NovelToon NovelToon

Mengejar Cinta Rhea

Rhea Zhavira Adinata

" Rhe....rhe...Bangun Rhee...."

Teriakan bunda Rhea yang menggema di pagi hari tak mampu menyadarkan Rhea dari mimpinya yang indah.

" Rhee....kalau kamu nggak bangun sekarang, jangan salahin bunda kalau kamu telat ya!! Ini hari pertama kamu masuk sekolah loh!!"

Bunda masih terus berusaha membangunkan Rhea sambil mengetuk pintu dengan keras.

Setelah penuh perjuangan selama 5 menit untuk membangunkan Rhea, akhirnya pintu terbuka dan memunculkan sosok Rhea yang terlihat masih setengah sadar dari bangun tidurnya.

" Iya bund... Rhea udah bangun. Rhea mandi dulu ya."

Rhea kembali menutup pintu kamarnya tanpa menunggu jawaban dari bunda.

Melihat tingkah laku Rhea membuat bunda hanya bisa menghela nafas dengan keras.

Padahal dikamar Rhea terdapat jam alarm yang akan berbunyi setiap paginya, tapi sepertinya tidak cukup mampu membangunkan Rhea dengan segera.

Dengan rambut yang masih acak-acakan dan di tambah bekas ileran yang tercetak di pipi bulatnya, Rhea berjalan dengan sempoyongan

menuju kamar mandi.

Rhea harus segera bersiap agar tidak terlambat dihari pertamanya masuk sekolah.

Nama lengkap rhea adalah Rhea Zhafira Adinata. memiliki mata yang indah berwarna coklat terang, rambut yang hitam sepunggung yang lurus, serta memiliki sepasang dimple di kedua pipinya. Membuat Rhea terlihat sangat manis dan mengemaskan.

Pagi ini adalah hari pertama bagi Rhea memulai aktivitas nya sebagai seorang siswi kelas 10 di SMA Bhakti Luhur.

Sebuah SMA swasta yang cukup terkenal dengan prestasi akademik dan non akademik nya, karena SMA tersebut memiliki fasilitas yang terbilang cukup lengkap.

Ditambah lagi dengan tenaga pengajar yang profesional yang ahli di bidang nya masing-masing, membuat SMA Bhakti Luhur menjadi salah satu sekolah unggulan dan terfavorit di kawasannya.

Dengan langkah yang ceria, Rhea yang sudah mandi dan telah memakai seragam sekolah dengan lengkap, menghampiri semua anggota keluarga yang sudah duduk di meja makan.

Sambil memasang senyum yang lebar, Rhea menyapa mereka semua tanpa terkecuali.

" Selamat pagi yah..."

" Selamat pagi bund..."

" Selamat pagi Abang jelek..."

Rhea menyapa mereka semua dengan riang dan langsung duduk untuk menikmati sarapannya.

" Selamat pagi juga rhe..."

Ayah dan bunda menjawab dengan kompak.

" Selamat pagi juga cimol jelek.."

Bang Rafka membalas sapaan Rhea sambil menjulurkan lidah untuk mengejek rhea.

" Enak aja aku di bilang cimol!! Cakep gini.."

Rhea tidak terima dan mencebikan bibirnya dengan kesal.

" Lah emang betul kok. Itu pipi kamu bulet kayak cimol. hahaha..."

Rafka tertawa senang karena berhasil menggoda Rhea sampai gadis itu terlihat sangat kesal.

" Mana coba ??"

Rhea menarik pipinya kebawah agar lebih panjang.

" Tirus gini di bilang bulet. Mata Abang udah minus ya?? Ayuk kita pergi ke dokter biar mata Abang diganti sama mata sapi."

Sekarang giliran Rhea yang membalas ledekan Rafka tadi.

" Ihh....serem amet Rhe. Masa mata Abang di ganti sama mata sapi. Jadi nggak keren lagi dong Abang kamu??"

Rafka memasang tampang pura-pura sedih yang ditanggapi cibiran oleh Rhea.

" Udah -udah ayo sarapan. Kalian ini pagi-pagi udah bikin ribut aja. Nanti kalau telat baru tau rasa."

Bunda menengahi Rhea dan Rafka yang masih terus berdebat tanpa akhir.

" Iya bunda."

keduanya menjawab dengan kompak dan melanjutkan kembali sarapan mereka dengan segera.

Ayah yang sedari tadi menjadi pendengar, hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah laku putra dan putri nya tersebut.

Kalau mereka dekat pasti ada saja yang mereka perdebatkan. Tapi sebaliknya jika mereka berjauhan pasti mereka akan saling merindukan.

Ayah Rhea bernama Adinata Kusuma. Beliau adalah seorang pengusaha yang bergerak di bidang Property dan Konstruksi.

Sedangkan bundanya Rhea bernama Citra Adinata adalah seorang spesialis dokter gigi yang masih aktif bekerja di sebuah rumah sakit swasta di kota ini.

Lalu Abang Rhea satu-satunya bernama Rafka Satria Adinata merupakan seorang mahasiswa semester awal yang mengambil jurusan arsitektur di sebuah universitas swasta.

" Nggak kerasa anak bunda udah jadi anak SMA aja."

Bunda menatap Rhea sambil tersenyum. Bunda tidak menyangka Rhea sudah tumbuh dengan cepat menjadi seorang gadis remaja yang cantik dan dewasa.

" Iya bund, ayah juga nggak menyangka putri kecil kita undah besar. Perasaan kemarin masih kayak bocah kecil yang suka nangis kalau nggak dikasih permen coklat."

Rhea yang mendengar perkataan kedua orang tuanya hanya bisa tersenyum dengan manis.

" Ya nggak mungkin lah aku jadi anak kecil terus yah."

" Tapi menurut Abang kamu itu masih anak kecil.

Soalnya kamu masih suka pecicilan dan cengeng."

Rafka juga ikut memberikan komentar mengenai Rhea.

" Abang kan juga pecicilan terus suka ngerecokin aku juga. Berarti Abang kayak anak kecil juga dong??"

Rhea juga membalas komentar Rafka dengan jutek.

Akhirnya ayah berinisiatif menghengtikan perdebatan mereka.

" Udah..kalian berdua ini bikin ayah pusing aja. Kelakuan kalian berdua ini sama-sama seperti anak kecil."

Rhea dan Rafka hanya bisa nyengir kuda mendengarkan perkataan ayahnya.

" Rhe... ayah punya nasehat buat kamu. Kamu mau dengar kan??"

Ayah menatap Rhea dengan serius. Rhea yang ditatap ayah memposisikan tubuh nya dengan tegak. Bersiap untuk mendengarkan nasihat yang akan di sampaikan oleh ayah.

" Rhe...hari ini adalah hari pertama kamu sebagai seorang siswi SMA. Yang berarti kamu sudah memasuki fase dimana kamu bukan seorang anak-anak lagi melainkan gadis remaja yang bertumbuh menjadi lebih dewasa."

Rhea menatap ayah dengan serius sambil menganggukkan kepalanya.

" Ayah akan memberikan kamu kebebasan untuk memilih masa depan apa yang kamu tuju. Tapi ayah harap kamu tetap bisa menjaga kepercayaan ayah untuk masalah pergaulan. Ayah tidak ingin putri ayah satu satunya terjebak dalam pergaulan bebas yang nanti nya akan merusak masa depan kamu sendiri."

Ayah menjeda obrolannya dengan meminum kopinya yang masih panas.

" Ayah juga nggak akan melarang kamu untuk berdekatan dengan lawan jenis. Seperti pacaran mungkin. Asalkan kamu juga jangan sampai lupa untuk tidak melewati batas .

" Dan seandainya jika kamu memiliki masalah yang tidak bisa kamu selesaikan, ayah harap kamu bisa memberi tahu ayah, bunda atau bang Rafka agar bisa membantu kamu. Kamu harus ingat pesan ayah ini ya Rhee..??"

Rhea tersenyum dan mengangguk kepalanya dengan senang. Rhea bersyukur memiliki keluarga yang hangat dan saling mendukung. Rhea berharap keluarga nya akan selalu bahagia dan harmonis.

" Rhee...kamu berangkat sekolah di antar Abang ya!! Ayah ada meeting dengan client dari Surabaya pagi ini."

" Oke yah!!"

Rhea mengacungkan jempolnya sambil terus mengunyah roti selai coklat yang menjadi sarapannya pagi ini .

Setelah Rhea menghabiskan sarapannya, Rhea berdiri dan bersiap akan berangkat ke sekolah.

" Ayukk bang kita berangkat, aku nggak mau telat."

Lalu Rhea menyampirkan tas berwarna biru langit miliknya. Setelah itu menyalami ayah dan bunda secara bergantian.

" Oke...kamu tunggu di teras depan aja ya Rhee.

Bentar lagi Abang selesai."

Rhea menganggukkan kepalanya tanda mengerti.

" Semangat belajar nya ya Rhee. Kalau kamu udah dapet pacar jangan lupa dibawa kerumah biar bisa di kenalin ke ayah sama bunda."

Bunda mengedipkan mata nya sebelah untuk menggoda Rhea.

" Ihhh...bunda!! Baru hari pertama masuk sekolah udah bahas masalah pacar aja."

" Bunda cuma mau ingetin aja. Ntar kamu ngumpet ngumpet di belakang bunda. Kalau ada apa apa sama kamu gimana??"

" Tenang bund, aku bakal bilang sama bunda kalau aku udah punya pacar. Sekalian aku geret orang nya kesini biar minta izin sama ayah dan bunda buat pacaran sama aku."

Bunda tersenyum puas dengan jawaban yang diberikan oleh Rhea.

" Ya udah, kamu tungguin Abang kamu diteras depan aja. Sebentar lagi dia nyusul kamu."

Bunda melirik Rafka yang hampir selesai dengan sarapannya.

" Oke bund"

Rhea meninggalkan ruang makan menuju teras depan.

Rafka yang sudah menghabiskan sarapan nya , juga bergegas keluar untuk menyusul Rhea.

Setelah berkendara dengan mobil sekitar 20 menit, Rhea dan Rafka akhirnya sampai di depan pintu gerbang SMA Bhakti Luhur.

" Aku masuk dulu ya bang. Makasih buat tumpangan nya."

Rhea tersenyum manis menatap Abang nya itu.

" Sipp!! Belajar yang bener ya, jangan cari pacar dulu."

Rafka mencubit pipi Rhea yang bulat dengan gemas.

" ihh...apaan sih!! Siapa juga yang cari pacar di sekolah. Abang kali yang cari pacar di kampus."

Rhea juga membalas cubitan Rafka di pinggang yang membuat Rafka meringis kesakitan.

" Ya udah...masuk sana. Titipin salam Abang sama Shasa ya dek!!"

Rafka tersenyum sambil mengedip kan mata dengan genit lalu mendorong bahu Rhea agar turun dari mobil.

" Nggak ahh...aku nggak mau sahabat aku di PHP in sama buaya curut model Abang. Weekkk...."

Rhea menjulurkan lidahnya lalu membuka pintu mobil dan menutupnya dengan keras.

" Awas kamu ya dek, nanti Abang jitak kepala mu sampai benjol."

Rafka bersungut sebal karena di sebut buaya curut oleh Rhea.

Sambil melambaikan tangan, Rhea sempat bersorak dari luar mobil.

" Coba aja kalau bisa. Babay Abang curut."

Lalu rhea berlari lari kecil menuju gerbang sekolah, meninggalkan mobil Rafka yang juga perlahan pergi dari tempat itu.

Sesampainya di depan pintu gerbang, Rhea mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi seseorang.

" Hallo......Lo dimana sha, gue udah di depan gerbang ni." ucap Rhea dengan semangat.

" Gue di belakang Lo, Rhe...!!"

Tiba-tiba seorang gadis menghampiri Rhea dan membuat Rhea terkejut.

" Aaaaaa.....gue kangen banget sama Lo, Rhe..!!"

Gadis itu berteriak dan memeluk Rhea dengan erat.

" Gue juga kangen banget sama Lo, sha..!!"

Rhea juga membalas pelukan sahabatnya tidak kalah eratnya.

" Lo makin glowing aja sha habis balik dari Korea."

Rhea menatap wajah sahabatnya, setelah melepaskan pelukannya.

" Lo bisa aja Rhe...bikin gue malu aja!!"

Gadis itu memegang pipinya yang tersipu karena dipuji oleh Rhea.

" Mana oleh-oleh buat gue sha. Lo nggak lupa kan??"

Rhea menatap sahabatnya karena tidak menemukan apapun.

" Ya, nggak mungkin lah Rhe. Oleh Oleh buat Lo ada di rumah. Kalau Lo mau jemput aja sendiri. Ribet gue bawainnya."

" Sipp...ntar gue jemput ke rumah Lo. Makasih ya say."

" Iya, nggak masalah. Apasih yang nggak buat Lo"

Sahabat Rhea itu tersenyum dan merangkul lengan Rhea berjalan memasuki gerbang sekolah.

Rhea pun juga ikut tersenyum dan mengiringi langkah sahabatnya itu.

Nama sahabat Rhea adalah Shasa Amalia Putri. Mereka mulai bersahabat semenjak duduk di sekolah dasar.

Mereka memiliki kegemaran yang sama soal musik. Mereka sangat mengidolakan boy band asal Korea selatan yaitu BTS.

Segala pernak-pernik milik BTS mereka koleksi. Dari mulai Album, lightstick, poster, majalah, hingga sticker bergambar semua member mereka miliki.

Yang pada akhirnya membuat mereka selalu kompak sampai saat ini.

Gavin Ardana Wijaya

Pagi ini suasana parkiran di SMA Bhakti Luhur terpantau cukup ramai.

Apalagi setelah kedatangan segerombolan motor ninja besar yang tepat berhenti di tengah area parkiran itu, membuat suasana menjadi riuh oleh teriakan para gadis yang sedang menunggu mereka turun dari motor besarnya.

Siapa yang tidak mengenal mereka, siswa paling most wanted di SMA Bhakti Luhur.

Terdiri dari Gavin, Alex, Azka, dan Dhafi.

Mereka Memiliki postur Tubuh yang cukup tinggi mencapai 180 cm serta mempunyai wajah yang terbilang cukup tampan. Sehingga mereka otomatis menjadi idola yang banyak di sukai oleh semua gadis yang ada di sekolah.

Gavin Ardana Wijaya (Gavin) merupakan salah satu pemuda yang paling tampan diantara mereka berempat. Memiliki mata hitam yang tajam seperti elang, dengan garis wajah yang tegas, serta memiliki hidung yang mancung. Membuat Gavin lebih populer dari ketiga temannya.

Hanya saja kepribadian Gavin terlihat lebih cool, cuek dan misterius membuat semua orang sangat sulit untuk mendekati Gavin.

Bahkan ada beberapa gadis yang nekad mendekati Gavin, dan menyatakan cinta kepadanya terlebih dahulu hanya bisa menelan kekecewaan karena cinta mereka di tolak mentah-mentah oleh Gavin.

Padahal mereka semua rata-rata memiliki paras yang cukup cantik, tapi Gavin sepertinya sama sekali tidak tertarik.

Kadang terlintas pertanyaan dipikiran Alex, Azka dan dhafi, apakah Gavin tidak menyukai cewek alias menyimpang??

Tapi rasa nya itu tidak mungkin, karena setahu mereka Gavin pernah berpacaran dengan teman sekelas mereka waktu duduk di kelas 3 SMP.

Walaupun pacarnya yang menyatakan cinta terlebih dahulu, tapi hubungan mereka cukup lama bertahan kurang lebih sekitar 1 tahun. Dan akhirnya mereka berdua putus karena pacarnya melanjutkan sekolah keluar kota.

Ketiga teman Gavin yang lain juga ngak kalah populer dan gantengnya.

Alexander Bramantyo (Alex) , cowok itu juga memiliki kepribadian seperti Gavin, tapi tidak terlalu pendiam. Satu hal Yang membuat mereka berbeda adalah status Alex yang sudah punya memiliki pacar alias nggak jomblo.

Alex berpacaran dengan kakak kelasnya yang bernama Felicia. Alex berfikir lebih baik punya pacar dari pada jadi jomblo akut seperti Gavin.

Azka Permana Nugraha (Azka) . Kepribadian Azka juga tidak jauh berbeda dengan Gavin dan Alex. Sama-sama cool tetapi tidak terlalu cuek ataupun misterius.

Azka memiliki sifat yang terlalu ramah pada semua cewek. Bisa di bilang Azka adalah seorang playboy.

Sudah tidak terhitung berapa kali Azka berpacaran. Yang paling lama cuma bertahan 6 bulan. Setiap mereka akan putus, Azka akan memberikan alasan yang sama kepada semua pacarnya.

"sorry yang, aku udah bosan sama kamu"

Kalimat itu yang selalu di ucapakan Azka pada semua pacarnya. Lalu setelah kalimat itu diucapkan Azka akan mendapatkan hadiah yang tak akan dia lupakan. Sebuah tamparan yang manis di pipinya atau tendangan yang cantik di kedua kakinya.

Tapi seakan tidak jera, Azka masih saja suka mempermainkan perasaan semua pacarnya. Mungkin Azka akan bertobat kalau sudah mendapatkan karma dari semua perbuatannya.

Dan yang terakhir temannya Gavin adalah Dhafi Aksan Emilio (Dhafi) .

Kalau Dhafi memiliki kepribadian yang sedikit berbeda dari ketiga temannya. Dhafi memiliki sifat yang lebih ramah dan mudah tersenyum pada semua orang.

