Sekali Lagi
Namaku Reina..orang orang memanggilku Rere. Aku anak tunggal dan aku hanya tinggal bersama ibu ku saja.
Nama ibuku Sandra. memurutku dia ibu yang baik, walaupun kami tidak terlalu dekat, tapi dia selalu berusaha memenuhi semua kebutuhanku. Dan aku jarang sekali melihat ibuku tersenyum, apa lagi tertawa.
Entahlah, apa yang membuatnya menjadi seperti itu.
Hari ini, sehari setelah aku dinyatakan lulus SMA, aku menerima dua amplop surat. Yang pertama adalah surat dari Universitas tempat aku mendaftar sebagai mahasiswa jurusan Psikologi. Sisanya amplop putih tipis persegibpanjang, didepannya tertulis namaku, tapi sayang, tidak ada nama pengirimnya.
Aku jadi menebak nebak siapa gerangan pengirim surat ini.
Aahh..tapi sepertinya hari ini bukanlah hari yang cocok untuk bermain tebak tebakan. Karena hari ini adalah hari yang tak akan pernah aku lupakan seumur hidupku..
Dan hari ini tak ada yang bisa aku lakukan selain duduk diam di kursi meja makan, dengan dua amplop ditangan.
Tadinya aku sangat bersemangat menunggu amplop dari Universitas ini datang. Tak ada yang lebih kuinginkan didunia ini selain menjadi seorang ahli Psikologi. Kupejamkan mata, mengingat baik baik dalam hati tanggal tanggal penting yang berkaitan dengan tes masuk.
Ada sesuatu tentang Psikologi yang sangat menarik bagiku sejak aku kecil. Ketika aku kecil, setiap berkenalan dengan orang orang baru, aku akan memperhatikan dan menganalisa semua gerak gerik, kebiasaan orang yang baru aku temui.
Begitulah aku, sekali aku mulai menganalisa seseorang, maka itu tidak akan berhenti disitu saja. Aku akan mulai mencecar orang itu banyak pertanyaan, yang biasanya hanya selalu tentang diri orang itu.
Siapa namanya, tinggalnya dimana,apa hobinya, apa dan siapa yang paling disukainya, apa dan siapa yang paling dibencinya, apa yang dia lakukan kalau sedang marah, dan pertanyaan pertanyaan aneh lainnya, yang tak jarang membuat mereka menghindariku, karena mengira aku aneh.
Dan ini tidak hanya berlaku pada anak anak seusiaku saja. Bahkan aku kerap bertanya pada orang yang lebih tua dariku atau orang dewasa, dan biasanya mereka akan mengernyitkan dahi mereka, merasa aneh dengan anak kecil seusiaku bertanya hal hal yang seharusnya belum tepikirkan oleh anak anak seusiaku. Yah..tapi itulah aku .
Aku sangat suka membaca, hari hariku lebih banyak kuhabiskan dengan membaca. Buku apa saja akan kubaca,terutama buku buku tentang kejiwaan.
Kalau ada yang mengajakku bermain petak umpet atau kejar kejaran, aku akan menolaknya dan berkata pada mereka, ''permaianan ini hanya membuang buang waktu saja, tidak akan ada kepintaran yang kalian dapatkan melainkan hanya akan menjadi orang orang yang bodoh''.
Lalu mereka akan kesal memdengar kata kataku yang pedas itu. Bahkan aku pernah ditegur oleh salah satu guruku waktu SD.
''Rere, dari mana kamu mendapat kata kata seperti itu, tidak pantas anak kecil bicara seperti layaknya orang dewasa, sana dan bermainlah dengan teman teman seusiamu!''
Lalu aku memjawabnya '' Tentu saja aku bisa berbicara seperti itu karena aku banyak membaca, tidak seperti mereka yang pemalas dan akhirnya menjaadi orang orang yang bodoh''
Dan guruku itu hanya bisa menggeleng gelengkan kepalanya heran dengan semua perkataanku.
