Mengejar Cinta Rhea
" Rhe....rhe...Bangun Rhee...."
Teriakan bunda Rhea yang menggema di pagi hari tak mampu menyadarkan Rhea dari mimpinya yang indah.
" Rhee....kalau kamu nggak bangun sekarang, jangan salahin bunda kalau kamu telat ya!! Ini hari pertama kamu masuk sekolah loh!!"
Bunda masih terus berusaha membangunkan Rhea sambil mengetuk pintu dengan keras.
Setelah penuh perjuangan selama 5 menit untuk membangunkan Rhea, akhirnya pintu terbuka dan memunculkan sosok Rhea yang terlihat masih setengah sadar dari bangun tidurnya.
" Iya bund... Rhea udah bangun. Rhea mandi dulu ya."
Rhea kembali menutup pintu kamarnya tanpa menunggu jawaban dari bunda.
Melihat tingkah laku Rhea membuat bunda hanya bisa menghela nafas dengan keras.
Padahal dikamar Rhea terdapat jam alarm yang akan berbunyi setiap paginya, tapi sepertinya tidak cukup mampu membangunkan Rhea dengan segera.
Dengan rambut yang masih acak-acakan dan di tambah bekas ileran yang tercetak di pipi bulatnya, Rhea berjalan dengan sempoyongan
menuju kamar mandi.
Rhea harus segera bersiap agar tidak terlambat dihari pertamanya masuk sekolah.
Nama lengkap rhea adalah Rhea Zhafira Adinata. memiliki mata yang indah berwarna coklat terang, rambut yang hitam sepunggung yang lurus, serta memiliki sepasang dimple di kedua pipinya. Membuat Rhea terlihat sangat manis dan mengemaskan.
Pagi ini adalah hari pertama bagi Rhea memulai aktivitas nya sebagai seorang siswi kelas 10 di SMA Bhakti Luhur.
Sebuah SMA swasta yang cukup terkenal dengan prestasi akademik dan non akademik nya, karena SMA tersebut memiliki fasilitas yang terbilang cukup lengkap.
Ditambah lagi dengan tenaga pengajar yang profesional yang ahli di bidang nya masing-masing, membuat SMA Bhakti Luhur menjadi salah satu sekolah unggulan dan terfavorit di kawasannya.
Dengan langkah yang ceria, Rhea yang sudah mandi dan telah memakai seragam sekolah dengan lengkap, menghampiri semua anggota keluarga yang sudah duduk di meja makan.
Sambil memasang senyum yang lebar, Rhea menyapa mereka semua tanpa terkecuali.
" Selamat pagi yah..."
" Selamat pagi bund..."
" Selamat pagi Abang jelek..."
Rhea menyapa mereka semua dengan riang dan langsung duduk untuk menikmati sarapannya.
" Selamat pagi juga rhe..."
Ayah dan bunda menjawab dengan kompak.
" Selamat pagi juga cimol jelek.."
Bang Rafka membalas sapaan Rhea sambil menjulurkan lidah untuk mengejek rhea.
" Enak aja aku di bilang cimol!! Cakep gini.."
Rhea tidak terima dan mencebikan bibirnya dengan kesal.
" Lah emang betul kok. Itu pipi kamu bulet kayak cimol. hahaha..."
Rafka tertawa senang karena berhasil menggoda Rhea sampai gadis itu terlihat sangat kesal.
" Mana coba ??"
Rhea menarik pipinya kebawah agar lebih panjang.
" Tirus gini di bilang bulet. Mata Abang udah minus ya?? Ayuk kita pergi ke dokter biar mata Abang diganti sama mata sapi."
Sekarang giliran Rhea yang membalas ledekan Rafka tadi.
" Ihh....serem amet Rhe. Masa mata Abang di ganti sama mata sapi. Jadi nggak keren lagi dong Abang kamu??"
Rafka memasang tampang pura-pura sedih yang ditanggapi cibiran oleh Rhea.
" Udah -udah ayo sarapan. Kalian ini pagi-pagi udah bikin ribut aja. Nanti kalau telat baru tau rasa."
Bunda menengahi Rhea dan Rafka yang masih terus berdebat tanpa akhir.
" Iya bunda."
keduanya menjawab dengan kompak dan melanjutkan kembali sarapan mereka dengan segera.
Ayah yang sedari tadi menjadi pendengar, hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah laku putra dan putri nya tersebut.
Kalau mereka dekat pasti ada saja yang mereka perdebatkan. Tapi sebaliknya jika mereka berjauhan pasti mereka akan saling merindukan.
