Lima

Aku berbaring ditempat tidurku, berusaha memejamkan mata. Tapi tak sedetikpun mataku terpejam. Aku masih teringat akan kejadian yang baru saja ku alami.

''Bila ibu seperti ini, bagaimana mungkin aku bisa meninggalkannya sendirian, jangankan untuk ditinggal lama karena liburan, meninggalkannya beberapa jam sajaaku sangat khawatir'' gumamku putus asa.

Padahal aku sudah membayangkan apa saja yang akan terjadi nanti ketika aku benar benar bertemu dengan ayahku. Tapi sepertinya itu hanya akan menjadi mimpiku saja, melihat situasi sekarang ini.

Entah mengapa perasaan khawatir pada kondisi ibuku,tiba tiba satang begitu saja. Seperti yang sudah ku katakan, aku sangat tidak dekat dengan ibuku.

Mungkin saja perasaan ini timbul karena sebenarnya Aku sangat menyanyangi ibuku, dan aku rasa ibuku pun sebenarnya sayang, hanya saja keadaan yang akhirnya menang dan unggul diatas kami.

''yaaa..sudahlah, kita lihat bagaimana nanti saja'' ucapku sambil menggaukkan kepalaku, berusaha menguatkan hati. .

Setelah memikirkan itu semua, perlahan rasa kantuk menyapa diriku. Perasaanku jadi terasa lebih ringan.

Kembali kucoba memejamkan mataku,berharap kalau peristiwa yang baru saja terjdi hanyalah sebuah mimpi....

Aku tidur terlalu lama, aku ini terbangun sore hari dengan rasa khawatir yang masih terpatri diotakku, berharap bahwa ibuku sudah baik baik saja.

Tapi sungguh sebuah kejutan, ibuku menghilang!

Dengan langkah bimbang, aku menuju dapur, perutku sangat lapar. Aku merebus mie instan yang selalu jadi makanan andalan disaat saat genting seperti sekarang ini. Mencampurnya dengan telur dan sedikit sayur lalu memasukkan bumbunya.

Sambil memasak,aku berpikir '' kemana ibu,apa dia pergi bekerja? aahh tidak mungkin rasanya ibu akan tetap pergi bekerja setelah keadaan yang kacau tadi. Aaarrggh..kemana sih dia? '' . Aku jadi kesal sendiri.

''grrooķkk''.. Haah..bunyi perutku membuyarkan lamunanku. Segera ku tuang mie kedalam piring, membawanya kemeja makan dan makan dengan lahap. Aku sangat kelaparan seperti orang yang tidak makan setelah berhari hari.

Setelah makan, aku beranjak ke ruang tengah, kuhidupkan televisi dan memutar film di DVD, aku berusaha menikmati film yang ku putar, tapi lagi lagi aku gagal. Otakku selalu memikirkan ibu dan aku jadi sangat membencinya karena ini. Mengapa aku harus memikirkannya, sedangkan ia sendiri sudah pergi entah kemana tanpa memikirkan aku.

Aku tiba tiba menjadi sangat kesal.

Akhirnya film yang kuputar selesai, dan menjadi sia sia, karna tak sdikitpun aku menyimaknya.

Hari sudah beranjak malam dan aku masih duduk disofa dengan perasaan yang kesepian. Aku merasa hidupku berjalan tanpa mengalami hal hal yang berarti.

Sampai saat ini, ibu ku belum juga pulang. Aku tak tau dimana keberadaannya. Yah, walaupun aku tau dia sudah biasa seperti ini, pergi dan pulang tanpa pamitan. Kami punya kunci masing masing, meskipun aku jarang pergi pergi kecuali sekolah. Kutatap jam dinding, hampir pukul sepuluh malam, dan aku masih duduk disofa. Banyak hal yang aku pikirkan, kemana ibu, kenapa sampai jam segini dia belum juga pulang?, lalu aku teringat surat dari ayahku, dan juga surat dari Universitas. Lalu aku juga ingat kejadian tadi pagi, bagaimana ibu yang tiba tiba menjerit seperti hewan yang terluka.

Tiba tiba telepon berdering, aku berjalan melintasi ruang televisi dan mengangkat telepon.

''Halo''..ucapku

''Halo, apakah ini Reina?'' tanya seseorang diseberang telepon. Suara seorang laki laki yang sangat berat menurut pendengaranku.

''Ya, ini aku'' jawabku

''Maaf, anda ingin bicara dengan siapa? dengan ibuku? tapi aku tidak tau apakah dia ada dirumah atau tidak, mau aku cek dulu? tanya ku lagi.

''Aahh..tidak..tidak..tidak perlu, saya ingin bicara dengan mu Reina'' jawabnya meyakinkan ku.

''Dengar Reina, apa yang akan saya bicarakan ini, akan terdengar sangat rumit. Tapi saya harap kamu memdengarkan dengan baik setiap perkataan saya'' ucap nya lagi

''Baiklah, aku sekarang dalam keadaan yang seratus persen sehat dan siap mendengarkan'' ucapku yakin.

Lelaki itu ternyata seorang dokter, dia kolega ibuku. Aku yakin, dia menyebut dirinya ''Dokter Heru''

''Ibumu sekarang ada disini, bersama saya dan sepertinya dia sedang tidak enak badan, sehingga dia tidak akan pulang kerumah dalam waktu yang agak lama'' ucap dokter Heru. Nada suaranya berhati hati, seperti orang yang akan memberi kabar kematian.

''Agak lama itu,kira kira berapa lama?'' tanyaku

''Kalau itu, saya tidak bisa memastikannya'' jawab DokterHeru

''Memangnya mama sakit apa sih?'' tanyaku penasaran.

''Pusing, mual dan mau muntah'' jawabnya lagi

''Seperti orang hamil saja'' jawabku

''Iya, tapi mamamu tidak hamil, dia hanya sakit'' jawabnya

''Tapi ga parah kan?'' tanyaku

''Ya, mudah mudahan tidak'' jawabnya

''Kenapa ga pergi kerumah sakit aja kalau begitu?'' tanya ku lagi

''Mama mu tidak suka rumah sakit'' jawabnya

''hahaha..jangan bercanda, bagaimana mungkin seorang dokter tidak suka rumah sakit, lagian mama kan belerja disana'' jawabku merasa sangat lucu .

''Ya, tapi dirawat itu lain rasanya dengan bekerja dirumah sakit Reina. Pokoknya mama mu ga suka katanya!'' dia menjelaskan padaku.

Sebenarnya aku tidak tertarik pada pokok permasalahan yang disampaikan Dokter Heru, tapi aku menyukai suaranya. Aku merasa tidak kesepian lagi, yaah walaupun aku tau ini hanya sesaat, tapi tidak apalah, setidaknya ada seseorang yang bicara denganku.

''Mama kan seorang dokter, kenapa dia tidak mengobati dirinya sendiri saja sih? ucapku

''Itulah satu satunya yang tak bisa dilakukan seorang dokter, Reina. Kami mampu mengobati puluhan pasien setiap hari, tapi kami tak mampu mengobati diri sendiri. Itulah sebabnya kami akan meminta bantuan pada kolega sesama dokter yang lainnya untuk mengobati kami'' jawabnya panjang lebar.

''Apakah anda juga seorang dokter syaraf seperti mama ku, dokter Heru? tanyaku.

Lalu dia terdiam beberapa saat, dan akhirnya menjawab.

''Ah, tidak, saya dokter spesialis anak'' jawabnya ragu.

''Lalu mengapa mama berobat keanda? kan mama ku bukan anak anak'' ucapku.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!