Prinsipku adalah, pasti akan sangat menyenangkan menghabiskan hidup ini dengan mempelajari apa saja yang ada dimuka bumi ini. Seperti misalnya pelajaran sejarah, aku pernah mendengar seseorang berkata '' kegunaan belajar sejarah asalah memastikan diri kita untukntidak mengulangi kesalahan kesalahan dan kebodohan yang terjadi dimasa lalu'' , dan kupikir itu ada betulnya, makanya agar kesalahan itu tidak terulang,karaktwr manusianya harus diperbaiki juga, agar jiwa jiwa yang bodoh tidak terus bertambah dimuka bumi ini.
Aku tidak pernah menolak mrlakukan apa pun, selama aku bisa membaca buku buku tentang psikologi. Dan aku melakukannya. Aku selalu menabaca, membaca dan membaca.
Aku merasa sudah menemukan jalan hidupku, yaitu menjadi seorang ahli psikologi yang bisa meyelami jiwa jiwa manusia yang beraneka ragam ini.
Tapi sekarang, amplop putih misterius yang kudapat hari ini, membuat ku hilang minat pada amplop Universitas yang kutunggu tunggu dan merasa tidak tertarik lagi.
Aku menimbang nimbang amplop putih itu, dan memutuskan untuk membawanya kekamar, tapi aku melihat ibuku sedang menonyon tv.
Ibuku ,dirumah orang lain mungkin hal yang biasa apabila seorang ibu menonton televisi dihari senin pagi, tapi tidak dengan ibuku. Aku menjadi sedikit bertanya tanya dan sedikit khawatir, ada apa gerangan?
Meja makan berada diseberang ruang televisi, jadi aku sedikit leluasa memandang ibuku. Ia menggunakan baju kaos biru bergambar bunga matahari berwarna kuning, sangat kontras, dan celana panjang berwarna hitam serta sandal rumah.
Ekspresinya datar, dia duduk disofa dengan dengan mengakkan punggungnya, nyaris tak bergerak seperti sebuah patung menakin. Hening..tak ada suara, bahkan suara televisipun tak kudengar. Aku memiringkan badanku untuk melihat ke arah televisi, melihat apa yang tengah ditonton oleh ibuku, tapi ternyata ibuku hanya sibuk menekan tombol tombol remot, mengganti saluran berulang ulang kali.
Ah,pantas saja tak ada suara televisi, yulisan Mute terlihat jelas dilayar televisi.
Kupandang dua amplop yang berada ditanganku, perlahan keduanya mengabur dan berubah menjadi seperti asap yang langsung terbang menghilang ditiup angin.
Aku sangat ingin bertanyabpada ibuku, ada apa dengannya hari ini, mengapa diabtidak pergi bekerja. Tapi taknsepatah katapun terucap. Selama delapan belas tahun aku hidup dengan ibuku, kami memang jarang berbincang bincang kalau tidak ada yang sangat penting.
Ibuku seorang dokter spesialis syaraf dan integritasnya pada pekerjaannya membuatku sangat mengaguminya. Ibuku sangat jarang dirumah. Dan jika dia dirumah, ia akan mengahbiskan sebagian besar waktunya dikamar. Kami hanya bertatap muka bila sedang makan dimeja makan yang sama. Kami hanya akan saling bertemu hanya digarasi lalu bertukar senyum canggung,lalu memghilang, asik dengan dunia kami masing masing.
Ketika aku kecil, aku sering berpikir kalau ia bukan ibuku. Ibuku yang asli akan datang pada suatu sore yang indah dengan langit yang sangat cerah, dan dia membawa ku pergi bertamasya dan bersenang senang penuh dengan canda dan tawa, membuatku sangat bahagia. Lalu kami akan makan ice cream bersama lalu pulang kerumah kami yang hangat. Dan dia akan mengantarkan aku tidur, lalu mengecup keningku dan mengucapkan ''selamat tidur sayang, mimpi yang indah''.
Setiap malam aku selalu berdo'a agar Tuhan memgabulkan semua mimpiku. Setiap bamgun pagi, kubayangkan mama ku yang asli sedang membuatkan ku sarapan sereal, lalu berucap ''selamat pagi princess, apakah kau tidur nyenyak semalam?'' aahh betapa indahnya kalau itu benar benar terjadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments