Asmara
Seorang gadis remaja mengenakan seragam sekolah menengah atas duduk di pinggiran lapangan sepak bola.Lapangan sepak bola dipinggiran perumahan dekat kampus biru.
Sudah biasa di gunakan warga, atau anak kampus biru. Lapangan luas yang disekat pagar besi jeruji kawat di petak menjadi tiga yakni sepak bola, tenis dan lapangan basket.
Tempat itu tak pernah sepi penghuni nya karena sering digunakan untuk akses olahraga satu kota. Juga ada tempat kulineran juga di pinggiran lapangan setelah batas pembatas pagar.
Gadis itu acuh mendengar riuhnya penonton yang bersorak memberikan semangat pada para pemain. Ia asyik dengan gambar dan pensil. Duduk nya agak menjauh dari gerombolan.
Bruk. Tiba-tiba bola melayang menghantam kepala nya. Gadis itu terjatuh ke belakang bersama dengan alat tulis nya berhamburan. "Sorry ya, aku tak sengaja! " Seru seorang anak lelaki dengan seragam bola berlarian ke arah nya.
Laki-laki itu bermaksud membantunya bangun namun ia bangkit dengan sigap dan membereskan peralatannya, memasukkan ke tas rangselnya tanpa menoleh berlalu begitu saja.
Tanpa suara, tanpa memandang ke Kevin. Seorang Kevin Wright, idola sekolah. Dikenal smart, tampan, anak orang kaya juga jago olahraga yakni sepak bola.
Sekarang ini ada yang menganggap ia makhluk kasat mata? Ia melongo antara percaya ataupun tidak. "Bro sabar, dia emang begitu sejak kecil, aneh! " Bisik Hesa.
"Yuk lanjut. " Ajak Hesa. Mereka berlari ke lapangan lagi, mata Kevin menatap tubuh gadis itu yang melangkah pergi jauh tanpa menoleh sedikitpun. "Aneh? " Gumamnya lalu ia lanjut main dengan bola dan timnya.
Si gadis sudah berlalu dengan sepeda matic ia pulang ke rumah. Masuk ke dalam kamar nya tanpa menyapa siapa pun yang ditemuinya sepanjang masuk halaman, dalamnya rumah hingga ke kamar nya.
Parjo sang tukang kebun sekaligus tukang jaga rumah hanya tersenyum jika menyapa majikan nya, sedangkan yang lainnya sudah memahami cara majikan cilik mereka hanya diam.
Namanya Alina Mustofa sedangkan kakak kembar nya Aluna Mustofa, ibunya janda dua orang anak. Karakter mereka berbeda, sang kakak ceria enerjik kebalik adiknya yang pendiam dan penyendiri.
Kamar mereka juga berbeda. Awalnya kamar mereka sama saat mereka kecil namun semenjak menjelang remaja hingga kini. Ruang kamar mereka berbeda. Alina warna kamar putih hitam sedangkan sang kakak masih sama berbau girly dan cerah. Sesuai dengan kepribadian nya.
"Ma, aku ada extra kurikulum jadi cuma ganti baju nanti juga ada latihan cheerleader jadi pulang agak malam. Maaf, tidak dapat nemenin mama makan malam. " Kata Aluna Mustofa.
Alina Mustofa yang melintasi kamarnya hanya melirik sepintas kemudian berlalu karena kebetulan pintu kamar belum tertutup rapat. Aluna Mustofa merasakan kehadiran kembarannya hanya melongok keluar.
Menatap punggung adiknya yang masuk ke kamar nya. "Alina nampak nya baru pulang. Mungkin ia tidak ada kegiatan, karena setahu aku ia enggak pernah ikut extra kegiatan apapun Ma. " Ucap Aluna.
"Baik sayang, hati-hati ya, i love u. " Jawab sang Mama di ujung telepon. "Me to. " Jawab Aluna Mustofa. Hubungan terputus kemudian ia pun berlalu.
"Al. Aku ada kegiatan di luar, kamu temenin Mama ya? Maaf merepotkan mu. "Teriak Aluna Mustofa di luar kamar Alina Mustofa. Tak ada sahutan setelah ditunggu lima menit, Aluna Mustofa kemudian berlalu.
Sang kakak sudah memahaminya, entah kenapa adiknya sudah mulai jarang berbicara dengan siapapun. Ia hanya menjawab pertanyaan dengan anggukan saja.
Ponsel juga jarang membalas pesan, bahkan Aluna iseng melihat isi ponsel dan ternyata kosong tak ada nomor lain selain penghuni rumah mereka. Aluna Mustofa merasakan keanehan adiknya namun Ibu nya hanya biasa saja.
Dan selalu saja ibu mengajak mengobrol walaupun sang ibu mereka terlihat hanya seperti bicara sendiri. Karena Alina Mustofa hanya tersenyum atau mengangguk saja sebagai respon ceritanya.
###
Malam mencekam karena awan mendung sedari sore. Beberapa kilat terlihat di langit angkasa. Walaupun tak bersuara menambah suasananya mencekam.
Lampu merah trafik menyala sesuai timer nya dan disebelah itu lampu penerangan jalanan redup. Alina Mustofa mengeluarkan gambar nya asyik dengan alatnya. Duduk di belakang meja kasir.
Minimarket yang ia jaga selama beberapa jam, gadis itu memilih kerja part time sepulang dari kampus. Mamanya mengijinkan nya walaupun dengan berat hati.
Ibunya memiliki usaha butik dan minimarket, salah satu nya yang ia jaga saat ini. Alina Mustofa merasa kasihan karena sang Mama sakit beberapa waktu lalu karena kecapean.
Maka ia memutuskan untuk membantu mengawasi usahanya di sela kegiatan kuliah. Dalam pengelolaan keuangan ia juga menguasainya. Karena dia mengambil bidang tersebut.
Sedangkan Aluna Mustofa mengambil bidang kedokteran. Mengikuti sang pemuda idamannya. Alina Mustofa mengetahui secara tak sengaja, mendengar pembicaraan sang kakak dengan ibunya waktu itu.
Nging. Brak. Benturan keras mesin terdengar mengalihkan perhatian Alina Mustofa. Menatap tajam keluar. Nampaknya seorang pria dihadang lima pemotor yang salah satu dari mereka sudah menabrak nya.
Cara dia berdiri jelas terlihat ia sudah terluka. "Kau! Jika berani maju tanpa main keroyokan. Banci kalian semua! " Teriak Samuel. Lelaki itu menatap mereka semua.
"Banyak omong! Serang! " Satu memberikan aba-aba langsung sedetik kembali terjadi pertarungan.
Alina Mustofa menatap tak berkedip. Ia langsung mematikan AC, semuanya sudah memastikan ia mematikan lampu. Dan menutup kini marketnya. Mengunci nya dan lalu berlari ke arah keramaian pertarungan itu.
Samuel sudah terjatuh mengusap darah yang keluar dari mulut nya. Berdiri dengan bertumpu dengan satu kaki ditekuk. Dengan tangan nya memegang tongkat baseball sebagai tumpuan ia berdiri.
Bruk. Sebuah tendangan mengenai si kerempeng dari arah samping. Pemuda itu terjatuh. Bug. Tendangan memutar mengenai orang di sisi depan si kerempeng.
Bug. Bug. Menyusul yang lainnya. Pukulan dari mereka berikut tendangan mampu Alina Mustofa tahan dan menangkis nya. Bahkan ia membalasnya dengan kuat membuat mereka tumbang beberapa kali.
Sreet. Klak. Bunyi tulang di patahkan beberapa kali. Mereka berhenti menyerang dan dengan kode mata mereka meninggalkan tempat kejadian. Alina Mustofa menatap Samuel yang menatap nya sayu.
"Terima kasih. " Ucap nya lirih. Samuel terhuyung dengan cepat di tahan Alina Mustofa.
"Kau harus ke rumah sakit. Luka mu parah. " Bisik Alina Mustofa. "Mhn. Bantu aku. " Bisik Samuel meringis menahan sakitnya.
Alina memapah nya ke pinggir jalan dan gadis itu mengambil motornya Samuel. Motor besar itu jelas tak sesuai untuk dirinya yang berbadan mungil.
Ia men stater nya dan memutar menuju tempat Samuel. Lelaki itu tertatih naik dan mendekap Alina Mustofa dari belakang.
Dengan cepat gadis itu melajukan motornya ke arah rumah sakit umum terdekat. Langsung menuju pintu UGD.
"Tolong.. Tolong. Korban keroyokan, mohon bantuannya. " Teriak Alina begitu mendapatkan respon dari pihak medis. Samuel mendapatkan perawatan sesuai dengan lukanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Lady Navier👸
karya nya hebat🤩
Jangan lupa mampir di novel ku juga ya~ Judulnya cinta kedua
Terimakasih🤗
2022-11-24
0