Dhafi yang sebenernya lebih menghidupkan suasana pertemanan diantara mereka berempat. Orang nya gampang membuka obrolan, lebih jahil dan tidak kaku layaknya kanebo kering seperti Gavin.

Itulah yang membuat persahabatan mereka menjadi awet sampai sekarang. Persahabatan yang mereka mulai sejak duduk di bangku SMP.

Sehingga mereka menamai geng persahabatan mereka "The Devil". Nama yang sesuai untuk mereka berempat yang punya gaya cowok cool, misterius, dan terkesan badboy.

Setelah mereka berempat turun dari motor besarnya dan melepaskan helm full face dari kepala mereka masing-masing. Terdengarlah sorakan dari para gadis gadis yang masih setia berdiri di parkiran tersebut..

" Vinnn....kamu harus tanggung jawab!!! hati aku ambyar liat kamu."

" Lex.....kamu tau ngak beda kamu sama bulan? Kalau bulan di langit, kalau kamu di hati akuuuhhhh...."

" Kaaa....aku ramal kita pasti ketemu nanti di kantin!!!!"

"Fi.....aku Trisno Karo Kowe...."

Dan banyak lagi sorakan yang terdengar dari para fans fanatik "The Devil" yang sudah jadi makan sehari hari buat mereka berempat.

Sambil memasang smirk andalan mereka, mereka berempat berjalan dengan cool dan santai tanpa memperdulikan para fans yang sejak tadi menunggu mereka.

Mereka berempat meninggalkan area parkiran itu menuju ke kelas mereka masing masing yang berada di lantai 2.

Dengan Gavin dan Alex yang menuju kelas mereka di 11 IPS 2, sedangkan Azka dan Dhafi ke kelas mereka juga di 11 IPS 4.

Sesampainya mereka di lantai dua, mereka juga di sambut antusias oleh semua gadis angkatan mereka.

Ada yang melempar senyum dengan manis dan ada pula yang berani menyapa mereka. Semua ditanggapi dingin dan cuek oleh mereka berempat.

Sesampainya mereka di kelas 11 IPS 2 yang merupakan kelas Gavin dan Alex, mereka berempat dengan tenang memasuki kelas dan memilih untuk duduk di kursi bagian belakang dan memulai obrolan mereka pagi ini.

" Kemarin gue kerumah Lo, Lex!! Kampret banget Lo emang. Mata gue ternodai anjir!! Lo nggak ada tempat lain sampai harus bawa cewek Lo ke rumah??"

Azka mengumpat dengan yang kesal melihat tingkah laku Alex.

Alex yang diumpati oleh Azka hanya bisa nyengir kuda karena tertangkap basah oleh sahabatnya sendiri.

"Sorry..sorry bro, gue nggak bermaksud. Tapi si Felis yang nyamperin gue kerumah dengan alasan kangen. Lo tau sendiri kan kalau orang kangen itu gimana?? Hahahaa.."

Alex menjawab santai pertanyaan dari Azka dan kemudian tertawa dengan keras.

"Sialan Lo!!"

Azka yang kesal pada alex melemparnya dengan sepatu.

Alex yang tau akan di lempar berusaha menghindar dari lemparan sepatu Azka.

" Lo juga fi, kemana Lo kemaren?? Gue juga kerumah Lo habis dari rumah Alex. Gue telfonin nggak aktif. Gue telfon si Gavin juga nggak aktif. Pada kemana sih lo semua??? Kampret banget!! Berasa nggak punya temen gue kemaren tau nggak Lo!"

Umpat Azka dengan kesal sambil menunjuk-nujuk wajah mereka bertiga.

" Sorry ka, gue kemarin anterin nyokap pergi arisan. Hape gue mati, lupa ngecas." Jawab Dhafi santai.

" Kalau gue, Lo tau sendirikan kalau weekend bokap gue ada dirumah. Gue males ketemu dia, makanya gue kabur dan sengaja matiin telfon biar dia nggak gangguin gue."

Gavin memberikan alasan pada Azka, agar sahabatnya mengerti dengan keadaan yang di alaminya.

" Ok, Lo semua gue maafin!! Tapi Lo semua harus traktir gue makan di kantin sepuasnya!!"

Tunjuk Azka pada ketiga sahabatnya.

Alex yang mendengar permintaan Azka langsung menampol kepala sahabatnya itu dengan keras.