Ayah Rhea bernama Adinata Kusuma. Beliau adalah seorang pengusaha yang bergerak di bidang Property dan Konstruksi.
Sedangkan bundanya Rhea bernama Citra Adinata adalah seorang spesialis dokter gigi yang masih aktif bekerja di sebuah rumah sakit swasta di kota ini.
Lalu Abang Rhea satu-satunya bernama Rafka Satria Adinata merupakan seorang mahasiswa semester awal yang mengambil jurusan arsitektur di sebuah universitas swasta.
" Nggak kerasa anak bunda udah jadi anak SMA aja."
Bunda menatap Rhea sambil tersenyum. Bunda tidak menyangka Rhea sudah tumbuh dengan cepat menjadi seorang gadis remaja yang cantik dan dewasa.
" Iya bund, ayah juga nggak menyangka putri kecil kita undah besar. Perasaan kemarin masih kayak bocah kecil yang suka nangis kalau nggak dikasih permen coklat."
Rhea yang mendengar perkataan kedua orang tuanya hanya bisa tersenyum dengan manis.
" Ya nggak mungkin lah aku jadi anak kecil terus yah."
" Tapi menurut Abang kamu itu masih anak kecil.
Soalnya kamu masih suka pecicilan dan cengeng."
Rafka juga ikut memberikan komentar mengenai Rhea.
" Abang kan juga pecicilan terus suka ngerecokin aku juga. Berarti Abang kayak anak kecil juga dong??"
Rhea juga membalas komentar Rafka dengan jutek.
Akhirnya ayah berinisiatif menghengtikan perdebatan mereka.
" Udah..kalian berdua ini bikin ayah pusing aja. Kelakuan kalian berdua ini sama-sama seperti anak kecil."
Rhea dan Rafka hanya bisa nyengir kuda mendengarkan perkataan ayahnya.
" Rhe... ayah punya nasehat buat kamu. Kamu mau dengar kan??"
Ayah menatap Rhea dengan serius. Rhea yang ditatap ayah memposisikan tubuh nya dengan tegak. Bersiap untuk mendengarkan nasihat yang akan di sampaikan oleh ayah.
" Rhe...hari ini adalah hari pertama kamu sebagai seorang siswi SMA. Yang berarti kamu sudah memasuki fase dimana kamu bukan seorang anak-anak lagi melainkan gadis remaja yang bertumbuh menjadi lebih dewasa."
Rhea menatap ayah dengan serius sambil menganggukkan kepalanya.
" Ayah akan memberikan kamu kebebasan untuk memilih masa depan apa yang kamu tuju. Tapi ayah harap kamu tetap bisa menjaga kepercayaan ayah untuk masalah pergaulan. Ayah tidak ingin putri ayah satu satunya terjebak dalam pergaulan bebas yang nanti nya akan merusak masa depan kamu sendiri."
Ayah menjeda obrolannya dengan meminum kopinya yang masih panas.
" Ayah juga nggak akan melarang kamu untuk berdekatan dengan lawan jenis. Seperti pacaran mungkin. Asalkan kamu juga jangan sampai lupa untuk tidak melewati batas .
" Dan seandainya jika kamu memiliki masalah yang tidak bisa kamu selesaikan, ayah harap kamu bisa memberi tahu ayah, bunda atau bang Rafka agar bisa membantu kamu. Kamu harus ingat pesan ayah ini ya Rhee..??"
Rhea tersenyum dan mengangguk kepalanya dengan senang. Rhea bersyukur memiliki keluarga yang hangat dan saling mendukung. Rhea berharap keluarga nya akan selalu bahagia dan harmonis.
" Rhee...kamu berangkat sekolah di antar Abang ya!! Ayah ada meeting dengan client dari Surabaya pagi ini."
" Oke yah!!"
Rhea mengacungkan jempolnya sambil terus mengunyah roti selai coklat yang menjadi sarapannya pagi ini .
Setelah Rhea menghabiskan sarapannya, Rhea berdiri dan bersiap akan berangkat ke sekolah.
" Ayukk bang kita berangkat, aku nggak mau telat."
Lalu Rhea menyampirkan tas berwarna biru langit miliknya. Setelah itu menyalami ayah dan bunda secara bergantian.
" Oke...kamu tunggu di teras depan aja ya Rhee.
Bentar lagi Abang selesai."
Rhea menganggukkan kepalanya tanda mengerti.
" Semangat belajar nya ya Rhee. Kalau kamu udah dapet pacar jangan lupa dibawa kerumah biar bisa di kenalin ke ayah sama bunda."
Bunda mengedipkan mata nya sebelah untuk menggoda Rhea.
