. Lo harus ngertiin gue dong," todongnya tetap tak setuju.

"Mbak gu---"

"Anak buah gue sudah datang. Mendingan lo pergi dari rumah gue. Jangan lupa bilang sama orang-tua lo jika besok keluarga gue akan datang ke rumah lo," sarkas Nirmala.

Dengan segera Dafa berlari seperti anak kecil menuju pintu keluar. Mata pemuda itu berbinar saat melihat motornya tengah di turunkan anak buah Nirmala.

"Makasih ya Pak. Sudah bawain motor saya ke sini," Senyum manis melengkung di bibir pemuda itu.

"Sama-sama Tuan," balas mereka.

Kembali Dafa berlari masuk kedalam rumah Nirmala. Pemuda itu melihat Nirmala tengah memejamkan matanya diatas kursi sofa.

"Mbak!!" pekik Dafa tepat di depan wajah Nirmala.

"Astaga!! Lo apa-apa sih!! Untung gue nggak punya riwayat penyakit jantung!!" bentaknya terlonjak karena suara Dafa.

"Hehehe maaf Mbak. Habisnya lo enak banget nutup mata kek gitu. Kalau mau tidur ya kan bisa di kamar." Dafa mengaruk kepalanya.

"Kenapa lo yang sewod? Lagian gue tidur masih di ruang gue. Kelau dijalanan masih bisa lo ngomong sesuka hati lo."

"Ahh sudahlah Mbak. Gue kembali mau pamit pulang," ujarnya.

"Lo nggak perlu izin sama gue. Mau pulang atau tidak itu terserah lo saja."

"Kalau gue bobok di sini boleh dong Mbak? Di kamar lo,"

"Coba saja kalau lo bisa. Sebelum itu sudah gue kebiri milik lo!"

"Astaga Mbak, lo kok jahat banget sama gue. Ntar kalau kita beneran nikah, lo nggak bakal bisa punya anak dari gue dong."

"Biarin, emang gue peduli!" Nirmala menatap sinis ke arah Dafa.

"Lo harus peduli dong Mbak. Emang lo nggak pengen ngerasain yang enak-enak?"

"Ngapain lo nanya gitu sama gue? Mau gue pengen atau tidak itu terserah gue,"

"Lo nggak boleh ngomong seenak jidat lo Mbak. Ntar kalau gue jadi suami lo, sudah pasti gue pengen ngerasain itu semua. Secara lo kan sudah halal buat gue," Dafa mengedipkan matanya kepada Nirmala.

"Gue nggak minat sama lo. Apalagi dengan punya lo yang kecil itu."

"Kecil apaaan Mbak? Emang lo pernah lihat punya gue? Jangan asal ngomong lo ya Mbak. Gue emang masih kuliah, tapi soal begituan pasti gue bisalah buat muasin lo!" Dafa tak terima miliknya dikatakan kecil. Enak saja kebanggaannya dinilai seperti itu. Belum juga melihat sudah pintar menilai. "Atau lo pengen lihat punya gue buat buktiin kalau omongan lo itu benar Mbak?"

"Ehh lo mau apaan?" Nirmala terkejut saat Dafa mendekat ke arahnya.

"Gue mau buktiin omongan lo itu salah besar Mbak. Lo bisa lihat sendiri dengan mata lo."

Nirmala langsung saja berdiri dari duduknya. "Pergi lo sana! Gue nggak mau lihat punya lo!!"

"Kenapa lo nggak mau lihat Mbak? Bukannya lo tadi ngomong punya gue kecil, hmm? Sekarang ayok kita buktikan," Dafa terus saja mendesak ke arah Nirmala. Membuat gadis itu menghindar dari Dafa.

"Stop!!! Kalau lo terus maju gue akan suruh anak buah gue buat ngehancurin motor lo!"

Dengan spontan Dafa berhenti saat mendengar ucapan Nirmala. Dia menghentikan tangannya yang sibuk di bawah. Menatap Nirmala yang tampak memerah. Ntah itu karena malu atau apa yang jelas Dafa tidak tahu.

"Baiklah, gue pulang dulu!" Dafa meningalkan Nirmala dengan jantung berdetak dengan kuat. Gadis itu tak menyangka jika Dafa akan berbuat seperti itu kepadanya. Padahal awalnya Nirmala hanya menguji laki-laki itu. Nyatanya dia yang akhirnya kalah.

TBC

Terpopuler

Comments

Rika Khoiriyah

Rika Khoiriyah

yakin sama pilihan Lo Mala, yang dipikirin cuma motornya🤦🤦🤦🤣🤣🤣🤣🤣

2023-02-02

1

Angelica Chleodora

Angelica Chleodora

emng tau dmn rmahnya.?

2023-01-13

1

Asih Asih

Asih Asih

😆😆😆keren thor. baca novel ini.terimakasih author

2022-12-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!