" Anjayy Lo, tampang orang kaya, tapi nggak malu mintak gratisan Mulu!!"

Alex menggelengkan kepalanya tidak habis pikir dengan perilaku si Azka yang doyan gratisan padahal dia anak orang kaya.

" Sakit ogeb!!! Lo kayak nggak doyan gratisan aja!"

Azka lalu mencibir pada Alex.

" Biarin aja Lex, ntar gue yang traktir. Pesen aja apa yang Lo mau, ntar gue bayar."

Gavin menengahi pertengkaran keduanya dari pada semakin panjang dan tidak berkesudahan.

" Itu baru brother gue!!"

Azka mengacungkan jempolnya pada Gavin lalu merangkul pundak Gavin dengan senang. Lalu Azka menatap Alex penuh kemenangan karena berhasil mendapatkan traktiran.

Alex yang ditatap hanya mencibir lalu membuang muka dengan sebal.

Setelah hampir 15 menit mereka berada di dalam kelas, akhirnya bel masuk berbunyi. Semua siswa kompak berdiri untuk meninggalkan kelas menuju lapangan karena setiap hari Senin akan dilakukan upacara bendera.

" I hate Monday!!!" Ucap Azka dan Alex bersamaan.

" Yeee, kalau masalah ginian kompak Lo berdua curut!!!"

Dhafi meledek Alex dan Azka lalu menjitak kepala mereka secara bersamaan setelah itu melarikan diri agar tidak dibalas oleh keduanya.

"Woiii...kampret!! Sini nggak Lo! "

Azka yang tidak terima, hendak mengejar Dhafi.

Alex yang juga merasa kesal dengan Dhafi juga turut mengejar.

Gavin yang tertinggal di belakang hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah laku ketiga sahabatnya.

Hanya mereka yang Gavin miliki setelah mama nya tiada. Semoga persahabatan mereka terjalin dengan baik selamanya.

Kita Ketemu Lagi...

Seperti biasanya, setiap hari Senin akan diadakan Upacara Bendera di SMA Bhakti Luhur.

Tapi di karenakan hari ini bertepatan dengan hari pertama masuknya seluruh siswa termasuk siswa baru kelas 10, jadi untuk upacara bendera hari ini di tiadakan.

Tidak seperti di SMA lain, acara MOS atau Masa Orientasi Siswa di SMA Bhakti luhur memang tidak di selenggarakan.

Hal itu disebabkan karena pihak sekolah ingin menghindari terjadinya aksi pembulyian oleh siswa senior kepada siswa junior yang biasanya terjadi saat acara MOS berlangsung.

Rhea dan shasa yang sudah memasuki halaman SMA Bhakti Luhur sekitar lima menit yang lalu masih tetap berdiri ditempatnya sambil mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru sekolah.

" Wah...sekolahnya bagus banget ya Rhe!"

Shasa menatap takjub pada sekolah yang akan menjadi tempat mereka menimba ilmu selama tiga tahun yang akan datang.

" Iya sha, bagus dan luas banget. Kalau kita nggak hati hati bisa nyasar ni! Lo jangan tinggalin gue ya sha. Awas Lo!!"

Rhea memberi ancaman pada Shasa karena gadis itu suka menghilang secara tiba-tiba seperti ninja.

" Iya bawel. Siapa juga yang ninggalin elo. Lo tu yang kadang-kadang suka budeg. Gue udah bilang sama elo gue mau pergi kemana, Lo masih sibuk aja baca novel-novel Lo itu. Ya gue tinggal lah elo nya!!"

Shasa memberikan alasan yang membuat Rhea memonyongkan bibirnya lima centi.

" Sialan lo. Gue di bilang budeg. Ya udah yok kita kumpul di barisan itu."

Rhea menunjuk sudut lapangan yang sudah terisi dengan siswa kelas 10 seperti mereka.

Rhea dapat mengetahui bahwa mereka teman seangkatan karena melihat warna pin sekolah yang mereka gunakan sama persis dengan yang Rhea pakai.

Sedangkan siswa yang menggunakan pin dengan warna berbeda, menandakan mereka adalah siswa senior di sekolah itu.

" Oke, yuk rhe. Gue nggak sabar, mudah mudahan banyak cowok cakepnya. Supaya malming gue nggak ngenes bareng sama Lo lagi."

Shasa menarik lengan Rhea agar segera menghampiri barisan tersebut.

" Awas Lo ya, gue sumpahin susah dapet cowok. Biar jomblo seumur hidup."

Rhea menatap Shasa dengan garang tapi tetap mengikuti Shasa menuju barisan mereka.

"Ihhh..amit-amit!! Jahat banget sih mulut Lo rhe."

Shasa mencubit mulut Rhea dengan gemas lalu lari meninggalkan Rhea sendiri.

" Awww...sakit sha. Awas ya nanti gue bales Lo!"

Rhea mengusap bibirnya yang perih karena di cubit Shasa lalu ikut berlari untuk mengejar Shasa.

Setelah Rhea dan Shasa sampai, mereka langsung berbaris dengan rapi sambil menunggu upacara yang akan segera di mulai.

Selama kurang lebih 20 menit pak Kepala Sekolah memberikan pidato singkat yang menceritakan tentang kesuksesan yang sudah diraih oleh semua siswa yang berprestasi di sekolah.

Selain itu, pak Kepala Sekolah juga memberikan motivasi kepada seluruh siswa agar mereka juga mampu mengembangkan potensi yang ada pada diri mereka sendiri. Sehingga mereka juga dapat merasakan kesuksesan seperti teman mereka yang lain.

Setelah pidato pak Kepala sekolah berakhir, semua siswa kelas 11 dan kelas 12 berhamburan meninggalkan lapangan menuju ke kelas mereka masing-masing untuk melaksanakan kegiatan bersih-bersih.

Sedangkan Siswa kelas 10 di minta untuk tetap tinggal di lapangan guna memulai acara ramah tamah bersama guru dan semua anggota OSIS.

Serta pembagian kelompok untuk tur mengelilingi sekolah agar semua siswa kelas 10 dapat mengetahui apa saja fasilitas yang tersedia di sekolah mereka tersebut.

Dan disini lah Rhea berada sekarang, di kelompok 3 sedangkan Shasa berada di kelompok 5.

Kelompok rhea sudah berkeliling sekolah selama hampir 30 menit.

Dibimbing langsung oleh kakak pembina mereka yaitu kak Arga yang merupakan salah satu dari anggota OSIS.

Yang dengan baik hati dan ramah mengantarkan para seniornya untuk berkeliling serta menjawab mengenai beberapa pertanyaan seputar sekolah dan pertanyaan random lainnya. Seperti contoh nya...

" Kak, mau tanya dong, kakak makan apa sihhh??? Kok cakep banget..???"

" Kak, zodiak nya apa sih!?? mana tau jodoh sama aku!!!!"

"Kak, masih jomblo ngak???? Aku jomblo lohh!!! Mau ngak jadi pacar aku???"

Kak Arga yang mendapat berbagai pertanyaan mengenai dirinya itu cuma bisa tersenyum dan kembali melanjutkan kegiatannya.

Hingga mereka semua akhirnya sampai di lapangan basket sekolah. Mereka kompak beristirahat di tepi lapangan, karena cuaca hari ini cukup panas.

"Kak, ada minuman ngak??? Haus ni!!!"

"Kak, mau makan juga, laper!!!"

Semua siswa kelas 10 yang berada di kelompok kak Arga kompak mengeluh karena mereka semua kelaparan dan kehausan.

"Oke, ayo kita langsung ke kantin aja!"

Kak Arga mengajak semua siswa kelas 10 untuk segera menuju kantin karena dia juga merasakan hal yang sama.

Tapi ketika mereka semua hendak berdiri dan akan meninggalkan lapangan, tiba-tiba mereka dibuat tercengang dengan kedatangan empat cowok yang seperti nya hendak bermain basket di lapangan tersebut.

Siapa lagi kalau bukan geng "The Devil", yang berisikan 4 cowok tampan yang bisa membuat hati semua gadis ambyarrrr.

Dengan langkah yang tenang dan santai, mereka berempat melalui pinggir lapangan dan berhasil membuat semua gadis berbisik-bisik ingin mengetahui siapakah mereka itu.

Tetapi tanpa mereka sadari, sebenarnya ada seorang gadis yang sudah mengenali mereka berempat.

Gadis itu adalah Rhea. Rhea memandangi seorang pemuda yang sangat dia kenali dulu dan pernah memiliki kenangan bersamanya.

Seorang pemuda yang kelihatan dingin dan cuek dari luar, padahal sebenarnya dia berhati lembut dan perhatian. Pemuda itu adalah Gavin Ardana Wijaya.

Rhea memperhatikan penampilan Gavin yang terlihat lebih dewasa dan tentu saja lebih tampan sejak mereka terakhir bertemu.