" Ihhh...bunda!! Baru hari pertama masuk sekolah udah bahas masalah pacar aja."
" Bunda cuma mau ingetin aja. Ntar kamu ngumpet ngumpet di belakang bunda. Kalau ada apa apa sama kamu gimana??"
" Tenang bund, aku bakal bilang sama bunda kalau aku udah punya pacar. Sekalian aku geret orang nya kesini biar minta izin sama ayah dan bunda buat pacaran sama aku."
Bunda tersenyum puas dengan jawaban yang diberikan oleh Rhea.
" Ya udah, kamu tungguin Abang kamu diteras depan aja. Sebentar lagi dia nyusul kamu."
Bunda melirik Rafka yang hampir selesai dengan sarapannya.
" Oke bund"
Rhea meninggalkan ruang makan menuju teras depan.
Rafka yang sudah menghabiskan sarapan nya , juga bergegas keluar untuk menyusul Rhea.
Setelah berkendara dengan mobil sekitar 20 menit, Rhea dan Rafka akhirnya sampai di depan pintu gerbang SMA Bhakti Luhur.
" Aku masuk dulu ya bang. Makasih buat tumpangan nya."
Rhea tersenyum manis menatap Abang nya itu.
" Sipp!! Belajar yang bener ya, jangan cari pacar dulu."
Rafka mencubit pipi Rhea yang bulat dengan gemas.
" ihh...apaan sih!! Siapa juga yang cari pacar di sekolah. Abang kali yang cari pacar di kampus."
Rhea juga membalas cubitan Rafka di pinggang yang membuat Rafka meringis kesakitan.
" Ya udah...masuk sana. Titipin salam Abang sama Shasa ya dek!!"
Rafka tersenyum sambil mengedip kan mata dengan genit lalu mendorong bahu Rhea agar turun dari mobil.
" Nggak ahh...aku nggak mau sahabat aku di PHP in sama buaya curut model Abang. Weekkk...."
Rhea menjulurkan lidahnya lalu membuka pintu mobil dan menutupnya dengan keras.
" Awas kamu ya dek, nanti Abang jitak kepala mu sampai benjol."
Rafka bersungut sebal karena di sebut buaya curut oleh Rhea.
Sambil melambaikan tangan, Rhea sempat bersorak dari luar mobil.
" Coba aja kalau bisa. Babay Abang curut."
Lalu rhea berlari lari kecil menuju gerbang sekolah, meninggalkan mobil Rafka yang juga perlahan pergi dari tempat itu.
Sesampainya di depan pintu gerbang, Rhea mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi seseorang.
" Hallo......Lo dimana sha, gue udah di depan gerbang ni." ucap Rhea dengan semangat.
" Gue di belakang Lo, Rhe...!!"
Tiba-tiba seorang gadis menghampiri Rhea dan membuat Rhea terkejut.
" Aaaaaa.....gue kangen banget sama Lo, Rhe..!!"
Gadis itu berteriak dan memeluk Rhea dengan erat.
" Gue juga kangen banget sama Lo, sha..!!"
Rhea juga membalas pelukan sahabatnya tidak kalah eratnya.
" Lo makin glowing aja sha habis balik dari Korea."
Rhea menatap wajah sahabatnya, setelah melepaskan pelukannya.
" Lo bisa aja Rhe...bikin gue malu aja!!"
Gadis itu memegang pipinya yang tersipu karena dipuji oleh Rhea.
" Mana oleh-oleh buat gue sha. Lo nggak lupa kan??"
Rhea menatap sahabatnya karena tidak menemukan apapun.
" Ya, nggak mungkin lah Rhe. Oleh Oleh buat Lo ada di rumah. Kalau Lo mau jemput aja sendiri. Ribet gue bawainnya."
" Sipp...ntar gue jemput ke rumah Lo. Makasih ya say."
" Iya, nggak masalah. Apasih yang nggak buat Lo"
Sahabat Rhea itu tersenyum dan merangkul lengan Rhea berjalan memasuki gerbang sekolah.
Rhea pun juga ikut tersenyum dan mengiringi langkah sahabatnya itu.
Nama sahabat Rhea adalah Shasa Amalia Putri. Mereka mulai bersahabat semenjak duduk di sekolah dasar.
Mereka memiliki kegemaran yang sama soal musik. Mereka sangat mengidolakan boy band asal Korea selatan yaitu BTS.
Segala pernak-pernik milik BTS mereka koleksi. Dari mulai Album, lightstick, poster, majalah, hingga sticker bergambar semua member mereka miliki.
Yang pada akhirnya membuat mereka selalu kompak sampai saat ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments