Kenangan Kita Saat Hujan..

2 tahun yang lalu...

Di suatu sore yang agak mendung, di sebuah taman. Rhea berdiri seorang diri sambil memainkan ponselnya. Sedangkan di tangannya yang satu lagi terdapat sebuah keranjang picnic yang berisi makanan.

Sebenarnya sore itu Rhea dan Shasa berniat ingin picnic di taman.

Tapi setelah menunggu hampir 30 menit, Shasa tidak kunjung menampakkan batang hidung nya.

Rhea yang dari tadi sibuk menghubungi Shasa tidak menyadari bahwa langit semakin mendung dan akan segera menurunkan hujan yang sangat deras.

Setelah beberapa saat akhirnya hujan pun turun dengan lebat. Rhea yang sore itu tidak membawa payung, akhirnya berlari lari kecil untuk mencari tempat berteduh.

Dari kejauhan Rhea melihat sebuah gazebo kecil di sudut taman. Tempat yang biasa nya digunakan orang untuk beristirahat dan berteduh dari panasnya matahari atau berteduh karena hujan.

Dengan langkah yang lebar, Rhea berlari menuju gazebo itu. Tanpa Rhea sadari disana juga ada seorang pemuda yang sedang duduk sambil menunggu hujan berhenti.

Pemuda itu ternyata adalah Gavin. Sepertinya Gavin sama seperti Rhea, sama-sama tidak memiliki payung dan harus menunggu sampai hujannya berhenti..

" Aduhhh....hujannya lebat banget lagi."

Rhea memandang langit yang semakin deras menurunkan hujan disertai petir yang menyambar.

" Shasa mana sih, dari tadi telfon ngak aktif. Mana baterai hp mau habis lagi."

Rhea masih sibuk menghubungi shasa tapi nomor shasa masih belum aktif sampai sekarang.

" Yah..yahhh...mati lagi nih hp. Gimana mau hubungin shasa coba."

Rhea terus saja menggerutu hingga tanpa sadar didengar oleh Gavin yang duduk di sebelahnya.

" Ckk...kalau temen Lo nggak bisa di hubungi ya pulang aja. Bukan nya ngomel nggak jelas di sini. Berisik banget jadi cewek."

Gavin berdecak di sebelah Rhea dan berkomentar dengan sinis.

Dengan mata melotot Rhea menoleh ke arah samping tepat dimana gavin duduk.

Rhea sangat kesal karena diusir secara tidak langsung oleh gavin.

" Sorry, Lo siapa ya??? Nggak usah komentar deh. Kalau merasa terggangu Lo aja yang pergi. Dasar cowok freak."

Gavin yang mendengar balasan dari Rhea cuma bisa menghela nafas dengan berat. Percuma melawan cewek yang bawel itu, yang ada semakin mengomel tidak jelas dan membuat Gavin sakit kepala.

Tidak terasa sudah 30 menit Rhea menunggu hujan akan reda, tapi langit seakan tak kunjung berhenti menumpahkan air nya ke bumi.

Rhea yang dari tadi berdiri akhirnya menyerah untuk duduk di lantai kayu gazebo taman itu.

Gavin yang sudah duduk dari tadi, memilih agak bergeser karena Rhea akan duduk di sebelahnnya dan memberikan jarak di antara mereka.

Cuaca yang begitu dingin hingga mampu menusuk tulang, membuat perut Rhea dan Gavin kompak berbunyi dengan nyaring. Cacing di dalam perut mereka sepertinya berdemo, meminta jatah untuk di isi.

Rhea yang dari awal memang berniat pergi picnic dengan Shasa, tentu menyediakan perbekalan makanan mereka santap bersama sore itu.

Sedangkan Gavin yang niatnya hanya untuk jalan jalan sambil menenangkan diri di taman, tentu tidak membawa apapun untuk dimakan.

Rhea dengan senang hati membuka keranjang berisi makanan dan minuman yang dia bawa tadi dari rumah.

Di dalam keranjang itu tersedia brownies coklat yang dibuat langsung oleh rhea dan ada juga spaghetti bolognese yang juga dia masak dengan bantuan bunda. Di tambah lagi 2 kotak susu coklat untuk menemani santap sore mereka.