Rhea yang tidak ingin terlihat oleh Gavin dan teman-teman nya, memilih bersembunyi di barisan belakang. Lebih baik meghindar dari pada bertemu untuk saat ini.

"Kita ketemu lagi vin"

Monolog Rhea dalam hati dan tersenyum getir ke arah cowok itu.

"Semoga perasaan aku nggak akan kembali seperti dulu lagi."

Rhea menyentuh dada nya yang masih berdebar akibat melihat Gavin dari dekat. Rhea sudah bertekad tidak akan menampakkan diri di hadapan Gavin.

Semoga usaha Rhea akan berhasil. Mengingat Rhea tidak ingin berurusan dengan Gavin lagi.

Dan pada akhirnya semua siswa kelompok Rhea beserta kak Arga pergi meninggalkan lapangan menuju kantin.

" Bro, anak kelas 10 pada cakep-cakep ya?"

Azka memberikan komentar terhadap Adek kelas yang dia lihat saat berpapasan di tepi lapangan tadi.

" Lumayan lah, tapi lebih cakep cewek gue."

Alex tersenyum jumawa karena membanggakan pacarnya di hadapan Azka.

" Yee, elo ma udah kena virus bucin makanya cuma Felice yang paling cakep di mata Lo!!"

Azka tersenyum mengejek karena melihat tingkah laku Alex yang terlalu bucin pada pacarnya.

" Udahlah bro, kita kan kesini mau main bukannya mau debat."

Dhafi mulai menengahi "tom dan Jerry" yang mulai berdebat nggak jelas di pinggir lapangan.

Gavin yang melihat tingkah laku mereka hanya mendengus dengan keras dan lebih memilih mendribble bolanya nya sendiri menuju ring.

Melihat Gavin yang mulai bermain sendiri membuat mereka bertiga menghampiri Gavin dengan segera.

" Bro"

Tepukan ringan di bahu menghentikan kegiatan Gavin mendribble bola.

" Gue perasaan tadi liat Rhea diantara adek kelas yang tadi. Lo liat nggak?"

Azka bertanya pada Gavin karena penasaran dengan apa yang dia lihat tadi.

"Nggak"

Gavin menjawab pertanyaan Azka dengan singkat dan membuat mereka bertiga terdiam untuk sesaat.

" Lo salah liat kali ka. Mungkin cuma mirip. Ayo main lagi bro!!"

Dhafi mencoba mengalihkan topik pembicaraan dengan mengajak kembali mereka semua untuk bermain basket karena melihat perubahan di wajah Gavin setelah nama Rhea disebutkan.

Mungkin bukan hanya Dhafi yang menyadari perubahan gavin tapi Alex dan Azka juga. Jadi mereka memilih untuk tidak melanjutkan pembahasan tentang Rhea.

Mereka bertiga takut membuat mood Gavin berantakan dan berimbas juga nanti nya pada mereka sendiri.

"Panas banget bro!"

Azka mengibaskan baju nya karena kegerahan setelah bermain basket selama 15 menit.

" Yoi bro, kita ke kantin yok! Gue haus pengen minum yang dingin-dingin.

Alex yang juga merasa kepanasan mulai menepi ke pinggir lapangan.

"Yok vin, gue juga haus."

Dhafi menepuk pundak Gavin agar dia berhenti mendribble bola.

" Kalian duluan aja ntar gue nyusul."

Gavin menatap Dhafi sekilas lalu melanjutkan kembali permainannya.

Dhafi yang tidak menerima penolakan, menepis bola basket Gavin dan menarik lengan nya untuk menepi ke pinggir lapangan.

Gavin yang ditarik Dhafi akhirnya hanya bisa pasrah. Setelah mereka berada di pinggir lapangan Gavin menepis tangan dhafi dengan kasar.

" Gue bisa jalan sendiri"

Gavin mendahului mereka bertiga berjalan menuju kantin sekolah.

" Lo sih, bahas nama Rhea di depan Gavin tadi."

Alex bicara pelan sambil menunjuk muka Azka. Yang ditunjuk cuma bisa nyengir nggak jelas.

" Sorry bro, keceplosan."

Azka mengatupkan tangan di depan dada agar Alex tidak marah lagi padanya.

" Yok, Gavin udah makin jauh tu. Ntar dia tambah bad mood lagi."

Dhafi menyadarkan keduanya agar tidak larut dalam perdebatan.

Akhirnya Mereka bertiga berlari agar bisa menyusul langkah kaki Gavin yang lebar menuju kantin.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!