Gavin yang mencium aroma makanan dari samping, hanya bisa meneguk air ludah membayangkan bagaimana makanan itu bisa masuk ke mulutnya dan menghentikan aksi demo cacing dalam perutnya.

Rhea yang mulai menyantap spaghetti nya dengan lahap, merasa tidak tega melihat cowok disampingnya hanya diam sambil terus memegangi perutnya yang mungkin saja lapar sama seperti dirinya tadi.

Dengan berani Rhea memanggil cowok itu untuk menawarkan makanan yang rhea punya.

" Hei...Lo mau makanan nggak? gue ada spaghetti bolognese sama brownies ni.

Lo mau yang mana???"

Rhea mecolek lengan gavin agar menoleh ke arahnya.

Merasa dirinya di panggil, membuat Gavin menolehkan kesamping dimana Rhea sedang duduk.

Gavin melihat ada banyak makanan di depan Rhea. Ternyata Rhea menawarkan makanannya pada Gavin. Air liur Gavin sampai menetes melihat semua makanan itu.

Tapi karena gengsinya, Gavin sok menolak makanan yang di diberikan oleh rhea padanya.

" Ngakk usah, gue ngak laper.."

Mulut Gavin bisa menolak, tapi tidak dengan perutnya.

Kruyukkkk...krukkkkk...

Suara perut Gavin yang keras membuat Rhea menoleh.

Rhea mencibir kearah gavin lalu memindahkan spaghetti bolognese yang dia bawa ke dalam piring plastik yang sudah tersedia.

Lalu rhea juga meletakkan brownies nya dalam piring lain. Setelah itu memberikannya kepada Gavin.

" Ni makan, ngak usah gengsi deh! Perut laper malah di tahan. Kalau Lo mati kelaparan kan repot, ntar gue jadi saksi di kantor polisi. Kan serem.

Rhea menjeda obrolan nya lalu memasukan potongan besar kue brownies dalam mulutnya.

" Lagi pula kalau mau kabur dari rumah, harus diisi dulu perut Lo, biar ada tenaga dikit buat kabur yang jauh!!"

Rhea terus berceloteh sambil mengunyah makanannya.

" Sok tau Lo!!!"

Gavin mendelik tidak suka dengan apa yang Rhea ucapkan, tapi tetap menerima makanan yang di sodorkan oleh Rhea.

" Emang gue tau kok. Tampang Lo tu kayak anak yang lagi kabur dari rumah. Lo habis berantem sama nyokap or bokap Lo!!!"

Rhea melirik Gavin dari samping yang mulai memasukan spaghetti kedalam mulut nya.

" Dari mana Lo bisa ngira gue kabur dari rumah??"

Tanya Gavin sambil menyipitkan matanya penuh selidik ke arah rhea.

" Dari penampilan Lo!!! Kalau orang yang mau pergi jalan-jalan ke taman nggak kayak Lo penampilannya. Minimal dia pakai pakaian yang rapi trus pakai sepatu biar agak keren dikit."

Rhea kembali menjeda ucapannya lalu meminum susu coklatnya karena haus.

"Nah Lo nggak, malah kayak gembel gini. Cuma pakai kaos belel sama pakai sendal jepit. Tampang Lo aja kayak anak orang kaya. Nggak mungkin kan penampilan Lo kayak gini."

Rhea terus saja berceloteh sambil terus mengunyah spaghetti miliknya.

" Gue nggak kabur, cuma menenangkan diri aja."

Gavin memandang Rhea sekilas dan mengalihkan pandangannya ke arah langit yang masih gelap.

" Ohhh...bagus kalau gitu. Menurut gue kabur bukan menyelesaikan masalah tapi yang ada jadi menambah banyak masalah. Mendingan di bicarain aja baik-baik. Pasti ada solusinya."

Rhea memberi nasehat panjang lebar, yang di balas anggukan kepala oleh Gavin.

Dengan lahap mereka berdua menghabiskan spaghetti dan brownies itu dalam sekejap.

" Ini minumnya, ntar keselek!!"

Rhea menyodorkan susu coklat nya pada Gavin.

" Makasih."

Gavin menerima pemberian rhea, Lalu meminum susu coklat itu hingga tandas.

Setelah kedua nya selesai makan, terciptalah suasana yang canggung di antara mereka. Tidak satu pun dari kedua nya mau membuka topik pembicaraan sekedar hanya untuk berbasa basi.

Tapi pada akhirnya, setelah beberapa saat Gavin lah yang mau akhirnya berbicara duluan sekedar memecahkan kesunyian yang tercipta di antara mereka berdua.

" Temen Lo kayak nya ngak jadi datang deh, mendingan Lo pulang aja, kayak nya hujan ngak akan berhenti sampai malem."

ucap Gavin sambil melirik kearah Rhea.

Mendengar apa yang diucapkan Gavin, sontak membuat Rhea mendelik dengan sinis.

"Lo aja yang pulang duluan, gue mau nunggu hujan nya berhenti dulu."

Balas Rhea dengan sengit sambil melipat tangan di dada.

" Oke, gue pulang duluan!! Lo hati hati ya disini!!! Banyak orang bilang tempat ini angker kalau malem. Trus makasih juga buat makanan tadi. Semuanya enak."

Gavin mulai berdiri dari duduk nya dan bersiap meninggalkan Rhea seorang diri di gazebo itu.

Setelah kepergian Gavin, Rhea mengumpat dengan kesal.

" Sialan banget tu cowok, gue beneran di tinggal sendiri. Mana mau gelap lagi. Kalau ada hantu yang lewat gimana ni."

Rhea menoleh ke kanan dan ke kiri, takut hantu akan benar-benar lewat dan menakutinya.

Duarrrr...duarr...

Bunyi petir dan kilat yang menyambar mengagetkan Rhea. Membuat Rhea ketakutan dan hanya bisa menutup mata serta telinga nya.

" Bunda,ayah,kak Rafka, Rhea takut. Jemput Rhea disini!!"

Rhea mulai ketakutan karena suara petir yang keras ditambah suasana yang cukup sepi dan mulai gelap.

Setelah beberapa saat, terdengar derap langkah kaki seseorang mendekat ke arah Rhea, membuat Rhea mengangkat kepala nya tinggi guna melihat siapa yang datang.

" Ayo bangun, gue anterin Lo pulang!!"

Gavin menghampiri Rhea lalu mengulurkan tangan agar gadis itu berdiri dari duduknya. Rhea yang tersadar langsung menyambar tangan Gavin dengan cepat sebelum cowok itu berubah pikiran.

" Lo nggak apa kan kalau naik motor??"

Gavin bertanya dengan santai, yang dibalas anggukan oleh rhea. Hujan sudah mulai reda jadi setidaknya mereka tidak akan terlalu kebasahan saat menaiki motor.

Mereka berdua kemudian berlari lari kecil menuju parkiran. Sesampainya di parkiran, mereka segera menuju motor ninja Gavin yang berwarna hitam, Lalu gavin mengeluarkan kunci motor dari dalam kantong celananya.

" Ayo naik, pegang pundak gue"

Gavin kemudian memegangi keranjang yang dibawa Rhea tadi, sementara Rhea berusaha untuk naik ke motor besar Gavin sambil berpegangan pada pundaknya.

Sebelum mereka berangkat, Gavin terlebih dahulu menanyakan alamat rumah Rhea.

" Udahkan, pegangang yang kencang nanti Lo jatoh!"

Sorak Gavin sambil menstater motornya.

" Oke, tapi jangan pake modus modus rem mendadadak ya!!! Ntar gue tampol kepala Lo baru tau rasa!!"

Rhea memberi peringatan pada gavin dengan galak.

" Idihh, kurang kerjaan banget gue modusin elo"

Gavin mencibir mendengar ancaman dari Rhea.

Akhirnya motor Gavin melaju meninggalkan taman menuju rumahnya Rhea. Ditemani hujan yang masih setia turun walaupun tidak sederas tadi.

Setelah 15 menit berkendara dengan motor, Gavin dan rhea sampai di depan gerbang rumah Rhea yang besar.

" Makasih ya udah anterin gue pulang."

Rhea mengucapkan rasa terima kasih setelah turun dari motornya Gavin.

" Ya, sama-sama. Gue juga, makasih buat makanan nya tadi. Btw, brownies Lo enak juga, lo beli dimana???"

Gavin penasaran karena brownies yang di bawa Rhea tadi sangat enak menurut Gavin.

" Enak ya??? Gue yang bikin loh!!! Lo orang ke 1 juta yang bilang brownies gue enak. Heheheee.."

Rhea tertawa senang karena Gavin memuji browniesnya.

" Owhhh, Lo yang bikin??? Kirain cewek kayak Lo cuma makan doang. Ya udah gue balik dulu."

Gavin yang hendak berbalik ke motor besar nya tapi tertahan karena mendengar ucapan Rhea.

" Lo jangan kabur lagi ya, ingat semua masalah ada solusinya. Kapan kapan gue bikinin lagi brownies nya buat Lo!"

Gavin yang mendengar ucapan Rhea pun tersenyum.

" Iya, bawel, Udah masuk sana!!!"

Gavin mendorong bahu Rhea agar masuk ke dalam gerbang yang tinggi itu.

" Oke, babay kakak kelas..."

Rhea melambaikan tangan sebelum masuk ke dalam pagar rumah nya yang tinggi.

Gavin yang sempat mendengar ocehan Rhea barusan, memandang Rhea penuh selidik.

" Lo adik kelas gue di SMP Angkasa???"

Rhea menganggukkan kepala membenarkan pertanyaan Gavin barusan.

" Sampai ketemu lagi ya kakak kelas. Jangan sombong sama Adek kelas lagi ya!!!"

Ucap Rhea sambil cekikikan dan kemudian berlari masuk menuju rumah nya.

" Hei...nama Lo siapa?"

Gavin baru sadar kalau dia belum mengetahui nama gadis yang dia jumpai di taman tadi.

Rhea yang masih berada didepan gerbang, tersenyum manis mendengar pertanyaan Gavin.

" Nama gue Rhea. Jangan lupa ya. R-H-E-A.

Rhea mengeja namanya agar Gavin tidak lupa.

" Iya, cerewet banget sih Lo! Gue bakal inget nama Lo. Mulai besok gue juga akan sombong lagi sama Adek kelas kayak Lo!!!"

Gavin tersenyum melihat kepergian Rhea.

Setelah Rhea menghilang di balik pintu, gavin kembali menaiki motor besarnya.

Gavin sepertinya akan kembali pulang kerumahnya. Rumah yang kini sudah terasa sangat hampa buat Gavin.

Di rumah itu tersimpan kenangan nya bersama sang mama. Biasa nya sang mama akan menunggunya pulang, setelah itu akan memarahi nya karena terlambat pulang kerumah.

Mama adalah Orang yang sangat perhatian dan orang sangat menyayangi Gavin. Tapi beliau telah di panggil oleh yang maha kuasa lebih cepat.

Meninggalkan Gavin sendiri untuk tetap melanjutkan hidup.

Walaupun Gavin masih memiliki papa. Tapi bagi Gavin, mama nya tak kan terganti dengan siapapun di dunia ini.

Gavin berharap bisa memiliki orang yang menyayangi nya setulus mamanya.

" Ma, Gavin kangen"

Gavin berbicara lirih dengan tatapan sendu sambil melihat ke arah langit. Lalu melajukan kembali motornya dengan kecepatan tinggi menuju rumahnya.

"Flashback off"

Episodes
1 Rhea Zhavira Adinata
2 Gavin Ardana Wijaya
3 Kita Ketemu Lagi...
4 Kenangan Kita Saat Hujan..
5 Rasa Yang Sama
6 Apakah Kita Bisa Seperti Dulu??
7 Jangan Menyerah
8 Takut Terluka Lagi
9 Kisah Gavin
10 Kesempatan Kedua
11 Mendadak Terkenal
12 Calon Pacar
13 Trio Cabe-Cabean
14 Curahan Hati Rhea
15 Penguntit Ganteng
16 Saran Untuk Rhea
17 Pengamen Cantik
18 Jealous
19 19. Ancaman Gavin
20 20. Mengungkapkan Perasaan
21 Visual Mengejar Cinta Rhea
22 22. Kenapa Suka BTS??
23 23. Playboy Jatuh Cinta
24 24. Sebuah Penawaran
25 25. Go Public
26 26. Shasa Si Biang Kerok
27 27. Permintaan Rhea
28 28. Sahabat Atau Pacar
29 29. Jangan Marah
30 30. Kekecewaan Ara
31 31. Serangan Jantung
32 32. Mencoba Memaafkan
33 33. Tim Basket Putri
34 34. Malam Mingguan
35 35. Mencari Rhea
36 36. Kangen
37 37. PDKT Yang Gagal
38 38. Akhirnya Sadar
39 39. Datang Berkunjung
40 40. Ara Si Jagoan
41 41. You Are Sweet
42 42. Cinta Terpendam
43 43. Mobil Baru
44 44. Gara-Gara PMS
45 45. Keputusan Yang Terbaik
46 46. Belanja Di Mall
47 47. Patah Hati
48 48. Kita Putus
49 49. Penerus Wijaya Group
50 50. Oppa, Saranghae!!
51 51. Film Horor
52 52. Satu Hari Rasa Setahun
53 53. Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
54 54. Siswa Pindahan
55 55. CLBK Sama Mantan
56 56. Playboy Yang Tobat
57 57. Usaha Tasya
58 58. Perhatian Dhafi
59 59. Pertandingan Basket
60 60. Obsesi Tasya
61 61. I Love You
62 62. Rafka Yang Sangat Menyebalkan
63 63. Double Date
64 64. Lelah!!
65 65. Kesalahpahaman
66 66. Mencari Tasya
67 67. Nasehat Bunda
68 68. Bermuka Dua
69 69. Move On Ke Lain Hati
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Rhea Zhavira Adinata
2
Gavin Ardana Wijaya
3
Kita Ketemu Lagi...
4
Kenangan Kita Saat Hujan..
5
Rasa Yang Sama
6
Apakah Kita Bisa Seperti Dulu??
7
Jangan Menyerah
8
Takut Terluka Lagi
9
Kisah Gavin
10
Kesempatan Kedua
11
Mendadak Terkenal
12
Calon Pacar
13
Trio Cabe-Cabean
14
Curahan Hati Rhea
15
Penguntit Ganteng
16
Saran Untuk Rhea
17
Pengamen Cantik
18
Jealous
19
19. Ancaman Gavin
20
20. Mengungkapkan Perasaan
21
Visual Mengejar Cinta Rhea
22
22. Kenapa Suka BTS??
23
23. Playboy Jatuh Cinta
24
24. Sebuah Penawaran
25
25. Go Public
26
26. Shasa Si Biang Kerok
27
27. Permintaan Rhea
28
28. Sahabat Atau Pacar
29
29. Jangan Marah
30
30. Kekecewaan Ara
31
31. Serangan Jantung
32
32. Mencoba Memaafkan
33
33. Tim Basket Putri
34
34. Malam Mingguan
35
35. Mencari Rhea
36
36. Kangen
37
37. PDKT Yang Gagal
38
38. Akhirnya Sadar
39
39. Datang Berkunjung
40
40. Ara Si Jagoan
41
41. You Are Sweet
42
42. Cinta Terpendam
43
43. Mobil Baru
44
44. Gara-Gara PMS
45
45. Keputusan Yang Terbaik
46
46. Belanja Di Mall
47
47. Patah Hati
48
48. Kita Putus
49
49. Penerus Wijaya Group
50
50. Oppa, Saranghae!!
51
51. Film Horor
52
52. Satu Hari Rasa Setahun
53
53. Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
54
54. Siswa Pindahan
55
55. CLBK Sama Mantan
56
56. Playboy Yang Tobat
57
57. Usaha Tasya
58
58. Perhatian Dhafi
59
59. Pertandingan Basket
60
60. Obsesi Tasya
61
61. I Love You
62
62. Rafka Yang Sangat Menyebalkan
63
63. Double Date
64
64. Lelah!!
65
65. Kesalahpahaman
66
66. Mencari Tasya
67
67. Nasehat Bunda
68
68. Bermuka Dua
69
69. Move On Ke Lain Hati

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!